05. Kekasih masa kecil kenzo

"Dewa itu kau, bagimana mungkin kau bohong kan mana mungkin dewa punya kembar. Dewa yang gue kenal tidak punya kembaran dan punya sifat dingin kayak kulkas seratus pintu." Yuna menjauhkan tangan alex dari pipinya dengan wajah marah lalu berdiri dari tempat duduknya.

......................

Alex juga ikut berdiri memegang lengan yuna untuk menahannya pergi dari sini

"Hai yana, ini aku dewa. Kau ingat saat usia kita lima tahun dua hari setelah aku pergi, kau dan aku pernah berjanji kita akan jadi pasangan kekasih saat SMA. Terus apa kau lupa dulu kita pernah berjanji akan menikah setelah dewasa dan punya karir bagus." Yuna hanya terdiam mendengar menatap wajah alex dengan lekat-lekat.

"Dari mana lu tau ha, hanya dewa yang tau akan hal itu hanya dia. Dari segi wajah lo ga mirip dengannya , Terlebih mata dewa beda dia punya bola mata hitam pekat sama pernah ayahnya." Yuna langsung mengingatnya saat itu mereka berjanji akan tentang hal tersebut sebelum dia pergi. Walaupun gitu dia tidak percaya bahwa dia adalah dewa / kenzo kekasih kecilnya karena wajah dan bola matanya berbeda.

(sekarang kita panggil alex dengan nama aslinya)

"Aku akan jelaskan kita ke sana dulu." Tunjuknya ke arah bangku taman yang tempat dia duduki tadi.

mereka berdua berjalan dengan tangan alex masih di lengan yuna, agar dia tidak kabur jadi dia masih memegangnya. kedua duduk lalu menatap ke arah depan alex menopang dagunya dengan tangan.

"Aku mendapatkan misi dari kakekku untuk menyelidiki kejanggalan yang terjadi di sekolah ini. Kepala sekolah meminta dana kepada kakek ku untuk memperbaiki gedung peralatan olahraga dan juga perpustakaan tapi sama sekali tidak perbaiki. Karena kejanggalan itu kakek ku berpikir ada korupsi besar-besaran yang terjadi sini dan aku memakai identitas orang lain untuk masuk ke sekolah ini. Itu atas perintah mamaku, agar aku dengan gampang masuk ke sekolah ini tanpa ada curiga masa sekali." Kenzo meluruskan tubuhnya menatap mata yuna lekat-lekat sambil tersenyum tipis.

"Benarnya sebelum aku mendapatkan misi ini, aku mau masuk ke sini untuk menemuimu yana tapi belum ada kesempatan dan kali ini punya. Untuk kak kenza sendiri mendapatkan misi dari mama untuk menyamar seperti ini tapi yakinlah ini aku dewa nya yana." yuna hanya diam mendengar hal tersebut dia menatap kenzo, tatapan keduanya bertemu.

"Kau kemana aja selama ini?, tidak tau kan kau kalo aku menderita selama ini. Mama sama papa udah ninggalin aku semua harta kekayaan di ambil oleh paman dan bibi aku sudah tidak punya apa-apa." mata yuna berkaca-kaca lalu memutuskan kontak matanya kearah kenzo dia menutup wajahnya dengan tangan.

"Waktu itu mamaku mengirim ku ke negara A bersama dengan kak kenza dan juga kak kevano untuk belajar di sana, aku belajar di sana untuk menjadi dokter muda mengantikan mama. sedangkan kak kenza maupun kak kevano akan di latihan menjadi pewaris perusahaan yang di bangun oleh papa kami." kenzo menjawabnya dengan lembut sambil mengusap kepala yuna dia mengarahkan kepalanya yuna bersandar di bahunya.

(kenzo di kirim ke negara A saat berusia lima tahun di mana dua hari perjanjiannya dengan yuna pada saat itu sedang kenza maupun kevano berusia enam tahun.)

kenzo menceritakan semua hal yang terjadi pada yuna begitu juga dengan yuna menceritakan tentang kehidupannya selama ini.

"Bagimana kau tinggal di salah satu apartemenku saja, tempat itu sudah lama tidak aku tinggalin. Aku tinggal di sana hanya untuk menenangin diri saat sedih karena merindukanmu, aku datang ke sini untuk menepati janji waktu kecil yaitu menjadi pasangan hingga ke jenjang pernikahan." ucapnya memeluk yuna dengan lembut sambil mencium pucuk kepalanya.

yuna membalas pelukannya dengan hangat sambil mengangguk pelan mengiyakan ucapan kenzo.

