Jendral

"Kalandra!"

"Jendral!"

Dua sahabat lama itu berpelukan erat. Mereka akhirnya bisa bertemu kembali setelah sekian lama tak bersua karena kesibukan masing-masing.

"Apa kabar, Kala?" tanya pria berkulit putih dengan alis tebal serta mata yang sedikit sipit itu.

Tingginya yang menjulang sedikit mendominasi suasana. Sama seperti namanya, wajah dan tubuh tegapnya juga terlihat sangat berwibawa bak orang yang memiliki kehormatan tinggi.

"Baik. Lu gimana?"

"Ya, seperti yang Lo lihat. Gue baik-baik aja," jawab Jendral sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ini siapa?" tanya Jendral kemudian. Ia baru menyadari bahwa hari ini Kalandra tidak datang sendiri untuk menemuinya. Pria itu juga membawa seseorang untuk ikut serta.

"Dia adek gue. Kalila," jawab Kalandra.

Jendral mengangguk sambil memperhatikan penampilan Kalila dari atas ke bawah.

"Adek yang kata Lo kawin lari sama pengemis itu?"

Mata Kalila seketika mendelik tajam. Ia menagih penjelasan kepada Kalandra yang langsung berpura-pura tak melihatnya sama sekali.

"Iya," jawab Kalandra. "Tapi, sekarang dia udah sadar kalau dia salah. Makanya, kami bisa akur lagi."

"Si pengemis itu pasti selingkuh," tebak Jendral.

"Ya," angguk Kalandra membenarkan. "Dia memang selingkuh. Sama perempuan yang bahkan nggak ada apa-apanya dibanding adik gue, lagi," lanjut Kalandra berapi-api. "Lu kebayang nggak sih, gimana terhinanya gue gara-gara hal ini? Harga diri gue rasanya benar-benar diinjak sama pengemis itu, Jendral! Masa' adik seorang Kalandra Putra Hardian malah diduakan sama laki-laki kere macam dia?"

"Ya... Udah ketebak,sih, endingnya pasti bakal kayak gitu," sahut Jendral dengan santainya. "Abisnya, adek Lo mukanya memang polos banget. Tipe-tipe yang memang gampang dibodohi sama laki-laki. Sukur-sukur kalau nggak dijadiin babu sama suaminya itu."

Rasanya Kalila hendak kabur dari tempat itu sekarang juga. Ia merasa dikuliti oleh teman kakaknya itu. Terlebih lagi, cara Jendral menatapnya benar-benar seperti menatap seorang anak kecil yang baru saja tertipu sebuah trik kecil dari pesulap receh dipinggir jalan.

Seolah-olah, tatapan pria itu sangat meremehkan Kalila.

"Oke. Lupain dulu soal si pengemis tukang selingkuh itu. Hari ini, kenapa Lo tiba-tiba ngajak gue buat ketemuan diluar, hah?" tanya Jendral kemudian.

"Gue butuh sedikit bantuan."

"Bantuan? Nggak salah? Seorang Kalandra butuh bantuan? Sejak kapan?" tanya Jendral terdengar meledek.

"Lo mau bantu apa nggak? Kalau nggak, gue bisa minta bantuan ke orang lain."

"Oke. Apa yang bisa gue bantu?"

"Gue butuh sedikit skill akting Lo buat ngedapetin sesuatu."

Kalandra pun menjelaskan apa yang akan dia lakukan hari ini. Dan, tentu saja, sebagai seseorang yang cukup ahli dalam hal tersebut, Jendral dapat memahaminya dengan sangat baik.

"Abang ngapain cerita masalah tentang aku sama temen Abang itu?" protes Kalila saat dalam perjalanan menuju ke suatu tempat.

Kalandra hanya menoleh sebentar sebelum kembali memusatkan penglihatan ke arah depan.

"Waktu kamu lebih memilih menikah dengan lelaki itu, Abang rasanya hampir gila, La. Hati Abang hancur. Rasanya sia-sia semua pengorbanan yang Abang lakukan selama ini demi kamu. Jadi, wajar dong, disaat Abang rapuh, Abang curhat ke sahabat Abang."

"Abang nggak takut, kalau si Jendral-Jendral itu malah membocorkan kelemahan Abang sama saingan bisnis Abang?" tanya Kalila dengan sinis. Dia masih dendam dengan kata-kata Jendral yang sungguh menohok hatinya.

Kalandra tertawa kecil seraya menggeleng pelan. "Nggak mungkin. Jendral orang yang sangat setia dalam pertemanan."

"Kalau dia disuap?"

"Kamu pikir, Jendral akan jadi lemah dihadapan uang?" Kalandra malah tertawa semakin keras. "Kamu belum kenal siapa Jendral, Kalila."

"Memangnya, dia siapa? Kok, bisa-bisanya Abang sepercaya itu sama dia?"

Kalandra mengedipkan sebelah matanya. "Nanti kamu juga bakalan tahu."

Mendengar ucapan sang kakak, Kalila hanya mendesah samar. Kesal rasanya ketika sang kakak terdengar sangat membela orang lain dibanding dirinya.

*

Sebuah mobil Rolls-Royce phantom berwarna hitam berhenti didepan sebuah toko meubel. Tak berselang lama, sang pengemudi turun sambil melepas kacamata hitam yang ia kenakan.

"Dengan Mas Jendral, ya?" tanya Eko, pegawai yang ditunjuk Firman untuk menangani masalah penjualan salah satu toko miliknya.

"Ya, saya Jendral," angguk pria itu tersenyum.

"Saya Eko, Mas," tutur Eko seraya mengajak Jendral untuk bersalaman. "Mari, silakan masuk! Bos saya sudah menunggu didalam."

Jendral mengikuti langkah kaki Eko menuju ke dalam toko meubel yang ada dihadapannya. Sementara, dua orang yang tengah memantau dari seberang jalan hanya bisa menunggu kabar baik dari Jendral.

"Mobil teman Abang oke juga. Rental dimana?" celetuk Kalila saat melihat Jendral yang sudah masuk ke dalam toko meubel milik suaminya, Firman.

"Ck! Kamu ini..." Kalandra menjitak kepala sang adik. "Jendral mana mungkin rental mobil. Itu mobil dia sendiri."

"Oh," sahut Kalila sedikit terkejut. Masalahnya, penampilan Jendral terkesan terlalu sederhana untuk ukuran orang yang cukup berada. Bahkan, saat bertemu dengan dirinya dan juga sang kakak beberapa jam yang lalu, pria itu hanya mengenakan kaos oblong tanpa merk, celana pendek dan juga sendal jepit.

"Jendral memang nggak suka pakai pakaian bermerek. Tapi, bukan berarti dia nggak punya. Dia hanya pakai semua benda-benda mahal miliknya kalau lagi pengen aja," lanjut Kalandra yang seolah-olah tahu tentang isi kepala Kalila.

"Nggak usah dijelasin. Toh, aku juga peduli."

Bibir Kalandra mencebik. Dia kesal mendengar ucapan sang adik.

"Padahal... dulu Abang sempat kepikiran loh, buat jodohin Jendral sama kamu. Tapi, sayang... Kamu keburu nikah sama si curut jelek itu."

"Apa?" Hampir saja bola mata Kalila melompat keluar dari tempatnya.

*

"Tiga ratus juta. Saya hanya sanggup membayar segitu."

Pembawaan Jendral yang sangat tenang namun tegas membuat Firman tak bisa berkutik. Promosi panjang lebarnya ternyata tak membuahkan hasil. Jendral tetap pada pendiriannya sejak awal hingga akhir.

"Mas Jendral, tolonglah! Saya mohon naikkan sedikit lagi! Walaupun toko ini terlihat kecil, tapi letaknya benar-benar strategis. Ditambah lagi, barang-barang di sini juga masih sangat banyak. Saya rasa, harga lima ratus juta sudah termasuk murah."

Firman masih berusaha membujuk. Namun, Jendral justru memasang kacamatanya kembali kemudian berdiri dari kursinya.

"Tiga ratus juta. Kalau Anda tidak setuju, ya sudah! Saya permisi! Tapi... Anda harus ingat, tidak akan ada orang lain yang sanggup membeli toko Anda dalam waktu singkat."

Jendral benar-benar pergi meninggalkan ruangan Firman begitu saja. Sambil terus melangkah, pria itu juga ikut berhitung dengan suara lirih.

Satu.

Dua.

Ti...

"Pak Jendral! Tunggu!"

"See?" Jendral tersenyum miring.

