Hiro Hilang

"Tuan Max, Hiro hilang saat ikut nyonya pergi ke pusat perbelanjaan. Saat ini kami tengah menyisir seluruh lokasi gedung." Lapor anak buah Max yang bertugas menjaga Hiro.

"Apa? Bagaimana bisa kalian ceroboh? Lalu bagaimana kondisi mama?" tanya Max mengingat Mama Ele memiliki penyakit asma.

"Nyonya Ele kami temukan di kamar mandi dalam kondisi tidak sadarkan diri. Saat ini beliau sudah menuju rumah sakit terdekat. Tuan Marten sedang menuju rumah sakit, beliau membatalkan pertemuan dengan teman lamanya." jawab anak buah Max dengan hati-hati, karena pasti emosi bosnya bisa meledak-ledak.

"Ah sial, cari Hiro sampai ketemu. Jika dia dalam kondisi buruk maka akan aku pastikan kalian juga mengalami hal yang sama. Kirimkan juga orang untuk menjaga mama, jangan biarkan siapapun berada di dekat mama selain orang-orang kita." perintah Max dengan tegas.

Max mematikan panggilan telepon, segera menyalakan komputer di meja dan melacak posisi Hiro. Putranya selalu memakai jam tangan yang sudah di lengkapi dengan alat pelacak.

"Ada apa? Kenapa wajahmu panik begitu?" tanya Sandy yang baru saja masuk dengan membawa tumpukan berkas ditangannya.

"Hiro hilang saat sedang berbelanja dengan mama. Aku sedang melacak posisinya." jawab Max mencoba fokus dengan layar di depannya. Jari-jarinya bergerak lincah di atas keyboard.

Segera Sandy meletakkan tumpukan berkas yang dia bawa dan bergabung dengan Max.

"Titiknya beradi besment." Max segera menyambar kunci mobil di meja dan belari keluar ruangan.

Sandy masih fokus memperhatikan layar komputer Max. Dia masih ingin memantau pergerakan. Cukup lama Sandy melihat, pria itu memicingkan mata.

"Tidak ini salah, Hiro pasti sudah dibawa pergi dari tempat ini. Aku harus segera menyusul Max."

Jalanan sangat padat sekali, entah apa penyebabnya. Max memukul stir mobilnya, merasa kesal karena tidak bisa bergerak cepat.

"Siapa yang berani menculik Hiro? Apa itu Om Winata?" tanya pria itu memikirkan pelakunya.

Hiro adalah segalanya bagi Max. Maldevi yang meninggalkan bayi itu untuknya, sebagai penyemangat hidupnya serta pengganti dirinya. Sejak kecil dia ikut mengurus Hiro, tidak membiarkan anaknya luka sedikitpun. Kini seseorang berani mengusiknya harta berharganya.

Sedangkan di tempat lain, Winata tertawa puas mendengar laporan dari anak buahnya.

"Ternyata Jena bisa di andalkan lagi. Dia berhasil membawa Hiro dengan mudah." ujar Winata melihat aksi Jena yang direkam oleh anak buahnya.

"Maafkan aku Jena, kali ini aku akan bergerak tanpa melibatkan mu."

Winata segera masuk mobilnya, dia harus melaksanakan rencana selanjutnya.

Disisi lain, Jena memeluk erat tubuh Hiro. Hati kecilnya sungguh amat berat harus melakukan ini pada cucunya.

"Meskipun aku sangat membenci ibumu, tapi kau anak putraku. Maafkan Oma Jena, Hiro. Oma janji kau akan baik-baik saja." kata Jena berbisik di telinga Hiro.

Saat ini bocah itu dalam kondisi tidak sadarkan diri karena Jena membiusnya.

Mobil yang mereka kendarai melaju kencang melewati batas kota dan ganti memasuki jalan perbukitan. Jena sendiri tidak tahu kemana mereka akan pergi. Suaminya hanya mengatakan jika sopir akan membawa mereka ke tempat yang aman.

Jena memeriksa ponselnya, tidak ada sinyal sama sekali. Padahal dia ingin menghubungi sang suami agar mengirimkan dokter untuk berjaga-jaga jika Hiro dalam kondisi buruk.

"Sebenarnya kita akan pergi kemana?" tanya wanita itu pada sopir yang sedang fokus mengemudi.

"Nyonya tenang saja, kita akan ke sebuah vila yang sudah tuan siapkan. Jangan khawatir, semua pasti akan baik-baik saja." ujar pria itu dengan tenang.

Kembali pada Max yang baru saja tiba di titik Hiro hilang. Anak buahnya sudah menunggu dengan wajah penuh kecemasan.

"Bagaimana bisa kalian ceroboh? Hiro hilang dan mama sekarang di rumah sakit." Max tidak bisa menahan emosinya.

