bab 8

Amar pasti akan menghabiskan uangnya untuk membeli rumah. Ketika ia pergi Angel merasa sangat bangga bisa membuat Amar kebingungan.

"Amar permainan baru saja dimulai."

Tak lama kemudian Alin melihat status Angel, ia sangat marah karena memberi sebelas bunga mawar yang melambangkan tekadnya. Amar berbohong kepadanya, lalu dengan cepat menelepon Amar

“Amar, ada apa dengan sebelas mawar itu? Apakah kamu sudah tidak mencintaiku lagi?”

Saat ini Amar tidak mau berurusan dengan Alin, saat mengangkat telepon ia langsung membentaknya “Itu cara Angel untuk berurusan denganmu dengan sengaja. Kurasa dia sudah merasakan bahwa hubungan kita tidak biasa. Alin, jangan hubungi aku untuk saat ini.”

"Oh" walaupun Alin marah tapi ia tak bisa berbuat apa apa, lalu menutupnya kembali.

Di sisi lain Angel sedang mencari yang menjual rumah di internet, setelah beberapa jam akhirnya menemukan rumah yang harganya fantastis, ia sangat ingin menghabiskan dana Amar. Harga rumah yang di tawarkan adalah 100 juta dolar lalu mengirimkan nya kepada Amar.

“Sayang, kamu tidak bercanda, kan?”

Angel berkata, “Sayang, apartemen ini sesuai dengan semua impianku tentang sebuah rumah.”

Amar menolak dengan tegas. “Tidak, harganya terlalu mahal.”

Namun tak ada balasan lagi, ia tahu Angel pasti sedang marah kalau seperti ini. Amar tetap mencoba menelepon dan mengirimkan pesan lagi tapi tak ada tanggapan sama sekali.

Setelah beberapa hari diperlakukan dingin, dia berharap Angel akan meminta maaf kepadanya. Namun justru Angel mengusirnya dari lingkaran pertemanan media sosialnya Amar tahu bahwa Angel sedang melawannya kali ini.

Namun dalam pandangan dunia Amar wanita tidak akan pernah bisa diakomodasi. Jika Angel berperang dingin dengannya, dia akan melawannya sampai akhir.

Namun tiba tiba keluarga Amar mempunyai ide untuk datang ke rumah sakit untuk melihat Angel.

Ibu Amar menelepon dan sudah menasehati anaknya "Amar kakekmu sangat mengagumi Angel karena kemandirian nya, kemarin menyalahkan mu karena kamu tidak bisa menjaga nya dengan baik. Jadi kamu harus memperlihat kan kamu baik baik saja. Kalau tidak kakekmu akan curiga bahwa kamu telah memperlakukan Angel dengan buruk, akan sulit bagimu untuk mendapatkan tempat di keluarga."

"Mengerti." setelah itu mematikan telepon nya. Lalu mencari nomor telepon Angel sebenarnya ia enggan menelepon nya namun tak ada pilihan lain.

Setelah beberapa saat menelpon namun tak ada respon, lalu mencoba lagi tak berselang lama mati, ia tahu dengan jelas kali ini telepon nya langsung di tutup oleh si penerima.

Amar sangat marah ia sudah melupakan harga dirinya namun Angel tetap tidak meresponnya lalu Amar memutuskan akan ke rumah sakit.

Saat ini di rumah sakit Angel sedang diperiksa, baju Angel sedikit terbuka. Theo sedang memeriksa tulang rusuknya, ia sedikit menekan "Apakah sakit?"

Angel sedikit mengernyit memang terasa sakit namun dia menahannya.

Theo berkata dengan muram “Berteriak lah jika sakit. Pasien tidak perlu menjadi Kura-kura Ninja. Ini tidak akan baik bagi dokter yang perlu mengetahui kondisi Anda.”

Tiba tiba perawat datang dengan panik "Dokter pasien di ruang 08 berteriak teriak memanggilmu, dia ingin bertemu dengan dokter."

“Bukankah aku baru saja mengamati lukanya? Dia sudah pulih dengan baik. Kalian bisa merawatnya."

“Dokter, pasien meminta Anda untuk menjadi dokter yang bertanggung jawab. Dia berkata bahwa dia sangat menyukai Anda ia bahkan berkata bahwa dia ingin menyatakan perasaannya kepada Anda”

Angel merasa kalau Theo adalah dokter yang sangat bertanggung jawab, bukankah tidak masalah jika dia pergi melihat pasien di ruangan 08? "Kalau begitu biarkan Dokter Theo menjadi dokter yang bertanggung jawab."

Perawat itu kembali berkata "Nona, Dokter Theo adalah dokter bedah di rumah sakit ini, bukan kah tidak adil kalau dia hanya merawat satu pasien?"

Theo menatap Angel dan tersenyum "Angel kamu seharusnya tahu betapa baiknya aku padamu sekarang, kan?” Setelah itu pergi meninggalkan ruangan.

Angel segera pindah ke kursi roda dan mengikuti Theo.

Theo yang menyadari dirinya di ikuti lalu bertanya "Kenapa kamu mengikuti ku?

"Akan ada pertunjukkan romantis jadi aku tidak ingin melewatkan nya."

Setelah sampai ia melihat pasien duduk sendirian tak ada siapa pun yang di izinkan untuk mendekat, namun setelah melihat Theo ia menangis “Dokter, saya mendengar dari mereka bahwa pasien di ruangan 13 adalah subjek eksperimen Anda. Anda sangat baik padanya. Anda tidak hanya mengoperasinya secara pribadi, tetapi Anda juga bertanggung jawab atas makanan dan minumannya. Saya ingin menjadi subjek eksperimen Anda.”

Theo berbisik di telinganya, “Kau mendengarkan? Pasien lain sangat iri dengan perawatan mu.”

“Dokter Theo, jika Anda tidak berjanji, saya tidak ingin hidup lagi. Saya akan melompat turun dari sini dan mengakhirinya,” kata pasien itu.

Angel bertanya, “Jika kamu benar-benar ingin melompat, kamu pasti sudah melakukannya sejak lama. Apa yang kamu bicarakan?”

Pasien sangat marah mendengar ucapan Angel lalu Theo segera membawanya keluar.

“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Angel.

Theo berkata, “Pasien mengalami masalah psikologis serius setelah dianiaya oleh suaminya. Anda tidak boleh membuatnya marah.”

Mata Angel membesar karena terkejut. “Aku tidak melihat dia punya masalah mental?”

“Kalau begitu, apakah kau bersedia merobek rasa sakit di hatimu agar aku melihatnya?”

Theo benar, ia hanya melihat luarnya saja namun hati orang siapa yang tahu.

Theo melihat perubahan ekspresi Angel, lalu mengusap punggungnya. "Setiap orang berbeda mengekspresikan rasa sakit nya." lalu kembali masuk ke ruangan.

Theo lalu menghampiri pasien itu dan berkata dengan pelan "Mari kita bicara pelan pelan."

Pasien itu langsung memeluk Theo dan menangis. Diam diam dokter di belakangnya mendekat ingin menyuntikkan obat penenang, namun Theo menolak nya "Dia perlu melampiaskan kesedihan nya."

Mendengar hal itu Angel juga merasa dirinya perlu melampiaskan kekecewaan nya terhadap Amar, bukan malah menjadi kuat agar bisa membalas dendam.

Pasien tadi masih tetap menangis lalu berkata "Dokter bisakah ada menyukai saya?"

"Tentu. Kalau begitu kamu istirahat dulu, tidur akan cepat memulihkan sakit mu."

"Baiklah."

Setelah berkata seperti itu Theo berjalan ke arah Angel. "Bagaimana? Apakah terlihat bagus?" tanya nya.

"Theo kamu seperti matahari."

Dengan malu malu ia bertanya "Apa kamu memujiku?"

Angel mengangguk “Yah, cinta universal itu seperti matahari, yang memancarkan cahayanya kepada semua orang.”

"Aku bukan matahari. Aku bintang."

"Mengapa bintang?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!