8. KCTT 8.

# Sore hari..

'Brakk,,,?!?'

Suara dentuman pintu terdengar nyaring setelah Rose membuka pintu ruangan Nayla dengan kasar dan mendapati sahabatnya tengah duduk tenang menikmati sandwich yang ia beli siang ini saat Nayla tiba-tiba mendapatkan panggilan dari atasan mereka. Ia bahkan tidak yakin dengan rasa sandwich itu lantaran sudah dibiarkan dalam waktu lama. Namun, Nayla tetap mengunyah sandwich itu dengan wajah datar khas yang dimiliki wanita itu.

"Dari mana saja kau?" geram Rose dengan suara keras, namun tidak meninggalkan rasa khawatir yang wanita itu rasakan.

"Pelankan suaramu, Rose!" sambut Nayla tenang tanpa menoleh.

"Jawab pertanyaanku, Nay!" sergah Rose berjalan mendekat setelah menutup pintu.

"Seperti yang kau lihat, aku di sini, dan sejak tadi di sini," jawab Nayla tenang.

"Setidaknya setelah selesai rapat," imbuhnya.

"Jangan konyol! Ini adalah keempat kalinya aku datang ke ruanganmu. Aku bahkan mencarimu ke Apartemen, tapi kamu tidak di sana!" hardik Rose kesal.

"Kau juga mematikan ponsel yang membuatku kesulitan untuk menghubungimu,"

Nayla mengarahkan pandangan pada Rose dalam diam, sementara pikirannya kembali kebeberapa waktu lalu di mana dirinya berada di ruang atasannya.

# Flashback On.... #

"Rose akan digantikan," Darwin berkata tegas.

"A-apa? Ke-napa?" tanya Nayla terbata.

"Aku akan mengirim dia ke kota A. Tapi, kau tenang saja, orang yang menggantikan Rose tidak lebih buruk darinya. Bisa dikatakan mereka memiliki pola pikir dan sikap yang hampir sama, dia yang akan menjadi asistenmu. Bahkan, Rose sendiri yang merekrutnya secara pribadi dan dia yakin kau akan menyukainya," kata Darwin tenang.

"Ini bukan tentang ada pengganti atau tidak, tapi mengapa?" sergah Nayla tanpa sadar meninggikan suaranya.

"Dan mengapa harus di negara berbeda?" Nayla menambahkan dengan sorot tidak rela atas keputusan yang atasannya buat.

"Aku tahu ini terasa sulit bagimu mengingat Rose begitu dekat denganmu, bahkan Rose sudah bersamamu selama beberapa tahun. Tetapi, ini juga untuk kebaikannya," jawab Darwin.

"Apa maksudnya itu?" tanya Nayla dengan alis terangkat.

"Rose sudah bekerja di sini dalam waktu lama, bahkan sebelum dia menikah dan sebelum bertemu denganmu. Kinerjanya yang sangat baik membuatku tidak mungkin melepaskan orang sepertinya,"

"Suami Rose dipindah rawat ke kota A karena di sana memiliki peralatan medis yang jauh lebih baik, dan Rose harus mendampinginya. Jadi, aku mengirim dia ke sana agar dia tetap bekerja tanpa keluar dari perusahaan ini sekaligus menemani suaminya dan itu perlu tanda tangan serta persetujuan darimu karena dia masih terikat kontrak denganmu," Darwin menjelaskan.

Nayla terdiam, meninggalkan jeda keheningan yang begitu panjang sampai sebuah ketukan pintu terdengar.

"Masuk!" seru Darwin.

Seorang wanita membuka pintu dan mengatakan ada yang harus ditandatangani.

"Kalau begitu, saya permisi," ucap Nayla.

Nayla beranjak dari duduknya, melangkah menuju pintu dan bersiap untuk keluar. Namun, suara Darwin kembali terdengar tepat ketika Nayla menyentuh knop pintu.

"Pikirkanlah dengan baik, Nay. Dan serahkan padaku surat-suratnya sebelum akhir bulan depan," ucap Darwin.

"Baik." jawab Nayla sembari membungkuk hormat, merubah sikap santainya mengingat ada orang lain diantara mereka.

Nayla keluar dari ruangan dengan wajah lesu, melangkahkan kakinya menuju rooftop dengan tujuan menenangkan pikiran sekaligus menghabiskan waktu sebelum rapat dimulai.

# Flashback Off... #

'Kenapa dia tidak mengatakan padaku sejak awal? Mengapa dia diam saja? Jika Mr. Darwin sudah mengeluarkan surat pemindahan yang diberikan padaku, itu artinya Rose sudah menerima kabar ini lebih dulu,' batin Nayla.

'Tapi mengapa dia diam saja? Dia bahkan sudah merekrut orang lain sebagai penggantinya. Kenapa aku harus mendengar ini dari orang lain?'

"Hei,,,hei,,,, Nay,,," Rose memanggil sembari mengibaskan tangan di depan wajah Nayla.

Lamunan Nayla terputus, menarik wanita itu kembali pada kenyataan yang tengah ia hadapi.

"Apa yang sudah terjadi," tanya Rose.

"Tak ada," kilah Nayla.

"Apa maksud_,,,"

'Tok,,, Tok,,, Tok,,,'

Pertanyaan Rose terhenti ketika suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk!" sambut Nayla.

Seorang pria dengan setelan petugas kebersihan membuka pintu dan menunduk hormat.

"Maaf, Nona, saya mengganggu waktu Anda sebentar," ujarnya sopan.

"Ada apa?" sambut Nayla bertanya.

"Ada dua orang dari jasa kirim barang datang untuk mengambil barang Anda," ucapnya.

"Ah,,, sudah datang? Biarkan mereka masuk! Terima kasih sudah memberitahu saya," sahut Nayla.

Pria itu mengangguk, mempersilakan dua orang pria dengan pakaian khas jasa kirim barang untuk masuk, lalu pergi meninggalkan ruangan Nayla.

"Maaf jika kami datang terlambat, Nona. Barang apa yang Anda ingin kami kirim?" satu dari mereka bertanya ramah.

"Di sana!" Nayla menjawab seraya menujuk sudut ruangan di mana tumpukan hadiah yang dia terima tersusun rapi.

"Antarkan barang-barang itu ke Apartemen saya, letakkan ditempat seperti biasa saja," ucap Nayla.

"Baik!" mereka menjawab serempak, lalu segera bergerak melakukan tugas mereka seperti yang biasa mereka berdua lakukan.

"Apa ini?" tanya Rose.

"Apa?" Nayla balas bertanya dengan alis terangkat.

"Memanggil jasa kirim itu bukan hal yang biasa kamu lakukan, Nay!" ucap Rose.

"Apa yang sudah terjadi?"

"Salahkah jika aku sesekali melakukan hal yang biasa kamu lakukan, Rose?" Nayla balas bertanya.

"Sama sekali tidak. Tapi, melakukan hal seperti ini benar-benar bukan dirimu. Kamu justru sedang menunjukkan sesuatu yang salah sudah terjadi, katakan padaku apa itu!" ucap Rose mulai putus asa.

"Tidak ada, dan sekarang aku ingin pulang." jawab Nayla seraya berdiri.

"Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku, Nay?" Rose bertanya lirih ketika melihat sahabatnya melewati dirinya tanpa memberikan jawaban pasti.

"Aku akan mengembalikan pertanyaan itu untuk kamu jawab," sahut Nayla tanpa menoleh.

Rose menundukkan kepala, merasa sahabatnya telah mengetahui sesuatu yang sudah ia tutupi hanya karena ingin membahas hal itu di waktu yang tepat namun terlambat ia lakukan.

"Aku tidak bermaksud menyembunyikan hal itu darimu Nay, sungguh!" ucap Rose lirih.

"Aku ingin memberitahukan ini padamu, hanya saja waktunya belum tepat. Aku tidak ingin mengacaukan semua yang sedang kamu dapatkan," lanjutnya.

