11. KCTT 11.

"Haahhh,,, Apakah kamu menghindariku, Nay?"

Rose berkata lirih, menyandarkan punggungnya pada dinding di samping pintu Apartemen Nayla, tidak memiliki keinginan untuk masuk meski ia bisa melakukannya menggunakan kunci cadangan.

Entah sudah berapa lama Rose menunggu, ia segera menegakkan tubuhnya begitu melihat pemilik Apartemen muncul dan mendekat. Membuka pintu dalam diam dan melangkah masuk.

"Nay,,, Aku_,,,"

"Masuk!" potong Nayla cepat.

"Kau memiliki kunci cadangan Apartemenku, kenapa menunggu di luar?" imbuhnya.

Nayla bahkan tidak menoleh ketika melewati Rose yang sudah menunggunya.

"Maaf." Rose menjawab, lalu menutup pintu setelah mereka berdua berada di dalam.

"Kopi atau teh?" tawar Nayla seraya meletakkan tas di sofa.

"Kopi saja," jawab Rose.

Wanita itu duduk di sisi berseberangan dengan Nayla yang menghidupkan mesin kopi dengan meja counter sebagai pembatas, mengamati tiap gerakan yang Nayla lakukan hingga Nayla berbalik dengan dua cangkir kopi yang siap untuk dinikmati.

"Sekarang katakan! Ada apa kau menemuiku malam-malam seperti ini?" tanya Nayla.

Wanita itu menyesap kopi buatan sahabatnya, menundukkan kepala sembari menarik napas dalam-dalam.

"Kau tidak seharusnya berada di sini, Rose," Nayla berkata.

"Maafkan aku, Nay," Rose berkata lirih tetap dengan kepala tertunduk.

"Tataplah lawan bicaramu ketika kau sedang berbicara, Rose!" tegur Nayla.

Rose tetap bergeming, menatap cangkir berisi kopi yang baru sedikit berkurang. Membuat suara hembusan napas panjang dari Nayla kembali terdengar.

"Aku tidak marah padamu, Rose," ucap Nayla.

Suara Nayla yang melembut praktis membuat Rose mengangkat wajah, hingga pandangan mereka bertemu.

"Bukan berarti aku tidak kesal padamu," ucap Nayla lagi.

Rose hanya diam, menunggu sahabatnya menyelesaikan apa yang akan dia ucapkan.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya sejak awal? Kau memiliki banyak kesempatan untuk mengatakannya bukan?"

"Aku berniat mengatakannya lebih cepat," Rose berkata setelah menunggu sejenak, namun Nayla tidak kembali berbicara.

"Tetapi, saat itu bertepatan dengan kamu menyelesaikan naskahmu sekaligus jadwal bukumu diterbitkan,"

"Itulah mengapa aku mengurungkan niatku untuk memberitahumu tentang ini,"

"Hal itu berlanjut dengan kondisi kesehatanmu memburuk dan kamu dirawat beberapa hari, lalu acara nominasi,"

"Kupikir bisa mengatakannya saat kita di kantor, namun Mr. Darwin mengatakannya lebih dulu," papar Rose.

"Lalu, apakah tentang kau merekrut penggantimu itu adalah benar?" tanya Nayla.

Rose mengangguk sebagai jawaban.

"Dan kau tidak meminta pendapatku?" sambut Nayla tidak setuju.

"Waktunya sangat terbatas, Nay," sahut Rose mengiba.

"Jika kamu tidak percaya dengan penilaianku tentang dia, temuilah dia sekali saja. Dan jika kamu tidak menyukainya, aku akan mencari orang lain,"

"Dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Nayla tanpa beban.

Rose tergelak singkat, merasakan kelegaan dalam hatinya melihat sikap Nayla yang sangat ia pahami bahwa wanita itu tidak lagi marah terhadapnya.

"Grup fansmu_,,,," jawab Rose.

"Kau gila!" sergah Nayla segera berdiri dari duduknya, memotong cepat kalimat yang akan diucapkan Rose padanya.

