Ingin sendiri

Sudah dua minggu berlalu sejak confess Ryuga kepada Shiza mereka sangat manis sebagai best couple. Ryuga selalu act of service membuat iri yang melihatnya, pemuda gampang tantrum itu seperti sangat mencintai Shiza. Selama dua minggu ini ia dan teman-temannya bergabung bersama Shiza dan yang lain. Selama itu pula Candra seolah menjauh. Ia tidak pernah lagi ke kantin dan kembali pada setelan awal membawa bekal dan air dari rumah.

Bohong jika Shiza baik-baik saja, salah satu temannya itu menjauh. Sampai hari ini Shiza belum ada kesempatan untuk bertanya karena Ryuga selalu tepat waktu datang ke kelasnya saat bel istirahat. Pemuda itu sangat posesif seolah lupa kalau hubungan yang di bangunnya itu karena taruhan.

Shiza beberapa kali menoleh ke arah bangku Candra, seperti sebelumnya pemuda berwajah manis itu tidak menoleh sama sekali. Ia hanya membalas seadanya apabila di tanya. Tidak tahan lagi, Shiza bangun dari kursinya tidak perduli jika guru belum keluar karena bel baru saja berbunyi.

"Candra aku mau ngomong?"

Candra tersenyum. "Ngomong apa Neng?" sambil mengemas buku ia menyahut.

"Aku ada salah?"

Perhatian murid yang tersisa tertuju pada dua orang itu termasuk Aysela. Ia memahami Shiza merasa kesal atau sedih sebab tiba-tiba Candra menjauh dan menyendiri. Sesaat, pemuda itu mematung. Benarkah, sikapnya kentara sekali.

"Kamu nggak ada salah, kenapa nanya gitu?"

Shiza duduk di kursi depan meja menghadap ke belakang. "Setelah hari itu kamu menjauh dari aku dan teman lainnya. Kalau aku ada salah kamu langsung ngomong jangan di pendam." Binar harap dari manik gadis itu sangat terlihat. "Apa Mama sama Papa ada ngomong sesuatu yang buat kamu tersinggung."

Candra menggeleng. "Enggak, mereka baik kok. Aku nggak menjauh Shiza cuma pengen sendiri aja sekarang aku lagi bantu bapak jualan di pasar Narin sebentar lagi masuk SMP."

Shiza mencari celah kebohongan dari temannya itu sayangnya tidak terbaca, ia tidak tahu Candra berkata jujur atau tidak. "Kamu yakin atau hari itu orang tua kamu marah karena pulang sudah gelap. Aku bisa ke rumah kamu ngasih penjelasan ke mereka."

"Kamu kenapa sih ?!" Nada seperti bentakan itu membuat Shiza terkesiap begitu pun yang lain termasuk Aysela. Candra menarik nafas panjang. "Alasan yang aku kasih masa kamu nggak ngerti juga. Aku mau sendiri dan sibuk juga waktu aku nggak cuma berputar buat kamu, please ini privasi aku."

Shiza tertegun bola mata indahnya sudah terkurung kaca-kaca kristal bening siap pecah. Perkataan Candra ternyata menyakitinya, apa yang di harapkannya ? Berteman seperti di Kanada. Itu mustahil faktanya Candra tidak mau. Baiklah pemuda itu ingin sendiri maka Shiza akan mengabulkannya, ia bukan gadis yang suka memohon.

"Kamu keterlaluan tahu nggak. Alasan yang kamu kasih itu nggak spesifik tiba-tiba menjauh kaya gitu siapa pun pasti bingung." Aysela membawa Shiza berdiri meninggalkan Candra yang membeku.

Dimas menarik nafas panjang mencoba memahami situasi yang tidak di mengerti. "Cara kamu menjauh terlalu ekstrim pantas saja Shiza merasa bingung terakhir kalian bertemu semuanya baik-baik aja. Di lain waktu minta maaf sama dia tadi kamu sudah membentak Shiza."

Candra mengusap wajahnya kasar bukan maksudnya membentak Shiza semua nya refleks begitu saja. Ia takut kalau Shiza benar datang ke rumahnya dan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan kalau bertemu ayahnya. Candra tidak mau itu terjadi Pak Umar memang sensitif tentang hal ini.

Shiza tidak mampu membendung telaga air yang siap tumpah di pipinya. Rasanya sangat sesak dan sakit. Ini sangat berbeda dari pertemanannya di Kanada. Pada akhirnya kaca-kaca air itu pecah meleleh di pipi. Bibir tertutup rapat tanpa suara hanya ada air mata mewakili perasaannya.

"Eh, kenapa Shiza nangis?" Ryuga datang bersama teman-temannya. Jari-jari itu refleks mengusap jejak basah di pipi sang kekasih. "Siapa yang bikin kamu nangis?"

Shiza tersadar lalu tersenyum. "Nggak apa-apa cuma pengen nangis aja. Ayo ke kantin."

Ryuga mengangguk meski menyisakan tidak percaya dan curiga. Dia akan cari tahu setelah ini, ada rasa tidak terima ketika air mata jatuh dari sudut mata seorang Shiza Hafla Elshanum. "Ayo."

Di kantin seperti biasa Ryuga selalu memperhatikan sekecil apapun untuk Shiza begitu juga sebaliknya. Mereka makan sesuai selera masing-masing. Meski lapar tapi Shiza tidak merasa nikmat makanannya. Bohong kalau masalahnya dan Candra tidak mempengaruhi.

"Makanannya nggak enak?"

Shiza menggeleng. "Enak kok."

"Terus kenapa makannya gitu?" Ryuga tidak suka dengan situasi ini.

"Kamu mau keselek piring makan buru-buru."

Tawa Dimas meledak melupakan kejadian di kelas tadi. "Keselek piring nggak tuh." Ucapnya sambil terpingkal. "Kalau makan jangan banyak ngomong bro."

"Sok akrab !" Cibir Ryuga.

"Makan Ryu !" Tegas Shiza sebelum pacarnya itu tantrum.

"Siap Nyonya."

🌷🌷🌷🌷🌷

Sepulang sekolah Shiza duduk di halte sendirian karena Ryuga bilang ada urusan sedikit jadi tidak bisa pulang bersama. Setelah bel istirahat pertama Shiza tidak lagi menemui Candra, sakit hati yang sempat tadi ada memudar saat Shiza berpikir dengan tenang dengan kepala dingin. Ia menelaah setiap kata yang si lontarkan Candra. Shiza menarik kesimpulan mungkin temannya itu ada masalah yang tidak bisa di bagi dengan mudah pada orang lain apalagi mereka baru kenal. Ada baiknya saat ini, dia membiarkan Candra sendiri.

"Ngelamun."

Shiza tersentak mendengar suara klakson Mama Adina. "Maaf Ma." Ujarnya sembari masuk ke dalam mobil.

"Kenapa, ada masalah disekolah?"

Shiza menarik nafas panjang melemparkan tatapan ke arah kaca jendela. Merasa sedikit nyaman ia membawa pandangnya ke arah depan. "Candra tiba-tiba menjauh dari kami, dia bilang ingin sendiri dulu karena sibuk."

Mama Adina mengangguk. "Berikan dia waktu, siapa tahu ucapannya benar tidak semua masalah harus di bagi. Kita tidak tahu hal berat apa dihadapinya sampai ingin menyendiri. Biarkan Candra tenang dulu cukup liat dia dari jauh saja."

Shiza menoleh dan tersenyum. "Aku juga berpikir seperti itu, walau pun sempat sakit hati tadi karena Candra membentak aku."

"Mungkin dia gak sengaja."

"Iya."

Sementara di sekolah tepatnya di lapangan parkir. Ryuga duduk di atas sepeda motornya. Di sampingnya ada Dariel dan Chio. Mereka tidak mengerti kenapa Ryuga sampai sejauh ini.

"Ayo pulang ngapain sih disini." Chio sudah gelisah karena panas. Tubuhnya sudah merindukan kasur di kamar. Ia tidak mungkin pulang lebih dulu kalau sahabat gilanya itu sedang menunggu seseorang.

"Chio bener, ayo pulang lagian itu masalah sepele." Dariel ikut membujuk.

"Sepele ?" Ryuga menatap tidak senang pada sahabatnya yang suka menusuk hati itu. "Shiza nangis tadi hati mungilku sakit ngeliatnya. Cowok itu juga ngapain pakai bentak-bentak segala. Sok ganteng banget padahal jelek." Bukan Ryuga namanya kalau tidak mencari tahu penyebab gadisnya menangis. "Nah, tuh orangnya !" Ryuga gegas turun dari motor. "Candra, kenapa kamu bentak Shiza tadi?"

Candra menghela nafas lelah rencana ingin cepat pulang malah tersangkut pada anak tantruman itu. "Sorry, aku nggak sengaja tadi. Shiza banyak tanya." Setelah berucap Candra membawa langkahnya pergi.

