Saya ingin tidur

Zaldo menatap pilu Alena yang terbaring tak berdaya di ranjang pasien. Wajah dan bibirnya terlihat pucat serta perban yang menutupi luka di bagian kepala menambah rasa sesal di dada Zaldo. Andai tiga tahun yang lalu Zaldo sudah sukses seperti sekarang, mungkin Alena akan menjadi wanita paling bahagia dan tidak perlu menjadi wanita penebus hutang. Alena, wanita yang sepuluh tahun terakhir menjadi penghuni hatinya tak pernah sedetik pun terlewati tanpa memikirkan.

Dengan langkah gontai Zaldo mendekati Alena. Althaf lagi-lagi hanya terdiam saat pria itu mulai memegang tangan Alena. Biasanya tak seorangpun apalagi pria untuk menyentuh bebas diri Alena termasuk Gilbert. Tapi kali ini Althaf seakan merasakan kesedihan yang mendalam seorang Zaldo, kakak sepupunya yang tidak pernah melihat wanita lain selain Alena.

Tak takut Althaf akan marah atau bertindak jauh, Zaldo menggenggam erat dan kemudian mencium punggung tangan Alena. Harum tubuh Alena masih sama, tanpa wewangian apapun Zaldo merasakannya.

“Ale, maafkan aku yang dulu tak bisa menolongmu. Jika aku tahu kehidupanmu sangat menyedihkan seperti ini, seharusnya di hari itu aku membawamu kabur dan tak menjadi istri dari pria burik seperti Althaf,” monolog Zaldo begitu lirih.

Althaf yang berdiri di belakang Zaldo sedari tadi hanya terdiam. Tak sepatah katapun terucap dari mulutnya, namun pandangannya tak sedikitpun beralih dari wajah teduh Alena. Dahinya berkerut seolah memikirkan sesuatu yang sulit diartikan.

Sudah dua minggu lamanya Althaf bolak balik kantor- rumah sakit, pulang ke rumahnya hanya sesekali. Itu pun tak lebih dari dua jam, hanya makan, mengambil file perusahaan atau berganti pakaian. Bahkan dia lupa ada dua orang istri lainnya yang menunggu di rumah dan salah satunya masih terkurung di ruang isolasi.

Lelah, susah pasti. Baik fisik maupun mental Althaf terkuras habis-habisan apalagi di saat kondisi perusahaannya tengah goyah. Kondisi Alena yang tak kunjung membaik menguras emosi dan pikirannya, tak ada lagi seruan lembut yang terucap dari wanita itu. Althaf yang berjuang agar kondisi psikisnya tidak tergoncang, tak ingin kembali dianggap sebagai orang gila atau manusia setengah waras karena kelainan mental yang dia alami saat ini.

“Tu-tuan…” Gilbert menghampiri Althaf, mengecek kondisinya takut sesuatu tak terduga akan terjadi.

Althaf tersadar dari lamunannya saat terdengar suara Gilbert, dia menoleh sekilas dan kembali memandangi wajah Alena.

“Saya ingin tidur,” ucan Althaf singkat.

Gilbert langsung paham, Althaf pun meninggalkan Alena dan Zaldo hanya berdua di ruang perawatan.

...⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐...

Sesampainya di hotel, Althaf langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk. Tanpa banyak berkata dan memberikan perintah, Gilbert langsung paham maksud dari ucapan Althaf dan segera membooking sebuah kamar president suite untuk Althaf tidur. Althaf tidak mungkin tidur di rumahnya karena tanpa ada Alena di sisinya, pria itu tidak bisa tertidur pulas. Bayangan trauma masa lalu, pasti datang mengganggu tidurnya.

Setelah memastikan kondisi Althaf bisa di tinggalkan seorang diri, Gilbert langsung pulang ke rumah Althaf untuk mengecek kondisi di sana. Tentu tidak Althaf seorang diri, ada 5 bodyguard lainnya yang berjaga di sekeliling Althaf.

Saat ini hanya kenyamanan dan ketenangan yang dirasakan oleh Diyah. Bersantai di tepi kolam renang sambil menikmati segelas minuman sehat untuk pertumbuhan sang buah hati di dalam rahimnya. Tentu saja karena tak ada Ruby yang selalu bersikap layaknya majikan yang arogan. Meskipun Ruby merupakan istri ketiga, demi keselamatan bayi dalam kandungannya Diyah memilih mengalah dan berusaha hidup senyaman mungkin.

“Nyonya, sebaiknya anda masuk ke dalam kamar dan beristirahat.” Tiba-tiba suara bariton mengejutkan Diyah yang nyaris tertidur di kursi santai.

“Aahh Gilbert, selalu saja kamu mengagetkanku. Apa kamu titisan hantu yang selalu datang dan muncul tiba-tiba.” Diyah mendengus kesal, jika memiliki riwayat penyakit jantung ingin sudah kumat. Gilbert hanya diam tanpa ekspresi apapun, 11-12 seperti robot.

