bab 13

Beberapa hari kemudian, sebuah artikel berjudul "Seorang penerus perusahaan terkenal berselingkuh dengan seorang selebritas wanita terkenal, menyiksa istrinya, dan istrinya melompat dari gedung karena depresi namun selamat!" disertai dengan foto separuh wajah Angek pipinya merah dan bengkak, artikel itu tersebar di pencarian yang sedang tren.

Meskipun artikel itu tidak menyebutkan nama siapa pun, dikombinasi kan dengan kasus penculikan dan foto profil Angel hampir semua kecaman mengarah kepada Amar dan Alin.

Dengan adanya gambar dan kebenaran, netizen tidak akan mencari cari sebab akibat dari artikel ini. Opini publik tentang Alin langsung berubah. Awalnya, Alin adalah dewi nasional dengan wajah cinta pertama, tetapi sekarang kata kata kasar yang tak terhitung jumlah nya membanjiri media sosial nya.

"Biar aku menebak. Mungkinkah selebritas wanita terkenal ini adalah selebritas wanita yang diculik bersama istri orang penting beberapa hari yang lalu? Jadi bajingan yang menyiksa istrinya adalah pria bernama Amar itu?" Opini publik ini sengaja diarahkan oleh pengulas palsu Angel.

Melihat komentar itu banyak orang mulai mengumpat.

“Alin tidak bisa berakting dalam hal apa pun. Ternyata dia fokus bersaing dengan orang penting untuk mendapatkan seorang pria.”

“Apakah semua wanita simpanan begitu sombong akhir akhir ini? Mereka bahkan memaksa istri utama untuk melompat dari gedung?”

Angel berbaring santai di tempat tidur memeluk tabletnya. Dia hampir tertawa terbahak bahak saat melihat orang menyerang Amar dan Alin.

Di villa keluarga Li.

Tuan Tua Li melemparkan tablet itu ke arah Amar dan menegur nya dengan marah, “Amar bukankah aku sudah bilang padamu untuk menjaga jarak dari Alin itu? Namun kau tetap saja menempel pada Alin. Tidak ada hal baik yang akan terjadi saat kau bersama nya.”

Ketika Amar melihat isi topik yang sedang tren, wajah tampannya menjadi gelap.

Dia menjelaskan kepada Tuan Tua Li tanpa daya, “Kakek, Angel mengamuk untuk membalas dendam pada Alin. Kamu tidak perlu menyimpannya di dalam hati.”

Tuan Tua itu sangat marah. “Balas dendam? Amar jika kamu tidak bisa menghilangkan kebencian di hati Angel dia akan melawanmu seumur hidupnya. Apakah menurutmu ini sikap pemarah?”

Wajah Li Zecheng menjadi merah karena kekalahan.

Ketegasannya dalam dunia bisnis menghilang. Dia benar benar tidak menyangka seorang wanita bisa begitu kejam.

Tuan Tua Li memarahi, “Apa yang kau tunggu? Cepat selesaikan masalah ini.”

Amar mengeluarkan ponselnya dan menelepon asistennya. Dia memarahi asistennya. “Kamu makan kotoran? Topik ini sudah menjadi tren selama beberapa jam. Kenapa kamu tidak mengatasinya?"

“Saya sudah menghubungi platform tersebut, berharap mereka akan segera menghapusnya. Namun entah mengapa, orang orang yang bertanggung jawab atas platform tersebut telah menghilang sepenuhnya hari ini. Saya benar benar tidak punya pilihan.”

Amar mengerutkan kening. Bertahun tahun berbisnis telah memupuk ketajaman penilaian nya. Hal itu membuat nya menyadari bahwa Angel berniat menghancurkan nya. Harga yang harus dibayar untuk menghapus topik yang sedang tren pasti sangat tinggi.

Di saat yang sama Alin di marahi oleh penonton, ia tidak dapat mengangkat kepala nya karena ia tahu ia berita ini terus berlanjut maka karir nya akan hancur.

Amar pergi ke rumah sakit di tengah malam. Namun saat memasuki lorong rumah sakit ia di hentikkan oleh perawat karena mencurigakan.

"Tuan anda tidak masuk, pasien sedang istirahat."

"Saya suami pasien, tidak bisa kah mengunjungi nya?" Lalu perawat itu mengizinkan Amar masuk.

Angel mendengar suara Amar diluar ia mencengkram selimut dengan kuat, namun dengan segera menetralkan emosi nya.

Setelah tenang ia meraih ponsel dan diam diam menyalakan perekam suara dan kamera. Lalu dia duduk untuk menyambut Amar.

Amar langsung menerobos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Dengan nada sinis Angel berkata "Jarang sekali melihat mu datang malam malam."

Wajahnya yang tampan menunjukkan tidak senang nya "Apakah kamu ketinggalan topik yang sedang tren hari ini?"

"Topik apa yang kamu maksud?" Pura pura tidak mengerti walaupun sudah tahu jawaban nya.

“Angel jangan pura pura bodoh dengan ku. Apa gunanya kau membuat Alin dan aku menjadi topik? Biar ku beritahu, masa depan Alin akan hancur karena ini, dan aku sudah ditegur oleh Kakek. Aku ingin kau segera menghapus topik yang sedang tren itu.”

Angel mengamati Amar dan berkata dengan senyum nakal, "Amar katakan padaku, apa sebenar nya hubunganmu dengan Alin? Apakah kamu mantan kekasih yang masih memiliki perasaan pada nya, atau apakah itu cinta diam diam? Mengapa kamu begitu baik pada nya? Masa depan nya hancur, dan itulah yang pantas dia dapatkan. Apa hubungan nya dengan mu?”

Amar menghentikan Angel dari omong kosongnya. “Alinn dan aku hanya berteman.”

Angel tampak tidak percaya saat dia terkekeh. “Teman? Oh teman ini sangat istimewa bagimu. Dia bertekad menyerah kan nyawa istrimu untuk melindungi nya. Dia mengira datang kepadak u di tengah malam untuk menghilang kan hambatan apa pun dalam kariernya. Amar kamu benar benar beruntung memiliki gadis yang tergila gila seperti ku yang mencintai dengan sepenuh hati. Kamu bahkan memiliki orang kepercayaan seperti Alin.”

Wajah Amar menjadi gelap. “Angel hubungan ku dengan Alin bukan lah sesuatu yang bisa kamu tebak.”

“Karena tempat ini mencurigakan?” Angel mencibir.

Amar menggertakkan giginya karena marah. “Angel aku di sini bukan untuk membicarakan kehidupan pribadi ku dengan mu. Aku di sini untuk memperingatkan mu agar segera menghapus topik yang sedang tren itu. Kalau tidak, kita semua akan tamat.”

Angel menatap Amar dengan ketakutan dan mencibir. “Amar aku sudah selesai. Dan jika Anda benar, Anda juga akan selesai. Tidak ada alasan untuk merasakan sakit nya hancur berkeping keping sendirian dan membiarkan kalian berdua lolos begitu saja.”

Amar menatap kosong ke arah Angel yang menyeramkan dan menakutkan. Baru sekarang dia menyadari betapa Angel membencinya.

Dia melotot ke arah Angel. “Tidak masuk akal.”

Lalu dia pergi dengan marah.

Keesokan hari nya ketika Theo berangkat ke rumah sakit dan membuka ruangan kerja dia di kaget kan dengan adanya seorang wanita berkulit putih, cantik di dekat jendela. Dan tersenyum pada nya.

"Senior." Ia berjalan ke arah nya dengan tangan terbuka.

Namun dengan cepat Theo menghindar dan bertanya "Dinda, kenapa kamu disini?"

"Kakak senior kamu tidak bisa menghindari ku, dihari pertama kamu bisa menghindar namun kali ini tidak. Sekarang aku adalah dokter magang mu."

Theo menjadi lemas tak berdaya "Kamu dokter magang ku?"

"Benar sekali, kita akan bekerja sama. Mohon bimbingan nya."

Dinda menghampiri Theo “Senior, lihat aku sudah mengejar mu selama beberapa tahun. Karena mantan kekasihmu adalah seseorang yang membenci orang miskin dan mencintai orang kaya lupakan saja dia. Mengapa kamu tidak mempertimbangkan aku? Kita berdua adalah pekerja medis. Pandangan hidup dan nilai nilai kita sangat mirip. Kita pasti menjadi pasangan hidup yang patut ditiru jika kita menjadi suami istri.”

Theo tidak pernah goyah menghadapi pengejaran Dinda. Alasannya selalu sama. “Dinda apa yang kamu suka dariku? Bisakah aku berubah?”

Dinda tersenyum licik dan berkata, “Aku suka kalau kamu tidak menyukaiku. Senior, apakah kamu ingin mengubah nya? Jika kamu mulai menyukaiku, mungkin aku tidak akan menyukaimu lagi?”

Theo memutar matanya ke arahnya, wajahnya penuh keputusasaan. Dia berdiri dengan gemetar dan berkata, “Dinda jangan buang waktu untuk ku. Aku tidak bisa memberikan kebahagiaan.”

“Bagaimanapun kamu belum menikah atau menjalin hubungan, jadi aku akan selalu menunggu mu."

Theo mengakhiri topik pembicaraan dengan putus asa dan berkata, “Saya harus pergi bekerja. Ayo kita lakukan pengecekan ke bangsal.”

“Senior, ayahku berkata bahwa keterampilan medismu bagus. Selama aku belajar keras dan lulus magang, kamu dapat membantu ku menjadi karyawan tetap. Maka saya dapat menjadi rekan kerjamu seumur hidup. Memikirkannya saja membuatku bahagia.”

Theo berkata dengan lemah, “Kamu memiliki koneksi yang bagus.”

Hasil profesional Dinda tidak bagus. Saat pertama kali masuk universitas dia bahkan pingsan saat melihat darah.

Namun, ayah Dinda adalah direktur Rumah Sakit Kota. Dia sangat ingin putrinya mewarisi bisnisnya, jadi dia memaksanya untuk mengatasi rasa takutnya terhadap darah.

Bisa dibayangkan betapa tertekannya Dinda yang dipaksa belajar oleh ayah nya. Dia telah menjadi siswa yang sangat buruk selama lima tahun.

Kemudian karena melihat bagaimana Theo menyelamatkan pasien yang hampir meninggal, Dinda jatuh cinta pada Theo. Hal itu memicu keinginan Dinda untuk mengejar Theo. Sejak saat itu ia mulai belajar dengan Giat. Semua itu dilakukannya agar bisa mengejar Theo.

Dengan adanya Dinda sebagai asisten satu satunya keuntungan Theo adalah tangannya yang kosong saat melakukan pengecekkan bangsal. Semua catatan medis dibawa oleh Dinda.

Ketika dia tiba di bangsal Angel, Theo ragu ragu saat dia mendorong pintu hingga terbuka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!