"Kembalikan minuman ku!." Amora yang masih frustasi dengan kejadian hari ini berusaha merebut wine dari tangan Kageo.
"Biar apa? teler?." Timpal Kageo mengangkat minuman itu. "Apa papa tahu kelakuanmu di luar seperti ini?."
Amora terus menjinjit-kan kaki berusaha merebut wine, tak peduli sedekat apa mereka saat ini. "Ck! memangnya siapa kau? kau baru mengenal ku beberapa hari ya jangan mengaturku seenaknya, berikan!."
"Berarti papa tahu kau sering minum-minum?." Pancing Kageo untuk mendapat jawaban.
"Tidak, aku juga meminumnya di saat aku butuh ketenangan seperti sekarang saja!." Amora menarik tangan kekar Kageo sehingga percikan wine membasahi wajah cantiknya.
"Ukh!."
"Oke aku akan memberitahu papa jika kau tak ingin berhenti."
Mata indah Amora melotot. "Kau! sudah ku bilang jangan ikut campur, awas saja jika sampai ke papa!."
"Ya sudah kalau begitu berhenti!." Potong Kageo mengancam.
Amora mengepalkan tangannya karena kesal, ia cemberut tak menjawab lagi. "Menyebalkan!!."
Dengan wajah masam wanita cantik itu duduk kembali, Kageo melempar wine hingga pecah ke lantai bawah.
"What???, tidak harus melemparnya nanti juga gak akan ku minum lagi kok!."
"Mana ada, bocil sepertimu tak bisa ku percaya." Dingin Kageo.
Amora yang sudah habis energi terkulai lemas. "Terserah kau saja."
Sudut mata tajam Kageo melirik adiknya, wajah cantik itu basah karena air wine. Entah apa yang ada dalam pikiran Kageo, yang jelas ia tak suka melihat Amora dalam situasi seperti itu.
"Ini berkas dari papa, dan ini makan malam buatan mama untukmu." Ujarnya memberikan map dan juga kotak makanan. "Patuh dan makanlah, terlihat menyedihkan jika seperti itu."
"Cih!." Mora masih kesal mengalihkan pandangan. "Kau ini hantu ya tiba-tiba nongol? padahal aku mengunci pintu, lewat dari mana coba!."
Kageo tak langsung menjawab yang jelas papa Anggara memberikan kunci rumah Amora untuk menjaga adiknya itu secara tidak langsung.
"Jika kau sendiri di sini, kenapa tak memilih tinggal di rumah utama?." Kageo mengalihkan pembicaraan.
Amora menoleh menghadap pria tinggi tampan yang dianggap mesum itu. "Aku sudah menikah sudah berumah tangga tentunya ikut suami."
"Lantas dimana suamimu sekarang?." Timpal Kageo bersikap seolah tak tahu apa yang terjadi.
Amora menghela nafas berat. "Jangan ikut campur, aku malas membahasnya."
Pria itu tak langsung menjawab hanya diam.
Kini Amora yang menoleh melirik kakak tirinya yang menyebalkan. Wajah blasteran yang tampan dengan tubuh kekarnya yang gagah atletis. Sekilas Mora terpesona akan auranya namun ia sadar memilih membuang jauh pikiran itu. "Bagaimana ya jadinya jika dulu aku tak menolak dijodohkan dengan pria ini?."
"Haish, sudahlah." Batin Mora.
"Oke, terimakasih sudah mengantarkan ini untukku." Ucap Amora.
Tak menjawab apa-apa, Kageo balik badan untuk pergi dari sana.
"Tunggu!." Wanita cantik itu menahan tangan kakaknya.
"Kenapa?."
"Apa kau bekerja untuk perusahaan papa?." Tanya Amora. Setahunya sosok Kageo Matthew mewarisi perusahaan daddy-nya di Jepang, dan apakah kedatangannya ke Indonesia untuk bekerjasama dengan perusahaan Anggara atau cuma sekedar berkunjung?.
"Mau tahu?." Sengaja Kageo.
Dengan wajah polosnya Amora mengangguk, ia begitu penasaran. "Iya."
Sudut bibir Kageo terangkat. "Segeralah keluar dari situasi ini dan dengarkan apa kata papamu, baru setelah itu akan ku beritahu."
"Kau!.." Amora kesal. "Sudah ku bilang aku ingin melakukannya sendiri itu lebih memuaskan untuk melihat penderitaan mereka secara bertahap."
"Iya, bocil kan memang ngeyel." Lirih Kageo, percuma saja memberi saran karena Mora tetap pada prinsip.
Amora semakin cemberut disebut bocil. "Aku sudah dewasa! bukan bocil."
"Sudah dewasa ya?." Lirih Kageo mendekat.
"Iya, jadi kau tidak bisa melarang ku untuk minum-minum seperti tadi! mana rasa minumannya favorit aku lagi malah kau lempar!."
"Seenak apa rasanya?."
Amora mundur beberapa langkah saat menyadari jika pria itu terus memojokkan posisi Mora. "Enak, apa kau mau mencobanya? aku masih ada stok kalau kau mau."
Dirasa canggung Amora hendak pergi. "Aku akan ambilkan minumannya untuk kau coba."
Grep!
"Tak usah..." Kageo melingkarkan tangan kekarnya pada pinggang ramping wanita cantik itu.
"Kak???."
"Aku bisa mencobanya dengan ini...." Bisiknya dengan suara berat. Perlahan Kageo mendekat memiringkan wajahnya, ia menjilat bekas percikan wine yang membasahi leher, dagu, dan bibir ranum Amora.
Glek!
Wanita cantik itu membeku menelan saliva-nya, tubuhnya terasa panas dingin. Apa yang terjadi barusan? ini terjadi begitu cepat, apa itu mimpi?.
"K-Kageo???."
"Benar, wine nya sangat nikmat adik."
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Hamimah Jamal
ato jangan jangan kageo dah mendengar percakapan Mora dan Andre dari awal dan dia tau kalo Mora masih tak tersentuh oleh andre
2025-02-18
0
yumna
wah wah bahaya nih....kageo d sruh mencicpi rasanya dan jreng jreng....aaaahhh ka authr d gantung😠
2024-11-03
0
Cicih Sophiana
Kageo modus aja nih...
2024-11-06
0