"Aku tahu persis apa yang kamu rasakan, Rose," jawab Nayla.

"Itulah mengapa aku tidak mempertanyakan apapun padamu. Kamu bukan hanya sebagai asisten bagiku. Tapi, sahabatku. Aku akan menunggumu menceritakan semuanya padaku. Ceritakanlah hanya saat kau siap,"

"Tolong simpankan berkas di meja untukku! Aku pulang dulu, dan sebaiknya kamu juga pulang setelah ini," imbuhnya.

Rose mengangkat wajah, menatap nanar kepergian sahabatnya seraya berkata lirih.

"Aku memang seharusnya mengatakan semuanya sejak awal. Tapi, aku tidak ingin membebani pikiranmu disaat aku mendapatkan kabar pemindahan mendekati karyamu diterbitkan. Kamu sudah melakukan banyak hal untukku, sedangkan aku belum melakukan apapun untukmu,"

...%%%%%%%%%%%...

Untuk kesekian kalinya Rory memeriksa ponselnya, menantikan pesan dari seseorang yang menemukan dompet miliknya setelah wanita itu mengatakan akan memberinya kabar tentang tempat untuk bertemu.

"Kontrak sudah di tangan kita. Kabar apa lagi yang kau tunggu hingga membuatmu gelisah, Rory?" Martin bertanya ketika menangkap kegelisahan yang dirasakan Rory.

"Tentu saja dari yang menemukan dompet," celetuk Thomas.

"Dia mengirim pesan, tapi belum mendapat balasannya" imbuhnya.

"Kurasa dia berbohong," sambut Martin skeptis.

"Kalaupun benar dia menemukannya, dia tidak berniat untuk mengembalikannya. Jelas, dia menginginkan lebih banyak keuntungan untuk dirinya sendiri," imbuhnya.

"Ini baru setengah jam sejak dia mengirim pesan, Martin! Jangan menilai seseorang yang belum kamu kenal terlalu cepat, mungkin saja dia sibuk dengan pekerjaan," ucap Thomas.

"Aku setuju," Nathan yang biasanya pendiam membuka suara.

"Jika benar dia menginginkan keuntungan seperti yang kamu sebutkan, dia sudah memintanya sejak awal atau bahkan tidak menghubungi nomormu sama sekali," imbuhnya.

Martin mengangkat bahunya acuh.

"Benar,,, Lagipula, ternyata Rory tidak seterkenal yang kita bayangkan. Bahkan kita sudah bertemu dengan orang yang tidak mengenal kita sama sekali," Ethan menimpali saudara kembarnya.

Tawa mereka seketika menggema ketika teringat dengan wanita yang baru saja mereka temui di kantor redaksi. Sementara Rory tersenyum tipis ketika teringat wanita yang belum ia ketahui namanya, namun mampu menghangatkan hatinya.

'Jika aku datang ke cafe di dekat tempat dia bekerja, akankah aku bisa melihatnya lagi?' batin Rory.

Suara tawa mereka terhenti ketika suara notif pesan dari ponsel Rory terdengar, membuat seluruh perhatian mereka tertuju pada Rory yang segera membuka pesan di ponselnya dengan nama 'Nona Nayrela' sebagai pengirim pesan.

[[ "Maafkan saya karena terlambat membalas pesan, Anda. Saya memiliki beberapa pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan," isi pesan Nayla.

Rory tersenyum tipis sementara jarinya mengetik pesan balasan.

"Sayalah yang seharusnya meminta maaf karena telah mengganggu Anda, Nona," balas Rory.

"Bukan masalah, saya bisa mengerti. Saya akan melakukan hal yang sama jika berada diposisi, Anda," jawab Nayla.

"Ah,,, Mengenai dompet Anda, bisakah Anda menemui saya di kedai kopi dekat taman kota besok malam? Saya akan mereservasi tempatnya jika Anda tidak keberatan dengan tempatnya,"

Rory terdiam sejenak dan berpikir. Kedai kopi yang dimaksudkan Nayla adalah kedai kopi yang tidak begitu banyak dikunjungi orang, bahkan beberapa kali dirinya melewati kedai itu, tempat selalu kosong.

