Definisi dari kata indah

Hari Minggu adalah hari yang paling di tunggu. Begitu pun dengan Shiza, gadis cantik itu masih berleha-leha di atas kasur setelah bangun ia belum juga membersihkan diri masih bergelung di bawah selimut memainkan ponsel. Memilih acak lagu untuk di dengar. Shiza tidak memiliki rencana, belajar bersepeda pun belum juga terealisasi.

Sharelock

Bola mata Shiza membesar melihat gelembung pesan masih mengambang di layar ponsel namun sudah bisa terbaca isi pesannya. Ia gegas bangkit dan duduk menekan gelembung pesan itu lalu menyentuh huruf-huruf disana.

Buat apa

Mau ngelamar kamu

Bibir Shiza terbuka membaca pesan itu. Orang yang sempat di khawatirkan semalam nyata nya baik-baik saja pagi ini.

Aku serius Ryu...

Aku juga serius.

Shiza menarik nafas panjang lalu meletakan ponsel begitu saja setelah membagi alamatnya gadis itu turun dari kasur lalu melangkah untuk menggeser gorden kamarnya. Membuka pintu balkon membiarkan pertukaran udara. Gadis itu kembali ke sisi kasur mendengar suara notifikasi.

Bersiap sekarang, aku jemput temenin potong rambut.

"Dia gila !" Umpat Shiza melempar ponsel ke atas kasur. "Kenapa mendadak kaya gini?" Sambungnya menyeret langkah ke kamar mandi. Hanya butuh berapa menit Shiza sudah segar meskipun tidak puas dengan mandinya. Shiza memilih pakaian santai mengikat rambut menjadi satu, mengaplikasikan sunscreen dan liptint tidak lupa parfum favorit.

"Za." Mama Adina mengetuk pintu seraya memanggil.

"Iya Ma."

"Ada temen kamu di bawah." Mama Adina menggeleng kepala mendengar anak gadisnya grasak grusuk di dalam.

"Bentar suruh nunggu."

Lima menit berlalu Shiza menuruni anak tangga. Tiap langkahnya tidak luput dari perhatian seseorang. Matanya tidak berkedip karena Shiza lebih cantik tanpa seragam sekolah. Kulit mulus itu terpampang nyata di depan mata.

"Sorry lama nunggu, kamu baru ngasih tahu kalau mau ajak keluar."

Ryuga menarik nafasnya mengusir salah tingkah yang sempat terpaku dengan pesona seorang Shiza Hafla Elshanum. Ia tersenyum menekan segala gejolak yang berlomba di dalam dada. "Nggak apa-apa, aku udah izin sama mama kamu."

"Oke, berangkat sekarang aja." Shiza menunggu sang mama yang melangkah ke arah mereka.

"Hati-hati di jalan ya." Mama Adina tersenyum hangat. Setelah melihat pemuda yang menolong Shiza kemarin beliau tidak henti mengucapkan terimakasih.

Shiza menghentikan langkahnya sesaat ketika pandangannya tertuju pada sebuah mobil sport warna merah. Melirik sekilas pada pemuda disampingnya seolah bertanya 'milik siapa'

"Kita naik mobil kepalaku nggak bisa pakai helm." Ryuga tersenyum lalu membuka pintu untuk si gadis. "Tenang aja legal kok, aku punya izin mengemudi ganteng plus tampan gini aku lebih tua dari kamu loh."

Shiza bernafas lega, ia pun bisa mengendarai mobil hanya saja usianya belum legal untuk mengemudi. Gadis cantik itu duduk manis di sisi kemudi menunggu Ryuga masuk. Sepasang anak manusia itu kini siap melaju membelah jalanan. Cuaca tidak terik seperti biasanya. Ada rona mendung yang berusaha matahari singkirkan. Ryuga tidak henti melirik. Shiza adalah definisi dari kata indah.

"Suka lagu apa?" Memecahkan canggung dalam keheningan Ryuga bertanya selera musik Shiza.

"Random sih."

"Puter aja lagunya, aku ngikut." Ryuga fokus mengemudi. Tujuan mereka adalah salon langganannya.

Shiza memilih lagu santai di putar tidak terlalu nyaring. Ia tersenyum dan menoleh, tatapannya jatuh pada bagian kepala Ryuga yang tertutup perban. "Perbannya sudah di ganti, nyeri nggak?"

"Sudah tadi, nyeri ada tapi nggak seberapa ada obatnya juga."

Shiza mengangguk. "Syukurlah."

Roda empat itu berhenti di halaman parkir salon. Ryuga dan Shiza melangkah masuk, disana ada beberapa pelanggan yang juga memotong rambut. Ryuga menemui tukang cukur yang biasa mengurus rambutnya.

"Hei, kenapa kepala kamu?"

"Kejatuhan pot disekolah." Sahut Ryuga duduk di sofa sambil mempersilahkan Shiza duduk bersamanya.

"Cewek baru?"

"Masih dalam pendekatan Bang, susah menaklukkan nya." Ryuga terkekeh.

"Terus foto cewek di dompet kamu itu siapa?" Goda Juna owner sekaligus ikut melayani.

