Bermain Peran

"Kita kemana pak Ardiona?" tanya Sabrina sambil memasang sabuk pengamannya.

"Brina... Turun!" perintah Ardiona.

Sabrina menatap kliennya dari kaca spion. "Kenapa pak?"

"Biar aku yang nyetir." Ardiona pun keluar dari dalam mobil dan membuka pintu sisi pengemudi yang membuat Sabrina mau tidak mau keluar. "Kamu duduk di sebelah aku!" Ardiona pun duduk di kursi pengemudi sementara Sabrina memutar dan duduk di kursi penumpang sebelah kiri pria itu.

"Kenapa bapak yang nyetir?" tanya Sabrina sambil mengatur tempat duduknya dan memasang sabuk pengaman.

"Karena kita akan menyamar, Sabrina. Kamu bisa bermain peran?" Ardiona lalu menjalankan mobilnya keluar dari parkiran gym itu.

"Saya jadi apa pak?"

"Customer dan pasangan aku."

Sabrina menaikkan sebelah alisnya. Oke, deh! Bukan kali ini saja Sabrina mendapatkan klien aneh-aneh, bahkan ada salah satu kliennya meminta dirinya sebagai kakak perempuan yang menemani kencan demi bisa menilai cowok barunya. Tapi menjadi pasangan kliennya? Sepertinya ada yang aneh. Namun yang keluar dari bibirnya adalah...

"Baik pak," jawab Sabrina patuh.

"Good. Kita akan menilai secara random beberapa tenant yang ada di mall-mall sekitaran segitiga emas Jakarta."

Sabrina mengangguk. "Berarti Grand Indonesia, Senayan City, Plaza Senayan, Pacific Place dan Plaza Festival."

"Yes."

"Baik pak."

Ardiona melirik ke arah Sabrina. "Kamu serius saat bilang hendak menghajar Lance dengan barbel?"

"Siapa Lance itu pak?" balas Sabrina sambil melihat pemandangan jalan.

"Pria yang kamu buat retak tangannya."

Oh, namanya Lance. "Kalau perlu. Pria macam begitu harus kena hajar agar saat dia hendak melakukannya, ada trauma tersendiri."

Ardiona tersenyum smirk. "Dasar!"

Sabrina tetap memasang wajah datar tanpa emosi disana.

"Aku tidak menyangka kamu bisa kuat seperti itu," ucap Ardiona lagi.

"Dia sedang dalam posisi rentan pak. Jadi mudah saja saya buat dia seperti itu."

Ardiona mengangguk. "Jujur aku tidak menyangka dia berani melakukan itu padamu."

"Saya rasa ini bukan yang pertama kan pak?" tebak Sabrina.

"Sepertinya kebiasaan. Sudah banyak yang menegurnya tapi tetap saja..."

Sabrina mengangguk. "Sepertinya saya kurang keras menghajarnya."

Ardiona tertawa kecil. "Jika dia macam-macam sama kamu dan aku dalam posisi tidak bisa membantu kamu, hajar hingga maksimal!"

"Tapi nanti saya kena tuntutan hukum."

"Kamu tenang saja. Biar aku yang bantu soal itu."

Sabrina menoleh ke arah kliennya. "Pak Ardiona sengaja kan? Saya yang maju tapi anda puas melihat Lance terkapar."

"Yoi!" jawab Ardiona tanpa malu.

Sabrina menggelengkan kepalanya. Dasar!

Mobil Ardiona pun tiba di parkiran Mall Grand Indonesia dan keduanya pun turun. Sabrina mengerenyitkan dahinya ketika Ardiona memberikan sikunya.

"Kenapa pak?"

"Pegang siku aku. Kita sebagai pasangan bukan?" jawab Ardiona yang pagi itu mengenakan jaket kulit, kaos putih, celana jeans hitam dan sepatu sneaker.

