"Beringin Kembar"

Berulang kali wati mengusap wajahnya,

"Ah...aku tak ingin memikirkanya, belum tentu itu cinta mungkin hanya perasaan sesaat saja"batinku berusaha mengelak dari perasaan ini.

"Sekarang bukan waktunya berfikir tentang masalah hati, ini sekolah dan ini waktunya untuk kembali fokus belajar"

Akhirnya aku kembali memfokuskan perhatian ku untuk mengikuti setiap pelajaran yang diberikan oleh guru.

Karena ini hari sabtu maka pelajaran hanya sampai jam 10.00, jadi aku berencana tidak akan langsung pulang.

Aku biasa menghabiskan waktu ku setiap hari sabtu seusai jam sekolah dengan berjalan kaki dengan sahabat ku satu satunya namanya wulan.

Dibab yang lalu aku sudah menceritakan sebagian garis besar tentang sahabat ku itu,ya wulan adalah nama sahabat ku itu.

Kami berjalan menyusuri jalan menuju alun alun kraton jogya lalu kami duduk duduk dan memperhatikan banyak orang yg beraktifitas di tengah lapangan alun alun.

Mulai dari orang tua, remaja,bahkan anak anak.

Ada yang berjalan berusaha melintasi antara dua pohon beringin kembar.

Ada yang hanya sekedar duduk duduk seperti kami.

Dan ada juga yang bermain bola.

"Wati ayo kita coba berjalan melintas antara dua pohon beringin kembar itu yuk" ajak wulan teman ku itu.

"Ayo aku juga penasaran dengan mitosnya,katanya sangat sulit untuk bisa berjalan melintas diantara dua pohon beringin kembar itu" kata ku yang juga sangat penasaran.

Pertama wulan yang ingin mencoba lebih dulu..

Aku terbahak bahak sebab wulan temanku itu berjalan nya melenceng jauh, walaupun aku sudah memberi arahan tapi masih saja tidak benar arah jalan nya.

"Padahal perasaan ku aku berjalan sudah lurus tapi kok bisa mencong kearah sana ya"

keluh wulan penuh heran.

"Ya sudah sekarang giliran ku, bisa lurus melintas ditengahnya gak ya" kata ku masih penuh penasaran.

Aku pun mulai meluruskan tubuhku agar waktu berjalan tidak mencong arah nya.

Lalu aku memejamkan mata dan mulai berjalan,menggeser langkahku kecil kecil kedepan berusaha agar tetap lurus..

Aku dengar banyak orang yang berseru berusaha membantu agar arah jalanku tidak melenceng, dan ada juga yang tertawa terpingkal pingkal.

Akhirnya aku menyerah dan membuka mataku..

"Kok bisa ya padahal aku dari awal berjalan sengaja melangkah kecil kecil dan berusaha tetap lurus tapi kok bisa melenceng begini sih" keluh ku kecewa karena ternyata aku berjalan melenceng jauh dari tujuan.

"Ha..ha.." wulan tertawa

"Benerkan susahkan gak percaya" katanya masih sambil tertawa

"Apa artinya cita cita kita itu gak bisa tercapai ya" kata wulan seolah mengeluh.

"Bukan begitu, mungkin maksud yang sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh mitos itu adalah kita harus berjuang berusaha sungguh sungguh kalau ingin cita cita kita terwujud" kata ku berusaha menafsirkan secara positif.

"Kalau cita cita itu bisa kita capai dengan mudah semudah kita berjalan melintasi pohon beringin kembar itu, maka itu bukan cita cita, mungkin itu hanya nafsu sehingga kita akan mencari jalan pintas yang mudah untuk mewujudkannya"

"Mungkin mitos mengenai pohon beringin kembar itu sebenarnya adalah filosofi untuk menuntun kita agar jangan pernah mencari jalan pintas untuk mengejar cita cita yang akhir nya hanya menyesatkan sebagian orang yang lebih mementingkan nafsu dunia dan akhirnya kehilangan hakikat cita cita yang sebenarnya" aku berusaha memahami rahasia dari mitos pohon beringin kembar itu.

Dan sambil tertawa kami masih menikmati susana menyaksikan banyak orang yang bergilir mencoba keberuntungan untuk melintasi pohon beringin kembar itu.