Part 3 Pertunangan

Waktu terasa begitu cepat berlalu...

Malam ini adalah malam pertunangan Xanders dan Caca. Caca menatap pantulan dirinya melalui cermin dikamarnya.

Air matanya kembali luruh, ia tersenyum getir.

"Ayah Caca harus apa sekarang, Caca gak mau nikah muda hiks...hiks..hiks"

Pintu kamar terbuka menampilkan Nara yang tengah tersenyum mengejek menatapnya.

"Uuuu.. yang mau nikah sama aki-aki kok nangis sih" ejek Nara.

Caca menghapus air matanya, ia menatap datar Nara yang berdiri di hadapannya.

"Caca, Caca takdir hidup Lo emang se menyedihkan ini ya"

"Bokap Lo udah mati, terus sekarang Lo mau dinikahin paksa sama aki-aki kasian banget sih Lo" Nara menertawakan Caca dengan puas.

"Caca ayo keluar, calon suami kamu udah dateng" ucapan Maya mampu mengalihkan perhatian keduanya.

"Nara gandeng tangan kakaknya" perintah Maya.

"Iya ma, ayo kak" Nara dengan sok akrabnya mengapit lengan Caca.

Di ruang tamu mansion Anggara sudah terdapat dua keluarga penting yang sedang menanti kehadiran seorang gadis yang akan melangsungkan acara pertunangannya.

Setibanya diruang tamu, Caca semakin menundukkan pandangannya. Ia tak mampu melihat kenyataan yang akan dihadapinya nanti.

Sementara Nara, perlahan senyumnya luntur tergantikan dengan rasa kaget yang luar biasa. Ia syok melihat seorang Xanders Juliano Smith ada diantara orang-orang penting tersebut.

Xanders duduk dengan tegap penuh wibawa dan jangan lupakan ciri khas wajah datarnya.

Nara berfikir jika Xanders adalah salah satu tamu undangan papanya. Ia langsung tersenyum centil ke arah Xanders.

"Tuan dan nyonya Smith maaf karena sudah membuat anda menunggu lama" ujar Maya dengan ramahnya.

"Ah tidak apa-apa nyonya Maya" balas Rere tak kalah ramah.

Maya menuntun Caca untuk duduk di salah satu sofa tepat dihadapan Xanders.

"Baik kita mulai saja acara pertunangan ini" suara berat tuan Smith terdengar tegas.

Caca memilin jari tangannya dengan gugup, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Ia berusaha mengusir rasa tak nyaman yang hinggap di hatinya.

"baik tuan kita mulai saja acaranya" sahut Delon.

"Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahwasanya malam ini kita akan melangsungkan pertunangan antara Xanders dan Caca" ujar tuan Smith dengan tegas.

"APAA" seruan Nara mengalihkan perhatian semua orang yang ada disana, terkecuali Xanders.

Tanpa sadar tatapan mereka bertemu, netra kecoklatan milik caca bertemu dengan netra gelap yang juga tengah memandangnya dengan lekat.

Sepersekian detik mereka saling menatap sebelum pada akhirnya Caca tersadar, lalu ia segera mengalihkan pandangannya.

"Ada apa Nara?" tanya Delon.

"Pa ini maksutnya apa? Kok Caca tunangan sama Xanders" tanya Nara tak sabaran.

"Memangnya kenapa, Xanders sendiri yang menginginkan pertunangan ini" jawab Delon, ia menatap bingung ke arah putri kandungnya.

"Ya gak bisa gitu dong pa, Nara gak setuju kalau Caca tunangan sama Xanders" teriak Nara tanpa tahu malunya.

Delon bangkit dari duduknya lalu ia menarik Nara pergi dari hadapan mereka semua.

"Maaf ya tuan, nyonya mohon tunggu sebentar" ujar Maya tersenyum malu.

"Ah ya tidak apa-apa" Rere tersenyum tipis.

Sedangkan di kamar Nara sedang terjadi keributan antara papa dan anak itu.

"Pa kenapa Caca yang tunangan sama Xanders, harusnya Nara pa bukan Caca!" Teriak Caca emosi.

"Diam kamu Nara!"

"Perusahaan papa terancam bangkrut, satu-satunya orang yang bisa membantu papa dalam permasalahan ini hanya Caca. Xanders akan menyuntikkan dana ke perusahaan papa jika Caca mau bertunangan dengannya" jelas Delon panjang lebar.

"Tapi Nara suka sama Xanders Pa, harusnya papa jodohin aku sama Xanders. Aku yang anak kandung papa bukan Caca".

"Kali ini saja, tolong kamu mengerti kondisi papa. Papa melakukan ini semua juga demi kebaikan kita".

"Biarkan Caca menikah dengan Xanders, nanti setelah perusahaan papa normal kembali kamu boleh merebut Xanders dari Caca" Delon pergi meninggalkan Nara, tak lupa ia mengunci pintu kamar Nara, takut jika Nara akan mengacaukan acaranya.

"Maaf tuan, mari bisa kita lanjut" ucap Delon setelah kembali bergabung bersama mereka.

