kejutan untuk pangeran Zhao

Hari pernikahan antara dua pangeran pun tiba. Pangeran Li Wei, yang baru pertama kali mengadakan pernikahan, merasa sedikit gugup. Ia sudah berada di aula istana utama, di mana semua tamu, termasuk Kaisar Li dan permaisurinya, sudah duduk di kursi kebesaran mereka, menampilkan senyum yang anggun. Aula itu dipenuhi dengan hiasan bunga-bunga indah dan lampu-lampu berkilauan, menciptakan suasana yang megah dan meriah.

Sementara itu, Pangeran Zhao mengadakan pernikahannya di kediamannya sendiri, yang sama mewahnya dengan acara pernikahan Pangeran Li Wei di istana utama. Para selir Pangeran Zhao merasa iri dengan pesta tersebut. Ini adalah pertama kalinya Pangeran Zhao mengangkat seorang selir dan mengadakan pesta yang begitu meriah. Kediaman Pangeran Zhao dihiasi dengan kain sutra berwarna-warni dan lentera-lentera yang memancarkan cahaya lembut, menambah kemewahan acara tersebut.

"Pangeran, semuanya sudah siap," bisik Fu Lian dengan suara lembut. Pangeran Zhao, yang tengah menikmati jamuan di atas meja, tersenyum miring seraya menyesap arak yang harum. Aroma makanan lezat memenuhi ruangan, menambah suasana pesta yang semarak.

"Jalankan sesuai rencana," titahnya dengan suara tegas namun tenang. Fu Lian mengangguk hormat, lalu undur diri meninggalkan tempat tersebut dengan langkah yang anggun.

Setelah Fu Lian meninggalkan ruangan, Pangeran Zhao berdiri dan melangkah menuju balkon yang menghadap taman istana. Angin yang sejuk menyapu wajahnya, membawa aroma bunga yang sedang mekar. Cahaya matahari memantulkan kilauan perak di permukaan kolam, menciptakan pemandangan yang menenangkan.

Di aula istana utama, Pangeran Li Wei berusaha menenangkan diri. Ia melihat sekeliling, memperhatikan para tamu yang berbincang dengan riang. Musik lembut dari alat musik tradisional mengalun, menambah suasana yang sakral dan penuh kebahagiaan. Pangeran Li Wei menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir kegugupannya.

Di kediaman Pangeran Zhao, para tamu mulai berdatangan. Mereka mengenakan pakaian terbaik mereka, dengan warna-warna cerah dan hiasan yang indah. Para pelayan sibuk menghidangkan berbagai macam hidangan lezat, dari daging panggang hingga kue-kue manis yang menggugah selera. Pangeran Zhao kembali ke aula utama kediamannya, menyambut para tamu dengan senyum ramah.

"Pangeran Zhao, selamat atas pernikahan Anda," kata seorang tamu dengan hormat.

Pangeran Zhao mengangguk dan membalas dengan sopan, "Terima kasih. Saya berharap Anda menikmati pesta ini."

Kemudian, di kediaman Pangeran Li Wei, Mei Ling yang sudah siap dengan balutan busana pengantinnya, terlihat begitu bahagia. Akhirnya, apa yang dicita-citakannya terwujud, ia bisa berdiri di samping orang yang dicintainya. Putri Mei Ling yang tengah melamun, dikejutkan oleh ketukan lembut di pintu kamarnya.

"Tuan Putri, sudah saatnya pergi ke istana," ucap Tong'er dengan suara lembut namun tegas.

Putri Mei Ling hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Tong'er membantu Putri Mei Ling untuk bangun dari duduknya. Detik kemudian, ia memapahnya keluar dari kamar. Di luar kediaman Pangeran Li Wei, kereta kuda pengantin yang megah sudah menunggu, dihiasi dengan bunga-bunga segar yang harum semerbak.

Dengan langkah yang anggun dan penuh keyakinan, Putri Mei Ling berjalan menuju kereta kuda, dipapah oleh Tong'er. Setiap langkahnya terasa seperti melodi yang indah, seolah-olah bumi pun turut merasakan kebahagiaannya.

Para pengiring pengantin yang menjemput putri Mei Ling, kepalanya sedikit tergerak ketika putri Mei Ling berjalan ke arah kereta kuda. Mereka melirik melalui ujung mata, memberikan kode pada beberapa pengiring pengantin yang akan membawa putri Mei Ling.

Putri Mei Ling pun sampai di depan kerta kuda, dengah cepat kusir menyiapkan tangga untuk membantu pengantin naik ke kerta kuda.

"Pengawal, bawa Yang Mulia Putri dengan hati-hati, kalian semua harus menjaga keselamatan, Nona ku," ucap Tong'er dengan nada ketus.

"Baik, Nona Tong'er!"

Kereta kuda pun mulai bergerak secara perlahan, meninggalkan kediaman pangeran Li Wei. Jarak tempuh dari kediaman pangeran Li Wei ke istana kekaisaran hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Namun, Ketika berada di tengah jalanan sepi, tiba-tiba kereta berhenti, detik kemudian, secara mendadak beberapa pengiring pengantin wanita, mengeluarkan pedang dan menghabisi para pengiring lainnya.

"Cepat ! Kita harus segera membawanya ke kediaman pangeran Zhao," ucap salah satu pengiring.

Dengah cepat, mereka pun melakukan kereta kudanya sebelum pengawal dari kediaman pangeran Li Wei menyadarinya.

***

Sementara itu, di istana utama, Pangeran Li Wei akhirnya melihat calon istrinya datang dengan cara yang sangat unik. Dia menunggangi kuda dengan begitu gagahnya, seolah-olah dia adalah seorang ksatria yang baru saja kembali dari medan perang. Angin berhembus lembut, mengibarkan rambutnya yang panjang dan hitam, menambah kesan dramatis pada kedatangannya. Semua tamu yang hadir di sana sontak saja terkejut, mata mereka membelalak tak percaya. Bahkan Kaisar Dayu pun tercengang melihat putrinya yang datang seorang diri ke istana, hanya dengan menunggang kuda.

Putri Mei Ling turun dari atas kuda, berjalan menuju altar. Gaun pengantin yang dikenakannya berkilauan di bawah cahaya matahari membuatnya tampak seperti bidadari yang turun dari surga. Pangeran Li Wei merasa hatinya berdebar-debar, namun senyum bahagia tak bisa disembunyikan dari wajahnya.

Kaisar Dayu, yang biasanya tenang dan berwibawa, kali ini tampak kehilangan kata-kata. Dia berdiri dari singgasananya, matanya tak lepas dari sosok putrinya yang mendekat.

"Apa yang terjadi?" bisik salah satu menteri kepada rekannya, namun tak ada yang bisa memberikan jawaban.

"Apakah itu benar-benar Putri?" tanya seorang tamu dengan nada tak percaya. "Kenapa dia datang hanya menunggangi kuda? Dimana para pengiring pengantin nya?"

"Apakah terjadi sesuatu?"

"Ini pasti akan menjadi pembicaraan di seluruh negeri," gumam seorang bangsawan, matanya tak lepas dari pemandangan yang luar biasa itu.

Pangeran Li Wei, yang awalnya terkejut, kini tersenyum.

"Selamat datang, Putri," jawabnya, "Kedatanganmu sungguh luar biasa."

"Dia benar-benar berbeda dari yang kita bayangkan," bisik seorang pelayan kepada temannya, "Aku pikir dia akan datang dengan tandu dan pengawalan besar."

"Sebaiknya, kita segera melaksanakan upacara pernikahan sebelum waktu baik terlewatkan," ucap Pangeran Li Wei seraya menggenggam tangan Putri Mei Ling dengan lembut, matanya penuh dengan harapan dan cinta.

Pangeran Li Wei mengenakan jubah kerajaan berwarna merah tua yang dihiasi dengan bordiran emas yang rumit. Jubahnya terbuat dari sutra terbaik, berkilauan di bawah cahaya lentera. Di kepalanya, ia mengenakan mahkota kecil yang terbuat dari emas, melambangkan statusnya sebagai pewaris tahta.

"Baik!" Putri Mei Ling menganggukkan kepala dengan senyum manis. Dia mengenakan gaun pengantin tradisional Tiongkok berwarna merah cerah, simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Gaunnya dihiasi dengan bordiran naga dan burung phoenix yang melambangkan kekuatan dan keanggunan. Rambutnya disanggul tinggi dan dihiasi dengan tusuk konde emas serta bunga-bunga kecil yang menambah kesan anggun pada penampilannya.

Mereka berjalan bersama menuju altar pernikahan. Di sana, Kaisar Li dan Permaisurinya sudah menunggu dengan penuh kebanggaan. Kaisar Li mengenakan jubah kekaisaran berwarna kuning emas, warna yang hanya boleh dikenakan oleh kaisar, dengan bordiran naga yang megah. Permaisuri mengenakan gaun panjang berwarna merah marun dengan bordiran bunga peony, simbol kemakmuran dan kehormatan. Di samping mereka, Kaisar Dayu duduk dengan anggun di kursi kehormatan, mengenakan jubah hijau zamrud yang dihiasi dengan bordiran awan dan burung bangau, melambangkan kedamaian dan umur panjang.

Tidak berselang lama, seorang kasim langsung memandu acara tersebut dengan suara lantang dan penuh wibawa.

"Hormat kepada langit dan bumi!" serunya.

Pangeran Li Wei dan Putri Mei Ling berputar menghadap ke arah langit, lalu membungkuk hormat bersamaan, menunjukkan rasa syukur dan penghormatan mereka kepada alam semesta.

"Hormat kepada kedua orang tua!" lanjut kasim tersebut.

Keduanya kemudian berbalik menghadap Kaisar Li, Permaisuri, dan Kaisar Dayu. Dengan penuh rasa hormat, mereka membungkuk dalam-dalam, menghormati orang tua yang telah membimbing dan mendukung mereka hingga saat ini.

Setelah itu, kasim melanjutkan dengan suara yang lebih lembut, "Hormat kepada satu sama lain."

Pangeran Li Wei dan Putri Mei Ling saling memandang dengan penuh cinta, lalu membungkuk hormat satu sama lain, mengikat janji suci mereka di hadapan keluarga dan tamu yang hadir.

Upacara pernikahan berlangsung dengan khidmat dan penuh makna. Setiap langkah dan gerakan mereka diiringi oleh doa dan harapan dari semua yang hadir, menciptakan suasana yang sakral dan indah. Kini pangeran Li Wei dan Putri Mei Ling telah sah menjadi pasangan suami istri.

***

Kereta kuda pengantin dari kediaman Pangeran Li Wei telah sampai di kediaman Pangeran Zhao, bersamaan dengan tandu pengantin milik Putri Mei Yin. Para tamu yang hadir di sana terlihat bingung saat melihat ada dua tandu pengantin. Putri Mei Yin yang sudah ada di luar, mengernyitkan alisnya.

"Bukankah ini kereta kuda pengantin dari kediaman Pangeran Li Wei?" gumamnya dalam hati, matanya menyipit penuh tanda tanya.

"Yang Mulia Pangeran, bukankah kereta kuda pengantin ini dari kediaman Pangeran Li Wei? Bagaimana bisa ada di sini?" tanya Putri Mei Yin dengan nada lembut dan elegan, suaranya tetap tenang meski hatinya penuh kebingungan.

"Benarkah?" Pangeran Zhao berjalan menuruni anak tangga dengan langkah santai. Dia pura-pura tidak tahu, seolah-olah kejadian itu disengaja. "Apakah Putri Mei Ling berubah pikiran, sehingga memutuskan untuk menjadi permaisuriku?" sambungnya dengan senyum tipis di bibirnya.

Putri Mei Yin yang mendengar perkataan Pangeran Zhao tampak muram. Meskipun dirinya kini telah menikah dengannya, tapi tidak pernah terlintas di pikiran Pangeran Zhao untuk menjadikan dirinya seorang permaisuri dan hanya menganugerahkan gelar selir agung. Hatinya terasa perih mendengar kata-kata itu, namun dia berusaha tetap tenang.

Para tamu mulai berbisik-bisik, mencoba memahami situasi yang membingungkan ini. "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya salah satu tamu.

"Aku tidak tahu, tapi ini pasti akan menjadi berita besar," jawab yang lain.

"Pangeran Li Wei, pasti sangat terpukul sekali jika mengetahui calon istrinya, menikah dengan pria lain."

"Kasihan sekali. Tapi, aku lebih kasihan pada gadis yang jadi istrinya. Pasti hidupnya tidak akan bahagia, memiliki suami yang memiliki keterbelakangan mental."

Putri Mei Yin menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya.

"Pangeran Zhao, mungkin ada kesalahpahaman di sini. Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," katanya dengan suara yang tetap lembut namun tegas.

Pangeran Zhao hanya tersenyum dan mengangguk. "Tentu, Putri. Kita akan mencari tahu," jawabnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!