4. KCTT 4.

Nayla melangkahkan kakinya masuk ke sebuah gedung delapan lantai yang menjadi tempat tinggalnya setelah beberapa menit berjalan kaki. Langkahnya membawa wanita itu ke depan sebuah pintu otomatis yang mengharuskan ia menekan kode akses unit Apartemen miliknya untuk membuka pintu masuk.

Tepat ketika Nayla akan membuka pintu Apartemen miliknya, pintu Apartemen terbuka lebih cepat bahkan sebelum Nayla memiliki kesempatan untuk menyentuh gagang pintu, memperlihatkan ekspresi kesal dari seorang wanita yang menjadi asisten pribadinya.

"Bagus! Kau masih ingat jalan untuk pulang," sindir Rose tajam.

"Aku memintamu meninggalkan Hotel karena mengingat kondisimu yang tidak baik, tapi bukan untuk berada di luar dengan pakaian tipis di saat musim dingin seperti malam ini," hardiknya.

Nayla menutup pintu dalam diam, berbalik dan mengarahkan pandang pada wanita yang menjadi asistennya, lalu tersenyum.

"Maaf, Rose" Nayla berkata dengan intonasi penyesalan dalam suaranya.

"Ada hal mendesak yang harus aku lakukan, dan aku benar-benar lupa waktu," lanjutnya.

Rose mendengus kesal, menatap lekat kedua mata sahabatnya yang juga tengah menatapnya seolah ingin menegaskan bahwa apa yang baru saja dia katakan adalah benar.

"Kau tahu kenapa aku marah, Nay?" Rose bertanya.

"Ayolah,,,! Jangan marah. Kali ini aku benar-benar tidak berniat untuk melakukannya," jawab Nayla.

"Dan tentu saja aku tahu alasanmu marah. Kau khawatir padaku karena kesehatanku belum pulih total," imbuhnya.

"Hal mendesak macam apa yang kau lakukan hingga kau mengabaikan kesehatanmu sendiri?" tanya Rose.

"Itu_,,,,"

Nayla tidak melanjutkan kalimatnya, namun satu tangannya menyembunyikan buku yang sebelumnya diberikan Rose ke balik punggung.

Rose menghembuskan napas cepat, mengatur emosi yang ia rasakan setiap kali menghadapi sisi keras kepala sahabatnya. Entah bagaimana, ia tidak pernah bisa benar-benar marah pada Nayla meski wanita itu berusia sedikit lebih muda darinya.

"Aku di sini bukan untuk memarahimu, tetapi untuk mengantarkan itu." Rose berkata sembari menunjuk meja menggunakan dagunya.

Nayla mengikuti arah yang di tunjuk Rose padanya. Hingga ia melihat Trophy dan beberapa hadiah memenuhi meja serta beberapa dokumen yang tersusun rapi di sampingnya, lalu mendekati meja dan mengamati tumpukan dokumen yang tidak asing.

"Dokumen ini_,,," Nayla tidak menyelesaikan kalimatnya, namun kedua matanya membaca tiap tulisan pada halaman teratas.

"Besok ada dua pertemuan yang harus kau hadiri. Salah satunya diadakan pagi. ini penting! untukmu dan untuk kantor," terang Rose.

"Aku akan atur jadwal baru untuk besok, pastikan kamu cukup istirahat! Akan ku kirim detailnya besok," lanjutnya.

Nayla mengangguk mengerti.

"Baiklah, aku hanya ingin mengatakan itu. Istirahatlah!" Rose berkata sembari membereskan barang-barang miliknya.

Selesai dengan barang-barangnya, Rose bersiap untuk pergi meninggalkan Apartemen Nayla, namun langkahnya terhenti ketika tangannya akan menyentuh pintu, lalu menoleh pada Nayla yang masih berdiri di tempatnya.

"Selamat atas nominasi mu, Nay," ucap Rose tersenyum bangga.

"Terima kasih Rose, hadiah darimu paling menarik dari semua hadiah ini, dan terbaik," sambut Nayla balas tersenyum.

"Aku pulang dulu," ucap Rose.

"Utamakan keselamatanmu," balas Nayla.

Rose mengangguk singkat, tersenyum tipis tanpa disadari Nayla.

'Dasar,,, Dia segera tahu mana hadiah dariku tanpa ku katakan,' batin Rose setelah menutup pintu.

Hening,,,

Nayla menatap semua hadiah yang ia terima memenuhi meja, mengambil satu-satunya paper bag berwarna coklat dengan pita di tengahnya, lalu mengeluarkan isinya. Namun, gerakannya tiba-tiba terhenti ketika ia teringat akan sesuatu.

Wanita itu meletakkan kembali paper bag yang isinya baru keluar sebagian, lalu mengeluarkan dompet yang ia selipkan ke dalam buku.

"Aku hampir melupakan ini," Nayla bergumam pelan.

Perlahan Nayla membuka dompet itu, menemukan kartu nama, kartu identitas, lisensi mengemudi dan beberapa kartu kredit serta beberapa lembar uang.

Dahinya berkerut saat menyadari kartu identitas dan kartu nama memiliki nama yang berbeda, sedangakan lisensi mengemudi dan kartu identitas memiliki nama yang sama.

"Rory Ace Jordan,"

Nayla membaca pelan apa yang tertera pada kartu identitas, serta nama Marques Martin pada kartu nama beserta nomor ponsel di bawahnya.

"Kurasa hanya ini yang bisa kulakukan untuk mengetahui pemilik dompet ini," ucap Nayla pelan.

Tanpa pikir panjang, Nayla menekan nomor yang tertera untuk melakukan panggilan.

📞📞📞📞📞

"Hallo,," suara pelan dari ponsel membuat Nayla tersadar dan segera melihat jam yang masih melingkar pada pergelangan tangannya.

"01.30 am."

Kedua mata Nayla melebar sempurna, terlambat menyadari apa yang ia lakukan, namun tidak mungkin memutus panggilan begitu saja. Dengan dua kali tarikan napas, wanita itu menenangkan hatinya sebelum berbiara,

"Hallo,,,Selamat malam,,," Nayla menyapa.

"Ahh,,, Sebelum itu, tolong maafkan saya kerena telah menghubungi Anda selarut ini,"

"Apa maumu?" suara pria dari ponsel Nayla terdengar tidak bersahabat.

"Bisakah saya berbicara dengan, Tuan Rory Ace Jordan?" Nayla berkata.

"...."

"Apa,,,?" tanya pria itu ragu.

"Bisakah saya berbicara dengan, Tuan Rory Ace Jordan?" Nayla mengulang pertanyaan.

"Dengan siapa saya berbicara?" dia bertanya dengan intonasi berbeda.

"Saya Nayrela. Apakah Anda Tuan Rory?" tanya Nayla sedikit waspada.

"Saya Martin, teman dari Rory. Maaf ada perlu apakah anda dengan Rory?" tanya Martin.

"Ahh syukurlah,,, Sepertinya nomor yang saya hubungi benar," sambut Nayla lega.

"Begini, saya tidak sengaja menemukan dompet dengan kartu identitas atas nama Rory. Saya menyesal karena tidak menghubungi Anda lebih cepat karena beberapa alasan. Jadi saya_,,," kalimat Nayla terhenti ketika mendengar suara ribut dari seberang telepon.

"Berikan ponselmu padaku Martin!" suara orang lain menyela.

"Hentikan, Rory!" suara berbeda muncul.

"Kenapa sekarang kalian ribut?" lagi, suara yang berbeda dari sebelumnya.

"Biarkan Martin menyelesaikan panggilannya!"

"Hei,,, Hentikan!"

Nayla menjauhkan layar ponsel dari telinga, menatap layar sejenak dengan kening berkerut. Ia bisa memastikan total ada enam suara berbeda dari yang ia dengar, lalu kembali mendekatkan ponsel ke telinga, menunggu orang yang ia hubungi kembali berbicara.

"Maaf,,, Maaf,,,, Maafkan atas keributan yang kami lakukan," suara seorang pria yang berbeda dari pria pertama terdengar.

"Saya Rory. Saya benar-benar berterima kasih karena Anda mengubungi nomor ini. Itu sangat berarti," ucap Rory.

"Ahh,, Anda belum menyelesaikan kalimat Anda, maaf bisakah anda mengulanginya?" pintanya.

"Baiklah, begini Tuan Rory, saya ingin mengembalikan dompet Anda. Jadi _,,,

Sebelum Nayla menyelsaikan kalimatnya, Rory menyela lebih cepat.

"Tidak,,,Tidak,, ,Begini saja. Biarkan saya yang menemui Anda. Bagaimana?"

"Besok siang?" imbuhnya

"Baiklah, jika anda memilih begitu," jawab Nayla.

"Tetapi, saya minta maaf. Saya memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan besok. Jika Anda tidak keberatan, saya bisa bertemu Anda lusa," Nayla menambahkan.

"Sepakat!" jawab Rory cepat.

"Saya akan menghubungi Anda menggunakan nomor pribadi saya nanti," tambahnya.

"Baiklah, saya akan mengirimkan detailnya sebagai gantinya," jawab Nayla

"Berapa banyak bayaran yang kau inginkan untuk hal ini?" celetuk Martin, detik berikutnya suara tamparan keras terdengar disertai hardikan dari Rory.

"Apa maksudmu berkata begitu?" bentak Rory.

Nayla yang mendengar keributan itu hanya tersenyum, tidak terpancing sedikitpun atas kalimat pedas yang baru saja ia terima dan memilih berbicara tanpa mengubah intonasi pada suranya.

"Saya mengerti maksud Anda, Tuan,"

"Dalam hal ini saya tidak menargetkan apapun,"

"Dan kau berharap aku percaya?"

Lagi, suara skeptis yang Nayla yakini sebagai suara Martin terdengar sangat jelas.

"Dari namanya saja, kau tentu tahu siapa Rory bukan?" Martin menambahkan.

"Jaga bicaramu!" hardik Rory

"Saya akan mengirim pesan kepada anda. Saya minta maaf atas ucapan tidak menyenagkan yang baru saja Anda dengar," sesal Rory.

"Tidak masalah. Saya bisa memahaminya dan akan menganggap tidak mendengar apapun," jawab Nayla santai.

"Saya rasa, saya harus mengakhiri panggilan ini karena sudah cukup larut. Selamat malam,"

"Ahhh baiklah,,,Terima kasih banyak atas pengertian Anda Nona. Selamat malam," balas Rory .

📞📞📞📞📞

# Panggilan Berakhir...

"Bodoh! Aku menghubungi orang asing di jam lewat tengah malam. Jika dia marah itu hal yang sangat wajar." gerutu Nayla sembari menepuk dahinya.

Wanita itu beranjak dari tempatnya, melangkah menuju kamar untuk membersihkan diri sekaligus beristirahat.

Pandangan wanita itu menerawang ketika ia sudah membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, mencoba untuk mengingat suara pria yang baru saja ia hubungi.

"Aneh, rasanya seperti aku pernah mendengar suaranya? Lalu, siapa Rory? Mengapa pria itu mengatakan aku mengenal namanya? Aku bahkan baru kali ini mendengar nama Rory"

Wanita itu menggeleng pelan, memilih untuk melupakan apa yang baru saja ia dengar dan memejamkan mata.

...%%%%%%%%%%...

Disisi lain, Rory dan lima orang temannya saling pandang sejenak setelah wanita yang menghubungi mereka malam itu memutus panggilan.

"Kau yakin dia benar-benar menemukan dompetmu" tanya Kevin.

"Sangat yakin," jawab Rory tanpa ragu.

Hatinya merasakan ia bisa mempercayai wanita itu sepenuhnya.

"Dia mengatakan menemukan dompet dan tidak langsung menghubungi karena kendala, apakah kau pikir itu masuk akal?" kata Martin tak percaya.

"Dia juga mengatakan akan mengembalikan dompetmu lusa. Mengapa lusa? Jika besok siang tidak bisa, dia bisa melakukan hal itu pagi atau malam. Apa kau pikir itu tidak aneh?" Martin menambahkan.

"Martin, ucapanmu keterlaluan. Instingku mengatakan dia berkata benar, dan entah mengapa sekarang aku benar-benar merasa tenang setelah mendengar apa yang wanita itu katakan," ucap Rory.

"Hanya jika wanita itu berkata benar, bagaimana jika tidak?" sambut Martin.

"Saat ini kita hanya bisa mempercayai wanita itu bukan?" ucap Thomas menengahi.

"Dan jujur saja, aku juga merasa dia tidak berbohong," tambahnya.

"Lebih baik kita istirahat sekarang," sela Nathan.

"Setidaknya ketegangan malam ini sedikit mencair," timpal Ethan.

Semua mengangguk setuju, sementara Rory segera memindahkan nomor Nayla ke ponsel miliknya dan menghapus nomor itu dari ponsel Martin, lalu berjalan menuju kamar.

Rory menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur setelah selesai membersihkan diri, menatap layar ponsel di mana nomor Nayla tertera di sana.

"Suaranya terdengar tidak asing. Di mana aku pernah mendengarnya?" gumamnya pelan, beberapa saat kemudian Rory terlelap dengan tangan masih menggenggam ponsel.

...%%%%%%%%%%%...

. . . .

. . . .

To be continued....

Terpopuler

Comments

〈⎳ Moms TZ

〈⎳ Moms TZ

waduh, pas baca Marques, kirain namanya Mark Marques 🤭

2024-11-01

1

〈⎳ Moms TZ

〈⎳ Moms TZ

iya, sih tidak semua orang mengenal artis, walaupun dia terkenal ✌️

2024-11-01

1

〈⎳ Moms TZ

〈⎳ Moms TZ

duh,,,,ufah macam ibu tiri aja, jadi ingat sama Anaya 🤭

2024-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Pertemuan
3 3. KCTT 3.
4 4. KCTT 4.
5 5. KCTT 5
6 6. KCTT 6
7 7. KCTT 7
8 8. KCTT 8.
9 9. KCTT 9
10 10. KCTT 10.
11 11. KCTT 11.
12 12. KCTT 12.
13 13. KCTT 13.
14 14. KCTT 14.
15 15. KCTT 15.
16 16. KCTT16.
17 17. KCTT 17
18 18. KCTT 18.
19 19. KCTT 19.
20 20. KCTT 20.
21 21. KCTT 21.
22 22. KCTT 22
23 23. KCTT 23.
24 24. KCTT 24.
25 25. KCTT 25.
26 26. KCTT 26.
27 27. KCTT 27.
28 28. KCTT 28.
29 29. KCTT 29.
30 30. KCTT 30.
31 31. KCTT 31.
32 32. KCTT 32.
33 33. KCTT 33.
34 34. KCTT 34.
35 35. KCTT 35.
36 36. KCTT 36.
37 37. KCTT 37.
38 38. KCTT 38.
39 39. KCTT 39.
40 40. KCTT 40 (Masa Lalu Nayla).
41 41. KCTT 41 ( Masa Lalu Nayla)
42 42. KCTT 42 (Masa Lalu Nayla)
43 43. KCTT 43 (Masa Lalu Nayla)
44 44. KCTT 44 (Masa Lalu Nayla)
45 45. KCTT 45 ( Masa Lalu Nayla)
46 46. KCTT 46 ( Masa Lalu Nayla End)
47 47. KCTT 47
48 48. KCTT 48.
49 49. KCTT 49.
50 50. KCTT 50.
51 51. KCTT 51.
52 52. KCTT 52.
53 53. KCTT 53.
54 54. KCTT 54.
55 55. KCTT 55.
56 56. KCTT 56.
57 57. KCTT 57.
58 58. KCTT 58
59 59. KCTT 59.
60 60. KCTT (Tersudut) 60.
61 61. KCTT 61.
62 62. KCTT 62.
63 63. KCTT 63.
64 64. KCTT 64.
65 65. KCTT 65.
66 66. KCTT 66.
67 67. KCTT 67
68 68. KCTT 68
69 69. KCTT 69.
70 70. KCTT 70.
71 71. KCTT 71.
72 72. KCTT 72.
73 73. KCTT 73.
74 74. KCTT 74
75 75. KCTT 75
76 76. KCTT 76.
77 77. KCTT 77.
78 78. KCTT 78.
79 79. KCTT 79.
80 80. KCTT.
81 81. KCTT 81
82 82. KCTT 82
83 83. KCTT 83
84 84. KCTT 84
85 85. KCTT 85.
86 86. KCTT 86
87 87. KCTT 87
88 88. KCTT 88.
89 89. KCTT 89.
90 90. KCTT 90
91 91. KCTT 91.
92 92. KCTT 92.
93 93. KCTT 93
94 94. KCTT 94
95 95. KCTT 95.
96 96. KCTT 96.
97 karya baru
98 98. KCTT 98
99 99. KCTT 99.
100 100. KCTT 100.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Pertemuan
3
3. KCTT 3.
4
4. KCTT 4.
5
5. KCTT 5
6
6. KCTT 6
7
7. KCTT 7
8
8. KCTT 8.
9
9. KCTT 9
10
10. KCTT 10.
11
11. KCTT 11.
12
12. KCTT 12.
13
13. KCTT 13.
14
14. KCTT 14.
15
15. KCTT 15.
16
16. KCTT16.
17
17. KCTT 17
18
18. KCTT 18.
19
19. KCTT 19.
20
20. KCTT 20.
21
21. KCTT 21.
22
22. KCTT 22
23
23. KCTT 23.
24
24. KCTT 24.
25
25. KCTT 25.
26
26. KCTT 26.
27
27. KCTT 27.
28
28. KCTT 28.
29
29. KCTT 29.
30
30. KCTT 30.
31
31. KCTT 31.
32
32. KCTT 32.
33
33. KCTT 33.
34
34. KCTT 34.
35
35. KCTT 35.
36
36. KCTT 36.
37
37. KCTT 37.
38
38. KCTT 38.
39
39. KCTT 39.
40
40. KCTT 40 (Masa Lalu Nayla).
41
41. KCTT 41 ( Masa Lalu Nayla)
42
42. KCTT 42 (Masa Lalu Nayla)
43
43. KCTT 43 (Masa Lalu Nayla)
44
44. KCTT 44 (Masa Lalu Nayla)
45
45. KCTT 45 ( Masa Lalu Nayla)
46
46. KCTT 46 ( Masa Lalu Nayla End)
47
47. KCTT 47
48
48. KCTT 48.
49
49. KCTT 49.
50
50. KCTT 50.
51
51. KCTT 51.
52
52. KCTT 52.
53
53. KCTT 53.
54
54. KCTT 54.
55
55. KCTT 55.
56
56. KCTT 56.
57
57. KCTT 57.
58
58. KCTT 58
59
59. KCTT 59.
60
60. KCTT (Tersudut) 60.
61
61. KCTT 61.
62
62. KCTT 62.
63
63. KCTT 63.
64
64. KCTT 64.
65
65. KCTT 65.
66
66. KCTT 66.
67
67. KCTT 67
68
68. KCTT 68
69
69. KCTT 69.
70
70. KCTT 70.
71
71. KCTT 71.
72
72. KCTT 72.
73
73. KCTT 73.
74
74. KCTT 74
75
75. KCTT 75
76
76. KCTT 76.
77
77. KCTT 77.
78
78. KCTT 78.
79
79. KCTT 79.
80
80. KCTT.
81
81. KCTT 81
82
82. KCTT 82
83
83. KCTT 83
84
84. KCTT 84
85
85. KCTT 85.
86
86. KCTT 86
87
87. KCTT 87
88
88. KCTT 88.
89
89. KCTT 89.
90
90. KCTT 90
91
91. KCTT 91.
92
92. KCTT 92.
93
93. KCTT 93
94
94. KCTT 94
95
95. KCTT 95.
96
96. KCTT 96.
97
karya baru
98
98. KCTT 98
99
99. KCTT 99.
100
100. KCTT 100.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!