Dia dan Theo paling dekat usianya dan memiliki hubungan yang baik. Dia selalu datang ke rumah sakit jadi dengan mudah menemukan Theo.
"Theo"
Ketika melihat Tingting dia mendesah tak berdaya. seperti nya dia tak pernah bisa lolos dari ayah nya.
"Ayah ingin kamu pergi ke sana."
"Tidak, apakah Ayah akan memarahiku didepan rekan kerja?"
"Kakak, kamu terlalu banyak berpikir. Ayah tidak akan memarahi mu, Ayo pergi."
Sebelum membuka bangsal Angel dia mendengar suara Ayah nya.
"Orang itu tidak akan bisa melakukan apapun kecuali makan. Hidupnya hanya akan membuang buang waktu.
Theo melangkah masuk dan berkata "Ayah, bisakah Ayah menjaga harga dariku dihadapan pasien?"
Mungkin karena Theo tidak mempunyai ambisi untuk memperebutkan perusahaan Ayahnya jadi saudara dan keponakan keponakan nya begitu dekat.
Salah satu dari mereka membantu menenangkan Ayahnya. "Ayah adik sudah tidak muda lagi. Jangan perlakukan dia seperti anak kecil dia akan malu jika dimarahi seperti ini."
"Apa dia menginginkan martabat? Jika dia menginginkan nya, dia tidak akan berkeliaran terus dengan laki laki. Teman lamaku selalu mengolok olok ku setiap hari karena Theo selalu keluar dengan laki laki."
Ketika Theo masih muda memang sering keluar bersama teman teman nya dan Ayahnya tak pernah melihat Theo dekat dengan perempuan.
"Ayah kalau aku bergaul dengan perempuan nanti Ayah akan bilang tukang selingkuh."
Lelaki tua itu begitu marah "Tidak bisa kah kamu mencari seorang gadis dan memulai sebuah rumah tangga?"
Theo tak berdaya "Ayah ini rumah sakit, tidak bisa kah jangan ribut disini? Pasien akan terganggu karena suara mu."
Tuan Li menjadi sangat marah "Theo apakah kamu ingin di pukuli?"
Kakek tua itu menarik napas setelah tenang ia kembali berkata "Theo bagaimana keadaan Angel? Kapan dia bisa pulang?"
"Sulit bagiku untuk menjawab nya."
Tuan Li merasa Theo sedang ingin membuat nya marah dan mengangkat tongkat ingin memukul nya.
"Angel melompat dari gedung badan nya penuh dengan luka, walaupun saya dokter hebat tapi tetap tak jantung nya bermasalah. Jadi jangan buat dia gelisah di masa mendatang mungkin jika masalah kemarin terjadi lagi mungkin saja Angel akan kembali melompat."
"Apakah ini depresi?" tanya Tingting
Angel menatap Theo dengan tidak senang. Kenapa dia menciptakan seolah dirinya mengalami depresi?
Theo mengedipkan mata nya dengan penuh pesona. Angel tercengang apa dia menggodaku?
Melihat Angel yang tidak mengerti dalam waktu yang lama, Theo kembali berkata "Angel memiliki depresi yang samar, dari luar memang terlihat kuat namun dalam nya sangat rapuh."
Angel berkata dengan kesal "Aku tidak serapuh apa yang kau katakan. Aku tidak depresi..."
"Lihat ini salah satu gejala nya, ini gejala klasik depresi yang terselubung."
Lelaki tua itu berkata "Kalau begitu sebaiknya kita berhenti mengganggu Angel mulai sekarang."
Lalu ia berdiri dan mengucapkan selamat tinggal "Angel, berjanjilah kepada kakek bahwa kamu akan menjaga kesehatan mu dengan baik. Kamu harus sembuh Kakek menunggumu bermain catur."
Angel mengangguk. Lalu semua orang keluar dari ruangan.
Angel sangat marah sehingga mengambil dia bantal dan melemparkan nya kepada Theo "kenapa kamu bicara omong kosong?"
Theo tersenyum puas, "Saya tidak akan mengatakan itu lagi. Ketika kamu kembali nanti kamu harus siap menghadapi interogasi dari bibi bibi mu setiap hari. Tidak kah kamu memikirkan itu?"
Angel merasa meskipun tindakan Theo tadi merasa sedikit malu, tapi dapat menyelesaikan masalah yang tidak perlu.
Angel berbaring ditempat tidur matanya menampilkan kilatan licik saat menatap tajam ke arah Theo.
Theo yang dari tadi memperhatikan Angel ber tanya "Angel, ide buruk apa sekarang yang sedang kau rencanakan?"
"Paman, saya ingin keluar dari rumah sakit." ucap Angel
Theo berkata dengan nada mencibir "Bagaimana kamu keluar dari rumah sakit?"
"Di kursi roda."
"Apa yang akan kamu lakukan?" Ini adalah pasien pertama kalinya Theo yang lumpuh tapi ingin keluar dari rumah sakit.
Angel ingin mendapatkan bukti perselingkuhan Amar dan Alin, namun dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya takut Theo akan mengkhianati nya dan diam diam memberi tahu Amar.
"Aku sudah terlalu lama di rumah sakit, aku butuh udara segar."
Theo membuka jendela lebar lebar dan berkata "Udara segar yang seperti ini?"
Tidak peduli dengan yang di katakan Angel, Theo tidak akan setuju jika dia keluar dari rumah sakit. Angel tak punya pilihan lagi akhirnya mengirim pesan kepada Ratna secara diam diam.
“Ratna, sewa beberapa pengawal dan beberapa reporter untuk ku. Aku akan pergi ke River Mansion untuk menangkap basah mereka.”
Ratna membalas dengan penuh semangat "Angel akhirnya kamu kembali, jika kamu datang ke sana Alin pasti terkejut dia sudah terlalu lama menikmati fasilitas mu seharus nya kamu mengusir nya dulu."
Setelah itu Angel bersiap siap untuk berangkat, tak ada seorang pun yang menyadari kalau Angel pergi dari rumah sakit.
Ratna sudah menunggu nya di lobi. Setelah Angel sampai dia langsung menceritakan kalau reporter sudah di tempat tinggal menunggu perintah mu.
"Jangan terburu buru, aku akan menemui Alin terlebih dulu. Dimana perekam suara nya?"
"Ini." Ratna menyerahkan perekam suara itu. "Perekam suara ini sangat jernih."
Lalu mobil itu meluncur ke River Mansion, disana sudah ada reporter yang menyamar lalu Angel melangkah menuju kamar 802.
Setelah mengetuk pintu, tak lama suara Alin terdengar malas "Siapa?"
Ratna menyamar kan suara nya "Kiriman mu sudah sampai."
Alin membuka pintu begitu terkejut melihat Angel "Apa yang kamu lakukan disini?"
Angel mendorong Alin dan masuk dengan kursi roda nya, dia memperhatikan sekeliling nya dengan santai.
Alin berteriak "Ngapain kamu disini? Ini rumahku."
"Apa kamu tahu kenapa aku disini?"
Alin berkata dengan marah, “Aku tidak peduli mengapa kau ada di sini. Aku peringatkan kau ini rumahku. Tolong keluarlah segera, atau aku akan segera memanggil polisi.”
Angel mendengus, nadanya penuh penghinaan. “Panggil polisi? Kalau begitu, lakukan saja.”
Alin mengangkat teleponnya dan hendak menelepon 110 ketika dia tiba tiba teringat bahwa dia bukan pemilik rumah ini.
Dia menggertakkan giginya dan menutup telepon lagi.
Dia berjalan ke arah Angel dengan marah dan berkata “Angel mengapa kamu mencari ku? Jika kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan, katakan saja dan pergilah.”
Angel berkata, “Penagihan sewa.”
Alin tercengang. “Apa aku tidak salah dengar? Ini rumahku, dan kau di sini untuk menagih sewa? Kau mempermalukan dirimu sendiri.”
“Apakah ini rumahmu?”
Kepanikan melintas di mata Alin.
“Nama pemilik rumah ini adalah suamiku Amar. Alin, seperti yang kau lihat rumah ini besar, dan interiornya mewah. Sewanya tidak murah. Aku tidak bisa membiarkanmu tinggal di sini tanpa bayaran.”
Alin berkata dengan marah, “Amat membiarkanku tinggal di sini secara gratis.”
“Apa hubunganmu dengannya sampai suamiku mengizinkan mu tinggal di sini secara cuma cuma?” Angel
Bibir Alin bergerak beberapa kali, tetapi dia tidak berani mengatakan hubungannya dengan Amar.
Angel terus mendesak. “Alin, karena kamu menolak membayar sewa, aku minta maaf. Aku tidak akan menahan diri.”
“Pengawal." beberapa pengawal masuk.
Angel memerintahkan, “Buang semua yang dimiliki wanita ini dari sini.”
"Berani nya kau ..."
“Saya adalah nyonya rumah ini. Saya berhak membuang harta benda saya. Saya berhak membuang apa pun di rumah ini.”
Ratna berlari ke arah lemari dia mengeluarkan semua barang disana dengan puas.
Alin ingin menghentikan nya, namun para pengawal mencegah nya. Tak lama ponsel nya berdering, setelah melihat siapa yang menelepon nya dia tersenyum.
"Tunggu saja, Amar pasti tidak akan membiarkan mu pergi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments