Menemukan Sisi Lain Arka

Suatu hari, tanpa sengaja Alyssa melihat Arka berbicara dengan salah satu pekerjanya. Bukan percakapan singkat yang formal seperti biasa, tetapi dengan nada hangat dan senyum tipis yang jarang ia tunjukkan. Alyssa tertegun, merasa seolah menyaksikan sisi lain dari pria yang selama ini hanya menampilkan sikap dingin padanya.

Alyssa berdiri tak jauh dari ruang kerja Arka saat itu, menunggu giliran untuk menyampaikan sesuatu yang ingin ia tanyakan. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Arka tengah berbicara dengan pekerjanya, yang sepertinya menghadapi masalah pribadi. Wajah Arka tampak lebih ramah dan penuh perhatian, mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh pekerjanya.

“Apa ada yang bisa kubantu?” suara Arka terdengar tenang, penuh perhatian, berbeda dari caranya berinteraksi dengan Alyssa selama ini.

Seketika rasa penasaran muncul dalam diri Alyssa. Selama ini, Arka selalu memperlihatkan sikap tertutup dan jarang berbicara padanya kecuali untuk hal-hal penting. Tetapi saat ini, Alyssa melihat sisi yang belum pernah ia lihat sisi yang lebih hangat dan peduli.

Ketika percakapan itu selesai dan pekerjanya pergi, Alyssa memberanikan diri untuk masuk ke ruang kerja Arka. Ada sedikit keraguan dalam hatinya, tetapi dorongan untuk lebih mengenal Arka jauh lebih kuat. “Arka, aku ingin menanyakan sesuatu,” kata Alyssa, mencoba terdengar tenang meski hatinya berdebar.

Arka menatap Alyssa dengan ekspresi datar, tetapi ada kehangatan samar yang belum pernah Alyssa sadari sebelumnya. “Apa yang ingin kau tanyakan?”

“Tidak penting,” jawab Alyssa cepat, tiba-tiba kehilangan kata-kata setelah menyaksikan sisi Arka yang berbeda tadi. Namun, ia segera menambahkan, “Aku hanya ingin tahu… bagaimana perasaanmu tentang pekerjaanmu?”

Arka terdiam sejenak, seolah mempertimbangkan pertanyaan Alyssa. “Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?”

Alyssa menghela napas, menyadari bahwa ia sudah terlanjur memulai percakapan ini. “Aku hanya penasaran. Aku melihatmu berbicara dengan pekerjamu tadi. Kamu terlihat… berbeda.”

Arka mengangguk perlahan, seolah memahami apa yang ingin disampaikan Alyssa. “Pekerjaan ini penting bagiku. Setiap orang di sini adalah bagian dari kesuksesan perusahaan, dan aku ingin mereka merasa dihargai.”

Jawaban itu, meskipun singkat, memberikan Alyssa sedikit gambaran tentang sisi lain dari pria ini. Selama ini, Alyssa hanya melihat sosok Arka yang kaku dan formal, tetapi kini ia mulai memahami bahwa ada lebih dari sekadar sikap dingin yang selalu diperlihatkan Arka padanya.

Hari-hari berlalu, dan Alyssa tak bisa berhenti memikirkan apa yang dilihatnya hari itu. Rasa penasaran dalam dirinya semakin besar, membuatnya ingin lebih dalam mengenal Arka. Alyssa mulai menyadari bahwa ada sesuatu di balik sikap dingin Arka, sebuah sisi yang jarang terlihat namun begitu menarik perhatiannya.

Setiap kali mereka berada di rumah yang sama, Alyssa berusaha mencari cara untuk mengenal Arka lebih baik. Ia mencoba memperhatikan setiap gerakan, setiap ekspresi, dan cara bicara Arka. Ada sesuatu yang membuat Alyssa merasa bahwa di balik sikap dingin itu, ada seorang pria yang penuh perhatian dan mungkin, hanya mungkin, memiliki hati yang hangat.

Suatu malam, Alyssa sedang duduk sendirian di ruang tamu, menunggu Arka pulang. Sejak melihat sisi hangatnya dengan pekerjanya, Alyssa tak lagi merasakan kekosongan yang sama seperti sebelumnya. Ada harapan kecil yang kini tumbuh dalam hatinya, harapan bahwa pernikahan ini mungkin bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar formalitas.

Ketika Arka akhirnya pulang, Alyssa menyambutnya dengan senyum lembut, berusaha menunjukkan kehangatan yang selama ini ia simpan. “Bagaimana harimu?” tanyanya.

Arka terlihat terkejut sejenak, mungkin karena Alyssa jarang menyapanya dengan nada selembut itu. “Lelah,” jawabnya singkat. Namun, kali ini ia tidak pergi begitu saja. Arka duduk di sofa di sebelah Alyssa, membuat suasana menjadi sedikit lebih akrab.

