“Rin, habis pulang kuliah kita jadi jenguk Pappy kamu, kan?” tanya Qylla saat kami berjalan menuju kelas.
“Rencananya sih begitu, Qyll. Tapi Mommy bilang, Pappy hari ini udah bisa pulang. Sekalian... katanya ada hal penting yang ingin beliau sampaikan,” jawabku sambil membuka pintu kelas.
Baru saja aku melangkah masuk, mataku langsung menangkap sosok menyebalkan itu. Pria songong yang tempo hari dengan entengnya membuang sampah dan nyaris membuat kepalaku jadi tempat pendaratannya.
“Ngapain lo di sini?!” seruku lantang, spontan. Nafasku langsung tersulut. Untung saja Qylla cepat-cepat menarik lenganku.
“Rin, udah, jangan mulai lagi. Ini di kelas,” bisiknya menenangkanku.
Aku menghela napas dan berjalan menuju tempat duduk. Tapi sial, pria itu duduk tepat di sebelahku. Matanya menatapku dengan ekspresi datar.
“Ngapain lo natap gue kayak gitu?” gumamku, sengaja cukup keras agar terdengar olehnya.
Dia mengangkat bahu santai. “Kenapa emangnya? Nggak boleh? Baru dipandangin aja udah ge-er.”
Aku mendelik ke arahnya. “Apa lo bilang? Gue ge-er? Lo pikir siapa lo? Tukang sampah!”
Dia tertawa pendek, lalu berdiri dan mendekatkan wajahnya ke arahku. “Ye, tong sampah teriak-teriak soal sampah. Yang sampah itu mulut lo. Jadi cewek kok nyolot banget.”
Nafasku memburu. Tapi dia melanjutkan, kali ini dengan suara yang lebih tajam, rahangnya mengencang.
“Kalau lo nggak mau ribet, berhenti gangguin gue.”
“Aku nggak akan berhenti sebelum lo minta maaf dengan sungguh-sungguh!” balasku, menatap tajam.
“Heh, memangnya lo siapa, Nona? Tuan putri juga bukan. Nggak semudah itu nyuruh gue. Jangan harap gue nurut.”
Dia melangkah mundur dan kembali duduk. Aku menggertakkan gigi, ingin membalas ucapannya, tapi...
“Anak-anak,” suara Ibu Sunny memotong ketegangan di kelas. “Hari ini kita kedatangan mahasiswa pindahan dari Universitas Binus.”
Aku menegang.
“Silakan kamu perkenalkan diri ke teman-temanmu,” lanjutnya.
Dengan langkah santai dan wajah tanpa dosa, pria songong itu berdiri dan maju ke depan kelas.
“Selamat siang, teman-teman. Nama saya Adrian Nattama Bharata. Kalian cukup panggil saya Adrian,” ucapnya dengan suara tenang.
Aku mendesis pelan. Nama bagus, kelakuan minus...
Kuliah selesai. Aku dan Qylla berjalan menuju parkiran.
“Rin, kalau kamu mau langsung ke rumah sakit, nggak apa-apa. Aku pulang naik taksi aja,” ucap Qylla.
“Yakin lo nggak mau gue antar aja?” tawarku.
“Enggak, beneran. Nggak usah repot-repot,” katanya sambil tersenyum.
“Yaudah, gue cabut duluan ya. Hati-hati, jangan naik taksi sembarangan,” pesanku.
“Oke, babyy~” balasnya sambil terkekeh.
Author POV
Sementara itu, Adrian tengah terburu-buru dalam perjalanan pulang. Ponselnya berdering keras dari saku jaketnya.
Drt... drt... drt...
“Ya, halo, Dad. Ada apa?” sahutnya setelah menekan tombol jawab.
“Drian, kamu masih di mana? Cepat pulang. Daddy tunggu kamu di rumah,” suara Syafiq Athorik Bharata terdengar serius.
“Iya, iya. Aku jalan sekarang,” sahut Adrian cepat-cepat.
Beberapa menit kemudian, Adrian sampai di rumah. Ia terkejut melihat kedua orangtuanya sudah berpakaian rapi seperti hendak menghadiri acara resmi.
“Loh, Daddy sama Mommy mau ke mana?” tanyanya heran.
“Kami mau jemput sahabat Daddy dari rumah sakit. Kamu ikut ya,” ucap sang Mommy lembut.
“Ngapain aku harus ikut, Mom?” tanya Adrian dengan dahi berkerut.
“Ayo ikut aja. Jangan banyak tanya. Ada hal penting yang ingin Daddy dan sahabat Daddy sampaikan. Tentang kamu dan... anaknya,” sahut sang Ayah tegas.
“Penting? Harus banget aku ikut?” gumam Adrian, mulai merasa tidak nyaman.
“Iya, ini menyangkut hidup dan masa depan kamu,” jawab sang Ayah, lebih serius dari sebelumnya.
Adrian terdiam, mencerna kata-kata itu. Hidup dan masa depan...? Maksudnya apa sih...?
“Sudah, sudah. Jangan ribut. Ayo berangkat, nanti kita telat. Kasihan Mas Hendardi kalau harus menunggu terlalu lama,” sahut Mommy berusaha mendamaikan.
Akhirnya, tanpa tanya lebih lanjut, Adrian ikut masuk ke dalam mobil bersama orangtuanya. Menuju rumah sakit... ke arah takdir yang belum ia ketahui.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
KIA Qirana
Maafkan dukungan macet ya Thor 👍👍👍👍👍👍
2021-12-03
0
DenMart
halllooo,aku mampir dan bawa like say.semangat😍
2021-05-16
0
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
lanjut
2021-05-05
0