"Maaf tuan, kami sudah mengawasi dengan benar. Dari CCTV yang kami dapatkan, Hiro di bawa oleh seorang cleaning servis dengan diletakkan di bak sampah." kata seorang pria berbadan tegap menjelaskan.

"Kau sudah mencari ke titik yang aku kirimkan tadi?" tanya Max dan diangguki olehnya.

"Sudah tuan, kami hanya menemukan ini." jawab pria itu menyerahkan jam tangan berwarna hitam. "Kami menemukannya di bak sampah."

Max tentu mengenali jam ini yang tak lain milik Hiro, dia sendiri yang merakitkan jam tangan dengan alat pelacak untuk putranya.

"Max, Hiro sudah pergi dari tempat ini kurang lebih 1 jam yang lalu. Saat kau pergi, titik sempat bergerak memutari tempat ini. Namun kembali ke tempat semua dan tidak bergerak lagi. Aku sudah memeriksa CCTV lain namun plat mobil yang mereka gunakan palsu." kata Sandy menunjukkan CCTV yang dia dapatkan.

Max mencengkram kepalanya dengan erat. "Ah, kemana perginya mereka? Aku harap Hiro baik-baik saja."

Tiba-tiba ponsel Max berbunyi, pria itu segera melihatnya. "Nomor asing." ujar Max menunjukkan pada Sandy, pria itu mengintruksikan agar Max segera mengangkatnya.

"Halo Max, kau pasti sedang mencari keberadaan putramu kan?"

Wajah Max langsung mengeras karena mengenali suara penelepon.

"Om Winata. Jadi kay yang menculik anakku."

"Ternyata kau langsung mengenali aku, Max" ucap pria itu sambil tertawa.

"Katakan, dimana kau bawa Hiro? Kembalikan Hiro padaku. Jangan bawa pergi Hiro."

"Aku tidak akan memberitahu mu, sebelum kau bersedia menuruti perintahku. Dan asal kau tahu, bukan aku yang membawa pergi Hiro tapi mamimu, Jena."

Lagi-lagi Max harus dikecewakan oleh ulah ibu kandungnya. Mami Jena, orang yang selalu Max beri kesempatan untuk berubah, kembali mengecewakan. Padahal selama ini dia selalu tutup mata setiap kali wanita itu menyakiti hati Keluarga Sanjaya.

"Apa maumu?" tanya Max dengan rendah.

Winata terkekeh mendengar pertanyaan Max. "Kau pasti tau apa mauku, Max. Menikah dengan Iris. Sekarang juga."

"Aku tidak mencintai, Iris. Aku tidak akan menikahinya tanpa cinta." jawab Max menolak tegas.

"Kau tidak bisa menolak. Karena jika kau menolak, maka akan aku pastikan putramu kembali tanpa nyawa. Soal cinta, bukankah dulu papi dan mami mu juga menikah tanpa cinta dan hasil dari pernikahan mereka adalah dirimu." ujar Winata membuat Max semakin marah.

"Hentikan omong kosong mu. Apapun akan aku turuti, kecuali menikah dengan keponakan tersayang mu. Kau mau uang berapa? Sebutkan saja nominalnya." kata Max membuat penawaran.

"Aku tidak butuh uangmu. Yang aku butuhkan dirimu menikah dengan Iris." tolak Winata dengan tegas.

"Jika ingin putramu selamat, datang ke alamat yang aku kirimkan. Aku dan Iris menunggu disana, siapkan mentalmu untuk menikahi Iris hari ini juga."

"Dia gilaa, siapa yang mau menjadi suami dari wanita yang telah membuat Maldevi meninggal dunia." ujar Max tidak terima.

Episodes
1 Prolog
2 Kesalahpahaman Masa Lalu
3 Tentang Max
4 Bertemu Kembali
5 Usaha Rila Mencari Kebenaran
6 Pergi ke Hutan
7 Tentang Maldevi
8 Masih perlu Mengumpulkan Bukti
9 Selalu Dicurigai
10 Mengatakan Sebenarnya Pada Max
11 Masalah di Masa Lalu
12 Tuan Hegar & Anita
13 Percakapan Max dan keluarga
14 Rila Bertemu Dengan Iris
15 Rencana Winata
16 Hiro Hilang
17 Pernikahan
18 Mengungkap Kebenaran (1)
19 Mengungkap Kebenaran (2)
20 Mengungkap Kebenaran (3)
21 Mengungkap Kebenaran (4)
22 Dikurung Dalam Satu Ruangan
23 Hubungan Anita dan Hegar (Flashback)
24 Menikah Lagi (Flashback)
25 Hubungan Anita dan Winata (Flashback)
26 Terasingkan (Flashback)
27 Kisah Cinta Jena (Flashback)
28 Jena & Winata (Flashback)
29 Hukuman Jena
30 Hukuman Iris
31 Derita Winata & Anita
32 Akhir Hidup Anita
33 Permintaan Hiro
34 Membuat Janji Temu
35 Datang ke Kantor
36 Makan Siang Bersama
37 Rila Tidak Menyerah
38 Datang ke rumah Max
39 Makan Malam Bersama
40 Menuruti Keinginan Orang Tua
41 Kekasih Saga?
42 Kecurigaan Rila pada Saga
43 Tentang Saga
44 Acara Amal
45 Keracunan
46 Rila & Saga
47 Keluarga Orlano
48 Flashback Kejadian Masa Lalu Orlando
49 Berkunjung ke Rumah Saga
50 Cerita Saga
51 Periksa Kandungan Meila
52 Kembali dan Menemui Max
53 Masalah Saga dan Keluarganya
54 Rila Tahu Semuanya
55 Kemarahan Rila
56 Flasback Maldevi
57 Flashback Maldevi
58 Flashback Maldevi
59 Flasback Maldevi
60 Flashback Maldevi
61 Memutuskan Untuk Memperjuangkan
62 Kekecewaan Rila
63 Saga & Rila
64 Kembali Bertemu Meila
65 Saga & Rila Bertemu Lagi
66 Bertemu Teman Lama
67 Meminta Izin Menikah Dengan Rila
68 Kegelisahan Max
69 Kecurigaan Saga
70 Usaha Awal Max
71 Max Bertemu Rian
72 Rila Tumbang
73 Upaya Mencari Rila
74 Mulai Berhadapan
75 Kemarahan Saga
76 1 VS 2
77 Hilang Dalam Dekapan Laut
78 Menemukan Keberadaan Rila
79 Cerita Rila
80 Sekilas Info
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog
2
Kesalahpahaman Masa Lalu
3
Tentang Max
4
Bertemu Kembali
5
Usaha Rila Mencari Kebenaran
6
Pergi ke Hutan
7
Tentang Maldevi
8
Masih perlu Mengumpulkan Bukti
9
Selalu Dicurigai
10
Mengatakan Sebenarnya Pada Max
11
Masalah di Masa Lalu
12
Tuan Hegar & Anita
13
Percakapan Max dan keluarga
14
Rila Bertemu Dengan Iris
15
Rencana Winata
16
Hiro Hilang
17
Pernikahan
18
Mengungkap Kebenaran (1)
19
Mengungkap Kebenaran (2)
20
Mengungkap Kebenaran (3)
21
Mengungkap Kebenaran (4)
22
Dikurung Dalam Satu Ruangan
23
Hubungan Anita dan Hegar (Flashback)
24
Menikah Lagi (Flashback)
25
Hubungan Anita dan Winata (Flashback)
26
Terasingkan (Flashback)
27
Kisah Cinta Jena (Flashback)
28
Jena & Winata (Flashback)
29
Hukuman Jena
30
Hukuman Iris
31
Derita Winata & Anita
32
Akhir Hidup Anita
33
Permintaan Hiro
34
Membuat Janji Temu
35
Datang ke Kantor
36
Makan Siang Bersama
37
Rila Tidak Menyerah
38
Datang ke rumah Max
39
Makan Malam Bersama
40
Menuruti Keinginan Orang Tua
41
Kekasih Saga?
42
Kecurigaan Rila pada Saga
43
Tentang Saga
44
Acara Amal
45
Keracunan
46
Rila & Saga
47
Keluarga Orlano
48
Flashback Kejadian Masa Lalu Orlando
49
Berkunjung ke Rumah Saga
50
Cerita Saga
51
Periksa Kandungan Meila
52
Kembali dan Menemui Max
53
Masalah Saga dan Keluarganya
54
Rila Tahu Semuanya
55
Kemarahan Rila
56
Flasback Maldevi
57
Flashback Maldevi
58
Flashback Maldevi
59
Flasback Maldevi
60
Flashback Maldevi
61
Memutuskan Untuk Memperjuangkan
62
Kekecewaan Rila
63
Saga & Rila
64
Kembali Bertemu Meila
65
Saga & Rila Bertemu Lagi
66
Bertemu Teman Lama
67
Meminta Izin Menikah Dengan Rila
68
Kegelisahan Max
69
Kecurigaan Saga
70
Usaha Awal Max
71
Max Bertemu Rian
72
Rila Tumbang
73
Upaya Mencari Rila
74
Mulai Berhadapan
75
Kemarahan Saga
76
1 VS 2
77
Hilang Dalam Dekapan Laut
78
Menemukan Keberadaan Rila
79
Cerita Rila
80
Sekilas Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!