"Dengarkan aku dulu!" pinta Rose menenangkan.

Nayla kembali duduk dengan sorot tidak senang, dan Rose tahu apa alasannya. Ia mengeluarkan lembaran kertas dari tas kerjanya, lalu menyodorkan kertas itu pada Nayla. Tak sampai di sana, Rose juga memberikan tab miliknya yang memuat data seseorang.

Nama Kavian Eldar Adrian tercantum dalam kertas serta Tab yang Nayla terima. Data lengkap dari pria bernama Adrian yang mana pernah bekerja disebuah kantor redaksi di kota lain menjadi pembantu asisten dari seorang komikus.

"Aku sudah bertemu dengannya, dan aku menawarkan pekerjaan untuk menjadi asistenmu," Rose memulai.

"Dia segera menerimanya, dia juga mengatakan bahwa dia penggemarmu, namun bukan penggemar yang akan bersikap berlebihan,"

"Hanya saja_,,,,"

"Dia bukan orang yang bisa menyembunyikan apa yang dia rasakan," potong Nayla cepat.

"Benar," sambut Rose.

"Kamu lebih bisa diandalkan untuk menilai karakter seseorang hanya dengan melihat foto saja,"

"Lakukan sesukamu." sahut Nayla seraya meletakkan lembaran kertas beserta Tab di meja.

"Apakah itu artinya kamu akan datang ke kantor besok?" Rose bertanya lirih.

"Kenapa aku harus datang?" Nayla balas bertanya dengan alis terangkat.

"Dia akan datang ke kantor besok," jawab Rose.

"Kaulah yang harus mengurusnya, kenapa melibatkan aku?" protes Nayla.

"Tentu saja karena dia akan menjadi asistenmu," sahut Rose.

"Kaulah yang merekrutnya, bukan aku. Jadi, kamu yang harus mengurusnya. Lagi pula, mengapa harus besok? Aku tidak akan ke kantor jika tidak ada hal penting yang perlu ku kerjakan," sambut Nayla keberatan.

"Aku perlu mengajarkan tentang semua yang harus dia lakukan, dan itu membutuhkan waktu. Kamu juga perlu mengenalnya," jawab Rose.

"Bukankah itu sudah jelas? Itu tugasmu," sambut Nayla tanpa beban.

"Dia bisa mengenalku darimu dan aku sudah membaca datanya, itu sudah cukup,"

Rose mendesah lelah, mengusap wajah menggunakan telapak tangan, lalu terkekeh pelan.

"Baiklah, aku menyerah untuk berdebat. Akan ku anggap kamu setuju dengan pilihanku," sambut Rose.

"Lalu, bagaimana dengan para wartawan yang ingin bertemu denganmu?"

"Katakan saja aku tidak bisa bertemu mereka," jawab Nayla, ekspresi wajahnya berubah suram.

"Nay_,,,"

"Jika kau ingin membahas tentang popularitas atau sejenisnya, lebih baik kau pulang!" potong Nayla cepat.

"Mereka hanya mengenal bukumu, bukan dirimu. Tidakkah kamu ingin membuka diri untuk para penggemarmu?" tanya Rose lembut.

"Mereka bahkan selalu datang setiap kali kamu terpilih nominasi terbaik," imbuhnya.

"Jangan buat aku mengulangi apa yang sudah aku katakan, Rose!" jawab Nayla.

Untuk kesekian kalinya wanita yang menjadi asisten dari Nayla itu mendesah panjang, menyadari dirinya harus berhenti membahas tentang membuka identitas Nayla. Namun, sisi lain hatinya sangat menginginkan Nayla keluar dari zona nyaman wanita itu meski ia tahu masa kelam yang dimiliki sahabatnya.

"Pikirkanlah Nay! Setidaknya, ungkapkan kepada publik bahwa kamu wanita. Mungkin dengan begitu para wartawan akan berhenti datang ke kantor," ucap Rose lagi.

