Idola sekolah

Bel menggema di penjuru sekolah, istirahat pertama sudah tiba. Shiza dan Aysela merapikan buku-buku. Belajar matematika selama tiga jam cukup menguras tenaga. Shiza merapikan seragamnya sambil berdiri. Meraih cermin kecil untuk melihat tampilan wajahnya tidak dipungkiri, ia juga sama dengan gadis lainnya tidak lepas kaca cermin dan perintilannya meskipun sudah cantik. 

“Nggak usah ngaca Neng Shiza, tetap cantik.” Celetuk Candra dari kursinya. “Hati abang berdebar-debar nih.” Lanjutnya membuka kotak bekal. Pemuda berkulit sawo matang itu tidak tampan tapi manis dipandang. 

Shiza tersenyum. “Awas loh bang hati nya melompat jadi lauk makan.” 

Dimas terbahak nyaring mendengar balasan Shiza untuk Candra. “ Lauk makan nggak tuh !” 

Candra mendelik sinis. “Seneng bener !” Cibirnya sambil makan. “Neng Shiza, mau ?” Candra mengarahkan sendok pada si pemilik nama. 

“Terimakasih, buat abang aja. Aku ke kantin dulu ya “ Shiza mengimbangi candaan Cakra. “Ayo Sel.” Ajaknya mengapit lengah pada Aysela. Sebelum melangkah Shiza melempar senyum tipis saat beradu tatap dengan si ketua osis. 

“Kita ke kelas sebelah dulu jemput Adel.” Ujar Aysela. Mereka sebelumnya sudah bertemu saat tahu Shiza pindah kesini.“ Gadis berambut sebahu itu lebih pendek dari Shiza. Aysela Yasmin Izora. Nama lengkapnya, mereka berpisah setelah lulus dari bangku SMP. “Adel.”

Liliana Adellya menoleh ke arah pintu. “Shiza ! Pekiknya heboh. “Sebentar ya.” Sambungnya menyemprotkan parfum sebelum melangkah. “Aku kangen.” Adel menabrak tubuhnya pada dua sahabatnya. “Ayo ke kantin.” 

Tiga gadis itu memiliki sifat berbeda tapi punya beberapa hobi yang sama. Shiza, senang tersenyum dengan pembawaan tenang. Aysela, agak pendiam dan dewasa. Adel, banyak bicara dan manja. Lagi-lagi Shiza jadi pusat perhatian, kini bukan hanya laki-laki tapi para perempuan juga mengakui kecantikan gadis itu. Ketiganya tiba di kantin. Beberapa meja panjang sudah terisi. Bahkan sudah ada yang menikmati makanannya. 

“Kita duduk dimana?” Shiza masih mencari tempat yang nyaman untuk duduk. 

“Ambil makanan dulu baru cari tempat duduk nanti keburu kantin nya penuh jadi ngantri.” Aysela memberi solusi. 

“Menunya banyak loh, ada bakso juga. Kamu lama kan nggak makan bakso.” Adel menyebutkan menu yang digemari saat cuaca dingin itu. 

“Kemarin, aku makan bakso.” Dengan polosnya Shiza berkata. 

“Itu bakso di dekat rumah kamu, bakso disini belum.” Gemas Adel sambil menerima bakso miliknya. 

“Ya udah aku coba itu aja.” 

“Jangan pake sambel yang banyak, lambung kamu nanti kumat.” Aysela memperingati sambil membuka kulkas pendingin. “Kamu minum apa Za ?” 

“Air putih biasa, soalnya mau makan pedes.” Shiza menunggu sambil membawa baksonya. 

“Aku, juga.” Adel yang memilih bakso juga ingin air putih biasa. 

Setelah mengamati situasi, ada di bagian pojok meja panjang yang kosong. Mereka menempati meja itu. Shiza menambahkan sedikit sambal ke dalam mangkok, ia tidak mau ambil resiko di hari pertama sekolah. Benar kata Adel, baksonya enak. Sepertinya akan jadi menu pertama yang akan dimakan bila ke kantin oleh Shiza. Disaat asik makan, pekik tertahan dari para siswi masuk ke dalam ruang rungu Shiza. Ia cukup tertarik apa yang menjadi pekikan para gadis itu. 

“Oh ya ampun kenapa dia ganteng sekali.” Adel melepaskan sendok menatap arah pintu masuk kantin. Tatapan memuja begitu jelas di dalam netranya. 

“Kaya gitu tampan, gimana jeleknya.” Seru Aysela yang merupakan anti cowok. Ia tetap menunduk memakan baksonya. 

“Emang siapa sih?” Shiza penasaran lalu mengangkat wajahnya ikut melihat yang menjadi objek perhatian. Disana tiga orang pemuda memperhatikan menu hari ini. Salah satu si ketua osis. “Siapa mereka ?” Shiza melanjutkan makan.

“Itu yang rapi, putih ganteng. Kamu udah pasti tahu satu kelas sama kalian. Chio ketua osis, dia ramah trus suka senyum. Cantik dan tampan bersamaan.” Adel menjelaskan penuh semangat. “Yang agak pendek dari Chio, itu namanya Dariel Keenan Virendra, dia orangnya soft banget kalau senyum matanya hilang. Peletnya nggak main-main loh. Nah kalau yang tinggi itu namanya Ryuga Kai Malverick, anak pemilik sekolah ini. Tampannya di atas rata-rata Shiza. Kulitnya emang nggak seputih Chio sama Dariel tapi lihat anggota tubuhnya, yang mana tidak dikagumi. Jari-jarinya indah benget Shiza.” 

“Emang kenyang kamu muji dia?” Celetuk Aysela telah selesai makan. 

“Anti cowok mana tahu hal indah kaya gitu?” Cibir Adel kembali makan. 

“Terus kenapa cewek-cewek kaya tadi ?” 

“Hampir sembilan puluh lima persen cewek sekolah disini fans garis keras mereka. Udah banyak adik-adik kelas jadi korban bully karena berani confess sama mereka.” Jelas Adel kembali tentang para most wanted itu. 

“Jadi mereka tukang bully dong.” Ujar Shiza salah paham.

“Nggak gitu Shiza, yang bully itu kakak kelas kita. Jadi intinya kita hanya bisa mengagumi tanpa memiliki.” Adel dramatis. 

Ryuga Kai Malverick. Putra pemilik sekolah. Dari pasangan Kai Malik Alastair dan Deanda Zaylin. Wajah tampan itu terwaris dari sang Papa. Karena itu kerap kali banyak anak gadis yang terang-terangan untuk mengungkapkan cinta. Meskipun tidak mendapat balasan. Ryuga memiliki standar tinggi untuk pasangan. Sejauh ini hanya ada beberapa gadis yang berstatus mantan. Jika banyak pemuda berwajah tampan sepertinya sangat dingin dan anti perempuan maka Ryuga kebalikannya. 

“Aku dengar ada anak baru.” 

Chio meletakkan sendoknya lebih dulu sebelum menjawab. “Iya, ada di kelas ku. Cantik banget, namanya Shiza.” 

“Ada disini nggak?” Ryuga langsung menoleh kesana kemari yang membuat gadis-gadis disana meanggunkan diri untuk dilirik.

“Sebentar tadi katanya mau ke kantin sama Aysela.” 

“Aysela.” Deriel tertarik dengan pembahasan itu. “Mereka berteman?” 

Chio mengangguk. “Iya, teman SMP. Kalau nggak salah di kelas sebelah ada juga teman mereka Adel namanya.” Manik mata si ketua osis tertuju pada salah satu meja berisi tiga orang. “Nah, itu dia.” Ucapnya menunjuk dengan sorot mata. 

Ryuga menghentikan kunyahan lalu menuntun pandang pada siswi baru. Sayang hanya terlihat bagian belakangnya saja. “Nggak keliatan muka nya.” 

“Itu mereka berdiri kayaknya udahan.” Chio melanjutkan makannya. “Nanti juga lewat sini.” 

Benar saja Shiza dan kedua sahabatnya berbalik. Sejenak iris mata Ryuga terpaku. Cantik, gadis itu benar-benar cantik. Bodinya ideal tinggi dan juga berambut panjang. Matanya tidak berkedip saat Shiza semakin dekat. Kulit putih bersih itu rasanya ingin Ryuga menyentuhnya. Shiza melewati begitu saja tanpa menoleh ataupun melirik. Aroma parfum yang tertinggal membuat kelopak mata Ryuga tertutup. 

“Cantikkan?” Suara Chio menyadarkan Ryuga. 

“Dia nggak noleh sama sekali ?” Pemuda tampan itu tidak percaya.

“Emang kamu berharap apa?” Celetuk Dariel terkekeh. 

“Hati mungilku nggak terima, masa orang setampan aku gini nggak dilirik. Apa mungkin dia rabun ?” Ryuga menoleh dimana bayangan Shiza dan teman-temannya sudah menghilang. 

“Mungkin standar tampan di matanya nggak kaya kamu.” Ejek Chio tajam. 

“Mau taruhan ?” Ryuga menegakkan duduknya serius. 

