Mengungkap Kebenaran (2)

"Lelah sudah kami menghadapi drama kalian. Berbagai ancaman dan tindakan kejahatan sudah kami lewati selama bertahun-tahun. Mungkin sekarang memang sudah saatnya kita mengakhiri semuanya, Tuan Winata." ujar Max kini memilih duduk di salah satu kursi, di mengawasi gerak gerik pria tua itu.

"Nyonya Anita sudah kami tahan, mungkin saat ini dia sedang menikmati sedikit siksaan dari orang ku." tambah Max dengan senyum sinis. "Dia pantas mendapatkannya, dan juga sebentar lagi kalian pun akan merasakannya."

Winata berjalan mendekati Max, disusul Iris.

"Kau tidak akan lagi bisa menghindar. Pasal berlapis menanti kalian." kata Sandi menambahkan.

"Bagaimana bisa kalian tahu isi hutan milikku? Siapa yang memberitahu mu?" tanya Winata, selama puluhan tahun dia menutup mulut banyak orang agar bisnis dalam hutan itu terlindungi, kini sudah diketahui oleh Max dan Sandy.

Kedua pria itu hanya terkekeh saja, seakan mengabaikan Winata.

"Aku selalu mengawasi pergerakan kalian, katakan dengan siapa kalian bekerja sama?" tanya Winata lagi, kini dengan nada lebih tinggi. "Apakah polisi itu yang membuka suara? Kalian membayar tinggi mereka untuk berkhianat denganku?"

"Kami tidak serendah dirimu yang selalu menggampangkan tentang uang. Untuk urusan itu, ada seseorang yang lebih dulu tahu. Dan sudah kukatakan dari awal, mungkin sudah saatnya kita akhiri semuanya." ujar Sandy, namun Winata menggelengkan kepala.

"Tidak semudah itu. Jika malam ini memang harus berakhir, maka bukan hanya aku saja yang hancur. Tapi kalian juga. Tapi sebelum itu kita tunggu kabar kematian mami dan juga putramu, Max." Winata menggoyangkan ponselnya seakan meledek Max dan Sandy.

Kini ganti Sandy yang tertawa. "Mau kau tunggu sampai kapan pun, itu tidak akan terjadi. Istri mu dan juga Hiro sudah ada di suatu tempat. Sejak awal, mereka tidak di bawa oleh anak buah mu, Tuan Winata. Mereka dibawa oleh seseorang yang dapat menjamin keselamatan mereka, terutama Hiro."

"Apa? Bagaimana mungkin?" Iris, wanita itu terkejut. "Kalian pasti berbohong. Max, katakan itu tidak benar. Kalian mengatakan itu supaya kita tidak jadi menikah kan? Ingat Max, aku yang selalu ada untukmu, aku sangat mencintaimu dibandingkan orang lain. Bahkan kekasihmu itu, dia bukan wanita baik. Dia itu simpanan pria lain, yang pasti berniat mendekatimu karna harta bukan cinta. Aku punya buktinya."

Iris menyalakan ponselnya dan membuka galeri. "Lihat, dia menggandeng mesra pria lain. Dia tidak setia, Max. Hanya aku, hanya aku yang pantas untukmu."

"Tutup mulutmu, Iris." Suara seseorang membuat mereka menoleh. Disana seorang wanita berjalan masuk dengan menggendong anak laki-laki yang sedang tertidur lelap.

Winata dan Iris menatap penuh keterkejutan.

"Bagaimana mungkin Hiro disini?' ujar Winata mengenali anak laki-laki itu.

"Kau, kenapa kau disini? Dan Hiro, kenapa bisa bersamamu?' tanya Iris menunjuk Rila.

Ya, Rila datang dengan menggendong Hiro. Bocah itu tidur di pundak Rila dengan tenang. Pemandangan yang membuat Max dan Sandy tersenyum lega.

"Selamat malam, Tuan Winata. Senang bisa bertemu denganmu dalam kondisi seperti ini. Penuh keterkejutan bukan?" sapa Rila pada pria tua itu.

"Siapa kau? Berani sekali masuk ke area ini?" Bukannya menjawab sapaan, Winata malah balik bertanya.

"Baiklah, aku akan memperkenalkan diri. Agar keponakan mu itu tidak berkata sembarangan. Mengatakan aku hanya mengincar harta Max. Memang di dunia ini hanya dia yang kaya." jawab Rila menyindir Iris.

"Kau memang perempuan murahan, aku melihat sendiri bagaimana mesranya dirimu bersama pria lain. Bahkan sampai berbelanja barang branded." sela Iris tidak terima.

Rila mengangkat tangan ke atas, dari pintu masuk Zee datang. "Bawa Hiro kembali ke mobil."

Dengan hati-hati Zee menggendong bocah itu. Melihat Zee sudah mengamankan Hiro, dengan berani Rila mendekati Iris dan Winata. Membuat kedua orang itu mundur sedikit.

