Bab 5 - Bab 5

"Coba kamu tenangkan dirimu dulu. Setelah itu kamu ceritakan apa yang telah terjadi," mama Laras menuntun pelan Zafira duduk di sofa lalu memberikan air putih yang diantarkan pekerja rumah.

Bukannya hanya keluarga, para pekerja di rumah pun merasa terkejut serta terheran-heran melihat Zafira yang tiba-tiba datang ke rumah dengan teriakan dan membawa wajah kacau serta mata sembabnya.

Setelah menghabiskan satu gelas dalam satu tegukan, Zafira kembali memeluk sang mama. Ditumpahkannya segala perasaan sedih serta luka yang saat ini sangat menyiksanya. Gadis itu tergugu dalam dekapan sang mama.

Mama Laras mengusap punggung putrinya. Berusaha menenangkannya. Dia tahu, ada sesuatu yang besar terjadi dalam rumah tangga anaknya. Tetapi mama Laras tidak ingin segera bertanya. Dia memberikan waktu untuk Zafira menumpahkan tangisan agar dapat mengurangi segala beban yang ditanggungnya.

Setelah memastikan Zafira telah cukup tenang, mama Laras pun melepas pelukan. Kemudian dengan penuh kasih sayang diusapnya air mata yang membasahi pipi si kembar kesayangannya itu.

"Sayang, apakah kamu sekarang sudah lebih tenang? Coba ceritakan pada mama, apa yang terjadi denganmu dan Fariz? Mengapa kamu menangis seperti ini? Mama yakin sekali, ada permasalahan besar yang sudah terjadi antara kamu dan Fariz," mama Laras mengutarakan kecurigaannya.

Zafira mengangguk lemah. Dan setelah mengumpulkan seluruh kekuatan, dia pun menceritakan semua yang terjadi. Dari awal percekcokan dengan Fariz hingga dia memutuskan untuk tidak berangkat bekerja dikarenakan hatinya yang sedang gundah. Dia pun menceritakan asal muasal Ronald masuk ke kamar hingga menindih tubuhnya dan mengancam akan mematahkan tangannya jika dia tidak menuruti keinginan pria itu.

Setelah menjelaskan semua, Zafira kembali tersedu menangis dan langsung dipeluk kembali oleh mama Laras. Kedua sudut mata Laras melirik kepada papa Arga, Zafran kemudian oma Mayang secara bergantian yang duduk di sofa berhadapan dengan sofa yang kini didudukinya dan Zafira. Dari sorot mata yang dipancarkan dapat dimengerti jika mama Laras meminta pendapat serta jalan keluar untuk permasalahan yang sedang dihadapi sang putri kepada suami, anak serta mertuanya.

Semua yang saat itu sedang berkumpul masih terdiam seribu kata. Mereka seolah masih berperang dengan fikiran masing-masing mengenai benang kusut yang melilit biduk rumah tangga Zafira. Baru saja menikah, badai sudah menerpa rumah tangga kedua insan itu.

Penuturan Zafira membuat keluarganya shock, tetapi tidak dengan Zafran. Saudara kembar Zafira tersebut nampak duduk dengan tenang sambil terus memperhatikan Zafira yang sedang menangis di pelukan sang mama.

Kedua bola mata Zafran tidak lepas dari Zafira. Diperhatikannya dengan saksama kondisi serta penampilan Zafira saat ini. Sangat berbeda jauh dengan Zafira pada kesehariannya yang selalu tampil riang dan menawan.

Zafran tahu, dulu Zafira memang tidak mencintai Fariz, lebih tepatnya tidak menyadari bahwa "Ternyata Ada Cinta" di hatinya untuk Fariz. Namun hari ini, Zafran dapat melihat dengan jelas sorot mata sang adik yang memancarkan sebuah cinta besar terhadap sahabat masa kecil mereka. Betapa besar cinta yang disimpan Zafira di balik tangisannya itu.

Zafran dapat menangkap ekspresi wajah Zafira yang menggambarkan bahwa dirinya sangat merasa kehilangan Fariz. Kesedihan dan kehancuran jelas tergurat di raut muka serta penampilan Zafira hari ini.