Nayla terdiam, tidak memberikan jawaban juga tidak memberikan tanggapan, hal yang cukup dimengerti oleh Rose hingga membuat wanita itu beranjak dari duduknya, mengitari meja lalu memberikan pelukan hangat untuk sahabatnya.

"Maafkan aku karena terlambat mengatakan padamu tentang pemindahanku," Rose berkata lirih.

"Aku bisa mengerti tentang itu, tapi aku tetap kesal karena aku mendengar kabar itu bukan dirimu," jawab Nayla.

"Maaf,"

...%%%%%%%%%%%...

Ditempat berbeda, Rory duduk bersandar di ruang latihan seorang diri dengan sebuah gitar di pangkuan. Pandangannya menerawang, mengingat kembali pertemuannya dengan wanita yang baru saja ia temui. Hingga tanpa sadar, jemari tangannya mulai memetik gitar yang berada di pangkuannya, menyenandungkan lagu yang sebelumnya tidak bisa ia selesaikan lantaran tidak menemukan lirik yang tepat untuk lagu miliknya. Namun, lagu itu mengalun begitu saja hanya dengan ia mengingat wajah Nayla.

....

. . . . .

. . . . .

To be continued...

NOTE :

-Komikus

Adalah seseorang yang membuat komik.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Adrian? Aku belum move on dg nama ini kak @ Zenun kezel sama namanya/Angry//Angry//Angry//Angry//Angry//Angry//Angry//Angry//Angry//Angry/

2024-11-08

3

Neng Felic dari cerita "Peran Apapun, Oke!", datang membaca.

Rory bayangin doi ajah bisa kayak gitu wwkk..

2024-11-08

1

Teteh Lia

Teteh Lia

peka juga donk pastinya ....

