Bertemu Kembali

"Ada yang baru kesini. Tapi siapa?' tanya Max mengambil bunga daisy dari atas pusaran Maldevi. Dia menatap sekeliling, mencari apakah ada orang lain selain mereka.

"Tidak ada siapa pun disini. Mungkin ini dari teman Maldevi. Bukankah dia memiliki banyak teman baik semasa hidupnya?" ujar Sandy berpikir positif. Max sedang ingin menenangkan diri, alangkah baiknya diberi afirmasi positif dulu. Toh yang diletakkan di atas makam Maldevi bunga yang indah, bukan sesuatu yang membahayakan.

Max mengangguk, lalu menyandarkan tubuhnya ke nisan Maldevi.

"Harusnya kami bahagia, dia bisa menerima kekuranganku dan begitu juga sebaliknya. Tapi takdir memisahkan kami." kata Max sembari mengenang kenangan lama dia dan Maldevi.

Sandy ikut duduk tidak jauh dari Max, memberikan pria itu ruang untuk bisa mengungkapkan keluh kesahnya. Hampir 30 menit Max bercerita pada gundukan tanah yang pinggirnya sudah di cor rapi.

"Apakah bukti yang kita miliki masih jauh dari syarat pengajuan perkara?" tanya Max membuat Sandy yang sedang memejamkan mata langsung terbangun.

Dia mengangguk sekilas, matanya menatap matahari sore yang perlahan mulai tenggelam. "Seperti yang kau katakan tadi. Jika Iris terlibat, pasti Om Winata akan menutupi semua bukti kejahatan keponakannya itu. Tapi jika Iris tidak terlibat, berarti ada campur orang lain. Kecelakaan itu bukan murni cuaca tapi memang disabotase. mereka mengira itu kau. Jadi bisa disimpulkan, selagi dirimu belum mati maka akan ada lagi masalah baru."

"San, jika aku mati lebih dulu. Tolong jaga keluargaku dengan baik, terutama papi dan juga Hiro." pinta Max dengan wajah serius.

"Bodoh. sudah aku katakan jika kau mati berarti aku sudah lebih dulu mati. Aku sudah berjanji akan mati lebih dulu dari dirimu." kata Sandy lalu melempar batu kecil pada Max, membuat keduanya terkekeh pelan.

**

"Masih tidak mau memberitahu siapa korbanmu ini, Rila?" tanya Rico di tengah makan malam mereka.

Rila tersenyum, sembari mengunyah makanan dia mengangguk. "Yang jelas dia pria tampan dan mapan. Kau tahu sendiri bukan jika aku sejak kecil sudah matre. Jadi calon suamiku harus bisa mengimbangi gaya hidupku."

"Apa aku mengenalnya?" tanya Rico kembali, sungguh dia penasaran. Bisa saja dia memata-matai adiknya tapi itu akan membuat Rila merasa terkekang. Rila tidak suka itu, dia suka kebebasan.

"Tentu saja kau mengenalnya. Aku yakin kalian sering bertemu dalam urusan bisnis." jawab Rila dengan yakin. Max dan Rico sama-sama seorang pengusaha. Dalam kurun waktu 3 bulan selalu ada pertemuan bisnis khusus perusahaan besar dan kedua pria ini masuk dalam ketegori itu.

"Sebut nama apa susahnya." ujar Rico gemas dengan adiknya.

Rila menggelengkan kepala. "Tidak, sebelum dia takluk kepadaku maka tidak akan aku kenalkan."

**

Malam ini Rico pergi ke sebuah restoran untuk bertemu temannya. Kebetulan temannya ini baru kembali dari luar negeri karena kepentingan bisnis.

"Faski, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" tanya Rico yang baru saja tiba. Rico masih memakai pakaian kerjanya karena sedikit lembur, namun jas ia tinggal di mobil. Hanya kemeja putih serta celana yang masih melekat. Ingin pulang juga malas, malah memakan waktu lebih lama lagi karena rumah beda arah dengan tempat mereka membuat janji temu.

"Halo Ric, aku baik. Bagaimana denganmu? Baik juga kan. Dari kabar yang beredar kau sibuk dengan laboratorium, mengurus perusahaan serta pembangunan bisnis baru. Sunggu hebat sekali temanku ini." ujar Faski hanya disambut gelak tawa oleh Rico.