"Ehem..," akhirnya Zafran memecah keheningan membuat keempat orang yang ada di sana langsung mengalihkan pandangan menatap Zafran.

Zafira pun sempat melirik ke arah Zafran meskipun tetap tidak melepaskan pelukan dari sang mama.

"Aku tahu siapa Fariz. Dia sangat mencintai Zafira. Dia mengambil keputusan pergi dari rumah pasti karena sesuatu yang fatal. Selama ini, kalian bisa melihat sendiri, setiap kali Zafira menolak dan menentang keras perjodohan, dia tidak pernah pergi dan masih bertahan di samping Zafira. Kali ini dia meninggalkan Zafira pasti karena hatinya sudah sangat tersakiti," Zafran berkata sesekali melirik ke arah Zafira.

Zafira terhenyak. Gadis itu pun segera melepas pelukan dari tubuh sang mama. Ditatapnya Zafran dengan sorot mata serius.

"Jadi, maksudmu bagaimana? Apa maksudmu Fariz akan mengakhiri rumah tangga kami? Menggugat cerai aku?," tanya Zafira penuh kecemasan.

"Aku tidak mengatakan seperti itu. Tapi apa yang kamu katakan bisa saja terjadi. Seseorang yang sudah terlalu tersakiti bisa saja melakukan hal-hal di luar kendali" Zafran menjawab asal dengan senyum dikulum sambil menatap Zafira yang tampak termakan dengan kata-katanya.

Sayatan perih terasa mengiris hati Zafira mendengar perkataan Zafran. Apa benar di saat Fariz telah kehilangan kendali maka dia akan melakukan hal yang dikatakan Zafran? Dia benar-benar takut Fariz sampai melakukan itu.

Tangisan Zafira pun kini semakin pecah. Ditutupnya wajah dengan kedua tangan sambil tertunduk pilu.

"Zafran, tidak perlu menakuti adikmu seperti itu. Kamu ini selalu saja membuat lelucon di saat yang tidak tepat. Mama tidak suka itu" mama Laras mengingatkan sang anak. Zafran hanya tersenyum kecil melihat kekhawatiran di wajah sang mama.

"Tenanglah sayang, itu tidak akan pernah terjadi. Fariz tidak akan pernah menggugat cerai dirimu. Tidak perlu kamu dengarkan perkataan kakakmu. Dia hanya membual" hibur mama Laras kembali memeluk sang putri, mengelus punggungnya dengan lembut.

Mama Laras tahu sekarang jika anak manjanya sudah jatuh cinta pada Fariz. Sebuah kebahagiaan hadir di hatinya mengetahui hal ini walau pun di sebagian hatinya lagi, dia pun merasa cemas memikirkan kepergian Fariz yang tidak diketahui kemana rimbanya.

"Sayang bersabarlah. Mama yakin Fariz berada di suatu tempat yang aman. Biarkan dia menenangkan dirinya dulu untuk sementara waktu sebelum kembali menemuimu. Kamu jangan menangis terus. Yang penting mulai saat ini kamu harus belajar dan merubah semua sikapmu yang mungkin selama ini kurang baik terhadap Fariz," mama Laras mencoba menasehati sang putri.

"Aku setuju dengan yang mama katakan. Kamu harus bisa bersabar. Mungkin Fariz butuh waktu untuk menenangkan dirinya," sambung Zafran yang kini telah beranjak dari sofa lalu berdiri di samping sofa yang diduduki sang oma.

"Tapiii... Aku tidak bisa menunggu lebih lama. Aku ingin segera bertemu dengannya. Aku..," ucap Zafira terisak memutus kalimatnya.

"Itu terserah kamu. Kalau kamu ingin segera bertemu dengannya, sebaiknya kamu cari sendiri di seluruh sudut kota ini. Memangnya kamu sanggup menyusuri kota Jakarta yang sebegitu luasnya? Bisa-bisa kamu kehilangan kakimu" ujar Zafran lagi dengan sikap datarnya.

Tawa mama Laras, papa Arga bahkan oma Mayang nyaris saja pecah saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Zafran. Tetapi mereka berusaha menahan tawa karena hal itu pasti akan membuat Zafira merasa ditertawakan dan pastinya anak manja itu akan semakin bersedih. Mereka tahu kalau Zafran sengaja mengusili adiknya tetapi sayangnya keusilan tersebut dilakukan tidak pada waktu yang tepat.

