Confess dan perubahan

Bel istirahat pertama berdering nyaring, para siswa berhamburan ke luar kelas. Termasuk Shiza dan Aysela. Namun langkah mereka terhenti saat Candra masih duduk di kursinya. Entah sejak kapan Dimas dan Candra membentuk sircle pertemanan. Shiza memutar tumitnya begitu pun yang lain. Iris matanya menangkap tatapan kosong Candra yang termenung.

"Kamu nggak ke kantin?"

Candra refleks menoleh saat mendengar suara gadis cantik itu. "Enggak dulu Shiza, kalian aja." Senyum tipis terukir disana.

"Oke." Sahut Shiza. "Kamu bawa bekal?"

Candra mengangguk. Mereka melanjutkan langkah meski ragam tanya mengisi benak. Apa Candra sakit karena kemarin atau dia kena marah setelah sampai rumah. Shiza ingin sekali menanyakan itu tapi ia urungkan karena situasinya tidak tepat.

"Si Candra kenapa ya?" Dimas juga ikut bingung tidak biasanya temannya itu murung.

"Aku juga heran kemarin happy aja." Sahut Shiza menghentikan langkah di depan kelas Adel.

"Kemarin kalian ketemu?" Aysela melontar tanya kembali melanjutkan tujuan.

"Iya kami belajar naik sepeda." Shiza menoleh ke arah Dimas. "Apa tante Niken marah ya oleh Candra pulangnya sore banget."

Dimas menggeleng. "Setahu aku tante Niken bukan tipe pemarah."

"Kalian bahas apa sih?" Adel yang tidak tahu merasa penasaran.

"Si Candra tiba-tiba anteng hari ini." Ujar Dimas.

Mereka tiba di kantin, memesan masing-masing. Seperti biasa Shiza dan yang lainnya memilih meja disisi dinding. Tidak hanya Candra yang membuatnya bingung sosok Ryuga juga menyelinap ke dalam otak cantiknya. Kemana pemuda itu sejak kemarin tidak ada kabar. Biasanya spam pesan tidak berhenti sebelum dapat balasan.

"Shiza."

Semua atensi teralihkan pada pemilik suara. Tidak jauh dari meja Shiza dan teman-teman. Karen berdiri dengan kedua tangan saling bertaut di depan dan gestur tubuh gelisah.

"Kenapa?"

Karen menarik nafas pelan seolah jangan sampai terdengar jika dirinya gugup. "Aku minta maaf gara-gara aku. Gita melakukannya sampai Ryuga jadi korban."

Shiza melepas sendok dari tangannya. Ia bisa melihat kesungguhan kakak kelasnya itu. "Iya, kemudian hari jangan memaksakan kehendak dengan orang lain sampai menimbulkan perselisihan."

Karen mengangguk. "Terimakasih." Gadis itu langsung menyeret langkahnya keluar dari kantin. Di belakangnya beberapa pujian menggiring karena sikap beraninya meminta maaf yang jarang bisa di lakukan seseorang disaat ia benar-benar salah.

Shiza melanjutkan kembali makannya. Jauh dalam hatinya sangat lega dan nyaman. Shiza hanya ingin menghabiskan masa SMA nya dengan manis. Ia ingin mengukir cerita sesuai usia tanpa menyakiti atau melukai orang lain dengan sengaja.

"Kalian sudah tahu nggak, di lapangan banyak bunga." Salah satu siwa datang terengah. "Katanya, Ryuga mau nembak cewek."

Shiza mendengar kalimat itu dengan jelas. Jadi dia mau nembak cewek pantas nggak ada kabar.

"Ah, bakalan patah hati berjemaah ini." Ucap Adel dramatis.

"Cewek mana ya?" Dimas masih belum selesai makan.

Pertanyaan itu hanya lewat terbawa angin. Karena detik bersambut nama Shiza terucap dari seorang siswi perempuan yang memanggilnya. Gadis itu sepertinya dari kelas sepuluh.

"Kak Shiza di minta ke lapangan."

"Kenapa?"

"Kak Ryu bilang kakak harus kelapangan kalau nggak mau lihat dia ngamuk." Siswi cantik ini meneruskan kata-kata pemuda gampang tantrum itu.

"Dia gila." Shiza gegas bangkit di ikuti yang lain. Tidak hanya mereka beberapa siswa juga menyerobot untuk melihat ada apa di lapangan. Manik mata Shiza melebar melihat banyak bunga segar tersusun membentuk namanya di tengah lapangan bola sekolah.

"Shiza kemari." Ryuga melambaikan tangannya setelah melihat sosok yang di tunggu ada disana. Senyum pemuda itu mengembang memberikan vitamin mata untuk para penggemarnya.

"Ada apa Ryu?" Shiza melangkah perlahan penuh penasaran. Pandangannya menangkap keberadaan Dariel dan Chio tidak jauh dari sana.

"Berdiri disini." Ryuga tidak sabar langsung menarik tangan Shiza ke tengah. Mengurung obsidian gadis itu hanya tertuju padanya. Di dalam rongga dada debaran dahsyat berlomba dengan afeksi yang menggelitik bak kupu-kupu beterbangan. Melihat Shiza diam, Ryuga tersenyum lalu melangkah mundur. "Tunggu disitu." Ucapnya berbalik. Ia mengambil mahkota bunga yang dirangkai sendiri dari tangan Dariel. Setelahnya Ryuga maju mendekat. Menatap lekat wajah cantik Shiza yang tertimpa hangat matahari. "Za..." Sialnya Ryuga semakin gugup tidak karuan. "Saat melihat kamu pertama kali aku tertarik sama kamu." Pemuda itu menelan saliva mendapatkan tatapan dalam dari Shiza. "Aku suka sama kamu." Setengah beban terangkat dari dada Ryuga. "Kamu mau jadi pacar aku?" Pertanyaan terakhir mempertaruhkan harga diri dan image selama ini yang disandangnya. Tanpa sadar keringat dingin mengalir di sela-sela jari Ryuga. Jangan di tanya jantungnya seperti apa sudah berdebar manja tidak karuan.

Shiza tidak lagi mengunci tatapan tapi ia menatap sekelilingnya yang hening menanti jawaban. Tidak jauh dari sana Aysela dan yang lain juga melihat ke arahnya. Shiza kembali menatap Ryuga yang menunggu dengan sabar. Senyum manis terulas di bibir gadis cantik itu. "Aku mau."

Ryuga membatu masih mencerna jawaban yang sangat tipis terdengar. Ia belum yakin dengan semuanya. "A—apa aku nggak dengar."

"Aku mau jadi pacar kamu, Ryuga Kai Malverick"

Huaaaa

Jawaban lantang lahir dari bibir Shiza menimbulkan sorakan patah hati. Padahal hampir semua orang mengharapkan jawaban tidak.

Ryuga tersenyum lebar lalu memasang mahkota bunga di kepala Shiza. "Makasih." Ucapnya berbinar. Tunggu, kenapa rasanya sebahagia ini apa karena dia akan dapat hadiah. Menepis rasa itu, Ryuga meraih kedua tangan Shiza dan menggenggamnya.

"Oke selesai ! Silahkan masuk kelas bel sudah berbunyi dan kamu Ryu bersihkan lapangan ini." Suara Chio meretakkan kebahagian Ryuga. Ia menghabiskan waktu satu jam bernego dengan guru untuk melancarkan usaha sahabatnya itu. Dengan perjanjian Ryuga membersihkan sisanya.

"Ck, ganggu aja sih kamu !"

"Itu perjanjiannya." Chio melangkah pergi dengan sudut bibir terangkat senang. Status Ryuga anak pemilik sekolah tidak berlaku untuknya.

"Perjanjian apa?" Shiza penasaran.

"Membersihkan semua ini, kamu masuk gih biar aku yang bereskan."

"Beneran nggak mau di bantu?" Shiza melepaskan mahkota bunga dari kepalanya.

"Iya cantik sana masuk nanti kulit kamu hitam loh kelamaan di bawah terik matahari."

Shiza mengangguk lalu menghampiri teman-temannya yang masih setia menunggu. Sorot mata mereka seolah bertanya 'Apa kamu yakin' Shiza mengangguk sambil tersenyum. Di lapangan, Ryuga mengomel tanpa henti disana masih ada Dariel dengan kesetiaan tinggi membantu.

🌷🌷🌷🌷🌷

Candra menarik nafas panjang melihat berita yang masuk base beberapa menit lalu. Admin akun itu rupanya sangat cepat memberikan informasi sayangnya semua akurat. Bibir Candra tersenyum tipis melihat wajah cantik Shiza bermahkota bunga. "Maaf... Bapak ada benarnya."

Pak Umar selalu menjaga keadaan keluarganya jangan sampai jadi buah bibir yang mengakibatkan istrinya kepikiran dan jatuh sakit.

Terpopuler

Comments

Tini Uje

Tini Uje

otw konflik ini mah 😅✌️jangan berat2 ya thor konflik nya

2024-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 Ada gadis cantik di sekolah
2 Idola sekolah
3 Rasa penasaran
4 Deal
5 Hujan
6 Kita belum kenalan
7 Ryuga salting
8 Shiza itu milik aku
9 Denial
10 Ryuga tantrum
11 Masuk fanbase sekolah
12 Jahitan di kepala
13 Kesepian
14 Definisi dari kata indah
15 Di keluarkan
16 Berteman di sekolah saja
17 Confess dan perubahan
18 Ingin sendiri
19 Cukup Unik
20 Gelang dari Shiza
21 Ryuga dengan segala kesepian
22 Fira Alesha
23 Segenap pengertian
24 Di tinggalkan
25 Pick me
26 Dua kata maaf
27 Shiza gadis taruhan
28 Shiza si antagonis
29 Ryuga galau
30 Jujurnya Fira
31 Di anggap Adik
32 Tinggal sendiri
33 Biar kita punya cerita
34 Obrolan random
35 Rasa canggung
36 Pelukan Rindu
37 Selalu ada dimana-mana
38 Membangun ke bersamaan
39 Tentang mimpi
40 Tamparan dari Fira
41 Liburan selesai
42 Kabar untuk Candra
43 Air mata duka
44 Niat berhenti
45 Tentang Ray
46 Tidak bisa bergerak
47 Cedera
48 Bukan Shiza
49 Terlambat
50 Keputusan
51 Aku pasti jemput kamu
52 Ryuga tanpa Shiza
53 Tujuh Tahun kemudian
54 Boleh bepergian
55 Postingan pertama
56 Undangan
57 Pulang
58 Kekasih Shiza
59 Tantrum lagi
60 Cinta & Obsesi
61 Rumah kita
62 Jangan benci aku
63 Biar saja
64 Secantik apa
65 Bagaimana kalau kita menikah?
66 Apa aku bisa?
67 Menepi sejenak
68 Aku siap
69 Jangan berubah
70 Ayo ke rumah ku !
71 Aku yang akan menikahi nya
72 Seperti mafia menyelesaikan misi
73 Aku sadar diri
74 Keindahan pagi hari
75 Dia masa lalu kamu masa depan
76 Ryuga cerewet
77 Di tangani ahli nya
78 Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79 Berusahalah lebih keras
80 Bukan pengganti tapi penetap
81 Aku bukan selebriti
82 Di pinggiran kota
83 Koma unresponsive
84 Suamiku bukan mati otak
85 Kami sudah di persimpangan
86 Kamu duniaku Ryuga
87 Enam bulan kemudian
88 Bonus bab
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ada gadis cantik di sekolah
2
Idola sekolah
3
Rasa penasaran
4
Deal
5
Hujan
6
Kita belum kenalan
7
Ryuga salting
8
Shiza itu milik aku
9
Denial
10
Ryuga tantrum
11
Masuk fanbase sekolah
12
Jahitan di kepala
13
Kesepian
14
Definisi dari kata indah
15
Di keluarkan
16
Berteman di sekolah saja
17
Confess dan perubahan
18
Ingin sendiri
19
Cukup Unik
20
Gelang dari Shiza
21
Ryuga dengan segala kesepian
22
Fira Alesha
23
Segenap pengertian
24
Di tinggalkan
25
Pick me
26
Dua kata maaf
27
Shiza gadis taruhan
28
Shiza si antagonis
29
Ryuga galau
30
Jujurnya Fira
31
Di anggap Adik
32
Tinggal sendiri
33
Biar kita punya cerita
34
Obrolan random
35
Rasa canggung
36
Pelukan Rindu
37
Selalu ada dimana-mana
38
Membangun ke bersamaan
39
Tentang mimpi
40
Tamparan dari Fira
41
Liburan selesai
42
Kabar untuk Candra
43
Air mata duka
44
Niat berhenti
45
Tentang Ray
46
Tidak bisa bergerak
47
Cedera
48
Bukan Shiza
49
Terlambat
50
Keputusan
51
Aku pasti jemput kamu
52
Ryuga tanpa Shiza
53
Tujuh Tahun kemudian
54
Boleh bepergian
55
Postingan pertama
56
Undangan
57
Pulang
58
Kekasih Shiza
59
Tantrum lagi
60
Cinta & Obsesi
61
Rumah kita
62
Jangan benci aku
63
Biar saja
64
Secantik apa
65
Bagaimana kalau kita menikah?
66
Apa aku bisa?
67
Menepi sejenak
68
Aku siap
69
Jangan berubah
70
Ayo ke rumah ku !
71
Aku yang akan menikahi nya
72
Seperti mafia menyelesaikan misi
73
Aku sadar diri
74
Keindahan pagi hari
75
Dia masa lalu kamu masa depan
76
Ryuga cerewet
77
Di tangani ahli nya
78
Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79
Berusahalah lebih keras
80
Bukan pengganti tapi penetap
81
Aku bukan selebriti
82
Di pinggiran kota
83
Koma unresponsive
84
Suamiku bukan mati otak
85
Kami sudah di persimpangan
86
Kamu duniaku Ryuga
87
Enam bulan kemudian
88
Bonus bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!