"Jangan ngadi-ngadi Bang, mana ada foto cewek." Ryuga sedikit tidak enak jangan sampai pendekatannya gagal karena candaan Juna.

"Boleh kenalan, aku Juna."

"Shiza."

"Wah, senyumnya manis sekali." Juna enggan melepaskan tautan tangan mereka. Sejenak ia jatuh dalam pesona seorang Shiza. "Tanya sama mama mertua, ngidam apa dulu waktu hamil kamu kok anaknya cantik gini."

"Mama mertua aku itu Bang, enak aja ngaku-ngaku." Ryuga menyahut tidak suka.

"Jodoh siapa yang tahu." Juna terkekeh melihat raut kesal si tampan. "Jadi rambutnya mau di potong gimana?"

"Bagusnya gimana Za, selera kamu ?" Ryuga menoleh pada Shiza yang hanya kebagian senyum sejak tadi.

"Kok aku, yang punya rambut 'kan kamu."

"Iya tapi aku mau ngikutin role model pria yang kamu suka." Ryuga masih berharap.

Shiza berdiri dari sofa membawa Ryuga duduk di depan cermin. Ia menatap dengan lamat wajah tanpa cela itu di kaca. Sungguh tampan paripurna. "Kamu percaya sama aku?"

Ryuga mengangguk seakan terhipnotis. "Aku percaya."

Shiza tersenyum lalu menoleh ke arah Juna. "Kaya gini aja Bang, cocok kaya nya." Gadis itu menunjuk foto di layar ponselnya.

"Oke." Juna memulai pekerjaannya. Ia berhati-hati jangan sampai kena luka di kepala Ryuga. Pemuda yang lebih tua lima tahun itu sangat dekat dengan Ryuga. "Wah." Juna hampir tidak bisa berkata-kata. Setelah beberapa menit mencukur rambut.

Ryuga melihat wajahnya dan rambutnya sangat cocok bahkan terlihat segar dari sebelumnya. Haruskah ia mempercayai Shiza untuk fashion kedepannya. Ah, apa-apaan otak tampannya membayangkan sesuatu di masa depan dimana Shiza menjaga dan merawatnya sebagai suami. Pemuda itu menggeleng mengenyahkan pemikiran tak seharusnya itu.

"Kenapa, nggak suka modelnya?" Shiza menatap cemas.

Ryuga tersenyum. "Aku suka, makasih ya..."

Selesai dengan drama pemotongan rambut. Kini Ryuga dan Shiza melanjutkan perjalanan karena cuaca semakin mendung. Mereka tidak langsung memutuskan pulang meskipun sudah lewat tengah hari. Ryuga merasa kepalanya ringan setelah di pangkas pendek.

"Kita langsung pulang?"

"Nggak." Ryuga menoleh lalu mengedipkan mata. "Kita kencan."

Shiza berdeham salah tingkah. "Kemana, aku lapar apa boleh kita makan dulu."

"Oke, setelah makan kita ke suatu tempat. Aku sudah izin sama tante Adina hari ini ngajak kamu jalan-jalan tapi nggak sampai sore."

Shiza hanya mengangguk lalu menikmati perjalanan mereka. Ia cukup percaya saja kalau Ryuga pasti mengantarnya pulang. Shiza juga tidak bodoh membaca maps jika Ryuga menjahatinya. Kedua remaja itu menuju salah satu rumah makan. Mengisi perut untuk pergi kencan seperti yang terucap oleh Ryuga. Kini sepasang anak manusia itu melanjutkan perjalanan. Ryuga tidak henti tersenyum seolah memenangkan lotre.

"Ini dimana?" Shiza memperhatikan jalan satu jalur tapi di kelilingi pepohonan tinggi dan rimbun. Hawanya terasa semakin dingin setelah ia membuka kaca jendela mobil.

"Di depan sana ada tempat cantik tapi nggak melebihi kecantikan kamu." Di setiap kesempatan Ryuga selalu melemparkan gombalan.

Mobil memasuki kawasan danau buatan. Cukup luas dan rapi tata ruangnya indah dan nyaman. Sedikit sunyi cocok untuk menepi dari kebisingan. Tidak hanya mereka ada banyak orang bersama aktifitas masing-masing.

"Indah sekali."

"Hm, sangat indah." Ryuga menimpali tapi tidak melepaskan pandang dari wajah Shiza yang takjub dengan sekelilingnya.

"Cari tempat duduk." Shiza melangkahkan kaki riang. "Wah ada angsa." Ucapnya senang melihat beberapa angsa berpasangan berenang kesana kemari. Manik matanya menyapu tempat itu hanya ada remaja dan pemuda yang datang kesana.

"Kamu suka?" Ryuga menarik Shiza untuk duduk di salah satu kursi menghadap ke arah danau.

"Suka, terimakasih sudah ngajak aku ke sini."

Shiza tidak henti tersenyum sungguh tempat yang belum pernah ia kunjungi. Tidak membuang kesempatan Shiza mengabadikan tempat itu dengan kamera ponsel.

Episodes
1 Ada gadis cantik di sekolah
2 Idola sekolah
3 Rasa penasaran
4 Deal
5 Hujan
6 Kita belum kenalan
7 Ryuga salting
8 Shiza itu milik aku
9 Denial
10 Ryuga tantrum
11 Masuk fanbase sekolah
12 Jahitan di kepala
13 Kesepian
14 Definisi dari kata indah
15 Di keluarkan
16 Berteman di sekolah saja
17 Confess dan perubahan
18 Ingin sendiri
19 Cukup Unik
20 Gelang dari Shiza
21 Ryuga dengan segala kesepian
22 Fira Alesha
23 Segenap pengertian
24 Di tinggalkan
25 Pick me
26 Dua kata maaf
27 Shiza gadis taruhan
28 Shiza si antagonis
29 Ryuga galau
30 Jujurnya Fira
31 Di anggap Adik
32 Tinggal sendiri
33 Biar kita punya cerita
34 Obrolan random
35 Rasa canggung
36 Pelukan Rindu
37 Selalu ada dimana-mana
38 Membangun ke bersamaan
39 Tentang mimpi
40 Tamparan dari Fira
41 Liburan selesai
42 Kabar untuk Candra
43 Air mata duka
44 Niat berhenti
45 Tentang Ray
46 Tidak bisa bergerak
47 Cedera
48 Bukan Shiza
49 Terlambat
50 Keputusan
51 Aku pasti jemput kamu
52 Ryuga tanpa Shiza
53 Tujuh Tahun kemudian
54 Boleh bepergian
55 Postingan pertama
56 Undangan
57 Pulang
58 Kekasih Shiza
59 Tantrum lagi
60 Cinta & Obsesi
61 Rumah kita
62 Jangan benci aku
63 Biar saja
64 Secantik apa
65 Bagaimana kalau kita menikah?
66 Apa aku bisa?
67 Menepi sejenak
68 Aku siap
69 Jangan berubah
70 Ayo ke rumah ku !
71 Aku yang akan menikahi nya
72 Seperti mafia menyelesaikan misi
73 Aku sadar diri
74 Keindahan pagi hari
75 Dia masa lalu kamu masa depan
76 Ryuga cerewet
77 Di tangani ahli nya
78 Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79 Berusahalah lebih keras
80 Bukan pengganti tapi penetap
81 Aku bukan selebriti
82 Di pinggiran kota
83 Koma unresponsive
84 Suamiku bukan mati otak
85 Kami sudah di persimpangan
86 Kamu duniaku Ryuga
87 Enam bulan kemudian
88 Bonus bab
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ada gadis cantik di sekolah
2
Idola sekolah
3
Rasa penasaran
4
Deal
5
Hujan
6
Kita belum kenalan
7
Ryuga salting
8
Shiza itu milik aku
9
Denial
10
Ryuga tantrum
11
Masuk fanbase sekolah
12
Jahitan di kepala
13
Kesepian
14
Definisi dari kata indah
15
Di keluarkan
16
Berteman di sekolah saja
17
Confess dan perubahan
18
Ingin sendiri
19
Cukup Unik
20
Gelang dari Shiza
21
Ryuga dengan segala kesepian
22
Fira Alesha
23
Segenap pengertian
24
Di tinggalkan
25
Pick me
26
Dua kata maaf
27
Shiza gadis taruhan
28
Shiza si antagonis
29
Ryuga galau
30
Jujurnya Fira
31
Di anggap Adik
32
Tinggal sendiri
33
Biar kita punya cerita
34
Obrolan random
35
Rasa canggung
36
Pelukan Rindu
37
Selalu ada dimana-mana
38
Membangun ke bersamaan
39
Tentang mimpi
40
Tamparan dari Fira
41
Liburan selesai
42
Kabar untuk Candra
43
Air mata duka
44
Niat berhenti
45
Tentang Ray
46
Tidak bisa bergerak
47
Cedera
48
Bukan Shiza
49
Terlambat
50
Keputusan
51
Aku pasti jemput kamu
52
Ryuga tanpa Shiza
53
Tujuh Tahun kemudian
54
Boleh bepergian
55
Postingan pertama
56
Undangan
57
Pulang
58
Kekasih Shiza
59
Tantrum lagi
60
Cinta & Obsesi
61
Rumah kita
62
Jangan benci aku
63
Biar saja
64
Secantik apa
65
Bagaimana kalau kita menikah?
66
Apa aku bisa?
67
Menepi sejenak
68
Aku siap
69
Jangan berubah
70
Ayo ke rumah ku !
71
Aku yang akan menikahi nya
72
Seperti mafia menyelesaikan misi
73
Aku sadar diri
74
Keindahan pagi hari
75
Dia masa lalu kamu masa depan
76
Ryuga cerewet
77
Di tangani ahli nya
78
Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79
Berusahalah lebih keras
80
Bukan pengganti tapi penetap
81
Aku bukan selebriti
82
Di pinggiran kota
83
Koma unresponsive
84
Suamiku bukan mati otak
85
Kami sudah di persimpangan
86
Kamu duniaku Ryuga
87
Enam bulan kemudian
88
Bonus bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!