bab 6

Angel menatap Amar dengan acuh tak acuh "Hilang? Tapi kenapa kemarin aku melihat Alin memakai cincin yang asli itu? Apa mungkin cincin yang hilang itu ada di tangan Alin? Suamiku tolong jelaskan padaku."

Amar terlihat kaget sekaligus bingung karena Angel mengetahui hal itu "Angel, Alin pasti mengambil nya tanpa sepengetahuan ku, cincin itu seharusnya jadi milikmu."

Setelah mengatakan itu, Amar bolak balik di bangsal untuk menghilangkan kesunyian ia kembali bertanya "Angel bagaimana dengan pemulihan mu?"

Angel tahu apa yang ada di pikiran nya, dia pasti ingin memperalat dirinya agar bisa segera pulang dan bisa segera hamil. Dengan begitu Amar akan mendapatkan saham dari kakek nya, dengan kesal Angel menjawab "Bukan kah kamu sudah melihat kondisi ku?"

"Apa kamu masih belum bisa berjalan dilantai?"

"Aku lemah dan pusing, bagaimana mungkin aku bisa berjalan di lantai?"

Amar dengan marah berkata "Angel orang yang sudah lama tidur itu akan merasa pusing dan lemah, bagaimana mungkin kamu bisa berjalan kalau tidak berlatih."

Angel lalu menggoda nya "Kenapa kamu tidak membantu ku berjalan saat kamu ada disini?"

Amar melihat jam tangan dengan cemas "Tidak hari ini Angel, aku ada urusan. Lain kali lagi aku akan menemani mu belajar berjalan."

"Baiklah"

Setelah itu Amar pergi meninggalkan Angel sendiri di ruang rawat nya. Lalu Angel mengirim pesan kepada Ratna.

"Seperti nya malam ini Amar akan bertemu dengan Alin."

"Berarti itu kabar baik, dengan begitu kamu bisa memergoki mereka sekarang. Tapi sayang sekarang kamu sedang menjadi seorang pasien di rumah sakit ya." balas Ratna.

"Kalau begitu kamu saja yang memergoki nya." jawab Angel lagi.

"Tidak masalah."

Setelah dari rumah sakit Amar pergi ke apartemen milik Alin. Lalu ia membunyikan bel nya ketika pintu dibuka Alin melihat Amar yang datang "Amar akhirnya kamu kesini, beberapa hari kami tidak menemui ku, aku sangat merindukan mu."

Amar mendorong Alin menjauh "Alin aku sudah bilang padamu, jangan sampai kau memakai cincin ini di muka umum. Sekarang Angel sudah tahu dan mempersulit ku. Bagaimana kau ingin aku mengakhiri semua ini?"

Kepanikan muncul di mata Alin "Amar selama ini aku selalu menuruti perintahmu, namu beberapa hari kemarin aku sangat merindukan mu karena tidak bertemu akhirnya aku memutuskan untuk memakai cincin ini. Maaf aku membuatmu dalam masa sulit."

Setelah selesai berbicara Alin melepaskan cincin nya dan menyerahkan cincin itu ke tangan Amar "Jika Angel menginginkan cincin yang asli, berikanlah cincin ini."

Amar kecewa "Bagaimana memberikan nya? Sekarang Angel sudah tahu aku tidak setia padanya, dia susah dibujuk seperti sebelumnya. Aku masih bisa membujuk karena kakek dan aku bisa menonjol di keluarga juga Angel."

Alin sangat marah mendengar hal itu, ia kira setelah Angel lompat dari gedung dia akan meninggal atau minimal akan lumpuh dan setelah itu Amar menceraikan nya lalu menikahinya.

Namun hal itu tidak berguna Amar masih saja enggan untuk menceraikan Angel. Akhirnya Alin memutuskan untuk memakai cincin itu agar Angel marah dan dia yang mundur.

"Amar dimasa yang akan mendatang, aku tidak akan melalaikan nya lagi. Maafkan aku telah membuatku kesulitan." Alin menangis tersedu sedu.

Amar merasa kesal dan juga kasihan melihat Alin menangis "Sudah lah jangan menangis, percuma menangis juga. Namun ke depan nya kita akan jarang bertemu karena aku harus membujuknya dengan baik."

"Ya"

Ketika Amar akan pulang Alin memeluknya dari belakang dan berkata "Mar bisakah kamu tidur malam ini disini?"

"Alin sekarang Angel sudah curiga, bisa kah kita menahan untuk beberapa saat?"

Alin mengangguk dengan ekspresi sedih, karena Amar tidak tega melihatnya lalu mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya.

"Pakailah kartu ini isinya $5000 beli cincin yang kamu suka."

"Terima kasih"

Setelah Amar memasuki lift Ratna keluar dari persembunyian nya, dengan semangat ia mengirimkan video tersebut kepada Angel.

Angel melihat video tersebut marah, sedih dan kecewa bersatu dirinya tak pernah mendapatkan apapun dari Amar kecuali hadiah hadiah kecil yang merah dan sederhana.

Lalu dia memberikan instruksi kepada Ratna "Cari tahu apartemen yang dia tempati itu milik siapa."

Dia ingat enam bulan yang lalu Amar bercerita kalau Alin sekarang bangkrut dan keadaan nya menyedihkan, jadi bagaimana mungkin dia bisa memberi apartemen mewah itu?

"Baiklah."

"Jika ada waktu senggang datanglah ke rumah sakit, aku akan membayar mu."

"Angel apa maksudmu? Kita ini sahabat kenapa kamu membayar ku, kamu menganggap aku apa?"

"Ratna kamu punya saudara di rumah, kamu pasti membutuhkan uang itu. Lagian uang itu juga dari Amar bukan dari hasil kerjaku."

Mendengar hal itu Ratna kembali berbicara "Baiklah jika memang itu uang nya Amar. Kalau begitu kau harus bisa memanfaatkan nya."

"Tenang saja, dulu aku bodoh hingga tak pernah menuntut apapun darinya sekarang mataku sudah terbuka jadi aku akan memanfaatkan nya dengan baik."

"Cara berpikir mu sekarang sudah bagus."

Keesokan harinya Angel belajar berjalan keluar ruangan, dia terus menyusuri koridor rumah sakit hingga tak sadar ia sudah sangat jauh dari ruangan nya. Tenaga nya sudah sangat terkuras dia mulai lemah dan bersandar di dinding.

Theo baru keluar dari ruang operasi melihat Angel bersandar di koridor, ia tersenyum kecil sepertinya ia tersesat dan tidak menemukan jalan pulang.

"Theo sepertinya aku tidak punya tenaga lagi untuk kembali. Bisakah membantu ku kembali ke ruangan?"

Dokter disamping nya buru buru menyela "Nona ada yang bisa saya bantu? Dokter Theo habis melakukan operasi selama delapan jam tadi malam, jadi dia butuh waktu untuk istirahat."

Angel menatap mata Theo melihat ada lingkar mata hitam disana lalu melepaskan genggaman tangannya, namun ketika ia akan memegang tangan dokter disamping nya tiba tiba Theo kembali memegang tangan Angel lalu berkata "Aku akan mengantarmu, tolong siapkan kursi roda untuk pasien."

Perawat yang ada disana hanya mengangguk dan mengambil apa yang di instruksikan.

Setelah sampai ia membaringkan Angel dengan lembut, Theo bisa merasakan dia sangat lemah.

Angel menatap Theo dia merasa bangga dengan pekerjaan nya "Bagaimana operasi nya tadi malam?"

Theo duduk di samping dan berkata dengan tenang “Pasien dianiaya di rumah dan dua tulang rusuknya patah. Perut dan pahanya ditusuk dua kali oleh seorang pria. Untungnya, lukanya tidak fatal, jadi nyawanya terselamatkan.”

Kesal, Angel berkata "Semua laki laki sampah."

Theo menyeringai. “Sebenarnya banyak pria baik sepertiku yang berbakat, tampan, dan punya rasa tanggung jawab terhadap keluarga. Hanya saja kalian tidak menyukaiku.”

Angel memutar matanya “Itu karena kamu miskin. Kalau kamu punya uang, kamu akan jadi jahat.”

Theo terdiam. Dia tiba-tiba berkata dengan sangat serius, “Angel, aku juga bisa menjadi sangat kaya. Jika aku bersedia melepaskan prinsipku.”

Angel menatapnya, memang ya jika saja Theo menerima hadiah dari pasien pasti dia akan cepat kaya, namun Theo tak pernah menerima hadiah tersebut.

"Sayang sekali ya, tadi nya aku ada hadiah untukmu karena kamu telah menyelamatkan hidupku. Karena kamu tidak dapat menerima nya jadi aku akan menyimpan nya kembali."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!