*"Serangan Tak Terduga"

Pada akhir nya kami membawa cowok brengsek itu ke kantor Guru BP.

Di kantor kak herdi menceritakan kejadian barusan ke pada Guru BP, dan akhir nya cowok itu mendapat sanksi untuk lapor setiap hari nya ke kantor dan mendapat surat peringatan untuk disampaikan kepada orang tua nya, yang garis besar nya isi surat itu meminta orang tua murid yang bermasalah untuk datang menghadap Kepala Sekolah.

Selesai dari kantor Guru BP, kak herdi mengantar ku sampai kedepan kelas,setelah nya dia baru balik ke kelas nya sendiri.

Aku segera menuju ke bangku ku dan duduk disebelah teman ku wulan.

"Ada apa wat, tadi aku denger katanya cowok kamu itu mukul cowok dari kelas lain ya"

tanya wulan penuh selidik penasaran.

"Iya tadi ada cowok berengsek sengaja buat masalah akibatnya ribut dengan kak herdi"

jawab ku dengan separuh kebenaran,

yang di sahuti dengan ber "Ooo.." ria oleh wulan.

Akhirnya jam pelajaran selesai dan kami pun berjalan keluar.

Saat sudah sampai di gerbang sekolah ternyata kak herdi sudah menunggu dengan sepeda motor nya *sengaja outhor tidak menyebutkan product tertentu setiap kendaraan yang di gunakan untuk menjaga agar tidak menampakkan kesenjangan ekonomi pada para readers*

"Ayo cepetan naik, jangan bilang tidak lagi ya"

katanya seakan mengintimidasi.

"Kenapa harus nganter aku lagi sih, aku bisa pulang naik bus"

kata ku sambil cemberut.

"Sudah naik saja jangan cemberut nanti aku cium loh" kata nya

"Setelah kejadian tadi aku merasa tidak nyaman membiarkan mu pulang sendirian"

kata nya lagi berusaha menjelaskan.

Akhirnya aku mengalah dan duduk di belakangnya, tidak lama motor pun melaju.

Dan di tempat yang tidak disadari oleh herdi dan wati ada sepasang mata yang mengawasi mereka dengan penuh dendam.

Ya orang itu adalah cowok brengsek yang sudah kurang ajar pada wati tadi.

Tidak lama setelah kepergian herdi dan wati terdengar dia menelphone seseoarang.

"Ya siap siap dia pasti akan lewat daerah situ, cukup kalian giring dia ke markas nanti aku sendiri yang akan membereskan nya"

Setelah dia memutus telphone nya, dia pun melajukan kendaraan nya kearah yang sama dengan yang herdi tuju.

Tak lama bermotor dengan di bonceng herdi, tiba tiba ada 4 motor yang sengaja seolah mengejar kami.

Tapi herdi adalah orang yang cerdik, dia seolah bisa membaca kalau yang mereka inginkan sebenar nya, agar kami merasa takut dan terpaksa masuk kedalam jebakan.

Tiba tiba herdi menepikan sepeda motornya dan meminta ku untuk mencari tempat yang aman.

Melihat herdi berdiri yang seolah sengaja menunggu mereka, mereka pun langsung menghentikan motor nya dan mulai membuat formasi untuk mengunci herdi.

Walau tahu kalau dirinya sudah dikepung oleh kelompok orang tidak di kenal tapi herdi masih tampak tenang.

Alih alih takut dia malah tersenyum sambil mode siaga memasang kuda kuda

"Siapa kalian, dan siapa yang menyuruh kalian" tanya nya dengan aura yang mengintimidasi lawan nya.

"Kau akan tahu nanti kalau sudah kami bereskan" kata mereka sok jago.

Tidak tahu siapa yang memulai tapi mereka mulai saling meyerang 1 lawan 4 tapi herdi sama sekali tidak terdesak, satu per satu dari kelompok itu mulai jatuh,

"Krak !...aah..., terdengar tulang patah.

"Brugk !..aah...,pukulan herdi mengenai rusuk lawan nya.

"Dug buk buk buk...aah..,pukulan beruntun herdi bersarang di dada lawan nya.

"Bug krak !...aah..,bunyi sendi yang terlepas dari cangkang nya dan kembali teriakan dari orang ke empat itu menjerit, tangan kanan nya diputar kebelakang oleh herdi setelah satu pukulan sikut herdi bersarang di perutnya.