“Althaf mana?? Apa dia ada di kamar? Besok jadwal debay kontrol, jadwal Althaf kosong kan?” cerocos Diyah tanpa henti.

“Tuan tidak pulang Nyonya,” jawab Gilbert singkat.

“Tidur di rumah sakit lagi? Sampai kapan?” desah Diyah menelan kekecewaan.

“Tidak, tuan menginap di hotel. Tak perlu menelponnya karena ponsel pasti dia nonaktifkan,” jelas Gilbert.

“Ma-maksudnya hotel? Hotel mana?” Diyah berusaha mencari informasi.

“Tidak usah kepo Nyonya. Sudah malam, tidak baik wanita hamil tidur larut malam. Selamat malam.”

Usai berkata demikian, Gilbert langsung meninggalkan Diyah yang masih melongo di tempat. Begitu Diyah kesadarannya kembali, sosok Gilbert sudah hilang di telan bumi. Sambil menghentak-hentakkan kakinya, Diyah meluapkan kekesalannya.

Namun tak lama senyum tipis tersungging di bibirnya yang tebal. Waktu yang dia tunggu akhirnya datang juga. Mengambil ponsel yang ada di kursi santainya, Diyah langsung menelepon seseorang.

...⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐...

Momen seperti ini sudah lama Zaldo nantikan, meskipun hanya sebentar namun tak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada. Walau Alena tak merespon apapun saat Zaldo bercerita, tak ada satupun perihal yang dia lewatkan. Zaldo menceritakan bagaimana perjuangannya untuk menjadi seorang artis dan model internasional terkenal. Zaldo melewatkan masa mudanya untuk bekerja keras meraih kesuksesan.

Zaldo juga berhasil memanfaatkan nama besarnya untuk menjalin relasi dengan beberapa orang besar khususnya di negara Prancis dan Inggris. Tak ada yang mengetahui jika Zaldo diam-diam mulai menjadi investor di beberapa perusahaan besar. Kekayaan pun perlahan tapi pasti diraih oleh Zaldo. Selain itu juga, Zaldo saat ini memiliki hubungan sangat baik dengan seseorang yang merupakan mafia besar di negara Prancis. Hanya Althaf yang tahu, makanya dia tak bergeming saat Zaldo memukul dan merendahkan harga dirinya.

Rasa lelah perjalanan panjang dari Inggris ke Indonesia tak menyurutkan perhatiannya untuk menjaga Alena. Dia pun menghapus make up yang ada di wajah Alena, hasil karya suaminya. Zaldo hanya tersenyum tipis menanggapi tingkah Althaf yang di luar batas wajar. Dia tahu Althaf sangat menjaga Alena, tapi yang tidak dia paham mengapa Althaf pun memberikan rasa sakit terhebat pada hati Alena.

Tak lama terdengar bunyi ketukan pintu, Zaldo mengernyitkan dahinya berfikir siapa yang bertamu ke ruangan pasien malam-malam begini. Apalagi waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, tentu batas kunjungan pemeriksaan dokter sudah lewat dari waktunya.

“Permisi, maaf Pak. Saya perawat yang bertugas untuk mengecek infusan pasien dan memberikan tambahan vitamin,” ucap seorang yang memakai seragam perawat dan menggunakan masker.

Pikiran Zaldo seketika bertanya -tanya, mengingat jam sudah terlalu larut. Namun karena name tag dan pakaiannya sesuai dengan rumah sakit, dia pun mempersilahkan. Setelah mengecek infusan, perawat tersebut mulai mengambil sebuah viral dan suntikan yang sudah dia bawa. Zaldo memperhatikan apa yang dilakukan oleh perawat tersebut.

Dengan hati-hati, perawat memasukkan jarum suntikan ke dalam vial dan mengambil cairannya. Perawat menyuntikkannya pada kantong infusan Alena. Proses pun selesai dan perawat membereskan semuanya lalu pamit untuk pergi dari ruangan itu.

Namun saat perawat tersebut berbalik, tak sengaja Zaldo melihat sebuah tato atau tanda yang ada di tengkuk belakang. Zaldo langsung menyambar selang infusan dan mencabutnya dengan paksa sehingga dari bekas jarum keluarlah darah Alena.

Perawat tersebut berusaha untuk segera keluar dari ruangan karena Zaldo telah mengetahui apa yang telah dilakukannya. Namun gerakan Zaldo yang gesit dan cepat berhasil menangkap perawat tersebut dan menguncinya di tembok.

“Siapa yang sudah menyuruhmu?”