Sabrina merangkul siku Ardiona dengan wajah tidak nyaman namun dia tetap lakukan karena permintaan kliennya. Toh hanya main peran demi inspeksi terselubung kan?

Ardiona tersenyum dan keduanya pun berjalan masuk ke dalam mall. Sabrina melihat bagaimana luwesnya Ardiona mendatangi tenant nya yang ada disana. Ada yang dia pesan makana dan minumannya, tapi ada juga yang tidak.

Bisa langsung diabetes stadium empat kalau dimakan dan diminum semua karena ini baru satu tempat.

Ardiona pun mengajak Sabrina pindah ke mall lainnya sementara makanan dan minuman yang dibelinya, dibagikan ke satpam dan petugas parkir. Di mall-mall berikutnya pun sama hingga mereka masuk jam makan siang. Ardiona mengajak ke Central Park untuk makan siang disana karena ada salah satu tenantnya baru buka.

Sabrina melihat bagaimana Ardiona tampak serius memperhatikan semuanya. Pria itu sangat-sangat memiliki quality control tinggi dengan para tenantnya. Satu yang membuat Sabrina tidak habis pikir adalah, Ardiona tetap menggandeng dirinya sepanjang mereka berada di mall.

Sabrina pun harus mengikuti acara bermain peran sebagai pasangannya dan merubah raut wajahnya yang biasanya datar, menjadi lebih relaks dan banyak tersenyum demi mengikuti permainan Ardiona. Gadis itu mengakui memori Ardiona sangat bagus karena hapal satu persatu tenant-tenantnya.

"Sekarang, kita makan siang dulu. Aku lapar!" ajak Ardiona sambil menggandeng tangan Sabrina.

"Pak, sementara acara bermain peran kan dipending dulu. Jadi tolong jangan gandeng tangan saya," pinta Sabrina.

"Eh? Apa kamu tidak nyaman?" tanya Ardiona. "Kamu bermain sangat bagus lho Brina."

"Please ya pak. Saya... Agak kurang nyaman," jawab Sabrina dengan wajah serius.

Ardiona melepaskan pegangan tangannya dan mereka pun berjalan bersama tanpa saling menyentuh.

"Kamu mau makanan Jepang?" tawar Ardiona.

"Apa saja boleh pak. Saya lapar soalnya," jawab Sabrina apa adanya.

Mereka pun tiba di sebuah restauran Jepang dan langsung duduk di tempat yang diberikan oleh pelayan. Ardiona dan Sabrina pun memesan makanan yang mereka suka dan setelahnya keduanya terdiam. Sampai mata hitam Ardiona melihat ada sepasang suami istri sedang asyik mengobrol di meja seberang.

"Kamu tunggu sini. Aku akan menyapa seseorang," ucap Ardiona sambil berdiri dan berjalan menuju sebuah meja.

Sabrina bisa melihat pasangan itu tersenyum lebar saat melihat Ardiona dan mereka memandang Sabrina saat pria itu memberitahukan datang dengan siapa. Sabrina bisa melihat si wanita sangat cantik dan tampak bule sementara yang pria, tidak terlalu tampan tapi sangat menarik. Wajah si pria memang lebih tua dari si wanita tapi terlihat jika dia orangnya menyenangkan.

Ardiona pun berpamitan ke pasangan itu dan kembali ke mejanya. Sabrina memilih tidak bertanya karena tahu pasti Ardiona akan bercerita padanya.

"Mereka itu dokter, Brina. Bedanya, yang perempuan Dokter Daisy Mancini, seorang dokter forensik sementara suaminya, Dokter Lucky Buwono, dokter bedah dan dokter IGD RS Bhayangkara Jakarta. Aku kenal mereka saat mengalami kecelakaan lalu lintas karambol di tol Cikampek tiga tahun lalu. Dokter Lucky yang menangani aku dan dia baru tahu kalau aku CEO W Food. Kami jadi berteman baik apa lagi perusahaan aku memakai anak mereka, Kenzie, menjadi salah satu talent untuk susu bayi," papar Ardiona.