2024-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Pertemuan
3 3. KCTT 3.
4 4. KCTT 4.
5 5. KCTT 5
6 6. KCTT 6
7 7. KCTT 7
8 8. KCTT 8.
9 9. KCTT 9
10 10. KCTT 10.
11 11. KCTT 11.
12 12. KCTT 12.
13 13. KCTT 13.
14 14. KCTT 14.
15 15. KCTT 15.
16 16. KCTT16.
17 17. KCTT 17
18 18. KCTT 18.
19 19. KCTT 19.
20 20. KCTT 20.
21 21. KCTT 21.
22 22. KCTT 22
23 23. KCTT 23.
24 24. KCTT 24.
25 25. KCTT 25.
26 26. KCTT 26.
27 27. KCTT 27.
28 28. KCTT 28.
29 29. KCTT 29.
30 30. KCTT 30.
31 31. KCTT 31.
32 32. KCTT 32.
33 33. KCTT 33.
34 34. KCTT 34.
35 35. KCTT 35.
36 36. KCTT 36.
37 37. KCTT 37.
38 38. KCTT 38.
39 39. KCTT 39.
40 40. KCTT 40 (Masa Lalu Nayla).
41 41. KCTT 41 ( Masa Lalu Nayla)
42 42. KCTT 42 (Masa Lalu Nayla)
43 43. KCTT 43 (Masa Lalu Nayla)
44 44. KCTT 44 (Masa Lalu Nayla)
45 45. KCTT 45 ( Masa Lalu Nayla)
46 46. KCTT 46 ( Masa Lalu Nayla End)
47 47. KCTT 47
48 48. KCTT 48.
49 49. KCTT 49.
50 50. KCTT 50.
51 51. KCTT 51.
52 52. KCTT 52.
53 53. KCTT 53.
54 54. KCTT 54.
55 55. KCTT 55.
56 56. KCTT 56.
57 57. KCTT 57.
58 58. KCTT 58
59 59. KCTT 59.
60 60. KCTT (Tersudut) 60.
61 61. KCTT 61.
62 62. KCTT 62.
63 63. KCTT 63.
64 64. KCTT 64.
65 65. KCTT 65.
66 66. KCTT 66.
67 67. KCTT 67
68 68. KCTT 68
69 69. KCTT 69.
70 70. KCTT 70.
71 71. KCTT 71.
72 72. KCTT 72.
73 73. KCTT 73.
74 74. KCTT 74
75 75. KCTT 75
76 76. KCTT 76.
77 77. KCTT 77.
78 78. KCTT 78.
79 79. KCTT 79.
80 80. KCTT.
81 81. KCTT 81
82 82. KCTT 82
83 83. KCTT 83
84 84. KCTT 84
85 85. KCTT 85.
86 86. KCTT 86
87 87. KCTT 87
88 88. KCTT 88.
89 89. KCTT 89.
90 90. KCTT 90
91 91. KCTT 91.
92 92. KCTT 92.
93 93. KCTT 93
94 94. KCTT 94
95 95. KCTT 95.
96 96. KCTT 96.
97 karya baru
98 98. KCTT 98
99 99. KCTT 99.
100 100. KCTT 100.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Pertemuan
3
3. KCTT 3.
4
4. KCTT 4.
5
5. KCTT 5
6
6. KCTT 6
7
7. KCTT 7
8
8. KCTT 8.
9
9. KCTT 9
10
10. KCTT 10.
11
11. KCTT 11.
12
12. KCTT 12.
13
13. KCTT 13.
14
14. KCTT 14.
15
15. KCTT 15.
16
16. KCTT16.
17
17. KCTT 17
18
18. KCTT 18.
19
19. KCTT 19.
20
20. KCTT 20.
21
21. KCTT 21.
22
22. KCTT 22
23
23. KCTT 23.
24
24. KCTT 24.
25
25. KCTT 25.
26
26. KCTT 26.
27
27. KCTT 27.
28
28. KCTT 28.
29
29. KCTT 29.
30
30. KCTT 30.
31
31. KCTT 31.
32
32. KCTT 32.
33
33. KCTT 33.
34
34. KCTT 34.
35
35. KCTT 35.
36
36. KCTT 36.
37
37. KCTT 37.
38
38. KCTT 38.
39
39. KCTT 39.
40
40. KCTT 40 (Masa Lalu Nayla).
41
41. KCTT 41 ( Masa Lalu Nayla)
42
42. KCTT 42 (Masa Lalu Nayla)
43
43. KCTT 43 (Masa Lalu Nayla)
44
44. KCTT 44 (Masa Lalu Nayla)
45
45. KCTT 45 ( Masa Lalu Nayla)
46
46. KCTT 46 ( Masa Lalu Nayla End)
47
47. KCTT 47
48
48. KCTT 48.
49
49. KCTT 49.
50
50. KCTT 50.
51
51. KCTT 51.
52
52. KCTT 52.
53
53. KCTT 53.
54
54. KCTT 54.
55
55. KCTT 55.
56
56. KCTT 56.
57
57. KCTT 57.
58
58. KCTT 58
59
59. KCTT 59.
60
60. KCTT (Tersudut) 60.
61
61. KCTT 61.
62
62. KCTT 62.
63
63. KCTT 63.
64
64. KCTT 64.
65
65. KCTT 65.
66
66. KCTT 66.
67
67. KCTT 67
68
68. KCTT 68
69
69. KCTT 69.
70
70. KCTT 70.
71
71. KCTT 71.
72
72. KCTT 72.
73
73. KCTT 73.
74
74. KCTT 74
75
75. KCTT 75
76
76. KCTT 76.
77
77. KCTT 77.
78
78. KCTT 78.
79
79. KCTT 79.
80
80. KCTT.
81
81. KCTT 81
82
82. KCTT 82
83
83. KCTT 83
84
84. KCTT 84
85
85. KCTT 85.
86
86. KCTT 86
87
87. KCTT 87
88
88. KCTT 88.
89
89. KCTT 89.
90
90. KCTT 90
91
91. KCTT 91.
92
92. KCTT 92.
93
93. KCTT 93
94
94. KCTT 94
95
95. KCTT 95.
96
96. KCTT 96.
97
karya baru
98
98. KCTT 98
99
99. KCTT 99.
100
100. KCTT 100.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!