“Pasti berat mengurus perusahaan sebesar itu,” kata Alyssa, mencoba memulai percakapan.

Arka hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa, tetapi Alyssa bisa melihat ada sedikit kelelahan di matanya. Ia ingin mengatakan sesuatu yang bisa membuat Arka merasa lebih baik, tetapi bingung harus memulai dari mana.

“Kamu tahu,” lanjut Alyssa pelan, “aku pernah mendengar bahwa pekerjaan terkadang bisa menjadi pelarian bagi banyak orang. Menurutmu, pekerjaan juga menjadi pelarian untukmu?”

Arka menatap Alyssa dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah hening sejenak, ia akhirnya berkata, “Mungkin saja. Aku tidak pernah memikirkannya sejauh itu.”

Mendengar jawaban itu, Alyssa menyadari bahwa mungkin Arka juga memiliki beban yang tidak ia bagi dengan siapa pun, termasuk dengan dirinya. Mereka berdua terjebak dalam pernikahan ini karena keadaan, tetapi bukan berarti mereka tidak bisa saling memahami.

Malam itu, Alyssa merasa ada sesuatu yang berubah. Bukan perubahan besar, tetapi ada kehangatan kecil yang mulai muncul di antara mereka. Sisi lain Arka yang Alyssa lihat semakin membuatnya penasaran, dan ia bertekad untuk terus mencoba mendekati pria yang kini menjadi suaminya.

Setiap hari, Alyssa mencoba melibatkan diri dalam rutinitas Arka. Meskipun interaksi mereka masih terbatas, setiap percakapan kecil yang mereka bagi memberi Alyssa harapan bahwa pernikahan ini tidak akan selamanya dingin. Ia ingin mengenal Arka lebih jauh, menemukan sisi lain yang mungkin bisa menjadi jembatan untuk hubungan mereka.

Di balik sikap kaku dan dinginnya, Alyssa mulai melihat bayangan pria yang peduli dan berusaha menjalani kehidupannya dengan prinsip yang kuat. Meski Arka jarang membuka diri, Alyssa merasa ada sesuatu di antara mereka yang mulai tumbuh. Bukan sekadar formalitas, tetapi harapan akan kebahagiaan yang sederhana.

Dan di dalam hati Alyssa, muncul sebuah keyakinan bahwa suatu saat nanti, dinding yang memisahkan mereka akan runtuh.

Setelah malam itu, Alyssa semakin terdorong untuk mendekati Arka. Setiap percakapan kecil yang berhasil mereka lalui, setiap senyuman tipis yang muncul di wajah Arka, menjadi semacam kemenangan bagi Alyssa, meskipun hanya sederhana. Namun, ia sadar bahwa ini baru langkah awal; perjalanannya untuk memahami pria ini masih panjang dan penuh tantangan.

Suatu sore, Alyssa memutuskan untuk menyiapkan makan malam spesial. Ia memasak makanan favoritnya, berharap Arka akan menikmatinya. Ia ingin menunjukkan perhatiannya dalam bentuk sederhana ini, meskipun tidak yakin bagaimana Arka akan merespons. Dengan cemas, Alyssa menunggu di ruang makan, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa usahanya tidak akan sia-sia.

Ketika Arka pulang, ia terkejut melihat meja makan yang tertata rapi dengan hidangan yang sudah siap. Alyssa tersenyum dan mengajaknya duduk. “Aku ingin kita makan malam bersama,” katanya, berharap Arka akan setuju.

Arka mengangguk perlahan dan duduk di depannya. Mereka mulai makan dalam keheningan, tetapi kali ini, Alyssa merasakan suasana yang berbeda. Tidak ada ketegangan yang biasa ia rasakan. Setelah beberapa suap, Arka mengangguk, seolah memberi isyarat bahwa makanannya enak.

“Kamu suka?” tanya Alyssa, merasa lega.

Arka menatapnya sejenak sebelum menjawab singkat, “Ya. Terima kasih sudah menyiapkan makan malam.”

Alyssa tersenyum kecil, merasa senang bahwa usahanya tidak sia-sia. Mereka terus makan dalam keheningan yang lebih nyaman, dan Alyssa merasa bahwa ini adalah awal yang baik. Setelah selesai makan, mereka duduk di ruang tamu, dan Alyssa memberanikan diri untuk memulai percakapan.

“Arka, boleh aku bertanya sesuatu?” katanya dengan hati-hati.

Arka mengangguk, menatapnya dengan ekspresi tenang yang tak bisa ia baca. “Tentu.”

Alyssa menghela napas, berusaha mencari kata-kata yang tepat. “Aku tahu kita berada dalam pernikahan ini bukan karena cinta. Tapi… apa kamu pernah merasa bahwa kita mungkin bisa saling memahami, meskipun sedikit?”

