Amar tercengang "Angel kamu membutuhkan biaya pengobatan yang besar, bagaimana mungkin kamu bisa membayar pengobatan mu jika aku menceraikan mu?"
"Amar jika kamu memiliki masalah dengan pikiranmu pergi lah ke psikiater, jika kita bercerai aset akan dibagi rata. Apa kamu lupa?"
Amar marah besar dan merasa terhina "Angel aku kira kamu menikah denganku karena tulus mencintaiku ternyata kau sama saja dengan wanita wanita di luaran sana matrealistis. Jangan harap aku akan menceraikan mu."
Angel tahu dia tidak akan mau kalah berdebat dan lebih memilih untuk menutup matanya. Amar kira Angel sudah berubah pikiran dan kembali jadi wanita polos.
"Tidurlah, aku akan mengunjungimu lagi besok."
Ketika Amar pergi, air mata Angel menetes mengingat jika dulu Amar berkata seperti itu dia akan setia menunggu di depan pintu. Namun balasan nya malah penghianatan, aku harus mempunya bukti kalau Amar dan Alin mempunyai hubungan yang serius tidak hanya sebatas rekan bisnis.
Angel dengan susah payah mengambil ponsel ingin menelepon sahabat baiknya Ratna. Setelah tersambung langsung di angkat terdengar suara dengan nada khawatir di seberang sana.
"Halo Angel, gimana kabarmu? Saya dengar kamu di culik dan kamu melompat dari gedung! Tahu kah kamu aku sangat khawatir."
"Ratna."
Ratna yang menyadari suaranya langsung berpikir kalau Angel mempunyai maksud meneleponnya.
"Ada apa? Ceritakan padaku."
"Bantu aku selidiki Amar dan Alin, aku ingin cerai jadi aku harus mempunyai bukti kalau Amar dan Alin mempunyai hubungan."
Ratna berpikir sejenak, "Angel jika kamu di rumah sakit Amar pasti akan membawa Alim ke rumah untuk 'bermain' jadi aku akan mencoba memasang kamera untuk memantau di rumahmu."
"Ide mu gak buruk, kamu pergi lah ke rumah ambil beberapa pakaianku lalu pasang kamera."
Setelah itu Ratna siap siap pergi ke rumah Amar, dia mengetuk pintu namun tak ada jawaban lalu memasukan kode yang sudah diberi tahu Angel sebelumnya.
Namun setelah pintu terbuka dia merasa malu karena melihat Amar dan Alim sedang duduk di sofa.
Amar yang bingung melihat Ratna bisa masuk lalu berkata "Tidak kah kamu ingin menjelaskan kenapa kamu bisa membobol rumah orang?"
"Aku sudah mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban. Jadi aku memasukkan kode yang sudah di beri tahu Angel, aku kesini hanya untuk membawa pakaian nya dan membawa nya ke rumah sakit."
Mendengar hal itu Amar menjadi marah "Kenapa tidak minta tolong kepadaku? Malah lebih senang merepotkan orang luar."
"Berani sekali kamu berkata seperti itu, aku hanya akan membawa baju Angel." lalu pergi ke kamar Angel tak lupa ia menguncinya dari dalam dan menyimpan kamera dibalik pot lalu mengemas pakaian Angel.
Ketika dia membuka pintu, Ratna melihat Amar dan Alin sudah menunggu didepan pintu. "Kenapa kamu mengunci kamar?"
"Aku khawatir melihat sesuatu yang tidak perlu aku lihat." lalu Ratna segera pergi.
Melihat reaksinya Amar mencari sesuatu yang mencurigakan, dan benar saja dia menemukan kamera kecil di balik pot. Sepertinya Ratna disuruh Angel untuk melakukan hal itu, berarti sudah jelas Angel tidak mempercayai nya lagi.
Amar mengira Angel mempercayai nya tanpa syarat, dia sedikit kecewa atas tindakannya kali ini.
Ratna menelepon Angel "Aku ada di tangga rumah mu, aku sudah memasang kamera di kamar tidur utama tapi mungkin Amar sudah mencurigai nya, jadi dia bakal membersihkan kamar utama. Tapi jangan khawatir aku sudah memasang di tangga dia tidak akan mengira aku memasangnya disini jadi kamu bisa mencari rahasianya dari kamera ini."