"Pulang sekolah kita ke apartemenku tentang kebutuhanmu aku akan menyiapkan, tenang saja aku tidak tinggal di apartemen itu tapi di apartemenku yang lain. ayo pergi nanti kita ketauan oleh guru." kenzo melepaskan pelukannya lalu menarik yuna pergi dari sana.

Skip pulang/apartemen.

"Sekarang kau tinggal di sini yah, jika ada apa-apa kau bisa ke sebelah itu apartemenku juga." Kenzo tersenyum lalu membuka topeng terlihat wajah begitu menawan bagi para kaum hawa senyum terukir di bibirnya yang memperlihatkan lesung pipinya.

"Wajahmu tidak berubah saat masih kecil tapi wajahmu yang sekarang ganteng bukan imut dan lucu seperti dulu." Yuna menusuk-nusuk lesung pipi kenzo, kenzo memegang tangan yuna sambil menggeleng pelan.

"Kau ini tidak pernah berubah yana, kau selalu saja menusuk-nusuk lesung pipiku." Yuna terkekeh mendengarnya lalu melompat masuk ke gendong kenzo sambil tersenyum.

......................

Di apartemen mewah.

Terdapat dua orang laki-laki tengah duduk santai sambil membersihkan pisau yang ada di tangan masing-masing.

"lu tau ga vano, gw kesal sama anak pungut keluarga pemilik identitas yang sekarang gw pake ini. Sok berkuasa banget mentang-mentang kesayangan keluarganya sedangkan kita berdua hanya mendapatkan latihan keras." kenza mengepalkan tangannya kesal dengan sikap anak pungut tersebut.

"Ga biasanya lu bersikap kayak gini hanya karna seorang gadis." ucap kevano dengan menatap intens kearah kenza, kenza yang melihat kesal dan.

plak

kenza memukul kepala kevano dengan keras membuat mengusap kepalanya pelan sambil menatapnya begitu juga sebaliknya.

"Gw tau tatapan lu njir, pulang lu sana ke apartemen milik Dean gw juga mau ke apartemen zeno. awas aja lu ga tinggal di sana melainkan apartemen pribadi lu gw tebas pala lu yah." Usir kenza secara kasar lalu pergi dari sana untuk ke apartemen milik.

"Gw ga percaya dia adalah anak aunty, sifatnya aja jauh beda dari aunty." Gumamnya sambil menatap kesal kearah kenza lalu menghela nafas berat beranjak dari sana.

Kevano kenza maupun kenzo memiliki sifat tidak jauh berbeda dari kedua orang tuanya yaitu dingin tak tersentuh. tapi jika bersama dengan orang-orang tersayang maupun dekat mereka bertiga akan hangat dan lembut kepada mereka. walaupun sifat ketiganya terkadang membuat orang-orang menggelengkan kepala dengan sikap ketiganya dan satu lagi mereka bertiga posesif dengan kedua anak perempuan atmajaya.

Di perjalanan kenza dengan santai melaju mobil sambil melihat-lihat jalan sambil mendengar lagu yang di putar dalam mobil. Dia berhenti di lampu jalan karena sedang berwarna merah dia menatap langit sore dengan wajah tenang dan datar.

"Sudah lama sekali tidak melihat suasana senja dengan santai." gumamnya pelang membuka atap mobilnya supaya dengan leluasa menghirup udara segar. para pengguna jalan yang melihat wajah kenza terpanah dengan ketampanan miliknya yang begitu sempurna di kalangan kaum hawa.

kenza yang memang tidak mengunakan topeng wajah zone hanya menatap kearah langit menikmati suasana yang ada.

"Weh ganteng banget, gw gpp klo lampu merah lama soalnya ada malaikat tak bersayap di sini."

"Calon suami gw tuh ga ada yang boleh ambil."

"Eh tante-tante girang jelas-jelas tuh cowok lebih patut jadi anak lu daripada suami mending lu pergi jauh-jauh deh."

"Lu aja yang jauh-jauh bocah."

"Sadar diri mbak, lu itu dah tua masih aja doyan sama brondong. Dia itu pantasnya jadi menantu saya bukan suami mbak."

Dll para pengendara membuka kaca mobilnya sambil beradu mulut sama penguna jalan. hingga mereka tidak sadar jika kenza sudah pergi menjauh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!