Episodes
1 Ada gadis cantik di sekolah
2 Idola sekolah
3 Rasa penasaran
4 Deal
5 Hujan
6 Kita belum kenalan
7 Ryuga salting
8 Shiza itu milik aku
9 Denial
10 Ryuga tantrum
11 Masuk fanbase sekolah
12 Jahitan di kepala
13 Kesepian
14 Definisi dari kata indah
15 Di keluarkan
16 Berteman di sekolah saja
17 Confess dan perubahan
18 Ingin sendiri
19 Cukup Unik
20 Gelang dari Shiza
21 Ryuga dengan segala kesepian
22 Fira Alesha
23 Segenap pengertian
24 Di tinggalkan
25 Pick me
26 Dua kata maaf
27 Shiza gadis taruhan
28 Shiza si antagonis
29 Ryuga galau
30 Jujurnya Fira
31 Di anggap Adik
32 Tinggal sendiri
33 Biar kita punya cerita
34 Obrolan random
35 Rasa canggung
36 Pelukan Rindu
37 Selalu ada dimana-mana
38 Membangun ke bersamaan
39 Tentang mimpi
40 Tamparan dari Fira
41 Liburan selesai
42 Kabar untuk Candra
43 Air mata duka
44 Niat berhenti
45 Tentang Ray
46 Tidak bisa bergerak
47 Cedera
48 Bukan Shiza
49 Terlambat
50 Keputusan
51 Aku pasti jemput kamu
52 Ryuga tanpa Shiza
53 Tujuh Tahun kemudian
54 Boleh bepergian
55 Postingan pertama
56 Undangan
57 Pulang
58 Kekasih Shiza
59 Tantrum lagi
60 Cinta & Obsesi
61 Rumah kita
62 Jangan benci aku
63 Biar saja
64 Secantik apa
65 Bagaimana kalau kita menikah?
66 Apa aku bisa?
67 Menepi sejenak
68 Aku siap
69 Jangan berubah
70 Ayo ke rumah ku !
71 Aku yang akan menikahi nya
72 Seperti mafia menyelesaikan misi
73 Aku sadar diri
74 Keindahan pagi hari
75 Dia masa lalu kamu masa depan
76 Ryuga cerewet
77 Di tangani ahli nya
78 Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79 Berusahalah lebih keras
80 Bukan pengganti tapi penetap
81 Aku bukan selebriti
82 Di pinggiran kota
83 Koma unresponsive
84 Suamiku bukan mati otak
85 Kami sudah di persimpangan
86 Kamu duniaku Ryuga
87 Enam bulan kemudian
88 Bonus bab
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ada gadis cantik di sekolah
2
Idola sekolah
3
Rasa penasaran
4
Deal
5
Hujan
6
Kita belum kenalan
7
Ryuga salting
8
Shiza itu milik aku
9
Denial
10
Ryuga tantrum
11
Masuk fanbase sekolah
12
Jahitan di kepala
13
Kesepian
14
Definisi dari kata indah
15
Di keluarkan
16
Berteman di sekolah saja
17
Confess dan perubahan
18
Ingin sendiri
19
Cukup Unik
20
Gelang dari Shiza
21
Ryuga dengan segala kesepian
22
Fira Alesha
23
Segenap pengertian
24
Di tinggalkan
25
Pick me
26
Dua kata maaf
27
Shiza gadis taruhan
28
Shiza si antagonis
29
Ryuga galau
30
Jujurnya Fira
31
Di anggap Adik
32
Tinggal sendiri
33
Biar kita punya cerita
34
Obrolan random
35
Rasa canggung
36
Pelukan Rindu
37
Selalu ada dimana-mana
38
Membangun ke bersamaan
39
Tentang mimpi
40
Tamparan dari Fira
41
Liburan selesai
42
Kabar untuk Candra
43
Air mata duka
44
Niat berhenti
45
Tentang Ray
46
Tidak bisa bergerak
47
Cedera
48
Bukan Shiza
49
Terlambat
50
Keputusan
51
Aku pasti jemput kamu
52
Ryuga tanpa Shiza
53
Tujuh Tahun kemudian
54
Boleh bepergian
55
Postingan pertama
56
Undangan
57
Pulang
58
Kekasih Shiza
59
Tantrum lagi
60
Cinta & Obsesi
61
Rumah kita
62
Jangan benci aku
63
Biar saja
64
Secantik apa
65
Bagaimana kalau kita menikah?
66
Apa aku bisa?
67
Menepi sejenak
68
Aku siap
69
Jangan berubah
70
Ayo ke rumah ku !
71
Aku yang akan menikahi nya
72
Seperti mafia menyelesaikan misi
73
Aku sadar diri
74
Keindahan pagi hari
75
Dia masa lalu kamu masa depan
76
Ryuga cerewet
77
Di tangani ahli nya
78
Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79
Berusahalah lebih keras
80
Bukan pengganti tapi penetap
81
Aku bukan selebriti
82
Di pinggiran kota
83
Koma unresponsive
84
Suamiku bukan mati otak
85
Kami sudah di persimpangan
86
Kamu duniaku Ryuga
87
Enam bulan kemudian
88
Bonus bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!