Chapter 4 – Percakapan Antar CEO

Remy dan Alfan masih asyik bernyanyi, hingga tiga mobil Rolls-Royce Phantom 2022 berhenti di depan kost mereka.

Remy menghentikan permainan gitarnya. "Anjir, Rolls-Royce coy!" serunya, sedikit antusias melihat mobil mewah.

"Ngapain mereka?" tanya Alfan penasaran. Ya kali ga penasaran mobil semahal itu berjejer di depan kost mereka yang busuk.

Remy menoleh ke arah Alfan, "Lah? Gue kira itu punya ortu lo yang super kaya itu." katanya.

"Muka gile!" semprot Alfan, menyangkal pendapat "Orang tua gue mentok mentok cuma bisa beli satu Rolls-Royce. Enggak mau buang-buang duit mereka, apalagi pajaknya mahal."

Remy mengangguk paham, "Iya juga, orang tua lo kan emang hemat bener yak." ucapnya. "sampe bikin lo nge kost dimari."

"Yeuuu, itu mah emang gue nya aja yang pengin kost dimari." balas Alfan nyengir.

Pria-pria dengan jas hitam yang sangat rapih keluar dari mobil mewah itu, berjalan bersama mengikuti wanita cantik yang terlihat menjadi pemimpin mereka.

"Kayaknya mereka suruhan orang tuanya si Laila." ujar Alfan menyimpulkan. "Semua yang dia pake kan branded semua."

Remy pura-pura terkejut, matanya memperhatikan wajah Alfan dengan seksama. Annoying banget.

"Elo merhatiin sampe segitunya fan?!" tanyanya, ekspresinya masih ngeselin pake banget.

"Kayak lo enggak aja Rem." kata Alfan malas.

Laila keluar dari kamarnya sambil tersenyum kepada dua pria itu, membuat kesimpulan Alfan semakin meyakinkan.

"Tuhkan, dia keluar! Udah pasti suruhan ortunya sih." ujar Alfan, seolah baru saja berhasil memenangkan taruhan.

Remy membalas senyuman Laila, lalu menaruh gitar Yudha di sampingnya.

Sekumpulan pria berjas hitam mulai memasuki halaman kost, melewati gerbang. Tapi, bukannya mendekat ke arah Laila, mereka malah mendekat ke Remy dan Alfan.

"Ini mata gue yang salah apa emang mereka jalannya ke kita?" ucap Alfan tak percaya, menepuk pipinya beberapa kali.

Remy tertawa kecil mendengar ucapan Alfan, matanya berkilat licik.

Mereka berhenti di hadapan Remy dan Alfan, menatap Remy penuh hormat.

"Tuan Remy, maaf mengganggu waktu luang anda." kata wanita cantik yang tampak seperti pemimpin mereka. "Ada jadwal meeting yang sangat penting dengan."

Alfan terkejut mendengar nama Remy disebut oleh perempuan itu, dia menatap Remy tak percaya. di tambah lagi... Tuan? REMY DI PANGGIL TUAN SAMA CEWE SECANTIK INI?!

"Tuan?! Remy dipanggil Tuan sama cewek secantik ini?!" batinnya melongo.

[Ingatan tentang Host dari menciptakan awal PT Trinova Global, hingga suskes sekarang telah di transfer ke dalam ingatan.... Seluruh kemampuan telah di berikan kepada Host... Seluruh....]

Remy hanya tersenyum tipis, menikmati kebingungan Alfan.

"Ah, iya. Meeting, ya?" balasnya, seolah sudah terbiasa mendengar panggilan itu.

Wanita itu mengangguk. "Kami dari PT Trinova Global, Tuan Remy. Ada beberapa dokumen dan informasi yang perlu Anda lihat segera," ucapnya sambil memberikan sebuah tablet dengan antarmuka digital yang canggih.

Alfan, yang masih syok, akhirnya angkat bicara. "Rem… lo CEO Trinova Global yang sering masuk berita itu? Serius?"

Remy memasang ekspresi tenang. "Iya, Fan. Selama ini gue cuma enggak mau cerita aja," ucapnya dengan senyum sok misterius.

Sebelum Alfan sempat memproses semua itu, wanita tersebut berbicara lagi, "Semua persiapan sudah selesai, Tuan. Apakah kita akan melanjutkan ke kantor pusat sekarang?"

Remy melihat ke arah Alfan, yang masih shock. Dia menepuk bahu temannya sambil berkata, "Fan, gue cabut dulu ya. Lo terusin aja main gitarnya," katanya sambil tertawa kecil.

Tanpa menunggu jawaban, Remy berjalan ke arah salah satu mobil mewah itu.

Pintu belakang dibukakan untuknya, dan ia masuk dengan santai.

Alfan hanya bisa menatap kepergian Remy dengan perasaan yang campur aduk antara takjub dan bingung.

Mobil-mobil itu pun mulai melaju perlahan, meninggalkan kost sederhana mereka.

Sebelum mobil itu hilang di tikungan, Alfan telah sadar kalau sahabatnya bukanlah Remy yang dulu lagi.

Di dalam mobil, Remy duduk seraya menatap jalanan dari kaca mobil.

"Agesta." panggil Remy tanpa menoleh kepada wanita cantik di sebelahnya.

"Ya, tuan?" saut wanita itu, menoleh penuh penghormatan.

Remy menoleh ke arahnya. Terpampang jelas kulit cerah dan rambut hitam yang tergerai indah, dengan baju kantoran yang jelas sekali mahal—balutan blus sutra Valentino yang jatuh sempurna, dipadukan dengan blazer tailored keluaran Max Mara.

Sepatunya pun, sepintas bisa ia kenali sebagai Jimmy Choo, berkilau lembut di bawah sinar matahari pagi.

Wanita itu berdiri tegak dengan percaya diri khas kelas atas, memegang buku catatan yang membuatnya terlihat cerdas.

"Tahan Rem.." Remy membatin, tak kuasa menahan kecantikan Agesta yang begitu, ahh.

"Meeting sama siapa aku nanti?" tanyanya dengan nada sok tenang, padahal sedang terpesona berat di dalam hatinya.

...***...

Setelah mobil berhenti di depan gedung PT Trinova Global, Remy turun dengan langkah santai, tetap memasang ekspresi tenang.

Agesta mengikuti di belakangnya, membimbingnya menuju ruang meeting.

Sebelum memasuki ruangan, Remy menoleh pada Agesta. "Ada saran buat ketemu 'si besar' ini, Gest?" tanyanya dengan senyum tipis.

Agesta menanggapi sambil menahan tawa kecil. "Justru menurut saya, Tuan Remy… jadi diri sendiri saja."

Remy tertawa ringan, mengangguk. "Noted. Waktunya bertemu legenda," gumamnya, siap.

Saat pintu ruang meeting terbuka, seorang pria paruhbaya sudah berdiri menunggu, langsung tersenyum ketika melihat Remy masuk.

Dia adalah Mason Parrish, seorang pengusaha dan inovator asal Amerika yang dikenal sebagai pendiri dan CEO perusahaan-perusahaan seperti Tesla dan SpaceX. Ia berfokus pada teknologi dan energi berkelanjutan, serta eksplorasi luar angkasa. Mason terkenal karena visi ambisiusnya untuk mengubah cara manusia hidup dan beroperasi di Bumi dan luar angkasa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Setelah ini, Dialog akan menggunakan bahasa inggris, di sarankan skip ke pengumuman (Translate Bab 4) untuk membaca versi terjemahan bahasa indonesia....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pria paruhbaya itu berjalan mendekat ke arah Remy, mengulurkan tangan. Wajahnya menunjukkan tanda tanya.

Remy menyambut tangan Mason degan santai. "Remy." ucapnya, paham kalau Mason tak tau namanya.

"Remy! Good to finally meet you in person," ujar Mason dengan suara antusias. "Sorry for not knowing your name."

