2. Sikap dingin

Tap tap tap....

Arga melangkahkan kakinya menuju lantai dua sampai ia tiba di kamar. 

Mereka berdua berpisah kamar, Sebab Dia tidak ingin menyentuh seorang perempuan yang terlihat menjijikan dan berkali-kali berusaha memanjat naik ke atas ranjangnya. 

Setelah tiba di pinggir ranjang, Arga pun melemparkan perempuan di gendongannya ke atas ranjang hingga membuat Astin sangat terkejut. 

Begitu punggungnya menyentuh kasur yang empuk dan membuka mata menatap pria yang menatapnya dengan wajah yang begitu dingin, Astin menyadari bahwa akting mereka telah selesai. 

Inilah hidupnya, di muka keluarga, mereka berdua akan terlihat seperti suami istri sungguhan, namun sebenarnya ketika mereka hanya berdua saja, maka mereka berdua hanyalah seorang asing yang tidak memiliki hubungan apapun kecuali nama mereka yang bersanding sebagai suami istri di atas kertas. 

"Aktingmu bagus juga, tapi aku tidak menyarankan kau untuk menyentuhku lain kali!" Suara Arga begitu dingin, diiringi dengan punggung pria itu yang dibalikkan ke arah Astin dan melangkah dengan mantap meninggalkan kamar Astin. 

Astin yang ditinggalkan langsung duduk di tempat tidur, ia menatap bengong ke arah pintu yang telah ditutup oleh Arga sebelum sesaat kemudian mengukir sebuah senyuman sinis di wajahnya lalu turun dari tempat tidur. 

Astin berdiri di depan cermin, memandangi dirinya, sesaat merasakan kekaguman atas wajah dan keindahan tubuhnya. 

Tapi Apa gunanya? 

Bahkan suaminya sama sekali tidak tertarik!

Beberapa saat menghabiskan waktu di depan cermin, akhirnya Astin mendengar suara ketukan pintu dan belum selesai ketukan pintu itu, pintunya sudah terbuka memperlihatkan seorang perempuan yang telah memakai gaun berwarna putih polos dengan make up tebal di wajahnya. 

Wajah yang cantik, begitu simetris dan dagu yang panjang, hidung yang mancung, mata yang cerah seperti mata seekor anak kucing dan bibir kecil yang mengukir sebuah senyuman. 

"Kenapa kau langsung masuk?" Astin mengerut kan keningnya melihat ke arah Chika. 

Perempuan yang sangat tidak tahu malu! 

"Aku tahu kau hanya sendirian di sini," Chika menatap ke arah pintu lain di kamar itu, itu adalah pintu menuju kamar Arga yang digunakan untuk mengelabui semua orang di rumah tersebut. 

Hanya Chika, Astin dan Arga yang tahu bahwa Arga dan Astin sebenarnya tidak tidur di kamar yang sama, di dalam kamar yang dikira semua orang sebagai kamar milik Arga dan Astin, terdapat sebuah ruangan tersembunyi yang selalu dikatakan orang-orang sebagai ruang kerja Arga, namun sebenarnya di balik ruang kerja itu masih ada ruangan lain yang lebih tersembunyi yang sebenarnya merupakan kamar sesungguhnya yang digunakan oleh Arga. 

"Aku sendirian atau tidak, bukankah kau harus mengetahui dasar-dasar kesopanan untuk tidak masuk ke kamar orang secara sembarangan?" Suara Astin begitu dingin hingga membuat Chika terkejut menatap Astin. 

Mengapa perempuan yang bodoh ini tiba-tiba berkata seperti itu padanya? 

Chika pun menghampiri Astin, ia berdiri di depan Astin sambil menatap astin dengan ekspresi bingungnya, wajah astin tampak begitu dingin dan tenang, Tidak seperti biasanya yang selalu menyambutnya dengan sebuah senyuman bahagia. 

"Kita ini kan sahabat? Bukankah aku sudah biasa masuk ke kamarmu seperti ini? Aku,,, Aku tidak tahu kau akan berkata seperti ini padaku, padahal aku sangat menghargaimu dan menyayangimu seperti seorang saudaraku sendiri," ucap Chika dengan suara yang begitu lesu. 

Astin mengatup erat-erat giginya mendengar ucapan perempuan di hadapannya,, sekarang berlaku seperti orang yang baru saja ditindas!

Kalau Astin yang lama pasti akan langsung meminta maaf dan memeluk Chika, namun Sekarang semuanya telah berbeda sehingga Astin hanya dengan datar berkata, "aku tidak ingin kejadian seperti itu terulang lagi. Dan sekarang Tolong keluar dari sini, aku mau istirahat."

"Eh?" Chika terkejut, ia menatap Astin dengan muka tercengang dan wajah yang tampak sangat polos. 

Bagaimana bisa Astin berkata seperti itu padanya? 

Bukankah perempuan itu selalu menganggapnya sebagai seorang Dewi? Kenapa tiba-tiba berubah menjadi dingin dan bahkan berani mengusirnya? 

"Kau baik-baik saja? Kepalamu tidak terbentur saat jatuh ke kolam kan?" Chika dengan cemas menatap Astin. 

"Tidak terbentur sama sekali dan aku juga baik-baik saja! Sekarang mau istirahat, cepat keluar dari sini sebelum aku memanggil pelayan untuk menyeretmu pergi!" Geram Astin kesal. 

"Ini tidak benar, pasti ada yang salah denganmu, pasti ada yang salah, kau tidak pernah bersikap begitu buruk padaku seperti ini. Bahkan riasanmu hari ini?" Chika menggelengkan kepalanya, "Kalau kau jadi cantik seperti ini, nanti Arga bisa menyukaimu! Kau mau terjebak selamanya di keluarga ini dan tidak dianggap oleh siapa-siapa? Bukankah kau sangat menyukai Kak Erik? Setelah bercerai dengan Kak Arga, aku akan membantumu mendapatkan hati Kak Erik seperti yang kau lakukan membantuku! Bertahanlah sedikit lagi, aku yakin sebentar lagi Arga akan bosan dengan pernikahan ini dan dia akan menceraikanmu dan pada saat itu Kau pasti bisa bertemu dengan Erik sesuka hatimu. Selain itu memakai make up juga tidak cocok untuk mu, kau tidak ingat apa yang terjadi terakhir kali? Bagaimana kalau itu kembali terulang? Aku sangat cemas saat it--"

"Jangan bicara omong kosong! Kapan aku menyukai pria bernama Erik itu? Apa kau di sini untuk membuat aku dan suamiku jadi salah paham? Sekarang juga cepat keluar dari sini atau aku benar-benar akan berteriak meminta pelayan menjeratmu dari sini!" Bentak Astin Tak tahan lagi mendengar ucapan perempuan di hadapannya yang penuh dengan kata-kata menjijikan. 

"Kau,,," Chika mengerutkan keningnya, dia tidak menduga perempuan di hadapannya benar-benar berubah. 

Tidak bodoh lagi, bahkan tampak sangat cerdik. 

"Pelayan!" Akhirnya Astin berteriak membuat Chika dengan cepat berbalik pergi sambil menggigit Bibir bawahnya. 

Setelah pintu kamar tertutup, Astin berdiri memandangi pintu kamar itu dengan dingin. 

'Beraninya Kau bilang seperti itu padaku? Seperti terakhir kali? Terakhir kali saat kau ingin mengacaukan pendapatku tentang make up dan akhirnya menambahkan bubuk gatal di seluruh make up yang kugunakan hingga membuatku menderita selama berhari-hari lamanya. Dia bahkan tidak merasa bersalah sama sekali setelah mendorongku ke kolam hanya untuk membunuhku secara diam-diam,' pikir Astin dalam hati sambil mengepal kuat tangannya, dia tak terima perempuan cantik seperti Astin benar-benar dibodohi oleh semua orang. 

Pada saat Astin berdiri mengepal kuat tangannya sambil menatap pintu dengan tatapan yang begitu dingin, dia tidak menyadari ketika pria dari kamar lain kemudian keluar dan berhenti di ambang pintu menatap Astin yang masih sibuk dengan pikirannya. 

Arga mengerutkan keningnya, dia bisa melihat amarah yang terpendam dan betapa ganasnya perempuan yang sedang memandangi pintu, tapi yang membuatnya terpana ialah kecantikan Astin yang tetap terlihat meski dalam keadaan seperti itu. 

Dia terpana!

Tetapi mengingat kembali saat di mana dia memergoki Chika dan Astin bercerita bersama dan bagaimana Astin menceritakan pada Chika bahwa dia sangat membenci Arga dan sangat menyukai pria bernama Erik, wajah Arga menjadi dingin kembali. 

Bagaimana bisa? 

Dia dikalahkan oleh seorang pria bernama Erik? Erik yang manakah itu? Nama itu cukup pasaran, jadi sulit untuk mengetahuinya. 

Namun,, perkataan lain yang membuat Arga sangat tersinggung ialah ketika Astin berkata "Arga hanya beruntung karena lahir di keluarga kaya raya dan menjadi anak pertama sehingga menjadi pewaris utama, coba saja dia lahir di keluarga miskin, Aku yakin hidupnya akan lebih hancur dariku! Tidak akan ada yang menyukainya!" Ucapan itu diungkapkan dengan penuh kebencian seakan-akan kebencian tersebut telah merasuk ke dalam tulang-tulang Astin dan tidak akan bisa dipulihkan dari tubuh Astin meski dengan membunuh perempuan itu. 

Arga menunggu cukup lama sampai akhirnya Astin berbalik dari pintu dan hendak pergi ke kamar mandi. 

Pada saat itu jugalah Arga menutup pintu kamarnya dan hendak keluar dari kamar hingga membuat Astin menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Arga. 

Pria tampan dengan wajah dingin itu hanya berlalu secepat kilat, sama sekali tidak melirik ke arah Astin membuat Astin menggigit Bibir bawahnya dengan kesal. 

'Tidak apa-apa, lagi pula masih banyak hari-hari ke depan,' ucap Astin dalam hati sambil melangkahkan kakinya ke kamar mandi. 

@@@... Sudah sampai di sini, seharusnya kamu sudah menekan tombol subscribe 'kan?

Terpopuler

Comments

Ass Yfa

Ass Yfa

masih bingung konfliknya... kita ikuti aja

2024-11-16

0

enci

enci

aku masih bingung blm bisa mencerna

2024-11-03

0

Suprihatin

Suprihatin

masih mampir ya Thor...

2025-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Perubahan Astin
2 2. Sikap dingin
3 3. Permintaan maaf
4 4. Salah paham mengenai mobil
5 5. Berburu tas limited edition
6 6. Perempuan yang tak punya uang
7 7. Rugi rugi rugi
8 8. Memanfaatkan kekacauan
9 9. Perasaan yang berubah membawa ancaman
10 10. Merusak pakaian Irman
11 11. Paper bag brand pria
12 12. Tamparan dari Naira
13 13. Salah paham lagi
14 14. Acara amal kelas atas
15 15. Bertemu Irman di acara almal
16 16. Spekulasi
17 17. Selingkuh
18 18. Kedatangan Astin mengejutkan
19 19. Situasi berantakan di lift
20 20. PIL di hati Astin
21 21. Mengecek kegadisan sang istri
22 22. Perdebatan di meja makan
23 23. Mahkota yang hilang di tangan seorang asing
24 24. Perubahan cepat Arga
25 25. Kebusukan terbongkar
26 26. Bermuka dua
27 27. Kejadian yang tidak menyenangkan
28 28. Anjing yang lucu
29 29. PEMILIK ANJING
30 30. Mr.X
31 31. Bunga tiba-tiba dari Irman
32 32. Tidak jadi makan malam
33 33. Sudut pandang
34 34. Mengirim undangan pada orang penting
35 35. Ketidaksabaran Chika
36 36. Citra yang hancur
37 37. Lebih memalukan
38 38. Bekas cumbuan
39 39. Tambahan rencana
40 40. Tuan dan Nyonya
41 41. Dua undangan yang datang terlambat
42 42. Video Penuh kehebohan
43 43. Rencana gagal
44 44. Rencana berikutnya
45 45. Kabar dari Tuan Phineas
46 46. Investasi yang menguntungkan
47 47. Mengumpulkan bukti untuk mengadili
48 48. Sala sasaran
49 49. Foto ciuman
50 50. Selly lumpuh
51 51. Karma
52 52. Penyakit langkah
53 53. Penyusup
54 54. Cairan asing
55 55. Kemarahan Arga
56 56. Menang banyak
57 57. Suara memekakkan telinga di lautan lepas
58 58. Jangan ada jejak di lautan lepas
59 59. Hukuman
60 60. Ancaman untuk Mr.X
61 61. Pelaku sebenarnya
62 62. Kecelakaan
63 63. Menunggu kepulihan sang istri
64 64. TAMAT
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Perubahan Astin
2
2. Sikap dingin
3
3. Permintaan maaf
4
4. Salah paham mengenai mobil
5
5. Berburu tas limited edition
6
6. Perempuan yang tak punya uang
7
7. Rugi rugi rugi
8
8. Memanfaatkan kekacauan
9
9. Perasaan yang berubah membawa ancaman
10
10. Merusak pakaian Irman
11
11. Paper bag brand pria
12
12. Tamparan dari Naira
13
13. Salah paham lagi
14
14. Acara amal kelas atas
15
15. Bertemu Irman di acara almal
16
16. Spekulasi
17
17. Selingkuh
18
18. Kedatangan Astin mengejutkan
19
19. Situasi berantakan di lift
20
20. PIL di hati Astin
21
21. Mengecek kegadisan sang istri
22
22. Perdebatan di meja makan
23
23. Mahkota yang hilang di tangan seorang asing
24
24. Perubahan cepat Arga
25
25. Kebusukan terbongkar
26
26. Bermuka dua
27
27. Kejadian yang tidak menyenangkan
28
28. Anjing yang lucu
29
29. PEMILIK ANJING
30
30. Mr.X
31
31. Bunga tiba-tiba dari Irman
32
32. Tidak jadi makan malam
33
33. Sudut pandang
34
34. Mengirim undangan pada orang penting
35
35. Ketidaksabaran Chika
36
36. Citra yang hancur
37
37. Lebih memalukan
38
38. Bekas cumbuan
39
39. Tambahan rencana
40
40. Tuan dan Nyonya
41
41. Dua undangan yang datang terlambat
42
42. Video Penuh kehebohan
43
43. Rencana gagal
44
44. Rencana berikutnya
45
45. Kabar dari Tuan Phineas
46
46. Investasi yang menguntungkan
47
47. Mengumpulkan bukti untuk mengadili
48
48. Sala sasaran
49
49. Foto ciuman
50
50. Selly lumpuh
51
51. Karma
52
52. Penyakit langkah
53
53. Penyusup
54
54. Cairan asing
55
55. Kemarahan Arga
56
56. Menang banyak
57
57. Suara memekakkan telinga di lautan lepas
58
58. Jangan ada jejak di lautan lepas
59
59. Hukuman
60
60. Ancaman untuk Mr.X
61
61. Pelaku sebenarnya
62
62. Kecelakaan
63
63. Menunggu kepulihan sang istri
64
64. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!