*"Rumor Kembaran ku"

Setelah lelah dengan aktivitas ku di sekolah ternyata di rumah menyebar rumor yang aneh dan gak masuk akal ku.

Beberapa tetangga bercerita kepada eyang putri dan juga tante ku kalau mereka sering melihat ku keluar rumah saat malam.

Sehingga tante ku yang memang jarang di rumah meminta penjelasan dari ku,

"wati coba kesini dulu tante mau bicara sesuatu" tante hani memanggilku.

"Iya ada apa tante, apa tante mau dibelikan sesuatu" tanya ku yang tidak tahu masalah rumor tentang aku.

"Duduk sini dekat tante, ada yang mau tante tanyakan"kata tante pada ku.

Aku pun duduk didamping tante, dan mendengarkan apa yang akan dikatakan atau ditanyakan oleh tante ku.

"Cerita ke tante, selama ini kamu kalau malam keluar rumah pergi kemana? tanya tante hani tanpa basa basi.

Aku menggelengkan kepala tidak mengerti,

"Aku tidak pernah keluar malam" kata ku bingung.

"Tapi banyak tetangga yang bilang sering melihat kamu keluar rumah malam malam', coba jelaskan kata tante hani.

"Aku tidak bisa menjelaskan apapun karena memang aku tidak pernah keluar rumah malam malam" bantah ku bersikeras.

"Tante bisa tanya pada eyang putri dan eyang kakung yang menjadi saksinya kalau aku tidak pernah keluar malam" kata ku membela diri.

"Iyo bener pancen wati ra tau metu wengi,iku ra bener menowo uong kuwi salah niteni uong dadi diarani iku wati" (iya benar memang wati tidak pernah keluar malam, itu tidak bener mungkin orang itu salah mengenali orang jadi dikiranya itu wati) eyang putri mencoba menjelaskan dan membelaku.

"Opo memeh wati ki nek muleh sekolah tekan umah wes peteng, awakke yo wes kesel dadi rampung maem mesti langsung teturon"(apalagi wati kalau pulang sekolah sampe rumah sudah gelap, jadi badannya ya sudah capek jadi selesai makan pasti langsung tertidur) eyang membelaku.

Tante manggut manggut mendengarkan penjelasan dari eyang putri,

"iya bener ya bu, gak mungkin wati keluar rumah malam malam ngapain juga"

tante mulai membenarkan keterangan aku dan eyang putri.

"Ya sudah wati tidak usah terlalu dipikirkan apa yang dikatakan orang orang, yang penting kita tahu itu tidak benar" kata tanteku menenangkan ku.

Tapi hari berikutnya ternyata tante ku sendiri menyaksikan aku keluar dari rumah pas tengah malam.

"Wati wati kamu mau pergi kemana malam malam begini" suara tante ku terdengar sampai membangunkan yang lain.

"Eneng opo toh han,kok wengi wengi mekik berisiki uong gek turu wae" (ada apa toh han, kok malam malam jerit berisiki orang yang sedang tidur saja) tanya eyang putri sambil masih tergopoh karena ngantuk.

"Itu bu tadi hani lihat wati keluar rumah" kata tante hani berusaha menjelaskan

"Ah mosok toh, yo cubo tiliki nang kamare wati eneng ra bocahe"(ah masa sih, ya coba lihat di kamar nya wati ada tidak anaknya),ajak eyang putri untuk meyakinkan.

Saat pintu kamar dibuka semua terheran karena aku ada dalam keadaan tidur dikasur ku.

"La itu wati jadi yang tadi keluar siapa ya bu" tanya tante penuh heran ke eyang putri.

"Wah embuh mungkin sedulure /kembarane, wes rasah siru meneh mesakno wati lagi turu"(wah tidak tahu mungkin saudaranya/ kembarannya, sudah tidak usah ribut lagi kasihan wati sedang tidur) eyang putri mengajak semuanya keluar kamarku.