"Kenzie ini cowok atau cewek?" tanya Sabrina.

"Cowok."

Mereka pun makan setelah pesanan datang dan disaat sedang menikmati, pasangan Dokter Lucky dan Daisy menghampiri mereka.

"Kami pulang dulu ya. Eh kembali ke rumah sakit," senyum Dokter Lucky.

"Oke Dok. Tidak usah kalian bayari!" kekeh Ardiona.

"Siapa juga mau bayarin kamu?" balas Dokter Lucky sambil tertawa.

Daisy menatap Sabrina dan matanya tampak menyelidiki. "Kok wajah kamu familiar ya?" gumam Dokter cantik itu.

"Wajah saya pasaran mungkin..." jawab Sabrina.

"Sabrina, perkenalkan ini Dokter Lucky dan Dokter Daisy. Kalian, ini Aspri aku Sabrina Santoso." Ardian memperkenalkan Sabrina yang berdiri lalu bersalaman dengan pasangan dokter itu.

"Senang bertemu dengan anda semua," senyum Sabrina sopan.

"Senang bertemu dengamu, Sabrina," balas Dokter Lucky sambil bersalaman. "Jeng Daisy, ada apa?"

Daisy tidak menjawab lama. "Aku hanya penasaran sama wajahmu. Mirip siapa ya tapi aku tidak ingat."

Sabrina tertegun.

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

sefi dwi handriyantin

sefi dwi handriyantin

ayo jeng Daisy berpikir,, diingat-ingat lagi apa lagi namanya juga Sabrina,, mirip sama tante Brindil dan oom Yuyu kangkang makanya familiar.. pasti jeng Daisy gak ingat deh biasa kalau kayak gini suka tiba-tiba ngebleng gak ingat gitu,, tapi kalau sudah lama tiba-tiba inget.. mungkin belum waktunya Brina ketemu keluarganya..

2024-11-16

5

amilia amel

amilia amel

mirip Tante brindil dan om Yuyu kangkang ya jeng Daisy, coba diingat ingat lagi.....
jeng Daisy, apa nggak merasakan desiran aneh saat bersalaman dengan Brina ya....
kan masih ada hubungan darah, barangkali ada perasaan gimana gitu yang nggak bisa ati belum bisa diungkapkan

2024-11-16

4

tan_wiedya

tan_wiedya

Nah kan, udah ada yang kesentil sama muka nya Sabrina. Coba Sabrina ketemu sama generasinya Brindil. Apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku penasaran Mba Hanna /Grievance//Smirk/

