Penasaran

"Memang mirip siapa, Jeng Daisy?" tanya Dokter Lucky. "Artis Korea? Eh iya, mirip artis Korea lho."

Daisy mengangguk dengan wajah ragu. "Mungkin ya... Apa kemarin gara-gara Kenzie rewel terus aku nungguin dia bobok sambil nonton Drakor ya."

"Bisa jadi sih," senyum Dokter Lucky.

Daisy menatap wajah Sabrina lebih lekat. "Kamu asprinya Ardi kan?"

"Iya... Dok," jawab Sabrina.

"Oke. Kalau aku sudah ingat kamu mirip siapa, biar mas Lucky hubungi Ardi. Ya Ar, tolongin. Aku penasaran karena biasanya aku tidak pernah salah menilai orang," ucap Daisy ke Ardiona.

"Gampanglah mbak Daisy," jawab Ardiona.

"Yuk kita balik ke rumah sakit. See ya Ardiona, Sabrina," pamit dokter Lucky sambil menggandeng tangan Daisy.

"Hati-hati mas Lucky, mbak Daisy," senyum Ardiona.

"Senang bertemu dengan anda berdua, Dokter Lucky dan Dokter Daisy," balas Sabrina sambil mengangguk sopan.

Pasangan dokter itu pun meninggalkan Ardiona dan Sabrina yang melanjutkan makannya. Gara-gara ucapan Daisy, Ardiona pun menatap wajah Sabrina yang sedang menikmati sashiminya.

"Benar kata mbak Daisy, kamu mirip artis Korea."

Sabrina hanya menatap datar. "Apa saya harus jadi artis Korea, pak Ardiona?"

"Naaaahhhh, tidak usah! Nanti kamu stress, banyak tekanan, malah bunuh diri! Rugi !"

Sabrina tersenyum tipis. "Pak Ardiona mikirnya kejauhan."

Ardiona hanya mengedikkan bahunya. "Ada yang mau kamu beli Brina? Mumpung kita di mall."

Sabrina tampak berpikir. "Saya mau ke drug store membeli keperluan pribadi saya pak."

Ardiona mengangguk. "Beli saja Brina. Mumpung kita disini. Yang banyak sekalian biar kamu tidak bingung. Oke?"

Sabrina mengangguk. Aku memang butuh sabun, pembalut, obat-obatan, beberapa makeup dan cleanser aku juga sudah tinggal sedikit.

***

Ardiona menunggu Sabrina yang sedang berbelanja di drug store di sebuah kursi yang disediakan mall. Tadi pria itu menawarkan untuk membayar pengeluaran Sabrina tapi gadis itu menolak. Ardiona pun akhirnya memilih memberikan kebebasan pada pengawalnya itu.

Ardiona Waranggana

Sementara Ardiona duduk sambil menikmati pemandangan sekelilingnya dan otak bisnisnya mulai bekerja, Sabrina berbelanja agak banyak. Bukan apa-apa, gadis itu tidak mau ada yang ketinggalan dan harus keluar beli di mini market yang agak jauh dari rumah Ardiona. Sementara jika dalam mode bekerja, Sabrina harus profesional.

Tunggu, besok kan weekend, apa ada acara si CEO?

Sabrina melihat keranjang belanjaannya antara mau beli semua atau tidak tapi akhirnya dia memilih membelinya agar tidak bingung. Sabrina berdiri di kasir untuk mengantri ketika seseorang berada di belakangnya.

"Sudah selesai belanja kamu?" tanya Ardiona.

"Sudah pak."

Ardiona melirik ke arah keranjang pengawalnya yang berisikan semua barang-barang khas wanita. Ardiona tersenyum samar saat melihat selera Sabrina cukup lumayan untuk seorang pengawal. Pria bertinggi 185cm itu berdiri di belakang Sabrina membuat malah dirinya yang mirip pengawal gadis itu.

Sabrina tiba di kasir dan hendak mengambil dompetnya untuk membayar, namun Ardiona sudah memberikan black card nya di petugas kasirnya.

"Lho pak?" Sabrina menatap Ardiona yang tetap berdiri tanpa menoleh ke dirinya.

"Sudah. Kamu diam saja." Ardiona menyelesaikan transaksinya dan mengajak Sabrina keluar yang membawa tas belanjaannya.

"Brina, bawa mukena?" tanya Ardiona tiba-tiba.

"Ada pak. Kenapa? Bapak mau pakai?" jawab Sabrina dengan wajah polos membuat Ardiona menyipitkan matanya sebal.

"Sholat duhur dulu baru kita pergi lagi," ajak Ardiona ke mushola yang ada disana.

"Baik pak," jawab Sabrina.

Keduanya pun melaksanakan ibadah duhur di mushola mall baru berjalan menuju parkiran mobil dan Sabrina lagi-lagi tidak diijinkan menyetir.

"Kalau berurusan dengan acara sidak menyidak, harus aku yang nyetir Sabrina," ucap Ardiona.