Max dan Sandy melihat itu sedikit was-was. Mereka saling melirik seakan mengatakan "dia berani sekali".

"Aku Abrilla Anggara, putri kesayangan Alfian Anggara dan Fricila Andini. Aku yakin Tuan Winata pasti mengenal kedua orang tuaku." ujar Rila menatap tajam Winata dan Iris bergantian.

Raut wajah Winata tentu sangat terkejut.

"Iris, kau salah menyinggungnya." bisik Winata pada telinga keponakannya.

"Dan pria yang aku gandeng mesra tadi adalah salah satu kembaranku. Abrico Anggara, dia yang mengelola bisnis Keluarga Andara, keluarga ibuku. Jadi hubungan ku dan Rico adalah kakak adik."

Saat nama Rico disebut, Iris baru sadar. "Kau adik dari Kak Rico? Tidak mungkin."

Tentu saja Iris mengenal Rico, yang tak lain dulunya teman dekat Max. Namun karena suatu hal yang juga ulahnya, hubungan meraka berakhir buruk. Iris menggerutuki kebodohannya yang tidak mengenali Rico.

Tiba-tiba tangan Rila mencengkram rahang Iris dengan keras. Hal itu membuat yang lain terkejut.

"Apa yang kau lakukan pada keponakan ku?" tanya Winata berniat melepaskan Iris dari cengkraman Rila. Namun sebuah pistol langsung Rila todongkan pada pria itu.

"Berani maju, kepala mu akan pecah." ancam Rila dengan nada dingin.

Winata akhirnya memilih mundur karena nyawanya dalam bahaya.

Max dan Sandy merasakan hawa semakin dingin. Mereka seakan ikut merasakan senam jantung juga.

"Dia tidak sesabar kakaknya, Rico." bisik Sandy, diangguki oleh Max.

"Aku paling benci dengan orang yang berniat buruk kepada sesama wanita. Aku paling benci dengan wanita yang berani menyentuh anak-anak dengan niat buruk. Beruntung Hiro baik-baik saja, jika tidak, sekarang nyawamu sudah melayang."

Plakkkk

Usai berkata seperti itu pada Iris, Rila juga mendaratkan tamparan pada pipi wanita itu, membuat Iris meringis sakit.

"Rila, apa maksud mu?" tanya Max ikut mendekat. "Apa yang dia lakukan pada Hiro?"

"Sapu tangan yang digunakan mami mu untuk membius Hiro adalah pemberian darinya. Dan asal kau tahu, itu bukan bius biasa, diberikan dalam dosis tinggi dan mengandung racun. Jika saja aku tidak segera memeriksa Hiro, anakmu mungkin sudah tiada." jawab Rila, membuat Max langsung menatap Iris dengan tajam.

"Beraninya kau melakukan itu pada putraku? Begitu ingin menjadi istriku? Menjadi ibu sambung putraku?"

"Tidak kak, ini salah paham. Tante Jena sendiri yang menginginkan Hiro mati menyusul ibunya. Bukan aku, Tante Jena pasti berbohong. Aku sangat menyayangi Hiro, tapi Tante Jena tidak. Mamimu selalu menyalahkan Hiro yang menjadi prioritas mu dibandingkan dia yang telah melahirkan mu." Iris mengelak, dia tidak mau nama. baiknya buruk dihadapkan Max.

"Iris, kau tega mengatakan tante berbohong?" Jena datang dengan kondisi wajah sudah babak belur, darah kering ada diujung bibirnya. Dengan tertatih-tatih wanita itu berjalan mendekati mereka.

"Aku sudah merawatmu dari kecil, menyayangimu seperti putriku sendiri tapi ini balasan mu?" tanya wanita itu menunjuk Iris.

"Dan kamu suamiku," ujar Jena dengan air mata sudah mengalir. "Aku sangat mencintaimu, meskipun harus meninggalkan putraku, aku kembali padamu. Tapi kau malah menginginkan kematianku bersama cucuku. Bukankah kau sudah berjanji tidak akan menyakiti Hiro?"

Winata tersenyum sinis menatap istrinya. "Kau pikir setelah menikah dengan Marten hingga memiliki anak dan kembali padaku, perasaan ku padamu tetap sama?"

Episodes
1 Prolog
2 Kesalahpahaman Masa Lalu
3 Tentang Max
4 Bertemu Kembali
5 Usaha Rila Mencari Kebenaran
6 Pergi ke Hutan
7 Tentang Maldevi
8 Masih perlu Mengumpulkan Bukti
9 Selalu Dicurigai
10 Mengatakan Sebenarnya Pada Max
11 Masalah di Masa Lalu
12 Tuan Hegar & Anita
13 Percakapan Max dan keluarga
14 Rila Bertemu Dengan Iris
15 Rencana Winata
16 Hiro Hilang
17 Pernikahan
18 Mengungkap Kebenaran (1)
19 Mengungkap Kebenaran (2)
20 Mengungkap Kebenaran (3)
21 Mengungkap Kebenaran (4)
22 Dikurung Dalam Satu Ruangan
23 Hubungan Anita dan Hegar (Flashback)
24 Menikah Lagi (Flashback)
25 Hubungan Anita dan Winata (Flashback)
26 Terasingkan (Flashback)
27 Kisah Cinta Jena (Flashback)
28 Jena & Winata (Flashback)
29 Hukuman Jena
30 Hukuman Iris
31 Derita Winata & Anita
32 Akhir Hidup Anita
33 Permintaan Hiro
34 Membuat Janji Temu
35 Datang ke Kantor
36 Makan Siang Bersama
37 Rila Tidak Menyerah
38 Datang ke rumah Max
39 Makan Malam Bersama
40 Menuruti Keinginan Orang Tua
41 Kekasih Saga?
42 Kecurigaan Rila pada Saga
43 Tentang Saga
44 Acara Amal
45 Keracunan
46 Rila & Saga
47 Keluarga Orlano
48 Flashback Kejadian Masa Lalu Orlando
49 Berkunjung ke Rumah Saga
50 Cerita Saga
51 Periksa Kandungan Meila
52 Kembali dan Menemui Max
53 Masalah Saga dan Keluarganya
54 Rila Tahu Semuanya
55 Kemarahan Rila
56 Flasback Maldevi
57 Flashback Maldevi
58 Flashback Maldevi
59 Flasback Maldevi
60 Flashback Maldevi
61 Memutuskan Untuk Memperjuangkan
62 Kekecewaan Rila
63 Saga & Rila
64 Kembali Bertemu Meila
65 Saga & Rila Bertemu Lagi
66 Bertemu Teman Lama
67 Meminta Izin Menikah Dengan Rila
68 Kegelisahan Max
69 Kecurigaan Saga
70 Usaha Awal Max
71 Max Bertemu Rian
72 Rila Tumbang
73 Upaya Mencari Rila
74 Mulai Berhadapan
75 Kemarahan Saga
76 1 VS 2
77 Hilang Dalam Dekapan Laut
78 Menemukan Keberadaan Rila
79 Cerita Rila
80 Sekilas Info
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog
2
Kesalahpahaman Masa Lalu
3
Tentang Max
4
Bertemu Kembali
5
Usaha Rila Mencari Kebenaran
6
Pergi ke Hutan
7
Tentang Maldevi
8
Masih perlu Mengumpulkan Bukti
9
Selalu Dicurigai
10
Mengatakan Sebenarnya Pada Max
11
Masalah di Masa Lalu
12
Tuan Hegar & Anita
13
Percakapan Max dan keluarga
14
Rila Bertemu Dengan Iris
15
Rencana Winata
16
Hiro Hilang
17
Pernikahan
18
Mengungkap Kebenaran (1)
19
Mengungkap Kebenaran (2)
20
Mengungkap Kebenaran (3)
21
Mengungkap Kebenaran (4)
22
Dikurung Dalam Satu Ruangan
23
Hubungan Anita dan Hegar (Flashback)
24
Menikah Lagi (Flashback)
25
Hubungan Anita dan Winata (Flashback)
26
Terasingkan (Flashback)
27
Kisah Cinta Jena (Flashback)
28
Jena & Winata (Flashback)
29
Hukuman Jena
30
Hukuman Iris
31
Derita Winata & Anita
32
Akhir Hidup Anita
33
Permintaan Hiro
34
Membuat Janji Temu
35
Datang ke Kantor
36
Makan Siang Bersama
37
Rila Tidak Menyerah
38
Datang ke rumah Max
39
Makan Malam Bersama
40
Menuruti Keinginan Orang Tua
41
Kekasih Saga?
42
Kecurigaan Rila pada Saga
43
Tentang Saga
44
Acara Amal
45
Keracunan
46
Rila & Saga
47
Keluarga Orlano
48
Flashback Kejadian Masa Lalu Orlando
49
Berkunjung ke Rumah Saga
50
Cerita Saga
51
Periksa Kandungan Meila
52
Kembali dan Menemui Max
53
Masalah Saga dan Keluarganya
54
Rila Tahu Semuanya
55
Kemarahan Rila
56
Flasback Maldevi
57
Flashback Maldevi
58
Flashback Maldevi
59
Flasback Maldevi
60
Flashback Maldevi
61
Memutuskan Untuk Memperjuangkan
62
Kekecewaan Rila
63
Saga & Rila
64
Kembali Bertemu Meila
65
Saga & Rila Bertemu Lagi
66
Bertemu Teman Lama
67
Meminta Izin Menikah Dengan Rila
68
Kegelisahan Max
69
Kecurigaan Saga
70
Usaha Awal Max
71
Max Bertemu Rian
72
Rila Tumbang
73
Upaya Mencari Rila
74
Mulai Berhadapan
75
Kemarahan Saga
76
1 VS 2
77
Hilang Dalam Dekapan Laut
78
Menemukan Keberadaan Rila
79
Cerita Rila
80
Sekilas Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!