...*****...

Terpopuler

Comments

Irma

Irma

mungkin zafran yg mempersatukan zafira dan faris,doble up lg ya kk /Pray/, makin usil aja zafran sa zafira

2024-11-02

0

Zainab Ddi

Zainab Ddi

zafran kataky tahu dimana Faris berana dan dua ingin Zafirah berusaha dulu untuk berubah mungkin Faris anak menemuinya

2024-11-02

0

Jasmine

Jasmine

perkataan zafran bikin zafira jadi tmbah takut. janganlah fran ditakuti nanti tmbah prustasi dia

2024-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Patah Hati
2 Bab 2 - Menyesali Diri
3 Bab 3 - Berusaha Bangkit
4 Bab 4 - Bab 4
5 Bab 5 - Bab 5
6 Bab 6 - Bab 6
7 Bab 7 - Benda Kesayangan
8 Bab 8 - Bab 9
9 Bab 9 - Ke Kantor Fariz
10 Bab 10 - Betapa Manisnya Kenangan Itu
11 Bab 11 - Tidak Dapat Mengulang Kembali Waktu
12 Bab 12 - Kabar Terbaru
13 Bab 13 - Gagal
14 Bab 14 - Bahagia Menjadi Satu-satunya
15 Bab 15 - Bab 15
16 Bab 16 - Bab 16
17 Bab 17 - Bab 17
18 Bab 18 - Bab 19
19 Bab 19 - Mencari Tahu
20 Bab 20 - Akhirnya Bertemu
21 Bab 21 - Ditinggal Tanpa Kata
22 Bab 22 - Bab 23
23 Bab 23 - Bab 23
24 Bab 24 - Melepas Rindu Di Jalan Kenangan
25 Bab 25 - Dalam Bahaya
26 Bab 26 - Bab 26
27 Bab 27 - Bab 27
28 Bab 28 - Bab 28
29 Bab 29 - Bab 29
30 Bab 30 - Bab 30
31 Bab 31 - Perjuangan Cinta Zafira
32 Bab 32 - Secercah Harapan Kembali Terbit
33 Bab 33 - Bab 33
34 Bab 34 - Bab 34
35 Bab 35 - Tempat Tinggal Fariz
36 Bab 36 - Bab 36
37 Bab 37 - Bab 37
38 Bab 38 - Aku Sangat Mencintainya
39 Bab 39 -Bab 39
40 Bab 40 - Bab 40
41 Bab 41 - Hati Yang Terluka
42 Bab 42 - Perjuanganku Cukup Sampai Di Sini
43 Bab 43 - Pupus Sudah Harapan
44 Bab 44 - Di Batas Lelah
45 Bab 45 - Tubuh Dingin
46 Bab 46 - Aku Mohon Bangunlah...
47 Bab 47 - Kamu Wanita Terindah
48 Bab 48 - Bab 48
49 Bab 49 - Bait-Bait Kata
50 Bab 50 - Bab 50
51 Bab 51 - Bab 51
52 Bab 52 - Fariz, Peluk Aku
53 Bab 53 - Kecupan Sayang
54 Bab 54 - Bab 54
55 Bab 55 - Ungkapan Cinta Zafira
56 Bab 56 - First Kiss
57 Bab 57 - Bab 57
58 Bab 58 - Yang Aku Cintai Adalah Kamu
59 Bab 59 - Kencan
60 Bab 60 - Merusak Mood
61 Bab 61 - "Sayang"
62 Bab 62 - Bab 62
63 Bab 63 - Bab 63
64 Bab 64 - Seindah Ini
65 Bab 65 - Bab 65
66 Bab 66 - Bab 66
67 Bab 67 - Bab 67
68 Bab 68 - Bab 68
69 Bab 69 - Bab 69
70 Bab 70 - Bab 70
71 Bab 71 - Bab 71
72 Bab 72 - Bab 72
73 Bab 73 - Bab 73
74 Bab 74 - Bab 74
75 Bab 75 - Bab 75
76 Bab 76 - Bab 76
77 Bab 77 - Bab 77
