pesta penyambutan

Di ruangan yang luas dan megah, dengan dinding-dinding berlapis sutra dan lampu-lampu hias yang berkilauan, Pangeran Li Wei duduk termenung di atas tempat tidur. Ia memeluk kedua lututnya erat-erat, seolah mencari kehangatan dari dirinya sendiri, sementara matanya yang sendu memandangi batu giok berbentuk separuh hati di tangannya. Batu giok itu berkilauan lembut di bawah cahaya lilin, seakan menyimpan kenangan yang tak terucapkan.

Cemoohan dan ejekan yang selalu dilontarkan padanya oleh para bangsawan dan rakyat jelata, membuat Pangeran Li Wei kian terpuruk dalam kesedihan yang mendalam. Setiap kata hinaan terasa seperti duri yang menusuk hatinya, meninggalkan luka yang tak terlihat namun sangat menyakitkan.

"Xiao Ling, kau pergi ke mana? Apakah kau masih mengingat tentang kita?" lirihnya, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan malam. Ia merasakan air mata menggenang di pelupuk matanya, namun ia menahannya, mencoba tetap tegar meski hatinya hancur berkeping-keping.

Pangeran Li Wei, selalu mengingat sosok Xiao Ling kecil. Ia adalah seorang gadis dengan kecantikan yang memukau, rambutnya hitam legam seperti malam tanpa bintang, dan matanya berkilau seperti permata yang paling berharga. Senyumnya selalu mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya, dan suaranya lembut seperti alunan musik yang menenangkan jiwa. Ia adalah sahabat sekaligus cinta pertama Pangeran Li Wei, seseorang yang selalu ada di sisinya saat suka maupun duka. Namun, takdir memisahkan mereka, meninggalkan Pangeran Li Wei dengan kenangan manis yang kini terasa pahit.

"Kenapa dunia ini begitu kejam padaku?" bisiknya, suaranya bergetar. "Apakah aku tidak layak untuk bahagia?"

Pada saat usianya 7 tahun, ibu Pangeran Li Wei, yaitu Permaisuri Yan Hui, adalah sosok wanita yang penuh kelembutan dan kasih sayang. Pangeran Li Wei masih mengingat dengan jelas bagaimana ibunya meninggal tepat di hadapannya. Tidak ada suami di sampingnya saat itu. Ia masih belum mengerti apa yang terjadi. Sejak saat itu, Pangeran Li Wei menjadi anak yang pemurung dan selalu ditindas oleh saudara-saudara tirinya.

Di saat tengah larut dalam kesedihan, Pangeran Li Wei duduk termenung di kamarnya yang remang-remang. Tiba-tiba, ada semilir angin malam yang masuk melalui celah jendela, menggoyangkan api lilin yang menyala tenang di atas meja. Cahaya lilin yang bergetar menciptakan bayangan yang menari-nari di dinding, menambah suasana misterius di ruangan itu.

Pangeran Li Wei sedikit terperanjat, merasakan kehadiran seseorang di sekitarnya. Jantungnya berdegup kencang, dan ia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan dengan waspada. Benar saja, di balik jendela yang setengah terbuka, ada sosok bayangan hitam yang samar-samar terlihat.

"Siapa di sana?" teriak Pangeran Li Wei dengan suara yang bergetar, beranjak dari duduknya dan bergegas lari ke arah jendela. Ia membuka jendela dengan cepat, berharap bisa melihat lebih jelas siapa yang mengintainya di balik kegelapan malam.

Pangeran Li Wei membuka jendela dengan cepat, berharap bisa melihat lebih jelas siapa yang mengintainya di balik kegelapan malam. Angin malam yang dingin menerpa wajahnya, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang bergesekan. Di luar, hanya ada kegelapan yang pekat dan suara jangkrik yang bersahutan.

Namun, bayangan hitam itu sudah menghilang, meninggalkan Pangeran Li Wei dengan perasaan was-was. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya.

"Apakah aku hanya berhalusinasi?" pikirnya, namun firasatnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres.

Dengan langkah hati-hati, Pangeran Li Wei menutup jendela dan kembali ke dalam ruangan. Ia menyalakan lebih banyak lilin, berharap cahaya tambahan bisa mengusir bayangan-bayangan yang menghantui pikirannya. Namun, perasaan tidak nyaman itu tetap ada.

Sementara diluar ruangan, sosok yang tadi berdiri di depan jendela kamar pangeran Li Wei, menyembulkan kepalanya dari balik pohon besar yang tidak jauh dari kediaman pangeran Li Wei.

"Apakah dia benar-benar, pangeran Li ?" monolognya dalam hati.

***

Suasana di dalam aula istana kekaisaran sangat ramai dan penuh aktivitas. Para pelayan istana sibuk bergerak ke sana kemari, masing-masing dengan tugasnya sendiri. Ada yang membawa nampan berisi kain merah untuk menghias ruangan, sementara yang lain memasang ornamen-ornamen di dinding. Semua orang tampak bersemangat dan bekerja dengan cepat, seolah-olah ada acara besar yang akan segera dimulai. Suara langkah kaki dan percakapan pelayan menambah kesibukan di aula, menciptakan suasana yang hidup dan penuh antisipasi. Sepertinya, mereka sedang mempersiapkan pesta penyambutan yang megah.

“Cepat, kita harus menyelesaikan hiasan ini sebelum tamu kehormatan tiba!” ucap pelayan 1.

“Tenang saja, aku sudah hampir selesai memasang ornamen di sisi barat aula," sahut pelayan 2.

“Apakah kamu melihat di mana kain merah tambahan? Aku butuh lebih banyak untuk meja utama," tanya pelayan 3.

“Ada di dapur, aku akan mengambilnya untukmu," jawab pelayan 4.

“Terima kasih! Jangan lupa juga untuk memeriksa bunga-bunga di pintu masuk, mereka harus terlihat segar," kata pelayan 2

“Baik, aku akan segera ke sana setelah ini.” pelayan 4 beranjak dari ruangan tersebut menuju arah dapur.

Selama persiapan masih berlangsung, rombongan dari kerajaan Dayu telah mencapai perbatasan ibu kota Kerajaan Tang. Pangeran Zhao, bersama dengan prajurit khusus yang ditugaskan untuk menyambut kedatangan mereka, sudah menunggu dengan sabar di depan gerbang kota. Mereka duduk tegap di atas kuda-kuda mereka, mata mereka tajam mengawasi setiap gerakan di kejauhan.

Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang berguguran, menambah kesan dramatis pada suasana. Pangeran Zhao, dengan jubah kebesarannya yang berkibar tertiup angin, tampak gagah dan berwibawa. Prajurit-prajuritnya, dengan baju zirah yang berkilauan di bawah sinar matahari, berdiri tegap di sampingnya, siap untuk memberikan penghormatan.

"Apakah mereka sudah dekat?" tanya Pangeran Zhao dengan suara yang dalam dan tenang, matanya tetap terpaku pada jalan yang membentang di depan mereka.

"Sesuai laporan terakhir, mereka akan tiba dalam beberapa menit, Yang Mulia," jawab salah satu prajurit dengan hormat.

Pangeran Zhao mengangguk pelan, lalu menghela napas panjang. "Baiklah, kita sambut mereka dengan penuh kehormatan. Pastikan semuanya berjalan lancar."

---

Sementara di kediaman Pangeran Li Wei, ia baru saja terbangun dari tidurnya. Dengan gerakan lamban, dia mengulaikan tubuhnya, merentangkan kedua tangan ke atas, dan melenturkan otot-otot yang terasa kaku. Setelah itu, ia bangkit dari posisi berbaring dan duduk di sisi tempat tidur, matanya masih terasa berat dan mengantuk.

"Gara-gara kejadian semalam, aku jadi tidak bisa tidur nyenyak," gumam Pangeran Li Wei sambil menguap lebar dan menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal. Beberapa menit kemudian, samar-samar ia mendengar suara keributan dari luar.

"Kenapa di luar terdengar berisik sekali?" Pangeran Li Wei beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah jendela. Dengan gerakan perlahan, ia membuka jendela dan langsung melihat keramaian para pelayan yang sangat sibuk.

Dengan raut wajah yang datar dan sedikit konyol, Pangeran Li Wei hanya bisa memperhatikan para pelayan yang berlalu lalang tanpa berniat mencari tahu lebih lanjut. Namun, ada rasa penasaran yang menggelitik hatinya, mendorong dia untuk bertanya.

Pangeran Li Wei memutuskan untuk memanggil salah satu pelayan yang sedang lewat di dekat jendelanya.

"Hei, kau! Kemari lah," panggilnya dengan suara yang masih serak karena baru bangun tidur.

Seorang pelayan pria muda dengan cepat menghampiri dan membungkuk hormat.

"Ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia?" tanyanya dengan sopan.

"Apa yang sedang terjadi? Kenapa semua orang terlihat begitu sibuk?" tanya Pangeran Li Wei sambil mengerutkan kening, mencoba memahami situasi.

Pelayan itu mengangkat wajahnya sedikit, menatap Pangeran Li Wei dengan rasa hormat.

" Yang Mulia. Kami semua sedang mempersiapkan pesta penyambutan tamu dari kerajaan Dayu. Apakah Yang Mulia lupa, jika hari ini rombongan dari kerajaan Dayu akan datang? Saya dengar kaisar Dayu juga datang dengan salah satu putrinya."

"Ya ampun, Aku lupa lagi. Kalau begitu aku akan bersiap-siap diri."

Pangeran Li Wei segera memanggil pelayan pribadinya.

“Cepat, bantu aku bersiap-siap. Kita tidak punya banyak waktu,” katanya dengan nada mendesak.

Pelayan pribadinya, seorang pria tua yang setia, segera mengambil pakaian terbaik Pangeran Li Wei.

“Yang Mulia, apakah Anda ingin mengenakan jubah emas atau yang berwarna biru tua dengan bordir naga?” tanyanya sambil menunjukkan dua pilihan yang sama-sama indah.

Pangeran Li Wei berpikir sejenak.

“Aku akan mengenakan yang biru tua. Ini adalah kesempatan penting, dan aku ingin terlihat berwibawa namun tetap elegan,” jawabnya dengan tegas.

Sementara itu, di aula utama istana, para pelayan dan prajurit sibuk mempersiapkan segala sesuatu. Meja-meja panjang telah diatur dengan rapi, dihiasi dengan taplak meja sutra dan vas-vas bunga yang indah. Aroma makanan lezat mulai tercium dari dapur, menandakan bahwa para koki istana sedang bekerja keras untuk menyiapkan hidangan terbaik.

Di luar gerbang istana, rombongan dari kerajaan Dayu mulai terlihat. Kereta-kereta kuda yang megah, dihiasi dengan lambang kerajaan Dayu, bergerak perlahan menuju istana. Para prajurit Dayu yang gagah berani mengawal rombongan tersebut, menambah kesan megah dan berwibawa.

Pangeran Li Wei, yang kini telah siap dengan pakaian terbaiknya, berdiri di depan cermin yang terbuat dari perunggu. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.

“Ini adalah momen penting,” pikirnya. “Aku harus memberikan kesan yang baik.”

Terpopuler

Comments

MiseryInducing

MiseryInducing

Pas baca endingnya, kerasa kayak kehilangan teman baik. Pokoknya cinta banget sama cerita ini!

2024-11-06

1

Jumadi 0707

Jumadi 0707

enak juga bacanya coba lanjut

2025-01-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!