Remy menyambut tangan Mason dengan santai. "Likewise with Mason. I've heard about you since...well, since forever." balas Remy, menyisipkan nada bercanda. "And, it doesn't matter because few people know my identity as CEO of PT Trinova Global."

Mason tertawa. "I could say the same. Although, didn’t expect someone with such a cool, uh… casual vibe," jawabnya, mengangkat alis dengan ekspresi tertarik.

Remy menyeringai. "Life’s too short to be serious all the time, right?"

Mason tertawa lagi. "You know, I like that," katanya sambil duduk di salah satu kursi di ruang meeting tersebut.

Remy duduk di hadapannya, dan meski suasananya santai, aura wibawa keduanya terasa kuat memenuhi ruangan.

Setelah mereka duduk, Mason mulai membuka topik.

"So, Remy, I’ve been hearing rumors about Trinova’s latest advancements in AI and battery tech. Everyone’s talking about it. I thought maybe… just maybe… you’d be willing to share a little secret?" tanya Mason dengan mata berkilat penuh minat.

Remy tersenyum misterius. "Well, Mason, I could tell you, but then I’d have to charge you double," katanya, bercanda.

Mason tertawa keras, menepuk meja. "Fair enough! I knew this meeting would be interesting." Ia lalu mengatur nada suaranya sedikit lebih serius. "Alright, on a real note, I believe we could collaborate on something revolutionary. What do you think?"

Remy mengangguk sambil berpikir sejenak. "Let’s cut to the chase. You’re interested in our AI-driven battery optimization tech, right?"

Mason mengangguk. "Exactly. Tesla’s working on improving energy density, but there’s a plateau. I’m curious if Trinova has a solution that could help us break that limit."

Remy menyilangkan tangan di depan dada, menatap Mason dengan pandangan tajam tapi santai. "Funny thing is, Mason, we actually anticipated that. Our team’s been working on a design that could push energy density at least 30% higher than anything currently available."

Mason menyandarkan diri ke kursinya, kagum. "Impressive. But tell me, what makes your AI better? What’s the real edge here?"

Remy mengangguk, lalu mulai menjelaskan dengan nada lebih serius dan profesional. "Our AI doesn’t just analyze the battery’s current performance; it predicts future wear, usage patterns, and even environmental impacts. We’re talking about a system that’s not just reactive but proactively adjusting to maximize efficiency, longevity, and safety."

Mason mengangguk perlahan. "I like it. Predictive, adaptive… you’re really onto something."

Remy menyeringai. "That’s why we’re here, right? I thought maybe Tesla could use a little ‘Trinova touch’."

Mason tertawa kecil. "If I’m honest, I’ve had my eye on Trinova for a while. You’ve managed to disrupt so many industries in just a few years. Quite impressive, Remy."

"Appreciate that. But don’t sell yourself short, Mason. Not everyone could pull off what you’ve done with Tesla, SpaceX… and that’s just the tip of the iceberg."

Mason tersenyum lebar. "You’re right. So, what do you say we start discussing terms? Let’s see if this partnership can go from words to action."

Remy mengangguk. "I’m all ears. Lay it on me."

Mereka mulai membahas poin-poin penting untuk kolaborasi. Pembicaraan berlangsung intens, tetapi tetap diwarnai dengan candaan kecil di sana-sini.

Pada satu titik, Mason menatap Remy serius, seolah ingin menguji keberanian pemuda itu. "So, Remy, with all this success… don’t you ever feel pressured? Handling this much power and influence?"

Remy tersenyum santai. "Pressure? Nah, I thrive on it. Maybe it’s just me, but I think people worry too much. You just gotta ride the wave, you know?"

Mason mengangguk setuju. "I guess that’s the mindset we need to keep innovating."

Remy menambahkan, "And hey, if you don’t fail a few times along the way, you’re probably playing it too safe. Isn’t that the Silicon Valley way?"

Mason tertawa keras. "Touché, Remy. Touché."

Meeting berlanjut dengan pembicaraan serius mengenai teknologi dan bisnis. Remy menunjukkan wawasan mendalam dan analisis tajam tentang tren industri, sampai-sampai Mason tampak sangat tertarik dan mengagumi kecerdasannya.

Setelah pembahasan inti usai, Mason berkata, "So, Remy, are you up for a little competition? Let’s see who can make a more sustainable battery first."

Remy tertawa kecil, menerima tantangan itu dengan senyuman licik. "You’re on. But, if I win, you owe me dinner at one of those secret billionaire-only spots."

Mason tertawa. "Deal. But if I win, you’ve got to give me a tour of Trinova’s HQ."

Remy mengangguk. "Consider it done, Mr. Parrish."

Akhirnya, mereka mengakhiri pertemuan dengan jabat tangan erat.

Saat meninggalkan ruangan, Remy merasa percaya diri. Meskipun rasanya aneh tiba-tiba dia punya kemampuan bisnis sehebat itu.

Di lift, Remy menyandarkan diri, tersenyum kecil. "Sistem All-In-One," gumamnya pada dirinya sendiri, "Bukan cuma identitas, tapi juga ngasih gue kemampuan dan ingatan. rasanya kayak lagi ngubah takdir."

Terpopuler

Comments

787 Erni

787 Erni

Thor bahasa Inggris ganti ke Indonesia dong biar seru

2025-04-02

0

Dot Bayi

Dot Bayi

lanjut Thor..crtanya bgus ga Kya yg lain bertele-tele

2025-01-24

0

Supri tembalo

Supri tembalo

anjing lah kenapa pakai bahasa Inggris juga author asu

2025-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 – Sistem All-in-One
2 Chapter 2 – Penghuni Baru Kost
3 Chapter 3 – Gitaris Terhebat Sepanjang Masa
4 Chapter 4 – Percakapan Antar CEO
5 Translate Bab 4
6 Chapter 5 - Salah kira
7 Chapter 6 — Panci Merah
8 Chapter 7 - Drama Single Seat
9 Chapter 8 - Win Streak
10 Chapter 9 - Reuni SMA
11 Chapter 10 - Ketahuan jadi CEO
12 Chapter 11 - Trinova Sounds
13 Chapter 12 - Main Futsal
14 Chapter 13 - Anak Bos Gangster
15 Chapter 14 - Masalah baru
16 Chapter 15 - Di keroyok!!
17 Chapter 16 - Kenalan lama
18 Chapter 17 - Jenguk Yudha
19 Episode Spesial — Alternatif Plot
20 Chapter 18 - Ketemu mantan
21 Chapter 19 - Ketauan jadi CEO kedua kalinya jir
22 Chapter 20 - Musuh bokap Laila dateng lagi
23 Chapter 21 - Bantai-Bantai
24 Chapter 22 - Ketemu pak Kaladin
25 Chapter 23 - Ngobrol sama Pak Kaladin
26 Chapter 24 - Kejar-kejaran sama polisi
27 Chapter 25 - Hacker Kostan
28 Chapter 26 - Usulan libur akhir tahun
29 Chapter 27 - Diskusi Liburan
30 Chapter 28 - Kejutan di Bandara
31 Chapter 29 - Kedatangan di Jepang
32 Chapter 30 - Eksplorasi Tokyo dan Kyoto
33 Chapter 31 - SELAMAT TAHUN BARU!!
34 Chapter 32 - Akhir Liburan
35 Episode Spesial - Highlight Liburan
36 Chapter 33 - Kebuntuan Riset
37 Chapter 34 - Terobosan
38 Chapter 35 - Deklarasi kemenangan
39 Translate Bab 35
40 Chapter 36 - Lagu Tiktok
41 Chapter 37 - Ngobrol sama Gojek
42 Chapter 38 - Rekaman Demo Niken
