"Baguslah jika kalian mengerti mama tidak mau ada kesalahan sedikit dari misi ini, Misi kalian begitu rumit bahkan mama dan aunty kalian sedikit kewalahan." Lea memegang kening pelang sambil menghela nafas panjang dengan apa yang dia hadapi dulu.
...· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·...
"Karena kami sudah menjelaskan misi yang akan kalian lakukan maka. " felica menjeda ucapannya tatapan berubah menjadi dingin dan datar begitu juga dengan lea.
"maka apa ma/aunty?." kenza dan kevano mengerutkan keningnya dia begitu bingung karena tiba-tiba mama mereka berubah jadi lebih serius di banding sebelumnya.
"Maka kami memutuskan untuk menyerah organisasi BBQ kepada kalian berdua. kami sudah benar-benar tidak ingin terjun kedunia bawah lagi jadi kami akan mengakat kalian berdua jadi king BBQ." Felica melanjutkan ucapan membuat kenza maupun kevano terkejut setengah mati.
"Jangan bilang Black Blood Queens milik mama dan aunty ?." kevano yang tersadar duluan langsung bertanya ke pada keduanya sedang kenza masih terdiam mencerna ucapan dari felica.
"Itu benar nak, mafia itu milik kami berdua, kami berdua membangun organisasi ini saat masih berusia 17 tahun pada saat itu. Kau kenza adalah anak sulung maka kau akan mewarisi mafia dan juga perusahaan mama yang bernama zL company. nanti malam mama akan mewariskan sebuah perusahaan yang ada di negara P bernama LMA Group kepada adekmu kenza. seharusnya kami berdua ingin mewariskan semuanya saat usia kalian 17 tahun tapi mamamu itu vano tidak setuju." Lea menyenggol felica lalu menatap anak dan keponakannya secara bergantian sambil tersenyum.
"Ma / aunty kenapa kami beri tau akan hal ini?, apa papa juga tidak tau dengan itu?." keduanya mengangguk pelan membenarkan ucapan dari kevano.
"Nak, jangan kasih tau papa kalian berdua biarkan waktu yang mengetahuinya dan satu lagi pasti kalian terheran-heran kenapa kami mewariskan perusahaan dan mafia saat usia kalian masih muda." ucap felica yang membuat Kevano menganguk pelan sedang kenza hanya terdiam sambil menatap mama dan aunty nya. Felica tersenyum pelan melihat reaksi anak semata wayang lalu menatap kearah lea.
"itu karena kami yakin kalian berdua bisa mengurus perusahaan dengan baik dan benar kami juga sudah 40an tahun sudah waktunya bersantai menikmati masa tua." ucap lea lalu bangkit dari tempat duduk sambil membelakangi mereka semua.
"Tapi aunty apa kami mampu melakukannya itu terlebih pasti perusahaan mama juga besak kan seperti punya aunty ?." Felica terkekeh mendengar pertanyaan sang anak kepada lea.
"Tentu saja bisa vano, mamamu itu saja bisa membangun perusahaan sendiri dengan waktu singkat kenapa anaknya ragu dengan kemampuannya sendiri. ingat nak feli company memang besar dan memiliki banyak cabang dimana-mana tapi yakin lah dengan kemampuanmu bahwa kau mampu lakukan kau juga kenza." Lea menjawab pertanyaan dari vano lalu membalikkan badan tersenyum kearah keduanya.
"Besok kalian akan ke perusahaan masing-masing untuk memperkenalkanmu kepada para pekerja di sana dan kau juga bisa mengubah nama perusahaan tersebut sesuai dengan keinginanmu nak." Lea menatap felica lalu mengangguk pelan, felica berdiri dari sana lalu berjalan keluar di ikut oleh Lea di belakang.
kenza dan kevano saling menatap satu sama lain lalu menghela nafas panjang sambil menunduk dengan apa yang di wariskan yang di berikan oleh sang mama. keduanya begitu ragu menjalani perusahaan tersebut tapi mereka tidak bisa menolaknya karena yakin keduanya akan marah.
mereka berdua mulai berdiri lalu beranjak dari sana saat keluar dari ruang tersebut wajah kedua berubah jadi dingin dan datar tidak saat keduanya berada di ruang tersebut.
......................
Di sisi kenzo.
Saat ini dia berada di sebuah cafe tidak jauh dari taman kota, dia sedang bersantai dengan tenang sambil melihat suasana taman yang begitu rame.
"Sudah lama sekali tidak ke rumah grandpa dan grandma, apa aku kesana saja." gumamnya lalu beranjak dari sana, dia pergi ke parkiran lalu menaiki mobil sport berwarna hitam.
Dia mulai melajukan mobil tersebut dengan kecepatan sedang sambil menikmati suasana senja di sore hari. sesampainya di sedang gerbang yang berjuang tinggi dia membunyikan klakson untuk membuka pintu gerbang. pintu gerbang terbuka kenzo melanjutkan berjalannya ke mansion yang ada di depan.
Dia berhenti lalu membuka pintu mobil alangkah terkejutnya melihat sangat grandma dan grandpa berdiri di pintu. Kenzo menghampiri keduanya sambil tersenyum tipis lalu memeluknya.
"grandpa grandma apa kabar, sudah satu bulan tidak bertemu. " Kenzo melepas pelukan lalu bertanya ke pada keduanya.
"grandpa sama grandma baik nak, kau ini sama seperti papamu." Grandpa menepuk pundak kenzo lalu mengajaknya masuk ke dalam.
"Kau mau menginap di sini nak atau kan hanya berkunjung karena kangen kepada kami." Grandma bertanya sambil mengelus rambut kenza penuh kasih sayang.
"aku hanya berkunjung ke sini grandma, karena besok mungkin mulai sekolah lagi di sekolah milik kakek." kenza tersenyum tipis menjawab pertanyaan dari sang grandma dengan lembut penuh kasih sayang.
"Yah sudah makan malam di sini saja, sudah satu bulan tidak bertemu oh iya kakakmu di mana kok tidak ikut denganmu kesini." Grandpa mencari keberadaan kenza yang tidak datang bersama dengan kenzo saat ini.
"Itu grandpa kakak pergi bersama dengan kak vano tadi, katanya sih mau ke tempat nongkrong di tempat bisa." Kenzo berbohong tentang keberadaan sang kakak karena dia tau dia ada urusan saat ini.
keduanya berbincang-bincang sambil tertawa menceritakan tentang masa kecil kenza maupun kenzo dulu, tidak serasa malam pun tiba mereka semua sudah berada di meja makan.
"Grandpa, grandma sesudah makan malam aku langsung pulang, tadi berpesan langsung pulang ke mansion katanya ada yang mau mama beritahu." Ucap kenza sambil tersenyum, grandma menaruh makanan di piring kenza maupun sang suami.
"Yah padahal grandma mau kau tidak cepat-cepat pulang tapi tak apa nanti sering-sering lah berkunjung ke sini ajak kakakmu juga." kenzo mengangguk pelan memakan makanannya.
sesudahnya makan malam kenzo berpamitan pada keduanya untuk pulang. kenzo menyelusuri jalang dengan kecepatan sedang hingga tidak sengaja melihat anak-anak geng motor tawuran. Di berhenti sejenak melihat siapa yang akan menang di antara kedua kelompok tersebut.
"Benar-benar menarik walaupun gw ga tertarik dengan hal-hal seperti itu, yang paling menarik menurut gw menjadi pembunuh bayaran." gumamnya sambil tersenyum tipis melihat bertarung antar geng.
Kenzo merupakan seorang pembunuh bayar yang sudah banyak membunuh para penjahat atas perintah dari klien yang menyewa jasanya selama ini. Kenzo sendiri sudah menjadi pembunuh saat berusia 10 tahun dengan dengan latihan dan bimbingan dari sang mama saat usia 4 tahun saat itu. Yang dia ketahui merupakan tangan kanan mafia bukan hanya itu saja sang kakak yaitu kenza juga merupakan pembunuh bayar. Kenza dua tahun lebih dulu terjun duluan dari pada dirinya saat itu.
Dia dan sang kakak bukan hanya di latih menjadi pembunuh bayar tapi juga di latih berbagai hal yang nanti akan berguna di masa depan sebagai penyamaran. Kedua sudah menjalani banyak misi yang di berikan oleh sang mama mau itu yang muda bahkan sulit sedikit pun keduanya pasti akan berhasil melakukan.
kembali ke topik.
kenza yang melihat geng motor tersebut dari dalam mobil hanya menatap dingin dan datar sambil menggeleng pelan. tatapan remeh kearah kedua belah pihak hinga terdengar sirine polisi. membuat kedua kelompok geng motor tersebut langsung kabur dari sana, kenzo melanjutkan perjalanan pulang.
Sesampainya di mansion dia langsung masuk ke kamar milik sang mama untuk mengetahui secara detail isi pesan tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments