Chapter 10 - Ketahuan jadi CEO

Meja tempat mereka duduk dikelilingi suara tawa dan percakapan santai. Makanan khas restoran itu—hidangan fusion yang mewah—mengisi meja mereka.

Alfan tengah bercanda soal salah satu teman lama mereka yang datang terlambat, sementara Yudha sibuk menghabiskan steak-nya dengan semangat.

"Lo udah kayak belum makan setahun, Yud," goda Alfan, menusuk ayam panggangnya.

Yudha mengangkat bahu. "Gue lapar, bro. Steak kayak gini gak bakal ada di kost kita. Lo ngerti sendiri lah, Fan."

Remy tertawa kecil, menggigit kentangnya sambil sesekali mengamati Niken yang terlihat santai tetapi tetap memancarkan aura anggun.

Dia sesekali melontarkan komentar ringan untuk menjaga obrolan tetap mengalir.

Namun, suasana yang semula ceria berubah saat seorang wanita masuk ke area makan restoran.

Wanita itu mengenakan setelan formal biru tua dengan potongan modern yang memancarkan profesionalisme.

Semua pelayan yang melihatnya langsung menundukkan kepala dengan hormat.

Bahkan manajer restoran bergegas menyapanya dengan penuh rasa hormat.

Remy yang sedang meminum jus jeruknya hampir tersedak. Matanya melebar, tidak percaya melihat orang itu ada di sana.

"Apa-apaan nih?" gumamnya pelan sambil meletakkan gelasnya.

Niken yang duduk di sebelahnya menoleh, mengikuti arah pandangan Remy. "Kenapa, Rem? Lo kenal?"

Sebelum Remy sempat menjawab, wanita cantik itu sudah melangkah mendekat.

Sikapnya tetap tegas dan anggun, tetapi ekspresinya berubah sedikit bingung saat melihat sosok yang tidak asing baginya.

"Tuan Remy?" katanya, jelas-jelas terkejut. Dia menunduk sedikit dengan penuh hormat. "Maaf, saya tidak menyangka Anda ada di sini."

Semua orang di meja, termasuk Yudha, Alfan, dan Niken, langsung memasang ekspresi bingung.

"Aduh, Agesta. Santai aja dong," ucap Remy dengan senyum kaku, mencoba meredakan suasana.

Agesta, bagaimanapun, tetap profesional. "Maaf, Tuan. Saya datang untuk memeriksa operasional restoran ini. Sebagai salah satu anak perusahaan PT Trinova Global, saya harus memastikan semuanya berjalan sesuai standar."

Kalimat itu seperti bom yang meledak di meja mereka.

Bima yang sedang meminum air langsung tersedak, sementara Yudha mematung dengan garpu di tangannya.

Niken menatap Remy dengan alis terangkat, mencoba mencerna situasi.

"Wait, wait," potong Yudha akhirnya. "Lo bilang apa tadi? Restoran ini anak perusahaan PT Trinova Global? Dan Remy… Tuan Remy?"

Niken melirik Alfan, mencari penjelasan. "Apa maksudnya ini, Fan?"

Alfan menghela napas panjang, menyadari rahasia Remy akhirnya terungkap.

"Jadi gini, Nik," katanya, mengatur nada serius. "Remy itu... PT Trinova Global. Maksud gue, dia CEO-nya. Gue juga baru tahu kemarin."

Semua mata langsung tertuju pada Remy, yang terlihat agak tidak nyaman sambil memainkan sendoknya.

Alfan melanjutkan, "Itu perusahaan baru di buat lima tahun lalu, tapi udah jadi perusahaan teknologi paling ngebut pertumbuhannya di Indonesia. Bahkan sekarang udah tembus pasar internasional."

Yudha menatap Remy tajam, meletakkan garpunya dengan keras. "Lo serius? Lo CEO PT Trinova Global, dan lo gak pernah kasih tau gue? Gue nih, temen lo dari SMA, Rem!"

"Yud, santai—" Remy mencoba meredakan situasi, tapi Yudha langsung memotong.

"Santai apaan? Gue sampe beli saham perusahaan lo karena mikir keren banget. Gue gak tau CEO-nya temen gue sendiri!" seru Yudha, meski nada suaranya lebih penuh frustrasi daripada marah.

Sementara itu, Niken hanya diam, masih berusaha mencerna kenyataan bahwa pria yang duduk di sampingnya ini adalah CEO dari salah satu perusahaan paling terkenal saat ini.

Dia menatap Remy dengan pandangan penuh rasa ingin tahu.

"Kenapa lo gak pernah cerita, Rem?" tanyanya pelan, dengan nada yang lebih lembut daripada Yudha.

Remy mengangkat bahu santai, meskipun jelas ia merasa canggung. "Gue gak suka pamer, Nik. Lagian, buat apa? Gue masih orang yang sama, kok."

"Orang yang sama?" Yudha mendengus. "Lo punya asisten pribadi yang di hormatin banget sama pemilik restoran ini, Rem. Lo CEO perusahaan miliaran dolar. Itu bukan ‘orang yang sama’."

Agesta, yang masih berdiri di sana, merasa situasi makin aneh. "Maaf, Tuan. Haruskah saya kembali nanti?"

Remy menggeleng cepat. "Enggak, enggak. Gue urus sendiri nanti. Lo santai aja, Gest."

Agesta mengangguk, tapi sebelum pergi, ia menoleh ke manajer restoran yang berdiri tak jauh.

"Pastikan Tuan Remy mendapat pelayanan terbaik, ya," katanya dengan nada tegas sebelum akhirnya melangkah pergi.

Setelah dia pergi, suasana di meja mereka berubah menjadi lebih tenang, meskipun ketegangan kecil masih terasa.

Yudha akhirnya menghela napas panjang. "Lo gak berubah sih, Rem. Tetep aja gak mau bilang apa-apa ke kita."

"Karena gue gak mau bikin hubungan kita aneh," jawab Remy dengan jujur. "Gue cuma mau jadi temen lo, bukan jadi ‘CEO Trinova’ di mata lo."

Niken tersenyum kecil mendengar jawaban itu, meskipun ia masih merasa sedikit kagum. "Jadi itu alasan lo selalu misterius soal kerjaan?"

Remy mengangguk. "Gue cuma mau hidup normal aja, Nik."

Alfan tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. "Ya udah, kita maklumin. Tapi tetep aja, Rem. Gue masih kesel lo gak bilang dari dulu."

Niken menatap Remy, senyum lembut di wajahnya. "Kayaknya lo gak bisa ‘normal’ lagi sekarang, Rem. Apalagi abis ini."

Remy hanya tersenyum pasrah. "Yaudah lah, udah ketahuan juga."

Yudha menghela napas panjang, tapi senyum tipis mulai muncul di wajahnya. "Lo tahu gak, Rem? Gue gak tahu apa gue harus bangga apa kesel. Lima tahun, men. Lo nyimpen ini dari gue sama Alfan selama lima tahun."

Remy mengangkat bahu santai, meskipun jelas dia merasa bersalah. "Gue emang udah mikir bakal ketahuan sih, cuma gue gak nyangka secepet ini."

Alfan melirik Yudha, lalu ke Remy. "Secepet ini? Lima tahun, Rem. Lima. Tahun. Lo CEO sejak kelas 12, bro. Itu udah level Avengers banget, tahu gak?"

Niken tertawa kecil, akhirnya mulai rileks. "Kayaknya mereka gak bakal berhenti ngomel, Rem. Jadi kenapa gak lo ceritain aja gimana awalnya?"

Remy memainkan sendoknya, berpikir sejenak sebelum akhirnya bicara. "Ya gimana ya... Waktu itu gue cuma iseng. Gue nyoba bikin start-up buat bantu bayar uang kuliah. Eh, malah meledak."

Yudha melotot. "Meledak? Iseng lo aja bisa bikin perusahaan miliaran dolar? Gue iseng paling cuma bikin meme."

Remy nyengir kecil. "Ya beda level, bro. Tapi serius, waktu itu gue cuma pengen cari cara gampang buat belajar coding sambil dapet duit tambahan. Gue gak nyangka bakal segede ini."

Alfan mengangguk, pura-pura bijak. "Oh, jadi intinya lo CEO karena... iseng."

"Jangan salah," potong Remy, "iseng gue serius. Gue kerja gila-gilaan pas awal-awal. Masih inget gak waktu gue sering cabut akhir-akhir SMA?"