Terpopuler

Comments

🌺🌺White_Angel🌺🌺🥴

🌺🌺White_Angel🌺🌺🥴

pasti ini istri2nya althaf tuhhh.. kyknya si Ruby yg nyuruh

2024-11-19

1

❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

ehhh zaldo keren yaa lgsg paham dan gerakan nya kek terlatih gtu
semoga si altaf matanya melek karna dr isrtri2 nya semua g ada yg beres
apa matane buta yaa ess jann mboh lah

2025-07-21

0

Noer²

Noer²

ini persaingan istri istri althaf ya sebenarnya, tapi sepertinya jadi althaf juga tidak mudah. Mungkin kalau dia tidak kuat, dia benar-benar akan menjadi tidak waras

2025-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kamu itu boneka sekaligus mainan milikku
2 Alena tidak aman di rumah ini!
3 lebih memilih untuk pergi ke sisi Tuhan
4 Apa rencana kamu kali ini?
5 Saya ingin tidur
6 Menjaga Alena saja tidak becus.
7 Kalian ini siapa sebenarnya
8 aku sobek mulutmu yang busuk
9 bahkan aku belum pernah menikah
10 Alena takut sama kamu.
11 Tolong jangan lukai anak ini, Al
12 Jangan pernah mencampuri kehidupan pribadiku
13 Kau ingin pulang?
14 Bisa-bisanya kamu menyiksa darah dagingmu
15 I’m sorry Alena. Sorry
16 Hancurkan secara perlahan, tapi menyakitkan
17 Saya tidak butuh bantuanmu
18 Saya tidak menerima alasan apapun
19 Apa aku semenjijkan itu
20 Semuanya serba mendadak Tante
21 Bangga karena berhasil menjadi pelakor?
22 Al, apa kamu tak merindukanku?
23 Why not, it’s my lucky right?
24 Alena.. kamu dimana?
25 Kau tahu, saat bersentuhan terasa hangat
26 Kamu istriku, aku bisa melakukan banyak hal
27 Sejak awal dia memang milikku!!
28 Cukup Lena, kamu bisa membunuhnya!
29 Mulai hari ini, saya ceraikan kamu
30 Kenapa istriku, apa kamu merindukanku?
31 Dia akan menjadi urusanku!!
32 Apa Tuan menyesal menceraikan Nona Ruby?
33 Nyonya juga belum sadarkan diri
34 Tidak perlu mengurus hidup saya
35 Mas akan cari wanita lain
36 Althaf pasti tidak akan peduli
37 saya segel rumah sakit ini selamanya
38 Jadi Mas berharap aku mati
39 nggak akan pernah aku biarkan mas mencari istri baru
40 Tua Bangka itu masih belum menyerah
41 Jangan bertindak seolah-olah kamu adalah seorang nyonya besar
42 Sayang, kamu menungguku?
43 Sayang, jangan tinggalkan Mas ya
Episodes

Updated 43 Episodes

1
Kamu itu boneka sekaligus mainan milikku
2
Alena tidak aman di rumah ini!
3
lebih memilih untuk pergi ke sisi Tuhan
4
Apa rencana kamu kali ini?
5
Saya ingin tidur
6
Menjaga Alena saja tidak becus.
7
Kalian ini siapa sebenarnya
8
aku sobek mulutmu yang busuk
9
bahkan aku belum pernah menikah
10
Alena takut sama kamu.
11
Tolong jangan lukai anak ini, Al
12
Jangan pernah mencampuri kehidupan pribadiku
13
Kau ingin pulang?
14
Bisa-bisanya kamu menyiksa darah dagingmu
15
I’m sorry Alena. Sorry
16
Hancurkan secara perlahan, tapi menyakitkan
17
Saya tidak butuh bantuanmu
18
Saya tidak menerima alasan apapun
19
Apa aku semenjijkan itu
20
Semuanya serba mendadak Tante
21
Bangga karena berhasil menjadi pelakor?
22
Al, apa kamu tak merindukanku?
23
Why not, it’s my lucky right?
24
Alena.. kamu dimana?
25
Kau tahu, saat bersentuhan terasa hangat
26
Kamu istriku, aku bisa melakukan banyak hal
27
Sejak awal dia memang milikku!!
28
Cukup Lena, kamu bisa membunuhnya!
29
Mulai hari ini, saya ceraikan kamu
30
Kenapa istriku, apa kamu merindukanku?
31
Dia akan menjadi urusanku!!
32
Apa Tuan menyesal menceraikan Nona Ruby?
33
Nyonya juga belum sadarkan diri
34
Tidak perlu mengurus hidup saya
35
Mas akan cari wanita lain
36
Althaf pasti tidak akan peduli
37
saya segel rumah sakit ini selamanya
38
Jadi Mas berharap aku mati
39
nggak akan pernah aku biarkan mas mencari istri baru
40
Tua Bangka itu masih belum menyerah
41
Jangan bertindak seolah-olah kamu adalah seorang nyonya besar
42
Sayang, kamu menungguku?
43
Sayang, jangan tinggalkan Mas ya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!