"Caca Achantika Queenzy apakah kau mau menerima perjodohan ini" tanya tuan smith pada Caca.

Caca gugup setengah mati, namun sebuah usapan lembut terasa hangat ditangannya. Ia menolah mendapati sang mama yang tengah tersenyum kearahnya.

Caca menghela nafas panjang, ia menjawab dengan tegas "Ya. Saya mau".

"Kau Xanders apakah kau menerima perjodohan ini" tanya tuan Smith pada putranya.

"Ya" Xanders menjawab dengan mantap.

Akhirnya acara pertunangan itupun berjalan dengan lancar. Setelah melangsungkan makan malam bersama, mereka berbincang-bincang ringan.

"Ma pa, tuan nyonya Caca permisi mau kedepan sebentar" pamit Caca, mereka mengangguk sebagai jawaban.

*

*

Caca duduk dibangku panjang yang berada ditaman mansion, ia tak mempedulikan hawa dingin yang menusuk kulitnya.

Hembusan napas panjang Caca keluarkan. Dunia ini kenapa begitu kejam padanya ia mempunyai ayah tiri juga adik tiri yang kerap sekali berlaku buruk padanya dan juga kekerasan fisik yang sering ia terima. Caca bahkan tak tahu alasan mereka bersikap seperti itu padanya.

"Gua harus seneng apa sedih ya sekarang, ya ganteng sih emang tapi kalo nanti dia jahat terus kasar sama gue gimana" monolog Caca pada dirinya sendiri.

Caca berharap pada Tuhan semoga suaminya nanti mau menerimanya dengan baik. Sudah cukup bagi Caca untuk melanjutkan kehidupan pahit yang selama ini ia alami.

Sebuah suara tapak kaki terdengar berjalan mendekat kearahnya. Tubuh Caca menegang, namun ia tak berani menoleh kebelakang.

"Kenapa di luar?" Tanya suara bariton yang membuat jantung Caca berdesir kala mendengarnya.

"G-gue cuma lagi cari angin aja" jawab Caca gugup.

"Aku bukan gue" tekan pria itu.

"Kita gak seakrab itu buat panggil aku kamu" Caca mendongak menatap lelaki jangkung yang kini sudah berada di hadapannya.

Xanders mengikis jarak diantara keduanya. Ya lelaki yang kini ada dihadapan Caca adalah Xanders.

"L-lo mau apa!?"

"Jangan deket-deket" ucap Caca penuh peringatan.

"Kenapa hmm" suara lembut Xanders menyapa indera pendengaran Caca.

"Jangan takut Acha" ujar Xanders dengan lembut.

DEG...

Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.

Caca tertegun, ia memandang Xanders dengan mulut terbuka. Gadis ini begitu menggemaskan dimata Xanders.

Xanders terkekeh melihatnya "kenapa lucu banget hmm".

"Nama gue CACA not ACHA" tekan Caca garang sembari berkacak pinggang.

"Itu panggilan spesial dari aku"

"Oh, atau kamu mau dipanggil sayang" canda Xanders.

Sial, Caca salting. Pipinya bersemu merah layaknya kepiting rebus.

"Apasih Lo, gak usah sok akrab deh" Ketus Caca, ia berusaha menutupi rasa salah tingkahnya.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