Yudha melipat tangan di dada, ekspresi wajahnya berubah dari bingung jadi paham. "Ah, jadi itu alasan lo jarang nongkrong di akhir SMA? Gue kira lo sibuk ngejar cewek."

"Ya ampun, Yud." Remy menggeleng-geleng. "Fokus gue waktu itu cuma coding dan ngembangin platform."

Niken tersenyum sambil mengaduk minumannya. "Tapi tetep aja. Kenapa lo gak pernah cerita? Lo pikir kita bakal berubah kalau tahu?"

Remy menatap Niken, kali ini dengan lebih serius. "Karena iya. Gue gak mau persahabatan kita jadi aneh. Gue cuma mau jadi Remy, temen lo dari SMP, yang dulu suka nyontek PR Matematika."

Niken tertawa pelan, mengingat momen itu. "Ya, gue inget banget. PR lo selalu salah setengahnya."

Yudha ikut ketawa. "Dan sekarang lo CEO perusahaan teknologi? Ga masuk akal anjingggg."

Alfan menyikut Yudha. "Lo gak perlu nutup-nutupin lagi, Rem. Kita temen lo. Mau lo CEO kek, presiden kek, buat gue lo tetep cowok yang dulu nonton One Piece sambil ngemil keripik jagung di rumah gue."

Remy akhirnya tertawa lepas. "Makasih, Fan. Lo tahu cara bikin gue lega."

Yudha mengambil gelasnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. "Oke, gue mau toast. Buat CEO paling humble yang gue kenal, meskipun rada ngeselin karena nyimpen rahasia gede banget."

Niken mengangkat gelasnya juga, tersenyum. "Buat Remy."

Alfan melanjutkan, "Buat Remy, si anak nakal yang ternyata seorang jenius."

Mereka semua tertawa, suasana kembali menjadi cair.

"Untung aja si sistem ngasih gue ingatannya juga, bukan cuma dapet identitasnya doang." batin Remy merasa lega.

