Mulut Pedas Sang Tante

Icha nampak menggelengkan kepalanya kala mendapatkan penjelasan dari Melvin mengenai kenapa pria itu bersikap begini dan juga Melvin menuding bahwa Icha sengaja merancang semua ini supaya mereka bisa berdekatan. Melvin sama sekali tak mau mendengarkan penjelasan dari Icha barusan karena Melvin yakin semua itu hanya dusta belaka.

"Kamu harus mendengarkan aku karena memang begitulah kenyataannya."

"Maaf namun aku gak bisa memercayainya."

"Kenapa memangnya? Bukankah kamu masih mencintaiku, bukan? Harusnya kamu senang karena aku masih ada di dekat kamu. Asal kamu tahu Vin, aku sama sekali gak cinta sama pria yang sekarang sudah menjadi suamiku. Aku hanya memanfaatkan uangnya saja dan keluargaku pun demikian."

"Maaf namun jawaban kamu barusan sungguh membuka mataku lebar-lebar bahwa ternyata aku sudah salah dalam menilai kamu selama ini."

"Melvin, apa maksud kamu?"

Melvin menggelengkan kepala dan gegas bangkit pergi dari tempat ini namun Icha memanggil namanya dan berusaha menahannya di sini lebih lama. Melvin menulikan telinganya dan terus saja berjalan meninggalkan Icha yang memanggil namanya. Melvin masuk ke dalam mobilnya dengan dada yang bergemuruh, ia mengepalkan tangan di stir mobil sebelum melajukan kendaraannya itu meninggalkan tempat ini.

"Sialan!"

Icha kesal dan menendang angin karena kesempatan untuk dekat dengan Melvin buyar namun wanita itu tak akan melepaskan Melvin begitu saja.

"Aku akan mencari cara supaya kita bisa bersama lagi, Vin."

Sementara itu Melvin memutuskan untuk pulang ke rumah, ia tak mengatakan apa pun pada sang bunda namun Herlin paham betul kalau sesuatu hal terjadi pada Melvin saat ini dan membiarkan sang putra untuk istirahat dulu tanpa banyak bertanya, nanti kala semua sudah tenang pasti Melvin akan mulai terbuka padanya.

"Kamu lapar atau butuh sesuatu? Biar Bunda siapkan."

"Nggak perlu, Bunda."

Melvin naik ke kamarnya yang ada di lantai dua dan Herlin memerhatikan putranya itu. Herlin menghela napasnya panjang dan berharap semoga saja Melvin baik-baik saja selepas ini.

****

Setelah malam tiba, Melvin akhirnya merasa hatinya sudah jauh lebih baik dan ia memutuskan untuk turun ke bawah dan di sana sang mama sudah menyiapkan makan malam untuk mereka di atas meja.

"Ayo Nak."

Melvin duduk di kursi yang bersebrangan dengan sang bunda dan Herlin mulai mengambilkan nasi dan lauk untuk Melvin yang nampak masih banya diam.

"Terima kasih Bunda," ujar Melvin kala menerima piring.

"Gak masalah, ayo makan."

Makan malam berlangsung dalam keadaan hening dan setelah makan malam, Melvin memberanikan diri untuk mengatakan pada sang bunda mengenai apa yang terjadi tadi.

"Bunda."

"Ada apa?"

Melvin menarik napas panjang dan kemudian menceritakan perihal pertemuannya dengan Icha dan di sana juga Melvin menceritakan bahwa Icha menikahi suaminya yang sekarang bukan atas dasar cinta melainkan hanya karena uang saja pun dengan keluarganya walau Melvin sudah menduga itu sejak awal namun Melvin bukanlah orang yang ingin merusak rumah tangga orang lain walau ada celah di sana untuk ia bisa masuk.

"Menurut Bunda apa yang aku sudah lakukan sudah benar kan?"

"Iya Nak, apa yang kamu lakukan sudah benar. Jangan pernah menjadi duri dalam rumah tangga orang lain walau mereka mengatakan tidak bahagia dalam menjalani rumah tangga itu tapi jangan pernah berani masuk lebih jauh ke sana."

****

Dinda tak pernah merasakan gugup seperti ini sebelumnya, ke Skotlandia memang kali pertama untuknya karena sebelumnya ia datang ke Inggris sebagai wakil perusahaan dalam mencari investor dari negara itu. Dinda menatap koper yang sudah ia isi dengan pakaiannya dan beberapa jam lagi ia dan Alex sudah harus bertolak ke Bandara.