78 Bab 78 - Kamu Tidak Pernah Salah Dalam Mencintaiku
79 Bab 79 - Bab 79
80 Bab 80 - Bab 80
81 Bab 81 - Bab 81
82 Bab 82 - Bab 82
83 Bab 83 - Manja
84 Bab 84 - Terima Kasih Sahabatku... ( End )
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Patah Hati
2
Bab 2 - Menyesali Diri
3
Bab 3 - Berusaha Bangkit
4
Bab 4 - Bab 4
5
Bab 5 - Bab 5
6
Bab 6 - Bab 6
7
Bab 7 - Benda Kesayangan
8
Bab 8 - Bab 9
9
Bab 9 - Ke Kantor Fariz
10
Bab 10 - Betapa Manisnya Kenangan Itu
11
Bab 11 - Tidak Dapat Mengulang Kembali Waktu
12
Bab 12 - Kabar Terbaru
13
Bab 13 - Gagal
14
Bab 14 - Bahagia Menjadi Satu-satunya
15
Bab 15 - Bab 15
16
Bab 16 - Bab 16
17
Bab 17 - Bab 17
18
Bab 18 - Bab 19
19
Bab 19 - Mencari Tahu
20
Bab 20 - Akhirnya Bertemu
21
Bab 21 - Ditinggal Tanpa Kata
22
Bab 22 - Bab 23
23
Bab 23 - Bab 23
24
Bab 24 - Melepas Rindu Di Jalan Kenangan
25
Bab 25 - Dalam Bahaya
26
Bab 26 - Bab 26
27
Bab 27 - Bab 27
28
Bab 28 - Bab 28
29
Bab 29 - Bab 29
30
Bab 30 - Bab 30
31
Bab 31 - Perjuangan Cinta Zafira
32
Bab 32 - Secercah Harapan Kembali Terbit
33
Bab 33 - Bab 33
34
Bab 34 - Bab 34
35
Bab 35 - Tempat Tinggal Fariz
36
Bab 36 - Bab 36
37
Bab 37 - Bab 37
38
Bab 38 - Aku Sangat Mencintainya
39
Bab 39 -Bab 39
40
Bab 40 - Bab 40
41
Bab 41 - Hati Yang Terluka
42
Bab 42 - Perjuanganku Cukup Sampai Di Sini
43
Bab 43 - Pupus Sudah Harapan
44
Bab 44 - Di Batas Lelah
45
Bab 45 - Tubuh Dingin
46
Bab 46 - Aku Mohon Bangunlah...
47
Bab 47 - Kamu Wanita Terindah
48
Bab 48 - Bab 48
49
Bab 49 - Bait-Bait Kata
50
Bab 50 - Bab 50
51
Bab 51 - Bab 51
52
Bab 52 - Fariz, Peluk Aku
53
Bab 53 - Kecupan Sayang
54
Bab 54 - Bab 54
55
Bab 55 - Ungkapan Cinta Zafira
56
Bab 56 - First Kiss
57
Bab 57 - Bab 57
58
Bab 58 - Yang Aku Cintai Adalah Kamu
59
Bab 59 - Kencan
60
Bab 60 - Merusak Mood
61
Bab 61 - "Sayang"
62
Bab 62 - Bab 62
63
Bab 63 - Bab 63
64
Bab 64 - Seindah Ini
65
Bab 65 - Bab 65
66
Bab 66 - Bab 66
67
Bab 67 - Bab 67
68
Bab 68 - Bab 68
69
Bab 69 - Bab 69
70
Bab 70 - Bab 70
71
Bab 71 - Bab 71
72
Bab 72 - Bab 72
73
Bab 73 - Bab 73
74
Bab 74 - Bab 74
75
Bab 75 - Bab 75
76
Bab 76 - Bab 76
77
Bab 77 - Bab 77
78
Bab 78 - Kamu Tidak Pernah Salah Dalam Mencintaiku
79
Bab 79 - Bab 79
80
Bab 80 - Bab 80
81
Bab 81 - Bab 81
82
Bab 82 - Bab 82
83
Bab 83 - Manja
84
Bab 84 - Terima Kasih Sahabatku... ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!