Terpopuler

Comments

dhani satria

dhani satria

humble bee

2025-02-20

0

Ade Suryatman Margana

Ade Suryatman Margana

humble

2025-01-09

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 – Sistem All-in-One
2 Chapter 2 – Penghuni Baru Kost
3 Chapter 3 – Gitaris Terhebat Sepanjang Masa
4 Chapter 4 – Percakapan Antar CEO
5 Translate Bab 4
6 Chapter 5 - Salah kira
7 Chapter 6 — Panci Merah
8 Chapter 7 - Drama Single Seat
9 Chapter 8 - Win Streak
10 Chapter 9 - Reuni SMA
11 Chapter 10 - Ketahuan jadi CEO
12 Chapter 11 - Trinova Sounds
13 Chapter 12 - Main Futsal
14 Chapter 13 - Anak Bos Gangster
15 Chapter 14 - Masalah baru
16 Chapter 15 - Di keroyok!!
17 Chapter 16 - Kenalan lama
18 Chapter 17 - Jenguk Yudha
19 Episode Spesial — Alternatif Plot
20 Chapter 18 - Ketemu mantan
21 Chapter 19 - Ketauan jadi CEO kedua kalinya jir
22 Chapter 20 - Musuh bokap Laila dateng lagi
23 Chapter 21 - Bantai-Bantai
24 Chapter 22 - Ketemu pak Kaladin
25 Chapter 23 - Ngobrol sama Pak Kaladin
26 Chapter 24 - Kejar-kejaran sama polisi
27 Chapter 25 - Hacker Kostan
28 Chapter 26 - Usulan libur akhir tahun
29 Chapter 27 - Diskusi Liburan
30 Chapter 28 - Kejutan di Bandara
31 Chapter 29 - Kedatangan di Jepang
32 Chapter 30 - Eksplorasi Tokyo dan Kyoto
33 Chapter 31 - SELAMAT TAHUN BARU!!
34 Chapter 32 - Akhir Liburan
35 Episode Spesial - Highlight Liburan
36 Chapter 33 - Kebuntuan Riset
37 Chapter 34 - Terobosan
38 Chapter 35 - Deklarasi kemenangan
39 Translate Bab 35
40 Chapter 36 - Lagu Tiktok
41 Chapter 37 - Ngobrol sama Gojek
42 Chapter 38 - Rekaman Demo Niken
43 Chapter 39 - Pertanyaan aneh Niken
44 Chapter 40 - Penghuni Baru Kost(lagi)
45 Chapter 41 - Pertemuan Niken dan Claire
46 Chapter 42 - Obrolan Santai
47 Episode Spesial - Kehidupan Yudha
48 Chapter 43 - Berita Hoax
49 Chapter 44 - Kejatuhan Sementara
50 Chapter 45 - Rencana Pembalasan
51 Chapter 46 - Wawancara
52 Chapter 47 - Pertemuan dengan Predator Bisnis
53 Chapter 48 - Bawahan Baru
54 Chapter 49 - Kemampuan Liam & The Gank
55 Chapter 50 - Horor banget cik
56 Chapter 51 - Anomali
57 Chapter 52 - Yang terlupakan
58 Episode Spesial - Azareth Vaal'Zir
59 Chapter 53 - Awal
60 Chapter 54 - Siapa Orang Ganteng ini?
61 Chapter 55 - Kebenaran Dunia
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 – Sistem All-in-One
2
Chapter 2 – Penghuni Baru Kost
3
Chapter 3 – Gitaris Terhebat Sepanjang Masa
4
Chapter 4 – Percakapan Antar CEO
5
Translate Bab 4
6
Chapter 5 - Salah kira
7
Chapter 6 — Panci Merah
8
Chapter 7 - Drama Single Seat
9
Chapter 8 - Win Streak
10
Chapter 9 - Reuni SMA
11
Chapter 10 - Ketahuan jadi CEO
12
Chapter 11 - Trinova Sounds
13
Chapter 12 - Main Futsal
14
Chapter 13 - Anak Bos Gangster
15
Chapter 14 - Masalah baru
16
Chapter 15 - Di keroyok!!
17
Chapter 16 - Kenalan lama
18
Chapter 17 - Jenguk Yudha
19
Episode Spesial — Alternatif Plot
20
Chapter 18 - Ketemu mantan
21
Chapter 19 - Ketauan jadi CEO kedua kalinya jir
22
Chapter 20 - Musuh bokap Laila dateng lagi
23
Chapter 21 - Bantai-Bantai
24
Chapter 22 - Ketemu pak Kaladin
25
Chapter 23 - Ngobrol sama Pak Kaladin
26
Chapter 24 - Kejar-kejaran sama polisi
27
Chapter 25 - Hacker Kostan
28
Chapter 26 - Usulan libur akhir tahun
29
Chapter 27 - Diskusi Liburan
30
Chapter 28 - Kejutan di Bandara
31
Chapter 29 - Kedatangan di Jepang
32
Chapter 30 - Eksplorasi Tokyo dan Kyoto
33
Chapter 31 - SELAMAT TAHUN BARU!!
34
Chapter 32 - Akhir Liburan
35
Episode Spesial - Highlight Liburan
36
Chapter 33 - Kebuntuan Riset
37
Chapter 34 - Terobosan
38
Chapter 35 - Deklarasi kemenangan
39
Translate Bab 35
40
Chapter 36 - Lagu Tiktok
41
Chapter 37 - Ngobrol sama Gojek
42
Chapter 38 - Rekaman Demo Niken
43
Chapter 39 - Pertanyaan aneh Niken
44
Chapter 40 - Penghuni Baru Kost(lagi)
45
Chapter 41 - Pertemuan Niken dan Claire
46
Chapter 42 - Obrolan Santai
47
Episode Spesial - Kehidupan Yudha
48
Chapter 43 - Berita Hoax
49
Chapter 44 - Kejatuhan Sementara
50
Chapter 45 - Rencana Pembalasan
51
Chapter 46 - Wawancara
52
Chapter 47 - Pertemuan dengan Predator Bisnis
53
Chapter 48 - Bawahan Baru
54
Chapter 49 - Kemampuan Liam & The Gank
55
Chapter 50 - Horor banget cik
56
Chapter 51 - Anomali
57
Chapter 52 - Yang terlupakan
58
Episode Spesial - Azareth Vaal'Zir
59
Chapter 53 - Awal
60
Chapter 54 - Siapa Orang Ganteng ini?
61
Chapter 55 - Kebenaran Dunia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!