Setelah kejadian itu Amar sangat hati hati karena dia pasti akan di awasi terus oleh Ratna.
Sering nya Angel menatap layar ponsel akhirnya Theo meminta ponselnya, "Kamu seharusnya lebih banyak istirahat, sini ponsel nya saya sita."
Angel merasa bingung karena takut kalau Theo akan membuka ponselnya sewaktu waktu.
"Rahasia apa yang ada di ponselmu?" Theo menggodanya sambil tertawa.
Angel diam tak bisa berkata kata.
"Kamu sudah tidak mandi beberapa hari, sejujurnya kamu agak bau. Kalau kamu mau aku bisa membantu mu untuk mandi." ucap Theo
Angel buru buru menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu biarkan Amar membantumu."
Dengan cepat Angel menjawab "Tidak."
Theo mengerutkan kening "Dia suami mu harusnya sudah sama sama terbuka."
"Tolong panggilkan perawat perempuan saja, aku akan meminta tolong perawat perempuan untuk membantuku mandi."
"Maaf hari ini adalah hari perempuan, jadi semua perempuan sedang libur ada juga perawat laki laki. Jadi pilihan nya hanya mau dibantu saya atau suami mu Amar."
"Bisakah mandi nya besok?" dengan tatapan memohon.
"Angel aku sangat menjaga kebersihan, kamu sudah beberapa hari tidak mandi apa kamu nyaman seperti ini? Saya yang menciumnya saja merasa bau."
"Kalau begitu sama dokter saja." Angel merasa sangat malu walaupun Theo seorang dokter tapi dia juga paman nya Amar.
Angel berusaha untuk menahan rasa malu nya namun ketika melihat air dia sedikit panik, namun Theo mengelapnya dengan lembut jadi luka lukanya tidak begitu terasa sakit.
"Angel. Saya sudah sepuluh malam tidak pernah bisa tidur nyenyak karena menjagamu, bisa kah kamu di masa depan nanti memperlakukan diri mu sendiri dengan baik. Pikirkan para medis yang berusaha untuk menyelamatkan mu."
"Jangan khawatir aku tidak akan masuk ke dalam perangkap yang sama."
"Ada harapan untukmu?"
Setelah selesai Theo berdiri "Angel besok aku libur, apa tidak apa apa?"
Angel menatapnya dengan tatapan bingung, kenapa harus bilang dulu mau cuti atau tidaknya itu urusannya.
Melihat ekspresi nya Theo menjelaskan "Kamu adalah pasienku, pasien berhak untuk tidak memperbolehkan dokternya mengambil cuti atau tidak."
Keesokan hari nya Angel merasa kesakitan, ternyata ada perawat yang sedang membersihkan luka nya dengan kasar.
"Dimana dokter theo?"
"Demi menyelamatkan mu, dokter theo tidak pulang selama sepuluh hari kau menjalani banyak operasi di sekujur tubuhmu dan yang melakukan operasi itu dokter theo sampai hampir pingsan di meja operasi karena kelelahan. Oleh karena itu kami berhutang nyawa padanya, sekarang pihak rumah sakit menyuruhnya pulang untuk istirahat."
Angel terkejut atas dedikasi nya terhadap pasien, dia tidak menyangka Theo begitu tanggung jawab terhadap pasien.
Perawat itu melanjutkan bicara nya "Seminggu sudah waktu libur dokter theo dia hanya bertanggung jawab atas operasi pasien. Namun giliran anda semua operasi dia yang mengambil alih kata dokter theo anda adalah sebagai subjek ilmiah nya. Anda adalah pasien kritis dia ingin menyembuhkan anda dalam waktu singkat. Dan ternyata terbukti anda sudah sadar dalam waktu cepat. Harusnya di masa mendatang dia tidak perlu lagi memperhatikan anda seperti sebelumnya."
Setelah perawat itu selesai membersihkan lukanya dia pergi, ruangan terasa sunyi ternyata dia merasa kehilangan theo.
Sore hari nya Ratna datang berkunjung, tiba tiba dia menangis "Angel maafkan aku, jika aku tahu Amar begitu aku tidak akan mendukungmu untuk menikah dengan nya."
"Ada kemungkinan Amar dan Alin memang mempunyai hubungan. Apa rencana mu selanjutnya?"
"Aku meminta untuk bercerai."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments