"Nona Alin, kamu sudah dengar sendiri kan? Sekarang tempat ini milik ku, sekarang bayar sewa nya kepada ku. Kamu menempati tempat ini 1 tahun 6 enam. Setiap bulan nya lima juta saja."
Alin sangat marah. Dengan dekorasi dan tempat yang nyaman seperti ini dengan mudah nya Amar memberi kan kepada Angel.
Angel yang biasanya kemana mana menggunakan kartu dari Amar merasa bingung, lalu melirik ke arah Amar namun lelaki itu tidak bisa membantu apapun.
Angel kemudian berkata "Nona Alin, apa kau tak bisa membayar nya? Kalau begitu silahkan pergi."
Kemudian dia menatap para pengawal nya dan memberi kode agar memberes kan semua pakaian nya. Alin menatap Amar beberapa kali ingin berbicara namun Amar pun tak bisa berbuat apapun di depan media.
Dia menggertak kan gigi nya tetapi tetap berbuat ramah di depan nya.
"Sayang kamu sudah selesai? Kalau sudah selesai pulang lah bersama ku." Ucap Amar.
Dia menatap dengan dingin dan menunjuk kan luka bekas tamparan tadi "Seperti nya saya harus kembali ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ini."
Wajah nya kembali muram "Angel aku salah oke, kembali lah aku akan membantu mengoleskan obat."
"Saya belum keluar dari rumah sakit untuk melakukan operasi, lebih baik saya kembali dan menemui dokter profesional untuk memeriksa luka ini." Lalu keluar tanpa menoleh dan di ikuti oleh Ratna serta reporter dan pengawal.
Setelah semua nya keluar Alin kembali berkata "Amar apa kamu akan membiar kan Angel terus berbuat seperti ini? Jika reporter tadi menaikkan berita tadi kita akan hancur."
"Kamu tenang saja, dia hanya sedang marah karena cemburu saat itu aku tidak lebih dulu menyelamatkan nya. Dia masih mencintaiku, dia tidak akan membiarkan ku hancur."
Ketika kembali ke bangsal rumah sakit sudah terlihat Theo sedang duduk dan menatapnya dengan ekspresi gelap.
Angel mengenakan gaun putih tanpa lengan dengan rambut di sanggul terlihat segar dan anggun, itu membuat Theo berdebar melihat nya.
Namun mata nya terfokus pada pipi nya yang sedikit bengkak "Kemana kamu pergi?" Bertanya dengan suara dingin.
"Aku merasa bosan di kamar, tadi aku keluar sebentar."
"Apa yang terjadi dengan wajah mu? Dengan siapa kau bertarung?"
"Dokter kamu hanya dokter saya bukan wali saya, jadi kemana pun aku pergi dokter gak perlu tahu. Kenapa anda peduli kemana saya pergi?"
Theo mengulurkan tangan nya dan memegang dagu Angel "Angel tahu kah kamu, tulang mu patah dimana mana dan aku yang menyembuh kan dan merawat mu dengan sangat teliti, itu butuh waktu lama untuk sembuh siang malam saya berjaga kamu dengan seenak nya menghancur kan hasil karya ku?"
Angel tercengang mendengar nya seolah Theo yang menjadi pemilik tubuh ini, padahal dia jelas jelas hanya dokter dan pasien.
Angel tiba tiba terdiam beberapa saat lalu teringat sesuatu "Dokter bisa kah saya mendapat kan laporan cedera?"
Jika dia memiliki bukti fisik maka orang orang akan percaya kalau Amar sudah meng aniaya nya.
"Apakah bagian tubuh mu ada yang terluka?"
"Tidak, hanya wajah saja."
Theo mengamati wajah Angel ternyata dia hanya ditam par saja, dia berkata dengan kesal “Cederamu tidak baik. Kamu seharus nya membiarkan pihak lain mematahkan beberapa tulang rusuk. Dengan begitu, aku bisa memberi mu diagnosis cacat parah. Aku jamin pelaku nya akan dipenjara selama beberapa tahun.”
Angel membeku karena jawaban Theo yang menurut nya terlalu ngeri "Lupakan saja."
Tatapan dingin melintas di mata Theo "Siapa yang berani memukul mu?"
Angel tak ingin mengacau kan rencana nya akhirnya memilih diam. Theo yang memperhatikan dari tadi merasa kalau Angel telah buntu dan bingung untuk menjawab akhir nya berkata.
"Baik lah kau ingin laporan cedera? Aku akan membuatkan nya." Lalu pergi dengan santai.
Tak lama kemudian Theo memberi kan hasil laporan dengan tulis tangan "Sisi kiri wajah nya bengkak dan sudut bibirnya terluka, dan di duga dia telah di perlakukan dengan keras. Hal itu juga menyebab kan psikologis nya terganggu."
Angel tak terima "Theo aku sudah bilang psikologis ku baik baik saja."
“Jika kamu ingin menghukum pihak lain, kamu hanya bisa menyakiti mereka untuk membayar ganti rugi atas kerusakan mental mu. Biaya ini bisa besar atau kecil.”
"Ini bagus." Kemudian menatap Theo "Theo, apakah ini di anggap melanggar hukum?"
"Ya." Berkata dengan tenang.
“Bukankah hati nurani Anda akan… dikutuk karena melanggar etika medis?”
“Kau masih berpura-pura?” Theo tersenyum.
“Selama kamu menunjukkan rasa hormat kepadaku di masa depan, aku berjanji tidak akan memberi tahu siapa pun tentang apa yang terjadi hari ini.”
"Kau mengancam ku?"
Angel tertawa kecil "Itu ancaman bagaimana kamu akan memohon?"
Theo membungkuk wajah tampannya mendekat ke wajah Angel. Mata nya membelalak. Theo semakin mendekat pada dan wajah mereka hampir bersentuhan.
Pada titik ini Angel berpikir bahwa betapapun brengseknya Theo mustahil baginya untuk menganiayanya. Namun dia tidak yakin.
Tentunya dia harus mempertimbangkan kesopanan dan kehormatan?
Tanpa diduga Theo kehilangan kendali atas tubuhnya dan tiba-tiba mencondong kan tubuh ke depan. Wajah mereka saling menempel erat saat mereka jatuh ke tempat tidur.
Bibir Theo mencium bibir Angel.
Mata Angel membelalak ngeri. Dia tidak percaya kecelakaan yang telah terjadi. Untuk waktu yang lama, pikirannya menjadi kosong.
Theo menempel erat di wajah nya dan tidak berani bergerak. Namun, dia terpesona oleh rasa bibirnya yang seperti jeli.
“Ah…” Angel tiba-tiba mulai berteriak konyol. Theo sangat terkejut sehingga dia segera duduk.
"Mengapa kamu berteriak begitu keras? Apakah kamu mencoba memancing orang lain untuk menonton kita?” Theo kembali bersikap sombong.
"Jangan beri tahu siapa pun tentang apa yang terjadi hari ini."
“Hei, aku jelas jelas dirugikan dalam hal ini, oke? Kenapa kau meremehkanku?”
“Kau dalam posisi yang kurang menguntung kan? Apa untungnya bagi pria besar sepertimu?” tanya Angel tiba tiba.
“Kau mencuri ciuman pertamaku.”
Angel tercengang "Pergi lah."
Theo pergi dengan marah, malam itu suram sekaligus indah bagi nya.
Angel duduk di ranjang rumah sakit dan melihat laporan cedera. Air mata mengalir di matanya. Dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan kalah telak setelah menikah dengan Amar.
Dia teringat masa lalu ketika dia dan Amar bertemu dan jatuh cinta. Betapapun indahnya masa lalu, masa kini sama menyedihkan nya.
Dulu dia dan Amar adalah penyuka game online dan bermain sebagai tim.
“Gadis kecil, aku telah menyia nyiakan tahun tahun terbaik dalam hidup seorang pria untukmu, dan sekarang aku adalah yang tertua yang tersisa. Maukah kau bertanggung jawab atasku?”
Tanpa berpikir panjang Qiao An berkata, “Aku akan membayar hutangku dengan menikahi mu?”
“Sayang sekali kalau tidak melakukan nya. Kalau begitu beruntung. Mulai hari ini, kamu adalah istriku. Peralatan yang kita peroleh dari bermain game selama beberapa tahun terakhir adalah hadiah pertunanganku untukmu. Apakah kamu menyukainya?”
"Saya menyukainya."
Angel menyukai kakak laki laki yang belum pernah ditemuinya ini. Dia menyelinap ke kotanya tanpa memberitahu nya.
Kemudian dia melihat Pedang Petir yang asli. Dia sangat tampan dan elegan Angel menyembunyi kan nama permainan nya dan dengan berani mengejar Amar.
Dia akan mengubah lima tahun cinta yang penuh gairah menjadi kenyataan.
Dia cantik dan penyayang juga baik dan pemberani. Tak lama kemudian Amar jatuh cinta padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments