Rasa penasaran

Shiza menghempaskan tubuh lelah di atas kasur, manik matanya tertuju di atas langit-langit kamar. Dibenaknya teringat pada Cakra teman sekelasnya. Pemuda itu sederhana, ceria dan menyenangkan. Shiza mengingat kembali seseorang di masa kecilnya. Petakilan tapi baik hati, kebersamaan mereka tidak lama hanya dua minggu saat libur sekolah. Melihat Candra tadi membuat Shiza tiba-tiba merindukannya. 

“Za.” 

Lamunan Shiza terpecah, ia menarik nafas panjang dengan malas membangunkan daksa lelahnya. Terayun lambat kedua kaki Shiza ke arah pintu. “Kenapa Ma?”

“Makan dulu, kamu belum ganti baju?” 

“Sebentar, aku ganti dulu baru makan.” Shiza masuk kembali dan menanggalkan satu persatu pakaiannya. Shiza memilih pakaian santai daster rumahan. Rambut panjangnya di cepol ke atas tidak lupa wajahnya dibersihkan lebih dulu agar lebih segar. Meraih ponsel dari atas kasur Shiza gegas keluar. 

“Capek banget ya.” Mama Adina meletakan satu gelas air putih di atas meja. 

“Capek banget, sekolahnya jauh ternyata.” Keluh Shiza menghabiskan setengah dari isi gelas yang disodorkan sang mama. 

“Makan dulu, nanti ngobrol sama mama.”

Shiza mengangguk langsung melahap makanannya, tiap kunyahan ia nikmati perlahan sambil mengucap syukur atas butiran nasi dan perintilannya yang masuk ke dalam perut. Banyak diluar sana orang kelaparan atau makan seadanya, sebab itu Shiza sangat menghargai makanan. Shiza cukup mandiri untuk membereskan bekas makan. 

“Ma.” Shiza mendaratkan tubuh disofa tepat di samping mama nya. 

“Bagaimana hari ini?” Mama Adina tersenyum lembut mengecilkan volume televisi. 

“Seperti di sekolah lama, tapi ada yang buat aku penasaran.” Shiza merubah posisi duduknya berhadapan. “Tadi di kelas aku ada cowok namanya Candra. Orangnya lucu terus dia juga bawa bekal dari rumah.” Wajah gadis itu begitu antusias bercerita. “Aku jadi ingat anak yang dulu berteman sama aku waktu kita liburan semester dua di kelas lima SD.” 

Mama Adina terlihat berpikir sambil mengingat kenangan lama itu. “Anak laki-laki itu, mama ingat sekarang dia satu kelas sama kamu?”

“Aku nggak yakin Candra itu dia atau bukan. Wajahnya mirip sedikit. Kalau misalkan bener jauh banget pindahnya kesini.” 

“Kita nggak tahu siklus hidup orang lain Shiza, bisa aja mereka sekeluarga pindah kesini.” Mama Adina tersenyum merapikan helaian rambut putrinya yang berjatuhan. 

“Mama benar, ya udah aku mau ke kamar dulu.” Shiza bangkit dari sofa. 

🌷🌷🌷

Jika Shiza sudah berbaring cantik di atas peraduan. Maka beda hal di tempat ini. Tiga anak laki-laki masih bersiap main game di ruang keluarga milik Chio. Ya, dia ketua osis di sekolah tapi Chio juga manusia normal menjalani hidup hariannya seperti anak lainnya. Sepulang sekolah, Dariel dan juga Ryuga memilih ikut ke rumah Chio. 

“Kalian makan dulu.” Seorang wanita pembawaan lembut masuk ke ruang keluarga. Diana Mounira—mami dari Chio. 

“Sebentar tante.” Sahut Ryuga masih fokus memasang perangkat game. Pemuda itu masih mengenakan seragam sekolah. 

“Kalian nggak ingat makan kalau sudah main game.” 

“Kita nunggu Chio dulu.” Dariel tersenyum melihat wajah ibu sahabatnya itu cemberut. “Nah, itu Chio.” 