Arka terdiam, seolah mempertimbangkan pertanyaan itu dengan serius. Setelah beberapa saat, ia berkata pelan, “Aku tidak tahu, Alyssa. Hidup ini penuh dengan kejutan. Kadang, kita dipertemukan dengan orang yang tak pernah kita duga, dan kita hanya bisa menjalani apa yang ada di depan kita.”

Jawaban itu, meskipun samar, memberi Alyssa harapan. Ia merasa bahwa Arka mungkin tidak sepenuhnya menolak kemungkinan untuk lebih terbuka padanya.

Seiring waktu, Alyssa mulai melihat Arka di momen-momen yang lebih rentan. Ada hari-hari di mana ia pulang dengan wajah lelah, menunjukkan beban yang tak pernah ia bagi. Meskipun masih tertutup, Arka tidak lagi se-dingin biasanya pada Alyssa, dan ia perlahan mulai mengizinkan Alyssa untuk menjadi bagian dari rutinitasnya, meski dalam kapasitas yang kecil.

Suatu hari, ketika mereka sedang duduk bersama di ruang tamu, Alyssa mencoba mencari tahu lebih dalam tentang perasaan Arka. “Arka, apa yang membuatmu bertahan dengan semua ini?” tanyanya hati-hati.

Arka menatap ke kejauhan sejenak, kemudian menjawab dengan nada serius, “Aku memiliki tanggung jawab, Alyssa. Bukan hanya pada keluargaku, tetapi juga pada diriku sendiri. Terkadang, kita harus menempatkan tanggung jawab di atas keinginan pribadi.”

Alyssa terdiam, merenungi jawaban Arka. Kata-kata itu mencerminkan betapa besar beban yang ia pikul, dan ia mulai memahami bahwa di balik sikap dingin Arka, ada seseorang yang berjuang untuk tetap setia pada prinsip-prinsipnya. Alyssa merasa bahwa mungkin ia bisa menjadi tempat Arka berbagi beban, jika Arka mengizinkannya.

Malam itu, saat Arka tidur, Alyssa duduk di tepi ranjang, memandanginya dengan perasaan campur aduk. Ia menyadari bahwa perasaannya terhadap Arka semakin rumit. Awalnya, ia hanya melihatnya sebagai pria yang terpaksa ia nikahi. Tapi kini, ia merasa ada ikatan yang perlahan mulai terjalin di antara mereka, sesuatu yang mungkin bisa menjadi dasar untuk hubungan yang lebih dalam.

Namun, di balik semua perasaan itu, Alyssa juga sadar bahwa Arka adalah pria yang sulit dibaca. Meskipun ia melihat sisi hangatnya dalam momen-momen kecil, Arka tetaplah pria yang penuh rahasia, dan ia tidak yakin apakah Arka benar-benar akan membuka hatinya suatu hari nanti.