'Sempurna,' batin Rory.

"Saya tidak keberatan dengan itu, terima kasih banyak, Nona," Rory kembali membalas pesan.

"Anda bisa mengatakannya setelah mendapatkan dompet Anda kembali," jawab Nayla.

"Selamat malam,"

"Baiklah, selamat malam," balas Rory. ]]

Rory tersenyum puas, memperlihatkan isi pesan yang dikirim Nayla kepada semua temannya termasuk Martin.

"Besok dia sepakat mengembalikan dompetnya. Seperti yang dikatakan Thomas, dia sibuk dengan pekerjaan," ucap Rory sembari melirik Martin.

"Apakah besok malam aku memiliki waktu bebas, Martin?" imbuh Rory bertanya.

"Ya, jadwalmu kosong untuk besok malam," jawab Martin.

Rory mengangguk singkat, beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan di mana teman-temannya masih berada di sana.

...%%%%%%%%%%%...

. . . . . .

. . . . ..

To be continued...

Terpopuler

Comments

rose dan nayla akn berpisah padahal sudah sahabatan sejak lama, tetapi. apalah daya

2024-11-07

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

buka bab langsung brack! kaget aku😀like plus lima iklan 👍

2024-11-07

1

👑Queen of tears👑

👑Queen of tears👑

mungkin nay punya jurus tak terlihat,, hingga kau tak bisa menemukannya rose🤣

2024-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Pertemuan
3 3. KCTT 3.
4 4. KCTT 4.
5 5. KCTT 5
6 6. KCTT 6
7 7. KCTT 7
8 8. KCTT 8.
9 9. KCTT 9
10 10. KCTT 10.
11 11. KCTT 11.
12 12. KCTT 12.
13 13. KCTT 13.
14 14. KCTT 14.
15 15. KCTT 15.
16 16. KCTT16.
17 17. KCTT 17
18 18. KCTT 18.
19 19. KCTT 19.
20 20. KCTT 20.
21 21. KCTT 21.
22 22. KCTT 22
23 23. KCTT 23.
24 24. KCTT 24.
25 25. KCTT 25.
26 26. KCTT 26.
27 27. KCTT 27.
28 28. KCTT 28.
29 29. KCTT 29.
30 30. KCTT 30.
31 31. KCTT 31.
32 32. KCTT 32.
33 33. KCTT 33.
34 34. KCTT 34.
35 35. KCTT 35.
36 36. KCTT 36.
37 37. KCTT 37.
38 38. KCTT 38.
39 39. KCTT 39.
40 40. KCTT 40 (Masa Lalu Nayla).
41 41. KCTT 41 ( Masa Lalu Nayla)
42 42. KCTT 42 (Masa Lalu Nayla)
43 43. KCTT 43 (Masa Lalu Nayla)
44 44. KCTT 44 (Masa Lalu Nayla)
45 45. KCTT 45 ( Masa Lalu Nayla)
46 46. KCTT 46 ( Masa Lalu Nayla End)
47 47. KCTT 47
48 48. KCTT 48.
49 49. KCTT 49.
50 50. KCTT 50.
51 51. KCTT 51.
52 52. KCTT 52.
53 53. KCTT 53.
54 54. KCTT 54.
55 55. KCTT 55.
56 56. KCTT 56.
57 57. KCTT 57.
58 58. KCTT 58
59 59. KCTT 59.
60 60. KCTT (Tersudut) 60.
61 61. KCTT 61.
62 62. KCTT 62.
63 63. KCTT 63.