“Chio, makan dulu.” 

“Iya Mi, ayo kita makan dulu. Nanti mami ngamuk.” Chio mengenakan baju kaos putih besar dipasangkan dengan celana pendek di atas lutut. Kulit yang putih membuatnya tampan dan cantik bersamaan. 

“Ayo.” Ryuga meletakan ponselnya di atas meja. Pemuda itu melepaskan baju seragamnya hingga menyisakan kaos hitam sebagai lapisan. 

Mereka mendaratkan tubuh di kursi. Meraih piring mengisi sendiri-sendiri. Sementara Mama Nira sudah masuk kamar untuk istirahat. Ibu dari Chio itu memilih jadi ibu rumah tangga setelah melahirkan anak pertamanya. Ia meninggalkan karir modelnya untuk merawat Chio. 

Selesai makan tiga orang itu meninggalkan meja makan melanjutkan niat yang tertunda. Ryuga sudah terbiasa tidak langsung pulang ke rumah setelah pulang sekolah. Ia memilih menikmati hidupnya ketimbang menuntut kedua orang tuanya yang sibuk. Berbeda dari Dariel, orang tuanya begitu hangat penuh perhatian tanpa ia berulah mereka selalu memprioritaskannya. 

“Siapa yang main duluan?” Dariel menyambar salah satu stik game. 

“Kalian berdua aja, aku sedang memasukan nomor Shiza dalam grup kelas.” Chio baru saja dapat nomor Shiza dari Aysela. Selain ketua osis dia juga mengkoordinir grup kelasnya. “Nomornya cantik.”

“Coba liat.” Ryuga tertarik melepaskan stik game nya. “Kirim ke aku.” 

“Jangan suka minta nomer orang tanpa izin, Ryuga.” Tegur Dariel lembut.

“Biasa gadis cantik memang jual mahal. Aku pasti bisa menjadikan Shiza pacar.” Ryuga percaya diri mengatakannya. “Kirim saja nomornya. “Karen, aja kepincut sama aku.” 

“Shiza sama Karen beda, kamu bisa lihat tadi di kantin.” Seru Chio terkekeh. Selesai dengan tugasnya. 

“Berani taruhan.” Tantang Ryuga angkuh. “Cewek itu memang cantik tapi bukan Ryuga namanya kalau nggak bisa dapetin dia”  

“Ayo main.” 

🌷🌷🌷

Di kaki langit timur matahari begitu cantik mempesona. Setetes air di penghujung daun jatuh lembut ke atas tanah menimbul khas aroma pagi. Jalanan masih agak senggang Shiza hari ini pergi ke sekolah sedikit pagi karena Papa Rajendra akan ke luar kota. Shiza menarik nafas panjang sebelum melangkah ke gerbang. 

“Pagi, Shiza.” 

“Uh.” Gadis itu terkejut. “Chio, kamu pagi sekali. Aku kaget.” Shiza tersenyum menghampiri. 

“Aku harus pagi buat penertiban, oke kamu boleh masuk.” Chio meneliti kalau ada yang kurang dari Shiza. 

“Iya, aku lengkap hari ini.” 

“Pagi Neng Shiza.” Seseorang menyapa sambil mengayuh sepedanya. Dia Candra datang pagi hari ini karena ingin menyelesaikan tugas minggu lalu yang tidak dikerjakannya. 

“Candra.” Shiza meninggalkan Chio yang berdiri di samping gerbang. 

“Pagi amat Neng.” Candra menyeka keringat di keningnya. Lalu meraih botol air disisi tas. “Aku minum ya.” 

“Minum aja.” Shiza tersenyum. “Kenapa pagi sekali?” Gadis itu masih menunggu Candra. 

“Ada tugas minggu kemarin aku lupa mengerjakannya. Ayo ke kelas.” 

“Tunggu.” 

Shiza dan Candra menoleh. Mereka hanya diam sambil menunggu Chio yang melangkah mendekat. Chio meneliti tampilan Candra tidak ada yang berubah dari pemuda itu tetap sama seperti sebelumnya. Tapi kenapa bisa membuat seorang Shiza menunggunya untuk masuk bersama. Di keheningan itu suara dua buah motor masuk ke pekarangan sekolah. Mereka melewati Shiza, Candra dan Chio. Dua motor itu berhenti di parkiran berbeda. Shiza bisa menebak keistimewaan itu karena mereka bagian dari pemilik sekolah. 

“Kenapa?” Ryuga mengurai kasar rambutnya yang lepek karena helm. “Mereka buat masalah?” Tanya nya pada Chio. 

“Nggak, aman aja.” 

“Hai, kamu siswi pindahan itu?” Dariel tersenyum mendekati Shiza. 

“Iya.”

“Aku Dariel, teman Chio.” 

“Shiza.” Gadis itu membalas uluran tangan Dariel. “Ayo Candra kita masuk katanya mau ngerjain tugas.” Shiza mengabaikan tatapan yang membuatnya tidak nyaman. 

“Ayo.” 

“Dia nggak liat aku sama sekali.” Ryuga merasa tersakiti. “Dasar cewek sombong ! Lihat saja nanti.” 

“Ryuga, dia nggak nyaman sama tatapan kamu.” Dariel bersuara setelah memperhatikan dengan lamat. 

“Maksudnya.” 

“Kamu melihat dia kaya melihat mangsa, siapapun orangnya kalau di lihat kaya gitu ya takut.” Dariel menjelaskan dengan sabar. 

“Dariel bener, Candra aja bisa buat Shiza menunggu untuk masuk sama-sama.” 

“Apa ?!” Bola mata Ryuga membesar. “Apa standar ketampanan di mata nya kaya penunggang sepeda ontel itu.” Seketika keinginan lebih unggul membara di dada Ryuga. “Ayo taruhan.” 

“Dari kemarin kamu tuh ngajak taruhan terus.” Kesal Chio melupakan tugasnya. “Kalian masuk sana, aku lanjut tugas dulu.” 

“Pokoknya aku harus mengubah pandangan Shiza.” Ryuga berucap dengan tekad menggebu. “Cewek secantik dia, standar pacarnya kaya si Candra ? Ah, ketampanan ku merasa malu berkelahi dengan wajah itu.” 

Dariel terkekeh. “Ayo masuk.” 

Ryuga melanjutkan langkah. Mereka sepakat datang pagi karena menghindari kemacetan. Ryuga melangkah pelan saat melewati kelas Shiza. Ia tertarik mengintip dari kaca jendela. Disana Ryuga bisa melihat Shiza duduk di hadapan Candra yang entah mengerjakan apa. Tanpa sadar Ryuga sudah tenggelam dalam rasa penasarannya. 