2024-11-16

3

lihat semua
Episodes
1 Sabrina
2 Ardiona Waranggana
3 Aspri
4 Test Ala Ardiona
5 Di Rumah Ardiona
6 Happy Birthday Sabrina
7 Rencana Ika
8 Sabrina dan Ardiona
9 Di Gym
10 Badassnya Sabrina
11 Bermain Peran
12 Penasaran
13 Tidak Mirip
14 Ancaman dari Arizona
15 My Aspri
16 Sabrina Melawan
17 Ardiona Marah
18 Saling Bermaafan
19 Bertemu Yudho Sardono
20 Curhat
21 Ardiona Kena Jitak
22 Bertemu Divisi Kasus Dingin
23 Cemburu bin Cumbokur
24 Sabrina Terkejut
25 Modus
26 Ribut
27 Rencana Ring Jantung
28 Ardiona dan Sabrina di Pesta
29 Surprised
30 Ardiona Mencium Sabrina
31 Aleksei dan Katarina
32 Dijemput
33 Bertemu Lestari dan Galuh
34 Raja Modus
35 Sabrina Curiga
36 Alasan Ardiona
37 Lamaran
38 Antara Sabrina dan Android 18
39 Ika Senang
40 Aleksei Terkejut
41 Tidak Mungkin Deh
42 Kecurigaan Harry Wijaya
43 Wedding Day
44 Akal-akalan
45 Ardiona Galau
46 Honeymoon di Jepang
47 Percakapan Sabrina dan Ardiona
48 Sena Lee
49 Spesial Pakai Telur
50 Hasil Test DNA
51 Berusaha Dekat
52 Mulai Penyelidikan ... Lagi
53 Sena Terkejut
54 Rahasia Yang Disembunyikan
55 Selidik Sana Sini
56 Permintaan Ardiona
57 Kenyataannya
58 Bertemu
59 Brinda Mendekati Sabrina
60 Galau
61 Rahasia
62 Di New York
63 The Time of My Life
64 Appa
65 Mansion Blair
66 Ardiona dan Philip
67 Galau
68 Makan Malam Bersama
69 Bimbang
70 Kekecewaan Ardiona
71 Ardiona Pergi
72 Di Apartemen Ardiona
73 Surat Cerai Yang Kau Layangkan
74 Sidang Perdana
75 Putusan Hakim
76 Pulang
77 Berduaan
78 Ardiona Tersiksa
79 Minta Maaflah!
80 That Bastard!
81 Sempat
82 Tawaran Lee Yoo Joon
83 Pembuktian Ardiona
84 Keputusan Lee Yoo Joon
85 Finale ( END )
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Sabrina
2
Ardiona Waranggana
3
Aspri
4
Test Ala Ardiona
5
Di Rumah Ardiona
6
Happy Birthday Sabrina
7
Rencana Ika
8
Sabrina dan Ardiona
9
Di Gym
10
Badassnya Sabrina
11
Bermain Peran
12
Penasaran
13
Tidak Mirip
14
Ancaman dari Arizona
15
My Aspri
16
Sabrina Melawan
17
Ardiona Marah
18
Saling Bermaafan
19
Bertemu Yudho Sardono
20
Curhat
21
Ardiona Kena Jitak
22
Bertemu Divisi Kasus Dingin
23
Cemburu bin Cumbokur
24
Sabrina Terkejut
25
Modus
26
Ribut
27
Rencana Ring Jantung
28
Ardiona dan Sabrina di Pesta
29
Surprised
30
Ardiona Mencium Sabrina
31
Aleksei dan Katarina
32
Dijemput
33
Bertemu Lestari dan Galuh
34
Raja Modus
35
Sabrina Curiga
36
Alasan Ardiona
37
Lamaran
38
Antara Sabrina dan Android 18
39
Ika Senang
40
Aleksei Terkejut
41
Tidak Mungkin Deh
42
Kecurigaan Harry Wijaya
43
Wedding Day
44
Akal-akalan
45
Ardiona Galau
46
Honeymoon di Jepang
47
Percakapan Sabrina dan Ardiona
48
Sena Lee
49
Spesial Pakai Telur
50
Hasil Test DNA
51
Berusaha Dekat
52
Mulai Penyelidikan ... Lagi
53
Sena Terkejut
54
Rahasia Yang Disembunyikan
55
Selidik Sana Sini
56
Permintaan Ardiona
57
Kenyataannya
58
Bertemu
59
Brinda Mendekati Sabrina
60
Galau
61
Rahasia
62
Di New York
63
The Time of My Life
64
Appa
65
Mansion Blair
66
Ardiona dan Philip
67
Galau
68
Makan Malam Bersama
69
Bimbang
70
Kekecewaan Ardiona
71
Ardiona Pergi
72
Di Apartemen Ardiona
73
Surat Cerai Yang Kau Layangkan
74
Sidang Perdana
75
Putusan Hakim
76
Pulang
77
Berduaan
78
Ardiona Tersiksa
79
Minta Maaflah!
80
That Bastard!
81
Sempat
82
Tawaran Lee Yoo Joon
83
Pembuktian Ardiona
84
Keputusan Lee Yoo Joon
85
Finale ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!