"Kau terlalu berlebihan, aku tidak sesibuk itu. Beruntung aku memiliki tangan kanan yang cekatan. Oh ya, bagaimana dengan bisnis mu? Apakah sesuai rencana?" tanya Rico sambil memilih menu yang akan dia pesan.

Obrolan keduanya terlihat sanat menyenangkan, membahas banyak hal. Hingga tidak menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Sepertinya kau harus pulang karena besok akan pergi ke China." Rico pamit dengan Faski.

"Oh ya, aku salut kau masih bersama gadis yang sama. Aku tidak sabar menunggu undangan pernikahanmu." kata Faski yang memang tahu hubungan Rico dengan Senafa.

Rico berjalan keluar, menuju tempat parkiran, namun seorang anak tidak sengaja menabraknya.

"Aduh, maaf om." ujar bocah itu mengelus keningnya sendiri.

Rico tersenyum dan berjongkok untuk menyeimbangkan diri dengan bocah di depannya. "Oke tidak masalah. Tapi lain kali kau harus lebih berhati-hati agar dirimu tidak terluka dan orang lain juga tetap baik-baik saja."

"Oh ya dimana orang tuamu? Tidak mungkin kau kesini sendiri kan." tanya Rico membuat bocah itu melirk kesana kemari.

"Hiro datang dengan papa. Tapi tidak tahu papa kemana." jawab bocah itu dengan polos.

Dari luar seorang pria berjalan cepat mendekati mereka. "Hiro, kamu kemana saja? Papa sudah bilang tunggu di meja sana kan."

"Maaf papa, Hiro bosan menunggu." jawab bocah itu sambil menundukkan kepala.

Rico terkejut melihatnya. Bertahun-tahun mereka saling menghindar agar tidak terlibat komunikasi lagi dan tidak tahu tentang kehidupan pribadi masing-masing. "Max, dia putramu?" tanya Rico tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Max, dia suah lebih dulu menyadari yang bersama putranya adalah Rico, dirinya mencoba bersikap tenang. "Ya, dia putraku. Terima kasih sudah menolongnya."

Rico merasa janggal dengan jawaban Max. "Aku berharap ini tidak ada hubungan dengan kejadian itu." ujar Rico membuat Max menggertakkan gigi.

Pria itu membawa Hiro ke pelukannya, menggendong bocah itu dengan mudah. "Berhubungan atau pun tidak, ini tidak ada urusan denganmu. Bukan kah masalah kita sudah selesai? Jadi jangan ikut campur urusanku lagi. Permisi."

Rico menghela napas panjang, dia tahu Max belum selesai dengan kejadian itu. Andai dulu dia cepat bertindak, mungkin semua kesalahpahaman tidak akan merusak pertemanan mereka.

"Jika saja ada cara untuk kita menjalin pertemanan kembali, sudah aku lakukan dari dulu. Semoga kau bahagia, Max." ucap Rico dengan tulus.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Jgn2 Rico dan max musuh tor?

2024-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kesalahpahaman Masa Lalu
3 Tentang Max
4 Bertemu Kembali
5 Usaha Rila Mencari Kebenaran
6 Pergi ke Hutan
7 Tentang Maldevi
8 Masih perlu Mengumpulkan Bukti
9 Selalu Dicurigai
10 Mengatakan Sebenarnya Pada Max
11 Masalah di Masa Lalu
12 Tuan Hegar & Anita
13 Percakapan Max dan keluarga
14 Rila Bertemu Dengan Iris
15 Rencana Winata
16 Hiro Hilang
17 Pernikahan
18 Mengungkap Kebenaran (1)
19 Mengungkap Kebenaran (2)
20 Mengungkap Kebenaran (3)
21 Mengungkap Kebenaran (4)
22 Dikurung Dalam Satu Ruangan
23 Hubungan Anita dan Hegar (Flashback)
24 Menikah Lagi (Flashback)
25 Hubungan Anita dan Winata (Flashback)
26 Terasingkan (Flashback)
27 Kisah Cinta Jena (Flashback)
28 Jena & Winata (Flashback)
29 Hukuman Jena
30 Hukuman Iris
31 Derita Winata & Anita
32 Akhir Hidup Anita
33 Permintaan Hiro
34 Membuat Janji Temu
35 Datang ke Kantor
36 Makan Siang Bersama
37 Rila Tidak Menyerah
38 Datang ke rumah Max
39 Makan Malam Bersama
40 Menuruti Keinginan Orang Tua
41 Kekasih Saga?
42 Kecurigaan Rila pada Saga
43 Tentang Saga
44 Acara Amal
45 Keracunan
46 Rila & Saga
47 Keluarga Orlano
48 Flashback Kejadian Masa Lalu Orlando
49 Berkunjung ke Rumah Saga
50 Cerita Saga
51 Periksa Kandungan Meila
52 Kembali dan Menemui Max
53 Masalah Saga dan Keluarganya
54 Rila Tahu Semuanya
55 Kemarahan Rila
56 Flasback Maldevi
57 Flashback Maldevi
58 Flashback Maldevi
59 Flasback Maldevi
60 Flashback Maldevi
61 Memutuskan Untuk Memperjuangkan
62 Kekecewaan Rila
63 Saga & Rila
64 Kembali Bertemu Meila
65 Saga & Rila Bertemu Lagi
66 Bertemu Teman Lama
67 Meminta Izin Menikah Dengan Rila
68 Kegelisahan Max
69 Kecurigaan Saga
70 Usaha Awal Max
71 Max Bertemu Rian
72 Rila Tumbang
73 Upaya Mencari Rila
74 Mulai Berhadapan
75 Kemarahan Saga
76 1 VS 2
77 Hilang Dalam Dekapan Laut
78 Menemukan Keberadaan Rila
79 Cerita Rila
80 Sekilas Info
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog
2
Kesalahpahaman Masa Lalu
3
Tentang Max
4
Bertemu Kembali
5
Usaha Rila Mencari Kebenaran
6
Pergi ke Hutan
7
Tentang Maldevi
8
Masih perlu Mengumpulkan Bukti
9
Selalu Dicurigai
10
Mengatakan Sebenarnya Pada Max
11
Masalah di Masa Lalu
12
Tuan Hegar & Anita
13
Percakapan Max dan keluarga
14
Rila Bertemu Dengan Iris
15
Rencana Winata
16
Hiro Hilang
17
Pernikahan
18
Mengungkap Kebenaran (1)
19
Mengungkap Kebenaran (2)
20
Mengungkap Kebenaran (3)
21
Mengungkap Kebenaran (4)
22
Dikurung Dalam Satu Ruangan
23
Hubungan Anita dan Hegar (Flashback)
24
Menikah Lagi (Flashback)
25
Hubungan Anita dan Winata (Flashback)
26
Terasingkan (Flashback)
27
Kisah Cinta Jena (Flashback)
28
Jena & Winata (Flashback)
29
Hukuman Jena
30
Hukuman Iris
31
Derita Winata & Anita
32
Akhir Hidup Anita
33
Permintaan Hiro
34
Membuat Janji Temu
35
Datang ke Kantor
36
Makan Siang Bersama
37
Rila Tidak Menyerah
38
Datang ke rumah Max
39
Makan Malam Bersama
40
Menuruti Keinginan Orang Tua
41
Kekasih Saga?
42
Kecurigaan Rila pada Saga
43
Tentang Saga
44
Acara Amal
45
Keracunan
46
Rila & Saga
47
Keluarga Orlano
48
Flashback Kejadian Masa Lalu Orlando
49
Berkunjung ke Rumah Saga
50
Cerita Saga
51
Periksa Kandungan Meila
52
Kembali dan Menemui Max
53
Masalah Saga dan Keluarganya
54
Rila Tahu Semuanya
55
Kemarahan Rila
56
Flasback Maldevi
57
Flashback Maldevi
58
Flashback Maldevi
59
Flasback Maldevi
60
Flashback Maldevi
61
Memutuskan Untuk Memperjuangkan
62
Kekecewaan Rila
63
Saga & Rila
64
Kembali Bertemu Meila
65
Saga & Rila Bertemu Lagi
66
Bertemu Teman Lama
67
Meminta Izin Menikah Dengan Rila
68
Kegelisahan Max
69
Kecurigaan Saga
70
Usaha Awal Max
71
Max Bertemu Rian
72
Rila Tumbang
73
Upaya Mencari Rila
74
Mulai Berhadapan
75
Kemarahan Saga
76
1 VS 2
77
Hilang Dalam Dekapan Laut
78
Menemukan Keberadaan Rila
79
Cerita Rila
80
Sekilas Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!