Episodes
1 Panggilan Tak Terduga
2 Pertemuan dengan Takdir
3 Menyusun Rencana
4 Kehidupan Baru yang Kosong
5 Menemukan Sisi Lain Arka
6 Perhatian yang Mulai Tumbuh
7 Rahasia yang Tersembunyi
8 Menghadapi Kebimbangan
9 Pertengkaran Pertama
10 Kembali pada Masa Lalu
11 menghadapi keluarga arka
12 Cinta yang Tumbuh Perlahan
13 Bayangan Masa Lalu Arka
14 Pergulatan Batinku
15 Perpisahan yang Tergantung
16 Anak yang Terabaikan
17 Pengorbanan untuk Cinta
18 Menghadapi Rintangan Terakhir
19 Perjuangan Membangun Keluarga
20 Awal yang Baru
21 Harapan yang Mulai Tumbuh
22 Ancaman Tak Terduga
23 Terperangkap dalam Masa Lalu
24 Ketakutan yang Menghantui
25 Dilema Keibuan
26 Tanda-tanda Pengkhianatan
27 Rahasia yang Terbongkar
28 Percakapan Tanpa Kepastian
29 Munculnya Mantan Kekasih
30 Terseret dalam Intrik Keluarga
31 Perang Dingin di Rumah
32 Pelarian Sementara
33 Keberanian untuk Menghadapi
34 Arka Berubah
35 Ultimatum Terakhir dari Keluarga
36 Titik Terendah
37 Keajaiban di Saat yang Tepat
38 Langkah untuk Bersatu
39 Resepsi Kecil untuk Kebahagiaan
40 Menerima Masa Lalu, Menyambut Masa Depan
41 Menjalin Kembali Hubungan Keluarga
42 Komitmen Bersama
43 Momen Bersama Dito
44 Ketulusan Mencairkan Hati
45 Masa Depan untuk Dito
46 Surat dari Masa Lalu
47 Ujian Terakhir
48 Keputusan Akhir untuk Keluarga
49 Restu yang Ditunggu-Tunggu
50 Kebahagiaan Sederhana
51 Kehidupan Baru yang Stabil
52 Rencana Masa Depan untuk Dito
53 Kunjungan Teman Lama
54 Membangun Kebersamaan
55 Menemukan Bakat Dito
56 Ujian Pertama Dito di Sekolah
57 Kesulitan Finansial Kecil
58 Bantuan Tak Terduga
59 Menghargai Setiap Momen
60 Rencana Karir Arka
61 Hari Ulang Tahun Dito
62 Kembali ke Kehidupan Sosial
63 Memperkenalkan Dito ke Dunia Seni
64 Perubahan Karakter Dito
65 Perubahan Karakter Dito
66 Diskusi Bersama
67 Memilih Tetap Tinggal
68 Mendukung Sekolah Dito
69 Masalah di Sekolah
70 Menghadiri Pertunjukan Seni
71 Perjalanan Keluarga untuk Liburan
72 Rencana Masa Depan Baru
73 Perayaan Kecil di Rumah
74 Kedekatan dengan Tetangga
75 Peluang Baru untuk Alyssa
76 Harmoni dalam Kesibukan
77 Prestasi Pertama Dito
78 Mimpi-mimpi Kecil untuk Dito
79 Menghargai Setiap Detik
80 Kehidupan yang Damai
81 Refleksi Perjalanan Hidup
82 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Panggilan Tak Terduga
2
Pertemuan dengan Takdir
3
Menyusun Rencana
4
Kehidupan Baru yang Kosong
5
Menemukan Sisi Lain Arka
6
Perhatian yang Mulai Tumbuh
7
Rahasia yang Tersembunyi
8
Menghadapi Kebimbangan
9
Pertengkaran Pertama
10
Kembali pada Masa Lalu
11
menghadapi keluarga arka
12
Cinta yang Tumbuh Perlahan
13
Bayangan Masa Lalu Arka
14
Pergulatan Batinku
15
Perpisahan yang Tergantung
16
Anak yang Terabaikan
17
Pengorbanan untuk Cinta
18
Menghadapi Rintangan Terakhir
19
Perjuangan Membangun Keluarga
20
Awal yang Baru
21
Harapan yang Mulai Tumbuh
22
Ancaman Tak Terduga
23
Terperangkap dalam Masa Lalu
24
Ketakutan yang Menghantui
25
Dilema Keibuan
26
Tanda-tanda Pengkhianatan
27
Rahasia yang Terbongkar
28
Percakapan Tanpa Kepastian
29
Munculnya Mantan Kekasih
30
Terseret dalam Intrik Keluarga
31
Perang Dingin di Rumah
32
Pelarian Sementara
33
Keberanian untuk Menghadapi
34
Arka Berubah
35
Ultimatum Terakhir dari Keluarga
36
Titik Terendah
37
Keajaiban di Saat yang Tepat
38
Langkah untuk Bersatu
39
Resepsi Kecil untuk Kebahagiaan
40
Menerima Masa Lalu, Menyambut Masa Depan
41
Menjalin Kembali Hubungan Keluarga
42
Komitmen Bersama
43
Momen Bersama Dito
44
Ketulusan Mencairkan Hati
45
Masa Depan untuk Dito
46
Surat dari Masa Lalu
47
Ujian Terakhir
48
Keputusan Akhir untuk Keluarga
49
Restu yang Ditunggu-Tunggu
50
Kebahagiaan Sederhana
51
Kehidupan Baru yang Stabil
52
Rencana Masa Depan untuk Dito
53
Kunjungan Teman Lama
54
Membangun Kebersamaan
55
Menemukan Bakat Dito
56
Ujian Pertama Dito di Sekolah
57
Kesulitan Finansial Kecil
58
Bantuan Tak Terduga
59
Menghargai Setiap Momen
60
Rencana Karir Arka
61
Hari Ulang Tahun Dito
62
Kembali ke Kehidupan Sosial
63
Memperkenalkan Dito ke Dunia Seni
64
Perubahan Karakter Dito
65
Perubahan Karakter Dito
66
Diskusi Bersama
67
Memilih Tetap Tinggal
68
Mendukung Sekolah Dito
69
Masalah di Sekolah
70
Menghadiri Pertunjukan Seni
71
Perjalanan Keluarga untuk Liburan
72
Rencana Masa Depan Baru
73
Perayaan Kecil di Rumah
74
Kedekatan dengan Tetangga
75
Peluang Baru untuk Alyssa
76
Harmoni dalam Kesibukan
77
Prestasi Pertama Dito
78
Mimpi-mimpi Kecil untuk Dito
79
Menghargai Setiap Detik
80
Kehidupan yang Damai
81
Refleksi Perjalanan Hidup
82
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!