Terpopuler

Comments

Ayuwidia

Ayuwidia

PD banget si Ryuga, ditolak nangis nggak ya? /Facepalm/

2024-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 Ada gadis cantik di sekolah
2 Idola sekolah
3 Rasa penasaran
4 Deal
5 Hujan
6 Kita belum kenalan
7 Ryuga salting
8 Shiza itu milik aku
9 Denial
10 Ryuga tantrum
11 Masuk fanbase sekolah
12 Jahitan di kepala
13 Kesepian
14 Definisi dari kata indah
15 Di keluarkan
16 Berteman di sekolah saja
17 Confess dan perubahan
18 Ingin sendiri
19 Cukup Unik
20 Gelang dari Shiza
21 Ryuga dengan segala kesepian
22 Fira Alesha
23 Segenap pengertian
24 Di tinggalkan
25 Pick me
26 Dua kata maaf
27 Shiza gadis taruhan
28 Shiza si antagonis
29 Ryuga galau
30 Jujurnya Fira
31 Di anggap Adik
32 Tinggal sendiri
33 Biar kita punya cerita
34 Obrolan random
35 Rasa canggung
36 Pelukan Rindu
37 Selalu ada dimana-mana
38 Membangun ke bersamaan
39 Tentang mimpi
40 Tamparan dari Fira
41 Liburan selesai
42 Kabar untuk Candra
43 Air mata duka
44 Niat berhenti
45 Tentang Ray
46 Tidak bisa bergerak
47 Cedera
48 Bukan Shiza
49 Terlambat
50 Keputusan
51 Aku pasti jemput kamu
52 Ryuga tanpa Shiza
53 Tujuh Tahun kemudian
54 Boleh bepergian
55 Postingan pertama
56 Undangan
57 Pulang
58 Kekasih Shiza
59 Tantrum lagi
60 Cinta & Obsesi
61 Rumah kita
62 Jangan benci aku
63 Biar saja
64 Secantik apa
65 Bagaimana kalau kita menikah?
66 Apa aku bisa?
67 Menepi sejenak
68 Aku siap
69 Jangan berubah
70 Ayo ke rumah ku !
71 Aku yang akan menikahi nya
72 Seperti mafia menyelesaikan misi
73 Aku sadar diri
74 Keindahan pagi hari
75 Dia masa lalu kamu masa depan
76 Ryuga cerewet
77 Di tangani ahli nya
78 Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79 Berusahalah lebih keras
80 Bukan pengganti tapi penetap
81 Aku bukan selebriti
82 Di pinggiran kota
83 Koma unresponsive
84 Suamiku bukan mati otak
85 Kami sudah di persimpangan
86 Kamu duniaku Ryuga
87 Enam bulan kemudian
88 Bonus bab
89 Guys... Cerita baru
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Ada gadis cantik di sekolah
2
Idola sekolah
3
Rasa penasaran
4
Deal
5
Hujan
6
Kita belum kenalan
7
Ryuga salting
8
Shiza itu milik aku
9
Denial
10
Ryuga tantrum
11
Masuk fanbase sekolah
12
Jahitan di kepala
13
Kesepian
14
Definisi dari kata indah
15
Di keluarkan
16
Berteman di sekolah saja
17
Confess dan perubahan
18
Ingin sendiri
19
Cukup Unik
20
Gelang dari Shiza
21
Ryuga dengan segala kesepian
22
Fira Alesha
23
Segenap pengertian
24
Di tinggalkan
25
Pick me
26
Dua kata maaf
27
Shiza gadis taruhan
28
Shiza si antagonis
29
Ryuga galau
30
Jujurnya Fira
31
Di anggap Adik
32
Tinggal sendiri
33
Biar kita punya cerita
34
Obrolan random
35
Rasa canggung
36
Pelukan Rindu
37
Selalu ada dimana-mana
38
Membangun ke bersamaan
39
Tentang mimpi
40
Tamparan dari Fira
41
Liburan selesai
42
Kabar untuk Candra
43
Air mata duka
44
Niat berhenti
45
Tentang Ray
46
Tidak bisa bergerak
47
Cedera
48
Bukan Shiza
49
Terlambat
50
Keputusan
51
Aku pasti jemput kamu
52
Ryuga tanpa Shiza
53
Tujuh Tahun kemudian
54
Boleh bepergian
55
Postingan pertama
56
Undangan
57
Pulang
58
Kekasih Shiza
59
Tantrum lagi
60
Cinta & Obsesi
61
Rumah kita
62
Jangan benci aku
63
Biar saja
64
Secantik apa
65
Bagaimana kalau kita menikah?
66
Apa aku bisa?
67
Menepi sejenak
68
Aku siap
69
Jangan berubah
70
Ayo ke rumah ku !
71
Aku yang akan menikahi nya
72
Seperti mafia menyelesaikan misi
73
Aku sadar diri
74
Keindahan pagi hari
75
Dia masa lalu kamu masa depan
76
Ryuga cerewet
77
Di tangani ahli nya
78
Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79
Berusahalah lebih keras
80
Bukan pengganti tapi penetap
81
Aku bukan selebriti
82
Di pinggiran kota
83
Koma unresponsive
84
Suamiku bukan mati otak
85
Kami sudah di persimpangan
86
Kamu duniaku Ryuga
87
Enam bulan kemudian
88
Bonus bab
89
Guys... Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!