Curhat

"Kamu mau ajak dia apa?" tanya Galuh

"Tinju," jawab Sabrina sambil menghampiri Ardiona.

"Kamu mau ajak klien kamu gelut?" seru Galuh panik.

"Nggak, mas." Sabrina menatap Ardiona. "Bapak tahu mesin tinju yang ada di game mall?"

"Kenapa memang ?" tanya Ardiona.

"Ada baiknya bapak melepaskan jas, dasi, dua kancing dan menggulung kemeja bapak hingga ke siku."

Ardiona mengrenyitkan dahinya. "Apa maksudmu?"

***

BANG!

"Whoooaaahhh!" seru para pengawal Ramadhan Securitas saat melihat pria itu menghajar mesin tinju disana.

"975. Not bad, pak Ardiona," senyum Galuh.

"Ini maksimal kan 999 bukan?" tanya Ardiona sambil melemaskan tangannya.

"Betul pak."

Ardiona pun bersiap melakukan pukulan lagi dan pria itu menghajar sekuat tenaga.

"992," seru orang-orang yang disana

"Not bad." Ardiona lalu mencari Sabrina. "Dimana Brina?"

***

DOR! DOR! DOR!

"Nice shot, Brina! Kemampuan kamu masih tetap keren."

"Thanks mbak Shanti. Kok tumben bisa ke markas?" tanya Sabrina sambil melepaskan magazine di Baretta nya.

"Aku tidak sanggup mengawal artis baru itu, Brina," jawab Shanti. "Di depan publik dia tampak agamis tapi ternyata dia open BO. Aku bahkan sampai menunggu di hotel saat mereka indehoy."

"Serius ?" Sabrina menatap Shanti dengan wajah terkejut.

"Serius. Mana kalau sudah begitu, aku harus menutupinya dari ibunya. Lama-lama aku tidak kuat juga," jawab Shanti.

"Memang pekerjaan kita mengawal saja tapi terkadang, moral pun dipertanyakan," senyum Sabrina.

"Benar. Bagaimana dengan pekerjaan kamu? Senang ?" Shanti menatap juniornya.

Sabrina tersenyum. "Alhamdulillah suka. Setidaknya dramanya tidak separah saat aku mengawal penyanyi itu."

Shanti menepuk bahu Sabrina. "Syukurlah, Brina. Aku tahu kamu suka dengan pekerjaan kamu yang ini."

"Thanks mbak."

Sabrina menoleh ke arah Ardiona yang datang dengan peluh di keningnya. Wajah pria itu tampak lega dan relaks.

"Ada apa pak Ardiona?" tanya Sabrina.

"Kita pulang Brina. Aku ingin beristirahat," ajak Ardiona.

"Baik pak." Sabrina memeluk Shanti. "Aku pulang dulu mbak."

"Hati-hati Brina," jawab Shanti sambil membalas pelukan Sabrina.

Gadis itu mengurai pelukannya dan berjalan menuju Ardiona. "Mari pak, kita pulang."

***

Di Dalam Mobil

"Thanks Brina. Aku merasa lebih enak sekarang," ucap Ardiona.

"Sama-sama pak." Sabrina tetap konsentrasi menyetir mobil mewah itu.

"Aku kira kamu akan mengajak aku clubbing atau ke bar," ucap Ardiona.

"Maaf pak, bukan selera saya," jawab Sabrina. "Jika saya galau, biasanya menembak atau bela diri dengan partner siapa saja yang mau saya hajar."

Ardiona tertawa kecil. "Bukannya biasanya cewek kalau galau pasti shopping atau makan enak?"

"Lho sebelumnya melakukan itu pak. Shopping dan makan enak. Tapi habis itu, baru saya menembak dan bela diri."

"Kenapa?" tanya Ardiona penasaran.

"Sebab dengan menembak, saya menertawakan kebodohan saya, membeli barang tidak perlu dan membuat tabungan saya berkurang. Bela diri, sebagai pengurangan lemak dan hasil makan tadi."

Ardiona tersenyum smirk. "Dasar cewek! Semua serba impulsif ya?"

"Ya istilahnya beli dulu deh, manyun belakangan," jawab Sabrina.

"Bukannya penyesalan?"

"Sudah jadul pak."

Ardiona tertawa kecil. "Brina, ceritakan apa hal yang membuatmu kesal selama jadi bodyguard?"

"Bapak ingin tahu?"

"Humor me, Sabrina. Aku perlu cerita yang tidak berat-berat."

Sabrina melirik ke arah kaca spion dan matanya beradu dengan mata Ardiona. Sabrina bisa melihat kliennya itu tampak serius dengan ucapannya.

"Well, saya pernah mengawal seorang artis pendatang baru...."

Ardiona mendengarkan cerita Sabrina tentang artis yang baru berusia 21 tahun tapi sudah berpengalaman kesemua club di Jakarta dan menggunakan KTP palsu dengan menuakan dirinya. Sabrina menduga bahwa artis itu kecanduan alkohol dan butuh aktualisasi diri demi mendongkrak popularitas.

"Saya tidak heran jika suatu saat nanti dia akan kena penyakit lever atau pun gagal ginjal. Makanya saya tidak mengajak bapak ke bar atau clubbing karena sangat tidak baik untuk nama bapak," tutup Sabrina.

"Awalnya aku mengira kamu akan ajak aku ke gym."

"Tapi di gym kurang seru kan pak. Jadi kenapa tidak meninju mesin tinju."

Ardiona menatap Sabrina dari kaca spion. "Sebenarnya aku ingin ajak kamu ke Bandung tapi surat dari orang serakah itu merusak semua rencana."

"Orang macam Oom dan Tante pak Ardiona itu hanya bisa berhenti serakah jika satu, mendapatkan hidayah, dua mati."

Ardiona menaikkan sebelah alisnya. "Sepertinya kamu mengalami banyak hal waktu kecil."

"Sejujurnya saya benci pada ibu saya sendiri. Apakah pantas seorang ibu mengata-ngatai anaknya dengan berbagai kata? Saya seperti ini bukan hasil didikan ibu saya tapi dari Bu Kasih. Jika tidak ada Bu Kasih, mungkin saya sudah menjadi anak yang susah diatur."

"Kamu termasuk kuat lho, Brina."

"Alhamdulillah pak. Entah kenapa saya seperti memiliki mental yang kuat dari kecil. Mungkin karena Bu Kasih selalu mendoktrin bahwa saya kuat, saya berharga dan saya bisa membuktikan pada ibu saya kalau saya tidak mudah dijatuhkan."

"Bu kasih wanita hebat. Dia seperti penyelamat kamu ya Brina," ucap Ardiona.

"Benar pak. Saya malah merasa, Bu Kasih adalah yang ibu saya. Bukan wanita itu."

Ardiona mengangguk. "Lalu sekarang dimana Bu Kasih?"

"Meninggal pak...."

"Innalilahi wa innailaihi Raji'un. Sakit?"

Sabrina terdiam. "Tidak pak... Dibunuh ibu saya."

Ardiona melongo. "Apa?"

"Iya pak. Dua bulan sebelum saya ujian akhir SMA, saya memang belajar di rumah Bu Kasih dan ibu saya tidak suka. Mereka berkelahi dan ibu menusuk perut Bu Kasih...."

"Astaghfirullah... Lalu bagaimana?" tanya Ardiona.

"Ibu ditangkap para bapak-bapak dan Bu Kasih dibawa ke puskesmas tapi tidak tertolong. Ibu dibawa ke kantor polisi dan saya bertekad untuk pergi dari sana usai lulus SMA. Saya melamar banyak pekerjaan dan diterima di Ramadhan Securitas. Saya lulus SMA dan seminggu sebelum saya ke Jakarta, saya mendapatkan kabar kalau ibu saya meninggal di penjara. Entah kenapa saya meminta pihak kepolisian untuk menguburkan dia di pemakaman para napi. Saya tidak mau berurusan dengan dia dan sejujurnya saya merasa lega mendengar dia meninggal. Saya merasa bebas dan akhirnya saya ke Jakarta. Setelahnya... sejarah pak."

Ardiona selalu merasa dirinya adalah orang paling merana karena kehilangan anggota keluarganya tapi ternyata Sabrina lebih parah. Dia melihat wanita yang sayang padanya, dibunuh oleh ibunya lalu dirinya harus ke Jakarta sendirian mencari pekerjaan demi bisa keluar dari tempat yang membuatnya sedih.

Namanya orang hidup itu Wang sinawang. Disaat aku down seperti ini, ternyata dibalik wajah cantik Sabrina, menyimpan banyak luka disana.

***

Note

Sawang sinawang” berasal dari kata “sawang” dalam bahasa Jawa yang berarti “lihat”. Jika diartikan dalam satu ungkapan maka “sawang sinawang” merupakan perilaku untuk tidak membandingkan kehidupan pribadi dengan kehidupan orang lain, karena apa yang dilihat atau dipandang dari kehidupan orang lain belum tentu seindah kenyataannya.

***

Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

amilia amel

amilia amel

sabar Brina, suatu saat kamu akan bertemu sama orang tua kandungmu.... sekarang kamu masih ditempat untuk menjadi gadis yang kuat sesuai ajaran keluarga Pratomo secara tidak langsung
dan pelan-pelan kamu sudah bertemu sama sepupu-sepupumu tanpa kamu sadari

2024-11-24

6

Jenong Nong

Jenong Nong

itu memng bukan ibu kamu brina... tpi orang atau suruhan orang yg sdh menculik kamu ... ayolah daisy aleksei dn siapun yg sdh mnyadari ada kemiripan antara Sabrina dn brinda segera bertindak biar cepat teru ngkap siapa sebenarnya sabrina ... 😁😁❤❤🙏🙏

2024-11-24

1

Marsiyah Minardi

Marsiyah Minardi

Nggih leres niku " urip namung sawang sinawang "
Maka cintai dan hargai hidup kita, peluk semua luka dan berdamai dengan diri /Heart//Heart/

