Suami yang Terlalu Posesif

Shabiya bergerak ke sudut ruangan di mana mesin kopi kecil berada\, jari-jarinya yang lincah dengan cekatan menyiapkan kopi hitam_yang ia tahu_adalah salah satu hal kesukaan Chandra. Ruangan kantor Shabiya sangat berbeda dari kantor Chandra yang megah dan penuh kemewahan. Di sini\, semuanya fungsional\, rapi\, dengan dekorasi yang minimalis namun elegan_menunjukkan kepribadian Shabiya yang praktis dan fokus pada pekerjaannya. Cahayanya lembut\, mengalir dari jendela besar di belakang meja kerja Shabiya\, menerangi ruangan dengan sinar matahari yang mulai redup.

Chandra duduk bersandar di kursi tamu, tubuh tegapnya tampak rileks, tapi hanya di permukaan. Ia menatap jendela besar di belakang meja kerja istrinya, tapi pikirannya jauh, berputar-putar di sekitar satu nama: Erika. Keberadaan wanita itu adalah ancaman kecil yang tak terduga—seperti batu kerikil dalam sepatu yang mengganggu setiap langkah.

Shabiya, dengan gerakan tenang namun presisi, menyodorkan cangkir kopi hitam kepadanya. Chandra meraihnya tanpa berkata-kata, menatapnya dengan tatapan intens yang membuat Shabiya mengangkat alis.

"Terima kasih," ucap Chandra serak, menyesap kopinya perlahan, merasakan kehangatan yang mengalir hingga ke tenggorokannya.

Shabiya duduk di seberangnya, tubuhnya sedikit condong ke depan, memberi sinyal bahwa ia siap mendengarkan. Tidak ada yang memaksakan percakapan, tapi kehadirannya sudah cukup memberi Chandra dorongan untuk berbicara.

“Ada yang ingin kau katakan?” tanyanya akhirnya, nada suaranya ringan tapi matanya memperhatikan.

“Erika muncul di kantorku tadi.” Chandra menyesap kopinya, mengambil waktu untuk menyusun kata-kata. “Dia berlagak seolah masih punya hak campur tangan dalam hidupku.”

Shabiya hanya mengangguk pelan, membiarkannya melanjutkan.

“Dia pikir...” Chandra berhenti sejenak, menatap lurus ke arah istrinya. “Karena kita terlalu sibuk bekerja, terlalu fokus pada karier masing-masing, pernikahan kita tidak akan bertahan lama.” Nada suaranya berubah menjadi dingin dan sinis, menirukan Erika.

"Dan kau sengaja menghindari pembicaraan tadi malam, tentang Erika?" Shabiya membuka percakapan dengan nada datar, pandangannya melekat pada wajah suaminya.

Chandra menyesap kopi, menahan senyum samar. "Aku tidak menghindar. Aku hanya memilih waktu yang lebih tepat untuk membahasnya."

"Tentu saja," balas Shabiya sinis. "Karena membahas Erika selalu butuh 'waktu yang tepat,' kan?"

Chandra mendesah, menempatkan cangkirnya di meja dengan bunyi kecil yang terkontrol. “Aku tidak ingin membebanimu.”

"Dia cukup 'membebani', mengingat caramu menghindariku semalam," potong Shabiya tajam. Ia bersandar ke kursinya, menyilangkan tangan dengan sikap penuh tantangan. "Atau mungkin, kau merasa 'terbebani' saat dia bicara tentang kita."

Chandra menghela napas, lalu meletakkan cangkirnya dengan hati-hati di meja.

Shabiya menyilangkan tangan, bersandar ke kursinya. “Kau tahu, aku terkenal sebagai seorang penyelidik ulung dalam mengendus omong kosong, Chandra. Kau sedang mencoba menghindari pembicaraan itu, dan aku tahu alasannya.”

Chandra mengangkat alis, separuh tersenyum. “Benarkah? Kau tahu alasannya?”

“Karena sebagian dari dirimu masih merasa Erika punya kuasa atas dirimu.” Shabiya mencondongkan tubuh ke depan, tatapannya tajam. "Dan_"

"Dan dia salah." Suara Chandra tegas, matanya menatap lurus ke arah istrinya.

"Bagus kalau begitu," balas Shabiya ringan. Tapi ekspresi di wajahnya menunjukkan ia tidak sepenuhnya puas. "Karena aku tidak punya waktu untuk drama seperti itu. Kau tahu, pekerjaan dan kehidupan kita sudah cukup rumit tanpa tambahan Erika di dalamnya."

Sebelum Chandra bisa membalas, pintu kantor diketuk. Shabiya melirik sekilas, lalu memberi isyarat agar tamu itu masuk. Pintu terbuka perlahan, dan masuklah seorang pria muda, dengan setelan jas yang rapi, wajahnya tampan dengan senyum percaya diri yang mencerminkan kecerdasan dan profesionalisme. Chandra mengangkat alisnya, matanya dengan cepat mengamati pria itu dari ujung kepala hingga kaki. Ada sesuatu tentang kehadirannya yang membuat Chandra langsung merasa waspada.

"Maaf mengganggu, Bu Shabiya. Ini dokumen yang tadi Anda minta untuk ditinjau," kata pria itu, memberikan tumpukan berkas ke meja Shabiya.

Shabiya tersenyum ramah, menerima dokumen itu dengan anggukan kecil. "Terima kasih, Adit. Saya akan periksa nanti."

Adit berdiri sejenak, tampak tidak terburu-buru untuk pergi, meskipun Chandra jelas-jelas berada di ruangan itu. Pria muda itu menatap Shabiya dengan cara yang, bagi Chandra, terasa terlalu akrab. Meskipun percakapan antara mereka terdengar profesional, interaksi itu membuat Chandra merasa diabaikan. Ia melipat tangannya, matanya mengamati setiap gerak-gerik Adit, menimbang-nimbang apakah pria ini sekadar bawahan yang kompeten atau seseorang yang berani memiliki niat lain terhadap istrinya.

Shabiya masih sibuk dengan berkas-berkas di tangannya ketika Chandra, dengan tenang namun penuh tekad, berdiri dari kursinya. Tanpa berkata apa-apa, ia berjalan mendekati istrinya, kemudian dengan gerakan halus namun pasti, Chandra menyelipkan tangannya di bahu Shabiya, menariknya sedikit lebih dekat padanya. Ia menunduk, dengan gerakan yang sangat alami, dan mencium puncak kepala istrinya, pelan tapi cukup untuk menyampaikan pesan yang jelas.

Shabiya terkejut sejenak, matanya melirik Chandra dengan pertanyaan, tapi ia tidak menolak gerakan itu. Malah, ia bisa merasakan ketegangan di sekitar mereka mulai menghilang, meskipun kehangatan tubuh Chandra yang dekat dengannya membawa rasa aman yang tak terucapkan.

Adit terdiam, menyaksikan interaksi itu. Senyumnya memudar, dan ia tampak sedikit tidak nyaman. "Saya... sepertinya saya harus kembali ke meja saya," katanya, suaranya sedikit gugup.

Chandra mengangguk, masih menatap Shabiya dengan intens, seolah Adit tidak ada di ruangan sama sekali. "Lain kali, jangan ragu untuk mengetuk pintu lebih lama," ucap Chandra, nadanya tenang tapi ada ketajaman terselubung di baliknya.

Adit hanya bisa tersenyum kikuk sebelum segera mundur, meninggalkan ruangan dengan cepat. Ketika pintu menutup, Chandra melepaskan sentuhan lembutnya dari bahu Shabiya, kembali duduk di kursinya sambil mengamati wajah istrinya.

"Apa itu tadi?" tanya Shabiya, meskipun ia sudah bisa menebak.

"Sekadar pengingat," jawab Chandra, kali ini suaranya kembali santai. "Bahwa kau adalah milikku, dan aku tidak suka jika ada yang lupa akan hal itu."

Shabiya memutar matanya, sedikit geli dengan posesif Chandra, tapi tidak bisa memungkiri bahwa sentuhan tadi membawa rasa nyaman. "Kau berlebihan," balasnya, meskipun ada senyum kecil di sudut bibirnya.

"Tentu saja," jawab Chandra, dengan nada serius namun mata yang bersinar penuh godaan. "Itu tugas seorang suami, bukan?"

“Posesif, seperti biasa.” Shabiya memutar matanya.

“Dan kau menyukainya.”

Shabiya tidak bisa menahan senyum kecil yang muncul, meskipun ia berusaha menyembunyikannya. Itulah masalahnya.

***

Terpopuler

Comments

ona

ona

adit run, dit... ada cowo pocecip /Chuckle/

2024-12-21

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 The Wedding Day
3 Storms in the Ballroom
4 Games and Truth Behind the Smiles
5 Ciuman yang Mengubah Permainan
6 A Kiss and A Promise
7 Peran yang Dipaksakan
8 Walls of Change
9 Malam yang Penuh Intrik
10 From Agreement to Understanding
11 Harmony or Clash?
12 Beneath the Veil of Control
13 Silent Connections
14 The Price of Choice
15 One Bite at a Time
16 Unspoken Fears
17 Batas yang Tak Terlihat
18 The Best Medicine
19 Suami yang Terlalu Posesif
20 Permainan Kekuasaan
21 A Morning Interrupted
22 Lines Drawn Over Dinner
23 Colliding Hearts
24 A Wedding Dress and an Unwelcome Past
25 A Call That Changes Everything
26 Silent Storm Behind the Wheel
27 Harga Sebuah Kebebasan
28 Api Kecil yang Membakar
29 The Aftermath of Intimacy
30 Between Control And Protection
31 Breaking The Rules
32 Silent Confrontation
33 A Morning Of Silence
34 The Black Dress And Jealousy
35 A Night of Tension
36 A Night of Revelation
37 The Shadow of Desire
38 A New Beginning
39 Velora Meets Luxora
40 Aliansi di Ruang Rapat
41 Ancaman dan Rahasia
42 The Unyielding Protector
43 The Calm Before the Storm
44 The Claim of Touch
45 The Breaking Point
46 Two Worlds Collide
47 The Hidden Truth
48 Playing with Fire
49 Unsettled Silence
50 Langkah di Lorong Gelap
51 Who Dares Touch My Wife?
52 When Safety Feels Like a Cage
53 Jealousy Behind The Smile
54 A Husband’s Vow"
55 A Father's Ultimatum
56 Confronting the Enemy Within
57 The Last Warning
58 Bound by Secrets
59 The Unspoken Burdens
60 Knight And Pawns
61 A Midnight Encounter
62 The Subtle Changes We Had
63 A Morning of Care and Compromise
64 A Detour to the Unknown
65 Unplanned Beginnings
66 When the Past Knocks at the Door
67 Between Secrets and Promises
68 The Unyielding Concern
69 The Perfume's Sting
70 Parfum and Poisoned Words
71 Between Strength and Surrender
72 A Breakfast of Power Plays
73 A Cold Embrace
74 The Unseen Side of Love
75 A Life in Transition
76 The Secret She Hide
77 Sandiwara yang Gagal
78 Bayangan dari Masa Lalu
79 Konfrontasi dan Permainan Berbahaya
80 Benih Keraguan
81 The Power and Betrayal
82 Shabiya's Secrets: A Past That Won't Stay Buried
83 A Past That Won't Let Go
84 Unyielding Vow
85 A Love Tested by The Past
86 A Father's Betrayal
87 Unveiling Secrets
88 Unspoken Wounds
89 Bloodstains and Fears
90 Tidak Ada Ruang Untuk Penolakan
91 A Dangerous Emotion
92 Shield and Fortress
93 Negotiations with the Devil
94 No One Will Hurt You Again
95 A Hunger He Could Not Quench
96 A Dangerous Alliance
97 A Silent Battle Begins
98 When Danger Creeps In
99 When the Hunter Becomes the Prey
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
The Wedding Day
3
Storms in the Ballroom
4
Games and Truth Behind the Smiles
5
Ciuman yang Mengubah Permainan
6
A Kiss and A Promise
7
Peran yang Dipaksakan
8
Walls of Change
9
Malam yang Penuh Intrik
10
From Agreement to Understanding
11
Harmony or Clash?
12
Beneath the Veil of Control
13
Silent Connections
14
The Price of Choice
15
One Bite at a Time
16
Unspoken Fears
17
Batas yang Tak Terlihat
18
The Best Medicine
19
Suami yang Terlalu Posesif
20
Permainan Kekuasaan
21
A Morning Interrupted
22
Lines Drawn Over Dinner
23
Colliding Hearts
24
A Wedding Dress and an Unwelcome Past
25
A Call That Changes Everything
26
Silent Storm Behind the Wheel
27
Harga Sebuah Kebebasan
28
Api Kecil yang Membakar
29
The Aftermath of Intimacy
30
Between Control And Protection
31
Breaking The Rules
32
Silent Confrontation
33
A Morning Of Silence
34
The Black Dress And Jealousy
35
A Night of Tension
36
A Night of Revelation
37
The Shadow of Desire
38
A New Beginning
39
Velora Meets Luxora
40
Aliansi di Ruang Rapat
41
Ancaman dan Rahasia
42
The Unyielding Protector
43
The Calm Before the Storm
44
The Claim of Touch
45
The Breaking Point
46
Two Worlds Collide
47
The Hidden Truth
48
Playing with Fire
49
Unsettled Silence
50
Langkah di Lorong Gelap
51
Who Dares Touch My Wife?
52
When Safety Feels Like a Cage
53
Jealousy Behind The Smile
54
A Husband’s Vow"
55
A Father's Ultimatum
56
Confronting the Enemy Within
57
The Last Warning
58
Bound by Secrets
59
The Unspoken Burdens
60
Knight And Pawns
61
A Midnight Encounter
62
The Subtle Changes We Had
63
A Morning of Care and Compromise
64
A Detour to the Unknown
65
Unplanned Beginnings
66
When the Past Knocks at the Door
67
Between Secrets and Promises
68
The Unyielding Concern
69
The Perfume's Sting
70
Parfum and Poisoned Words
71
Between Strength and Surrender
72
A Breakfast of Power Plays
73
A Cold Embrace
74
The Unseen Side of Love
75
A Life in Transition
76
The Secret She Hide
77
Sandiwara yang Gagal
78
Bayangan dari Masa Lalu
79
Konfrontasi dan Permainan Berbahaya
80
Benih Keraguan
81
The Power and Betrayal
82
Shabiya's Secrets: A Past That Won't Stay Buried
83
A Past That Won't Let Go
84
Unyielding Vow
85
A Love Tested by The Past
86
A Father's Betrayal
87
Unveiling Secrets
88
Unspoken Wounds
89
Bloodstains and Fears
90
Tidak Ada Ruang Untuk Penolakan
91
A Dangerous Emotion
92
Shield and Fortress
93
Negotiations with the Devil
94
No One Will Hurt You Again
95
A Hunger He Could Not Quench
96
A Dangerous Alliance
97
A Silent Battle Begins
98
When Danger Creeps In
99
When the Hunter Becomes the Prey

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!