DityaR

DityaR

Keren, semangat, Thor! /Smile/

2024-11-05

1

Pichaacha

Pichaacha

Acha ga takut kok. Muehehehe 😅

2025-02-26

0

Aprilia Amanda

Aprilia Amanda

gw aja yg di panggil Sayang😭

2025-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Kehidupan Caca
2 Part 2 Perjodohan
3 Part 3 Pertunangan
4 part 3 Galaunya Caca
5 Part 5 Hari kelulusan
6 Part 6 Ijab kabul
7 Part 7 Malam pertama?
8 Part 8 Berkunjung Ke mansion Smith
9 Part 9 Insiden
10 Part 10 Kami semua sayang Caca
11 Part 11 Ungkapan Perasaan
12 Part 12 Rumah Baru
13 Part 13 Suami Idaman
14 Part 14 Demi Kamu
15 Part 15 Lancang!!
16 Part 16 Caca gengs
17 Part 17 Apa itu Sayur Asem?
18 Part 18 Ospek Hari Pertama
19 Part 19 Anu Pangku Mas!!
20 Part 20 i wanna kiss you
21 Part 21 Ospek Hari terkahir
22 Part 22 Do you love me?
23 Part 23 Kerja Malam (21+)
24 Part 24 Caca Sakit
25 Part 25 Nara Carmuk
26 Part 26 Kepergok (21+)
27 Part 27 Keributan di mansion Anggara
28 Part 28 Kampus
29 Part 29 Xanders mau nikah lagi gak?
30 Part 30 Halo Om Tampan
31 Part 31 Tanggungjawab sayang
32 Part 32 Kalau Aku hamil gimana?
33 Part 33 Murka!!
34 Part 34 Kekuasaan Smith
35 Part 35 Teror
36 Part 36 Siapa pelakunya?
37 Part 37 Ngambek
38 Part 38 Dinner
39 Part 39 Pingsan
40 Part 40 Hamil?
41 Part 41 Heboh
42 Part 42 Heboh 2
43 Part 43 Calon bapak posesif
44 Part 44 I love you my Husband
45 Part 45 Bumil ngidam?
46 Part 46 Kedatangan Tamu tak diundang
47 Part 47 Sidang perceraian
48 Part 48 Di bully
49 Part 49 Tiga ratus juta
50 Part 50 Kecelakaan
51 Part 51 Nyaris keguguran
52 Part 52 Terungkap
53 Part 53 Fakta mengejutkan
54 Part 54 Gangguan mental
55 Part 55 Perempuan Baik
56 Part 56 Taruhan
57 Part 57 Kanaya & Brayen
58 Part 58 Kehidupan Delon
59 Part 59 Bertengkar
60 Part 60 Kecewa
61 Part 61 Berburu Maaf
62 Part 62 Oh My Good
63 Part 63 Menyerah
64 Part 64 Memaafkan
65 Part 65 Di luar Nurul
66 Part 66 Perkara ngidam
67 Part 67 Dibalik Ngidam bumil
68 Part 68 5 juta
69 Part 69 Kisah pilu pak Sofyan
70 Part 70 Selingkuh?
71 Part 71 Aku gak selingkuh
72 Part 72 Gosip
73 Part 73 Danau & Hujan
74 Part 74 Solidaritas
75 75 Karma & Nara
76 76 Anak Durhaka
77 Part 77 Nomor baru
78 Part 78 Jebakan
79 Part 79 Murka nya Xanders
80 Part 80 Rumah Sakit
81 Part 81 Hukuman
82 Part 82 tujuh bulanan
83 Part 83 Welcome
84 Part 84 Baby Mora
85 Part 85 END
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Part 1 Kehidupan Caca
2
Part 2 Perjodohan
3
Part 3 Pertunangan
4
part 3 Galaunya Caca
5
Part 5 Hari kelulusan
6
Part 6 Ijab kabul
7
Part 7 Malam pertama?
8
Part 8 Berkunjung Ke mansion Smith
9
Part 9 Insiden
10
Part 10 Kami semua sayang Caca
11
Part 11 Ungkapan Perasaan
12
Part 12 Rumah Baru
13
Part 13 Suami Idaman
14
Part 14 Demi Kamu
15
Part 15 Lancang!!
16
Part 16 Caca gengs
17
Part 17 Apa itu Sayur Asem?
18
Part 18 Ospek Hari Pertama
19
Part 19 Anu Pangku Mas!!
20
Part 20 i wanna kiss you
21
Part 21 Ospek Hari terkahir
22
Part 22 Do you love me?
23
Part 23 Kerja Malam (21+)
24
Part 24 Caca Sakit
25
Part 25 Nara Carmuk
26
Part 26 Kepergok (21+)
27
Part 27 Keributan di mansion Anggara
28
Part 28 Kampus
29
Part 29 Xanders mau nikah lagi gak?
30
Part 30 Halo Om Tampan
31
Part 31 Tanggungjawab sayang
32
Part 32 Kalau Aku hamil gimana?
33
Part 33 Murka!!
34
Part 34 Kekuasaan Smith
35
Part 35 Teror
36
Part 36 Siapa pelakunya?
37
Part 37 Ngambek
38
Part 38 Dinner
39
Part 39 Pingsan
40
Part 40 Hamil?
41
Part 41 Heboh
42
Part 42 Heboh 2
43
Part 43 Calon bapak posesif
44
Part 44 I love you my Husband
45
Part 45 Bumil ngidam?
46
Part 46 Kedatangan Tamu tak diundang
47
Part 47 Sidang perceraian
48
Part 48 Di bully
49
Part 49 Tiga ratus juta
50
Part 50 Kecelakaan
51
Part 51 Nyaris keguguran
52
Part 52 Terungkap
53
Part 53 Fakta mengejutkan
54
Part 54 Gangguan mental
55
Part 55 Perempuan Baik
56
Part 56 Taruhan
57
Part 57 Kanaya & Brayen
58
Part 58 Kehidupan Delon
59
Part 59 Bertengkar
60
Part 60 Kecewa
61
Part 61 Berburu Maaf
62
Part 62 Oh My Good
63
Part 63 Menyerah
64
Part 64 Memaafkan
65
Part 65 Di luar Nurul
66
Part 66 Perkara ngidam
67
Part 67 Dibalik Ngidam bumil
68
Part 68 5 juta
69
Part 69 Kisah pilu pak Sofyan
70
Part 70 Selingkuh?
71
Part 71 Aku gak selingkuh
72
Part 72 Gosip
73
Part 73 Danau & Hujan
74
Part 74 Solidaritas
75
75 Karma & Nara
76
76 Anak Durhaka
77
Part 77 Nomor baru
78
Part 78 Jebakan
79
Part 79 Murka nya Xanders
80
Part 80 Rumah Sakit
81
Part 81 Hukuman
82
Part 82 tujuh bulanan
83
Part 83 Welcome
84
Part 84 Baby Mora
85
Part 85 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!