43 Chapter 39 - Pertanyaan aneh Niken
44 Chapter 40 - Penghuni Baru Kost(lagi)
45 Chapter 41 - Pertemuan Niken dan Claire
46 Chapter 42 - Obrolan Santai
47 Episode Spesial - Kehidupan Yudha
48 Chapter 43 - Berita Hoax
49 Chapter 44 - Kejatuhan Sementara
50 Chapter 45 - Rencana Pembalasan
51 Chapter 46 - Wawancara
52 Chapter 47 - Pertemuan dengan Predator Bisnis
53 Chapter 48 - Bawahan Baru
54 Chapter 49 - Kemampuan Liam & The Gank
55 Chapter 50 - Horor banget cik
56 Chapter 51 - Anomali
57 Chapter 52 - Yang terlupakan
58 Episode Spesial - Azareth Vaal'Zir
59 Chapter 53 - Awal
60 Chapter 54 - Siapa Orang Ganteng ini?
61 Chapter 55 - Kebenaran Dunia
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 – Sistem All-in-One
2
Chapter 2 – Penghuni Baru Kost
3
Chapter 3 – Gitaris Terhebat Sepanjang Masa
4
Chapter 4 – Percakapan Antar CEO
5
Translate Bab 4
6
Chapter 5 - Salah kira
7
Chapter 6 — Panci Merah
8
Chapter 7 - Drama Single Seat
9
Chapter 8 - Win Streak
10
Chapter 9 - Reuni SMA
11
Chapter 10 - Ketahuan jadi CEO
12
Chapter 11 - Trinova Sounds
13
Chapter 12 - Main Futsal
14
Chapter 13 - Anak Bos Gangster
15
Chapter 14 - Masalah baru
16
Chapter 15 - Di keroyok!!
17
Chapter 16 - Kenalan lama
18
Chapter 17 - Jenguk Yudha
19
Episode Spesial — Alternatif Plot
20
Chapter 18 - Ketemu mantan
21
Chapter 19 - Ketauan jadi CEO kedua kalinya jir
22
Chapter 20 - Musuh bokap Laila dateng lagi
23
Chapter 21 - Bantai-Bantai
24
Chapter 22 - Ketemu pak Kaladin
25
Chapter 23 - Ngobrol sama Pak Kaladin
26
Chapter 24 - Kejar-kejaran sama polisi
27
Chapter 25 - Hacker Kostan
28
Chapter 26 - Usulan libur akhir tahun
29
Chapter 27 - Diskusi Liburan
30
Chapter 28 - Kejutan di Bandara
31
Chapter 29 - Kedatangan di Jepang
32
Chapter 30 - Eksplorasi Tokyo dan Kyoto
33
Chapter 31 - SELAMAT TAHUN BARU!!
34
Chapter 32 - Akhir Liburan
35
Episode Spesial - Highlight Liburan
36
Chapter 33 - Kebuntuan Riset
37
Chapter 34 - Terobosan
38
Chapter 35 - Deklarasi kemenangan
39
Translate Bab 35
40
Chapter 36 - Lagu Tiktok
41
Chapter 37 - Ngobrol sama Gojek
42
Chapter 38 - Rekaman Demo Niken
43
Chapter 39 - Pertanyaan aneh Niken
44
Chapter 40 - Penghuni Baru Kost(lagi)
45
Chapter 41 - Pertemuan Niken dan Claire
46
Chapter 42 - Obrolan Santai
47
Episode Spesial - Kehidupan Yudha
48
Chapter 43 - Berita Hoax
49
Chapter 44 - Kejatuhan Sementara
50
Chapter 45 - Rencana Pembalasan
51
Chapter 46 - Wawancara
52
Chapter 47 - Pertemuan dengan Predator Bisnis
53
Chapter 48 - Bawahan Baru
54
Chapter 49 - Kemampuan Liam & The Gank
55
Chapter 50 - Horor banget cik
56
Chapter 51 - Anomali
57
Chapter 52 - Yang terlupakan
58
Episode Spesial - Azareth Vaal'Zir
59
Chapter 53 - Awal
60
Chapter 54 - Siapa Orang Ganteng ini?
61
Chapter 55 - Kebenaran Dunia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!