"Gugup?" tanya Alex saat masuk ke dalam kamar mereka.

"Iya tentu saja, mau bertemu mertua. Apakah ayahmu akan menyukaiku?"

"Kalau pun dia tak menyukaimu namun ia tak punya pilihan. Dia harus menerima kamu sebagai menantunya."

"Tapi bagaimana kalau dia mau kita berpisah?"

"Sudahlah Dinda, jangan terlalu memikirkan hal buruk. Percaya padaku, bukankah ini yang kamu inginkan?"

Dinda menganggukan kepalanya dan mencoba untuk tidak gugup, sementara Alex sendiri juga tak kalah gugupnya dengan Dinda setelah sekian lama ia pergi dari tempat di mana ia lahir dan besar kini ia harus kembali ke sana memperkenalkan istrinya pada sang ayah. Alex menarik napas dalam dan kemudian ia mencoba untuk tenang hingga akhirnya kini mereka dalam perjalanan menuju Bandara.

"Semua sudah kamu bawa kan? Paspor kamu nggak ketinggalan kan? Nggak lucu kalau kita harus balik lagi buat ambil paspor kamu karena sekarang sudah setengah perjalanan."

"Iya, aku gak lupa bawa pasporku, ini lihat."

****

Widuri datang ke rumah Herlin dengan membawa buah tangan dari Salsa dan suaminya yang baru saja pulang dari Paris berbulan madu. Widuri menceritakan secara berlebihan pada Herlin bahwa menantunya itu sungguh baik dan loyal sekali padanya bahkan menurut cerita Widuri sebenarnya dia juga mau diajak ke Paris hanya saja karena ia ada urusan maka ia tak bisa pergi.

"Ngomong-ngomong apakah menantu kamu itu sudah pernah memberikan sesuatu padamu atau mengajakmu jalan-jalan? Bukannya katanya menantu kamu itu model dan punya penghasilan sendiri? Masa sih masih menumpang di apartemen Dinda?"

"Mbak, tolong jangan pernah bicara yang bukan-bukan soal keluargaku. Bukankah terakhir kali aku sudah memperingatkan untuk jangan datang ke sini kalau hanya untuk berbuat keributan?"

"Kamu ini kenapa sih, Lin? Bawaannya sensi terus sama aku. Aku ini sama sekali gak membuat ribut orang aku tanya baik-baik kok kamu malah sewot begitu?"

"Mbak, urusan rumah tangga anakku biarkan saja dia yang mengurusnya. Aku sebagai ibunya gak perlu ikut campur dalam masalah rumah tangganya. Aku selalu mau mendengar keluh kesahnya namun bukan berarti aku akan mau tahu lebih dalam, aku menghargai batasan anakku."

"Lalu bagaimana soal Melvin? Kasihan sekali dia, dikirain bakal nikah duluan dari pada kakaknya malah yang terjadi sebaliknya, dia gagal nikah. Dia gak stres dan jadi gila kan? Dia gak ada niat untuk bunuh diri?"

"CUKUP MBAK!"

****

Dinda dan Alex sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta dan sudah melakukan proses check-in dan menaruh koper mereka dan sekarang baru saja melewati imigrasi dan berjalan menuju ruang tunggu. Suasana Bandara pada malam ini cukup ramai karena ada beberapa jadwal keberangkatan yang saling berdekatan. Alex dan Dinda sudah duduk di dekat gate keberangkatan dan masih ada sekitar 1 jam lagi sebelum boarding dimulai.

"Kamu gugup, ya?" tanya Dinda pada suaminya yang duduk di sebelahnya.

"Sudah lama sekali aku gak bertemu dengan ayahku dan sekarang aku akan menemuinya kembali."

"Aku minta maaf kalau membuat kamu gak nyaman tapi aku melakukan semua ini supaya gak timbul fitnah dan kesalah pahaman di kemudian hari."

"Aku mengerti, cepat atau lambat aku harus menghadapinya kan?"

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

semoga emak bapakny Alex pd baik

2025-04-03

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

tryssemangat

2025-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Tuduhan dan Sebutan Perawan Tua
2 Seleranya Sama Bule?
3 Foto Ketika Sunset di Pantai
4 Apakah Saya Tampan?
5 Tetangga Apartemen
6 25 Tahun
7 Pertemuan Tak Terencana
8 Bujukan Sang Mantan
9 Calon Suami
10 Tawaran Untuk Menikah
11 Acara (yang seharusnya) Bahagia Justru Tidak Kesampaian
12 Batal Nikah
13 Jujur Pada Bunda
14 Mantan Itu Tetangga Rumah Baru Tante
15 Tante yang Kepo
16 Menikah
17 Malam Pertama dan Merajuk
18 Masih Ada Rasa Untuk Sang Mantan?
19 Keputusan Suami
20 Mulut Pedas Sang Tante
21 Tiba Di Rumah Mertua
22 Mengulik Masa Lalu
23 Peringatan Bunda
24 Pelukan Hangat
25 Pindah Ke Hotel
26 Musim Gugur
27 Tawaran Dari Mertua
28 Pelukan Dari Bunda
29 Minta Pesta Ulang
30 Membalas Hinaan Tante
31 Pamit Pada Rekan Kerja
32 Wakil Presdir
33 Musuh yang Nyata
34 Peringatan yang Datang
35 Sikap Manis
36 Perlahan Cinta Itu Tumbuh
37 Jadian
38 Maaf Dan Terima Kasih
39 Lamaran
40 Menjaga Jarak
41 Kondisi yang Menyedihkan
42 Kabar Bahagia yang Dinanti
43 Siasat Licik dan Ancaman
44 Hari Pernikahan Tiba
45 Butuh Penyesuaian
46 Bulan Madu di Rumah Ipar
47 Kejujuran Pada Mertua
48 Memilih Untuk Percaya
49 Takut Ketahuan
50 Bom yang Meledak
51 Lahir Ke Dunia
52 Dia Anakku?
53 Kejujuran yang Berujung Penangkapan
54 Hukuman Bagi yang Pantas Mendapatkannya
55 Mulai Kepo yang Membuat Resah
56 Menolak Tipu Muslihat
57 Tak Terima dan Marah
58 Sikap Aneh Suami
59 Semua Hancur
60 Berpisah Lebih Baik
61 Pergi Dari Rumah
62 Hidup yang Baru
63 Pekerjaanku
64 Akhir Cerita
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Tuduhan dan Sebutan Perawan Tua
2
Seleranya Sama Bule?
3
Foto Ketika Sunset di Pantai
4
Apakah Saya Tampan?
5
Tetangga Apartemen
6
25 Tahun
7
Pertemuan Tak Terencana
8
Bujukan Sang Mantan
9
Calon Suami
10
Tawaran Untuk Menikah
11
Acara (yang seharusnya) Bahagia Justru Tidak Kesampaian
12
Batal Nikah
13
Jujur Pada Bunda
14
Mantan Itu Tetangga Rumah Baru Tante
15
Tante yang Kepo
16
Menikah
17
Malam Pertama dan Merajuk
18
Masih Ada Rasa Untuk Sang Mantan?
19
Keputusan Suami
20
Mulut Pedas Sang Tante
21
Tiba Di Rumah Mertua
22
Mengulik Masa Lalu
23
Peringatan Bunda
24
Pelukan Hangat
25
Pindah Ke Hotel
26
Musim Gugur
27
Tawaran Dari Mertua
28
Pelukan Dari Bunda
29
Minta Pesta Ulang
30
Membalas Hinaan Tante
31
Pamit Pada Rekan Kerja
32
Wakil Presdir
33
Musuh yang Nyata
34
Peringatan yang Datang
35
Sikap Manis
36
Perlahan Cinta Itu Tumbuh
37
Jadian
38
Maaf Dan Terima Kasih
39
Lamaran
40
Menjaga Jarak
41
Kondisi yang Menyedihkan
42
Kabar Bahagia yang Dinanti
43
Siasat Licik dan Ancaman
44
Hari Pernikahan Tiba
45
Butuh Penyesuaian
46
Bulan Madu di Rumah Ipar
47
Kejujuran Pada Mertua
48
Memilih Untuk Percaya
49
Takut Ketahuan
50
Bom yang Meledak
51
Lahir Ke Dunia
52
Dia Anakku?
53
Kejujuran yang Berujung Penangkapan
54
Hukuman Bagi yang Pantas Mendapatkannya
55
Mulai Kepo yang Membuat Resah
56
Menolak Tipu Muslihat
57
Tak Terima dan Marah
58
Sikap Aneh Suami
59
Semua Hancur
60
Berpisah Lebih Baik
61
Pergi Dari Rumah
62
Hidup yang Baru
63
Pekerjaanku
64
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!