64 64. KCTT 64.
65 65. KCTT 65.
66 66. KCTT 66.
67 67. KCTT 67
68 68. KCTT 68
69 69. KCTT 69.
70 70. KCTT 70.
71 71. KCTT 71.
72 72. KCTT 72.
73 73. KCTT 73.
74 74. KCTT 74
75 75. KCTT 75
76 76. KCTT 76.
77 77. KCTT 77.
78 78. KCTT 78.
79 79. KCTT 79.
80 80. KCTT.
81 81. KCTT 81
82 82. KCTT 82
83 83. KCTT 83
84 84. KCTT 84
85 85. KCTT 85.
86 86. KCTT 86
87 87. KCTT 87
88 88. KCTT 88.
89 89. KCTT 89.
90 90. KCTT 90
91 91. KCTT 91.
92 92. KCTT 92.
93 93. KCTT 93
94 94. KCTT 94
95 95. KCTT 95.
96 96. KCTT 96.
97 karya baru
98 98. KCTT 98
99 99. KCTT 99.
100 100. KCTT 100.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Pertemuan
3
3. KCTT 3.
4
4. KCTT 4.
5
5. KCTT 5
6
6. KCTT 6
7
7. KCTT 7
8
8. KCTT 8.
9
9. KCTT 9
10
10. KCTT 10.
11
11. KCTT 11.
12
12. KCTT 12.
13
13. KCTT 13.
14
14. KCTT 14.
15
15. KCTT 15.
16
16. KCTT16.
17
17. KCTT 17
18
18. KCTT 18.
19
19. KCTT 19.
20
20. KCTT 20.
21
21. KCTT 21.
22
22. KCTT 22
23
23. KCTT 23.
24
24. KCTT 24.
25
25. KCTT 25.
26
26. KCTT 26.
27
27. KCTT 27.
28
28. KCTT 28.
29
29. KCTT 29.
30
30. KCTT 30.
31
31. KCTT 31.
32
32. KCTT 32.
33
33. KCTT 33.
34
34. KCTT 34.
35
35. KCTT 35.
36
36. KCTT 36.
37
37. KCTT 37.
38
38. KCTT 38.
39
39. KCTT 39.
40
40. KCTT 40 (Masa Lalu Nayla).
41
41. KCTT 41 ( Masa Lalu Nayla)
42
42. KCTT 42 (Masa Lalu Nayla)
43
43. KCTT 43 (Masa Lalu Nayla)
44
44. KCTT 44 (Masa Lalu Nayla)
45
45. KCTT 45 ( Masa Lalu Nayla)
46
46. KCTT 46 ( Masa Lalu Nayla End)
47
47. KCTT 47
48
48. KCTT 48.
49
49. KCTT 49.
50
50. KCTT 50.
51
51. KCTT 51.
52
52. KCTT 52.
53
53. KCTT 53.
54
54. KCTT 54.
55
55. KCTT 55.
56
56. KCTT 56.
57
57. KCTT 57.
58
58. KCTT 58
59
59. KCTT 59.
60
60. KCTT (Tersudut) 60.
61
61. KCTT 61.
62
62. KCTT 62.
63
63. KCTT 63.
64
64. KCTT 64.
65
65. KCTT 65.
66
66. KCTT 66.
67
67. KCTT 67
68
68. KCTT 68
69
69. KCTT 69.
70
70. KCTT 70.
71
71. KCTT 71.
72
72. KCTT 72.
73
73. KCTT 73.
74
74. KCTT 74
75
75. KCTT 75
76
76. KCTT 76.
77
77. KCTT 77.
78
78. KCTT 78.
79
79. KCTT 79.
80
80. KCTT.
81
81. KCTT 81
82
82. KCTT 82
83
83. KCTT 83
84
84. KCTT 84
85
85. KCTT 85.
86
86. KCTT 86
87
87. KCTT 87
88
88. KCTT 88.
89
89. KCTT 89.
90
90. KCTT 90
91
91. KCTT 91.
92
92. KCTT 92.
93
93. KCTT 93
94
94. KCTT 94
95
95. KCTT 95.
96
96. KCTT 96.
97
karya baru
98
98. KCTT 98
99
99. KCTT 99.
100
100. KCTT 100.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!