Terpopuler

Comments

Ayuwidia

Ayuwidia

Ryuga, kaya' nama ponakanku, Kak Ririn. 😃

2024-11-07

1

Ayuwidia

Ayuwidia

Awal kisah taruhan

2024-11-07

0

Ayuwidia

Ayuwidia

Wkkkk, Shiza bisa juga berceloteh ya 😄

2024-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 Ada gadis cantik di sekolah
2 Idola sekolah
3 Rasa penasaran
4 Deal
5 Hujan
6 Kita belum kenalan
7 Ryuga salting
8 Shiza itu milik aku
9 Denial
10 Ryuga tantrum
11 Masuk fanbase sekolah
12 Jahitan di kepala
13 Kesepian
14 Definisi dari kata indah
15 Di keluarkan
16 Berteman di sekolah saja
17 Confess dan perubahan
18 Ingin sendiri
19 Cukup Unik
20 Gelang dari Shiza
21 Ryuga dengan segala kesepian
22 Fira Alesha
23 Segenap pengertian
24 Di tinggalkan
25 Pick me
26 Dua kata maaf
27 Shiza gadis taruhan
28 Shiza si antagonis
29 Ryuga galau
30 Jujurnya Fira
31 Di anggap Adik
32 Tinggal sendiri
33 Biar kita punya cerita
34 Obrolan random
35 Rasa canggung
36 Pelukan Rindu
37 Selalu ada dimana-mana
38 Membangun ke bersamaan
39 Tentang mimpi
40 Tamparan dari Fira
41 Liburan selesai
42 Kabar untuk Candra
43 Air mata duka
44 Niat berhenti
45 Tentang Ray
46 Tidak bisa bergerak
47 Cedera
48 Bukan Shiza
49 Terlambat
50 Keputusan
51 Aku pasti jemput kamu
52 Ryuga tanpa Shiza
53 Tujuh Tahun kemudian
54 Boleh bepergian
55 Postingan pertama
56 Undangan
57 Pulang
58 Kekasih Shiza
59 Tantrum lagi
60 Cinta & Obsesi
61 Rumah kita
62 Jangan benci aku
63 Biar saja
64 Secantik apa
65 Bagaimana kalau kita menikah?
66 Apa aku bisa?
67 Menepi sejenak
68 Aku siap
69 Jangan berubah
70 Ayo ke rumah ku !
71 Aku yang akan menikahi nya
72 Seperti mafia menyelesaikan misi
73 Aku sadar diri
74 Keindahan pagi hari
75 Dia masa lalu kamu masa depan
76 Ryuga cerewet
77 Di tangani ahli nya
78 Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79 Berusahalah lebih keras
80 Bukan pengganti tapi penetap
81 Aku bukan selebriti
82 Di pinggiran kota
83 Koma unresponsive
84 Suamiku bukan mati otak
85 Kami sudah di persimpangan
86 Kamu duniaku Ryuga
87 Enam bulan kemudian
88 Bonus bab
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ada gadis cantik di sekolah
2
Idola sekolah
3
Rasa penasaran
4
Deal
5
Hujan
6
Kita belum kenalan
7
Ryuga salting
8
Shiza itu milik aku
9
Denial
10
Ryuga tantrum
11
Masuk fanbase sekolah
12
Jahitan di kepala
13
Kesepian
14
Definisi dari kata indah
15
Di keluarkan
16
Berteman di sekolah saja
17
Confess dan perubahan
18
Ingin sendiri
19
Cukup Unik
20
Gelang dari Shiza
21
Ryuga dengan segala kesepian
22
Fira Alesha
23
Segenap pengertian
24
Di tinggalkan
25
Pick me
26
Dua kata maaf
27
Shiza gadis taruhan
28
Shiza si antagonis
29
Ryuga galau
30
Jujurnya Fira
31
Di anggap Adik
32
Tinggal sendiri
33
Biar kita punya cerita
34
Obrolan random
35
Rasa canggung
36
Pelukan Rindu
37
Selalu ada dimana-mana
38
Membangun ke bersamaan
39
Tentang mimpi
40
Tamparan dari Fira
41
Liburan selesai
42
Kabar untuk Candra
43
Air mata duka
44
Niat berhenti
45
Tentang Ray
46
Tidak bisa bergerak
47
Cedera
48
Bukan Shiza
49
Terlambat
50
Keputusan
51
Aku pasti jemput kamu
52
Ryuga tanpa Shiza
53
Tujuh Tahun kemudian
54
Boleh bepergian
55
Postingan pertama
56
Undangan
57
Pulang
58
Kekasih Shiza
59
Tantrum lagi
60
Cinta & Obsesi
61
Rumah kita
62
Jangan benci aku
63
Biar saja
64
Secantik apa
65
Bagaimana kalau kita menikah?
66
Apa aku bisa?
67
Menepi sejenak
68
Aku siap
69
Jangan berubah
70
Ayo ke rumah ku !
71
Aku yang akan menikahi nya
72
Seperti mafia menyelesaikan misi
73
Aku sadar diri
74
Keindahan pagi hari
75
Dia masa lalu kamu masa depan
76
Ryuga cerewet
77
Di tangani ahli nya
78
Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79
Berusahalah lebih keras
80
Bukan pengganti tapi penetap
81
Aku bukan selebriti
82
Di pinggiran kota
83
Koma unresponsive
84
Suamiku bukan mati otak
85
Kami sudah di persimpangan
86
Kamu duniaku Ryuga
87
Enam bulan kemudian
88
Bonus bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!