2024-11-24

4

lihat semua
Episodes
1 Sabrina
2 Ardiona Waranggana
3 Aspri
4 Test Ala Ardiona
5 Di Rumah Ardiona
6 Happy Birthday Sabrina
7 Rencana Ika
8 Sabrina dan Ardiona
9 Di Gym
10 Badassnya Sabrina
11 Bermain Peran
12 Penasaran
13 Tidak Mirip
14 Ancaman dari Arizona
15 My Aspri
16 Sabrina Melawan
17 Ardiona Marah
18 Saling Bermaafan
19 Bertemu Yudho Sardono
20 Curhat
21 Ardiona Kena Jitak
22 Bertemu Divisi Kasus Dingin
23 Cemburu bin Cumbokur
24 Sabrina Terkejut
25 Modus
26 Ribut
27 Rencana Ring Jantung
28 Ardiona dan Sabrina di Pesta
29 Surprised
30 Ardiona Mencium Sabrina
31 Aleksei dan Katarina
32 Dijemput
33 Bertemu Lestari dan Galuh
34 Raja Modus
35 Sabrina Curiga
36 Alasan Ardiona
37 Lamaran
38 Antara Sabrina dan Android 18
39 Ika Senang
40 Aleksei Terkejut
41 Tidak Mungkin Deh
42 Kecurigaan Harry Wijaya
43 Wedding Day
44 Akal-akalan
45 Ardiona Galau
46 Honeymoon di Jepang
47 Percakapan Sabrina dan Ardiona
48 Sena Lee
49 Spesial Pakai Telur
50 Hasil Test DNA
51 Berusaha Dekat
52 Mulai Penyelidikan ... Lagi
53 Sena Terkejut
54 Rahasia Yang Disembunyikan
55 Selidik Sana Sini
56 Permintaan Ardiona
57 Kenyataannya
58 Bertemu
59 Brinda Mendekati Sabrina
60 Galau
61 Rahasia
62 Di New York
63 The Time of My Life
64 Appa
65 Mansion Blair
66 Ardiona dan Philip
67 Galau
68 Makan Malam Bersama
69 Bimbang
70 Kekecewaan Ardiona
71 Ardiona Pergi
72 Di Apartemen Ardiona
73 Surat Cerai Yang Kau Layangkan
74 Sidang Perdana
75 Putusan Hakim
76 Pulang
77 Berduaan
78 Ardiona Tersiksa
79 Minta Maaflah!
80 That Bastard!
81 Sempat
82 Tawaran Lee Yoo Joon
83 Pembuktian Ardiona
84 Keputusan Lee Yoo Joon
85 Finale ( END )
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Sabrina
2
Ardiona Waranggana
3
Aspri
4
Test Ala Ardiona
5
Di Rumah Ardiona
6
Happy Birthday Sabrina
7
Rencana Ika
8
Sabrina dan Ardiona
9
Di Gym
10
Badassnya Sabrina
11
Bermain Peran
12
Penasaran
13
Tidak Mirip
14
Ancaman dari Arizona
15
My Aspri
16
Sabrina Melawan
17
Ardiona Marah
18
Saling Bermaafan
19
Bertemu Yudho Sardono
20
Curhat
21
Ardiona Kena Jitak
22
Bertemu Divisi Kasus Dingin
23
Cemburu bin Cumbokur
24
Sabrina Terkejut
25
Modus
26
Ribut
27
Rencana Ring Jantung
28
Ardiona dan Sabrina di Pesta
29
Surprised
30
Ardiona Mencium Sabrina
31
Aleksei dan Katarina
32
Dijemput
33
Bertemu Lestari dan Galuh
34
Raja Modus
35
Sabrina Curiga
36
Alasan Ardiona
37
Lamaran
38
Antara Sabrina dan Android 18
39
Ika Senang
40
Aleksei Terkejut
41
Tidak Mungkin Deh
42
Kecurigaan Harry Wijaya
43
Wedding Day
44
Akal-akalan
45
Ardiona Galau
46
Honeymoon di Jepang
47
Percakapan Sabrina dan Ardiona
48
Sena Lee
49
Spesial Pakai Telur
50
Hasil Test DNA
51
Berusaha Dekat
52
Mulai Penyelidikan ... Lagi
53
Sena Terkejut
54
Rahasia Yang Disembunyikan
55
Selidik Sana Sini
56
Permintaan Ardiona
57
Kenyataannya
58
Bertemu
59
Brinda Mendekati Sabrina
60
Galau
61
Rahasia
62
Di New York
63
The Time of My Life
64
Appa
65
Mansion Blair
66
Ardiona dan Philip
67
Galau
68
Makan Malam Bersama
69
Bimbang
70
Kekecewaan Ardiona
71
Ardiona Pergi
72
Di Apartemen Ardiona
73
Surat Cerai Yang Kau Layangkan
74
Sidang Perdana
75
Putusan Hakim
76
Pulang
77
Berduaan
78
Ardiona Tersiksa
79
Minta Maaflah!
80
That Bastard!
81
Sempat
82
Tawaran Lee Yoo Joon
83
Pembuktian Ardiona
84
Keputusan Lee Yoo Joon
85
Finale ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!