"Baik pak."

Usai dari Central Park, keduanya pun ke beberapa mall hingga melaksanakan ibadah asar dan Maghrib. Menjelang makan malam, Ardiona malah mengajak Sabrina makan di pinggiran kaki lima untuk makan penyetan.

Sabrina menatap Ardiona dengan tatapan tidak percaya. Selama ini dia mengawal banyak orang, tapi bisa dihitung pakai jari yang mau humble seperti pria di depannya. Rata-rata orang yang dikawalnya adalah orang-orang kaya baru jadi merasa mereka rules the world. Justru yang sudah terbiasa sudah kaya, lebih santai hidupnya. Mereka jarang flexing, jarang pamer dan lebih suka tidak dikenal jika mereka kaya raya.

"Kamu tidak apa-apa kita makan malam disini?" tanya Ardiona.

"Tidak apa-apa, pak. Saya malah suka karena bisa makan banyak tapi tidak menguras dompet."

Ardiona tersenyum smirk. "Ayam goreng atau bebek?"

"Ayam goreng, paha, pakai sayur asem, sama kulit goreng," jawab Sabrina.

Ardiona yang sedang menulis pesanan, tertegun karena selera Sabrina sama dengan dirinya.

"Kenapa pak?" tanya Sabrina bingung.

"Kamu meneliti selera makan aku?" balas Ardiona.

Sabrina melongo. "Tidak pak. Saya malah tidak tahu selera bapak makan di tempat seperti ini."

Ardiona tersenyum dan melanjutkan menulis pesanan. "Minumannya es jeruk?"

"Tidak pak. Air mineral dingin."

Ardiona mengangguk lalu memberikan kertas pesanan mereka ke pelayan.

Sabrina melihat sekelilingnya dan merasa dirinya sangat nyaman dengan lingkungan seperti ini. Bukan berarti dia tidak bisa diajak makan fine dining tapi makan di kaki lima itu jauh lebih enak dan nyaman.

"Kamu kenapa?" tanya Ardiona sambil mengetik beberapa notes di ponselnya sebagai hasil sidaknya hari ini.

"Tidak apa-apa pak. Besok bapak acaranya apa?" Sabrina menatap Ardiona.

"Besok? Jogging di GBK. Mau?"

Sabrina mengangguk. "Tugas saya kan harus mengawal bapak."

"Jangan pakai baju yang mencolok."

"Nggak pak. Besok saya pakai baju zirah."

Ardiona tertawa kecil. "Kamu itu menyebalkan, tahu nggak!"

"Maaf."

Pesanan mereka pun datang dan mulai makan. Sabrina terkejut karena Ardiona makan menggunakan tangan, bukan sendok garpu.

Terkadang orang kaya itu memang ajaib.

***

Kediaman Dokter Lucky dan Daisy

"Papa curaaaannggg!" teriak Kenzie saat dia kalah main catur dengan Dokter Lucky. Ayah dan anak itu sedang berada di ruang tengah dengan ditemani Winston yang tiduran di sebelah Kenzie.

"Papa nggak curang, cuma lebih pintar!" balas Dokter Lucky ke putranya yang berusia tiga tahun.

Kenzie pun cemberut dan menata kembali bidak catur nya. "Lagi! Aku penasaran!"

"Oke. Siapa takut!" balas Dokter berusia empat puluh tahun itu. Kenzie pun mulai menyusun dan melakukan langkah pertama.

Dokter Lucky melihat Daisy yang tampak bingung di meja kerjanya. "Kamu kenapa Jeng?"

"Hanya penasaran saat bertemu asprinya Ardiona tadi. Wajahnya bikin aku seperti melihat seseorang. Tapi siapa..." jawab Daisy.

"Sayang, jangan terlalu banyak pikiran. Ingat adiknya Kenzie di dalam perut."

Daisy memang sedang hamil anak kedua dan kandungannya sudah berjalan tiga bulan. Pasangan dokter itu berharap anak keduanya adalah perempuan biar pas.

"Iiissshhh... Aku penasaran mas!"

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

amilia amel

amilia amel

jeng Daisy, coba lihat album foto keluarga ato video keluarga.... pasti akan nggeh dan terjawab rasa penasarannya

2024-11-16

5

awesome moment

awesome moment

daisy sm dok luk tu cerminan jodoh mmg suka milih jalur sndiri. bisa awet romantis dgn caranya sndiri. ardio bukan radio green flag klan pratomo tu. pinter, humble, lurus...bruang (bonus yg nempel).

2024-11-27

1

Setya Ningsih

Setya Ningsih

aq penisirin piye ceritane brina iso ilang 😁😁😁😁 salam seko jogja yo kak

2024-11-17

1

lihat semua
Episodes
1 Sabrina
2 Ardiona Waranggana
3 Aspri
4 Test Ala Ardiona
5 Di Rumah Ardiona
6 Happy Birthday Sabrina
7 Rencana Ika
8 Sabrina dan Ardiona
9 Di Gym
10 Badassnya Sabrina
11 Bermain Peran
12 Penasaran
13 Tidak Mirip
14 Ancaman dari Arizona
15 My Aspri
16 Sabrina Melawan
17 Ardiona Marah
18 Saling Bermaafan
19 Bertemu Yudho Sardono
20 Curhat
21 Ardiona Kena Jitak
22 Bertemu Divisi Kasus Dingin
23 Cemburu bin Cumbokur
24 Sabrina Terkejut
25 Modus
26 Ribut
27 Rencana Ring Jantung
28 Ardiona dan Sabrina di Pesta
29 Surprised
30 Ardiona Mencium Sabrina
31 Aleksei dan Katarina
32 Dijemput
33 Bertemu Lestari dan Galuh
34 Raja Modus
35 Sabrina Curiga
36 Alasan Ardiona
37 Lamaran
38 Antara Sabrina dan Android 18
39 Ika Senang
40 Aleksei Terkejut
41 Tidak Mungkin Deh
42 Kecurigaan Harry Wijaya
43 Wedding Day
44 Akal-akalan
45 Ardiona Galau
46 Honeymoon di Jepang
47 Percakapan Sabrina dan Ardiona
48 Sena Lee
49 Spesial Pakai Telur
50 Hasil Test DNA
51 Berusaha Dekat
52 Mulai Penyelidikan ... Lagi
53 Sena Terkejut
54 Rahasia Yang Disembunyikan
55 Selidik Sana Sini
56 Permintaan Ardiona
57 Kenyataannya
58 Bertemu
59 Brinda Mendekati Sabrina
60 Galau
61 Rahasia
62 Di New York
63 The Time of My Life
64 Appa
65 Mansion Blair
66 Ardiona dan Philip
67 Galau
68 Makan Malam Bersama
69 Bimbang
70 Kekecewaan Ardiona
71 Ardiona Pergi
72 Di Apartemen Ardiona
73 Surat Cerai Yang Kau Layangkan
74 Sidang Perdana
75 Putusan Hakim
76 Pulang
77 Berduaan
78 Ardiona Tersiksa
79 Minta Maaflah!
80 That Bastard!
81 Sempat
82 Tawaran Lee Yoo Joon
83 Pembuktian Ardiona
84 Keputusan Lee Yoo Joon
85 Finale ( END )
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Sabrina
2
Ardiona Waranggana
3
Aspri
4
Test Ala Ardiona
5
Di Rumah Ardiona
6
Happy Birthday Sabrina
7
Rencana Ika
8
Sabrina dan Ardiona
9
Di Gym
10
Badassnya Sabrina
11
Bermain Peran
12
Penasaran
13
Tidak Mirip
14
Ancaman dari Arizona
15
My Aspri
16
Sabrina Melawan
17
Ardiona Marah
18
Saling Bermaafan
19
Bertemu Yudho Sardono
20
Curhat
21
Ardiona Kena Jitak
22
Bertemu Divisi Kasus Dingin
23
Cemburu bin Cumbokur
24
Sabrina Terkejut
25
Modus
26
Ribut
27
Rencana Ring Jantung
28
Ardiona dan Sabrina di Pesta
29
Surprised
30
Ardiona Mencium Sabrina
31
Aleksei dan Katarina
32
Dijemput
33
Bertemu Lestari dan Galuh
34
Raja Modus
35
Sabrina Curiga
36
Alasan Ardiona
37
Lamaran
38
Antara Sabrina dan Android 18
39
Ika Senang
40
Aleksei Terkejut
41
Tidak Mungkin Deh
42
Kecurigaan Harry Wijaya
43
Wedding Day
44
Akal-akalan
45
Ardiona Galau
46
Honeymoon di Jepang
47
Percakapan Sabrina dan Ardiona
48
Sena Lee
49
Spesial Pakai Telur
50
Hasil Test DNA
51
Berusaha Dekat
52
Mulai Penyelidikan ... Lagi
53
Sena Terkejut
54
Rahasia Yang Disembunyikan
55
Selidik Sana Sini
56
Permintaan Ardiona
57
Kenyataannya
58
Bertemu
59
Brinda Mendekati Sabrina
60
Galau
61
Rahasia
62
Di New York
63
The Time of My Life
64
Appa
65
Mansion Blair
66
Ardiona dan Philip
67
Galau
68
Makan Malam Bersama
69
Bimbang
70
Kekecewaan Ardiona
71
Ardiona Pergi
72
Di Apartemen Ardiona
73
Surat Cerai Yang Kau Layangkan
74
Sidang Perdana
75
Putusan Hakim
76
Pulang
77
Berduaan
78
Ardiona Tersiksa
79
Minta Maaflah!
80
That Bastard!
81
Sempat
82
Tawaran Lee Yoo Joon
83
Pembuktian Ardiona
84
Keputusan Lee Yoo Joon
85
Finale ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!