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

seperti nya bukan nama tu masa nama seseorang dibagi jendral deh ...itu mesti pangkat yang disandang nya kan thor...semoga aja dia memang jodoh nya kalila deh😂😂😂 lanjutkan thor

2025-02-18

0

Julia Juliawati

Julia Juliawati

ngpain dendam emg kenyataan km bodoh bego terlalu naif hny krn cinta. smpe meninggalkan abang kadung sendiri demi pecundang yg hanya di manfaatin sm si Firman

2025-03-12

0

Ririn Endang S

Ririn Endang S

Jendral itu nama orang atau pangkat thoorr.

2025-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Memergoki
3 Pelajaran pertama
4 Rancangan balas dendam
5 Adik kecil
6 Kuras isi ATM ini !
7 Dulu dan sekarang
8 Amarah Kalandra
9 Tuduhan
10 Kalila mengamuk
11 Kelakuan si miskin
12 Surat perjanjian
13 Rasa kehilangan
14 Firman pusing
15 Pasti bisa!
16 Cemburu si pelakor
17 Dimana uangku?
18 Shopping
19 Jendral
20 Fitnah teman kantor
21 Rencana Firman dan Fika
22 Gagal
23 Salah satunya?
24 Menginginkan Kalila
25 Masuk jebakan
26 Jendral yang mana?
27 Siapa Kalandra Hardian?
28 Perubahan rencana Kalila
29 Meminta perhiasan kembali
30 Harapan Firman
31 Menantang cerai
32 Alasan mempertahankan Kalila
33 Senjata baru
34 Ada rahasia?
35 Kebakaran
36 Meminjam kembali
37 Berusaha menghasut
38 Zonk
39 Ancaman Firman
40 Bukan Kakak kandung Kalila?
41 Talak aku!
42 Rencana selanjutnya
43 Vivi si manipulatif
44 Dugaan perselingkuhan
45 Rekaman video
46 Tuntutan di persidangan nanti
47 Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48 Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49 Percaya diri
50 Tak mau membantu
51 Tanah harapan terakhir
52 Ditagih hutang
53 Permintaan Firman
54 Main keroyokan
55 Masukan sesat
56 Selingkuh yang sebenarnya
57 Talak untuk istri kedua
58 Siapa!?
59 Tamu
60 Toko milikku
61 Keadaan Bu Midah
62 Fika dan misinya
63 Jadi makmum saya, mau?
64 Kehadiran Fika
65 Firman pasrah
66 Mendatangi Firman
67 Video yang hilang
68 Dadakan
69 Aku... kangen
70 Modus
71 Penyelamat
72 Selingkuhan yang lain
73 Klarifikasi
74 Mendatangi Lia
75 Nasib Firman
76 Lumpuh
77 menghadapi kenyataan
78 Rekomendasi Kalila
79 Diandra menang
80 Siapa yang ganteng?
81 Saat jatuh
82 Dijenguk Kalila
83 Pertengkaran
84 Memangnya, bisa apa?
85 Aksi Riko
86 Fika ikut-ikutan
87 Istri harus patuh!
88 Jebakan Jendral
89 Kebangkitan Diandra
90 Rapat keluarga Jendral
91 Sebuah pilihan
92 Diusir?
93 Hari terburuk Firman
94 Ingin bantuan Kalila
95 Mau jadi menantu Tante?
96 Bertemu mereka lagi
97 Mengerjai mereka
98 Menyiksa mertua
99 Keluar dari rumah
100 Benalu di rumah Vivi
101 Obat
102 Tekad Firman
103 Gagal traktir
104 Dua wanita
105 Kembali teringat mantan
106 Riko ketahuan selingkuh
107 Inikah rasanya?
108 Kedatangan Tamu
109 Izinkan!
110 Ayo, klarifikasi!
111 Ketakutan
112 Jadi pengemis
113 Perlawanan Fika
114 Kehilangan akal sehat
115 Mengusir anak-anak
116 Ancaman untuk pasangan selingkuh
117 Permintaan Kakak
118 Hasil ngemis
119 Menjelang akad
120 Misi menjodohkan Kalandra
121 Ketiban sialnya saja
122 Terpaksa memilih
123 Fika pergi
124 Mencari tumpangan
125 Bukan perkara sepele
126 Ipar
127 Dihina ternyata menyakitkan
128 Firman pergi
129 Mulai dari awal
130 Kehidupan Riko
131 Harus kemana?
132 Babak bahagia
133 Percaya diri Riko
134 Ingin cerai saja
135 Mengusir mereka
136 Tidak diakui
137 Bukan anakku?
138 Hasil test DNA
139 Merebut segalanya
140 Kena tipu
141 Menolak membantu
142 Ending
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal
2
Memergoki
3
Pelajaran pertama
4
Rancangan balas dendam
5
Adik kecil
6
Kuras isi ATM ini !
7
Dulu dan sekarang
8
Amarah Kalandra
9
Tuduhan
10
Kalila mengamuk
11
Kelakuan si miskin
12
Surat perjanjian
13
Rasa kehilangan
14
Firman pusing
15
Pasti bisa!
16
Cemburu si pelakor
17
Dimana uangku?
18
Shopping
19
Jendral
20
Fitnah teman kantor
21
Rencana Firman dan Fika
22
Gagal
23
Salah satunya?
24
Menginginkan Kalila
25
Masuk jebakan
26
Jendral yang mana?
27
Siapa Kalandra Hardian?
28
Perubahan rencana Kalila
29
Meminta perhiasan kembali
30
Harapan Firman
31
Menantang cerai
32
Alasan mempertahankan Kalila
33
Senjata baru
34
Ada rahasia?
35
Kebakaran
36
Meminjam kembali
37
Berusaha menghasut
38
Zonk
39
Ancaman Firman
40
Bukan Kakak kandung Kalila?
41
Talak aku!
42
Rencana selanjutnya
43
Vivi si manipulatif
44
Dugaan perselingkuhan
45
Rekaman video
46
Tuntutan di persidangan nanti
47
Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48
Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49
Percaya diri
50
Tak mau membantu
51
Tanah harapan terakhir
52
Ditagih hutang
53
Permintaan Firman
54
Main keroyokan
55
Masukan sesat
56
Selingkuh yang sebenarnya
57
Talak untuk istri kedua
58
Siapa!?
59
Tamu
60
Toko milikku
61
Keadaan Bu Midah
62
Fika dan misinya
63
Jadi makmum saya, mau?
64
Kehadiran Fika
65
Firman pasrah
66
Mendatangi Firman
67
Video yang hilang
68
Dadakan
69
Aku... kangen
70
Modus
71
Penyelamat
72
Selingkuhan yang lain
73
Klarifikasi
74
Mendatangi Lia
75
Nasib Firman
76
Lumpuh
77
menghadapi kenyataan
78
Rekomendasi Kalila
79
Diandra menang
80
Siapa yang ganteng?
81
Saat jatuh
82
Dijenguk Kalila
83
Pertengkaran
84
Memangnya, bisa apa?
85
Aksi Riko
86
Fika ikut-ikutan
87
Istri harus patuh!
88
Jebakan Jendral
89
Kebangkitan Diandra
90
Rapat keluarga Jendral
91
Sebuah pilihan
92
Diusir?
93
Hari terburuk Firman
94
Ingin bantuan Kalila
95
Mau jadi menantu Tante?
96
Bertemu mereka lagi
97
Mengerjai mereka
98
Menyiksa mertua
99
Keluar dari rumah
100
Benalu di rumah Vivi
101
Obat
102
Tekad Firman
103
Gagal traktir
104
Dua wanita
105
Kembali teringat mantan
106
Riko ketahuan selingkuh
107
Inikah rasanya?
108
Kedatangan Tamu
109
Izinkan!
110
Ayo, klarifikasi!
111
Ketakutan
112
Jadi pengemis
113
Perlawanan Fika
114
Kehilangan akal sehat
115
Mengusir anak-anak
116
Ancaman untuk pasangan selingkuh
117
Permintaan Kakak
118
Hasil ngemis
119
Menjelang akad
120
Misi menjodohkan Kalandra
121
Ketiban sialnya saja
122
Terpaksa memilih
123
Fika pergi
124
Mencari tumpangan
125
Bukan perkara sepele
126
Ipar
127
Dihina ternyata menyakitkan
128
Firman pergi
129
Mulai dari awal
130
Kehidupan Riko
131
Harus kemana?
132
Babak bahagia
133
Percaya diri Riko
134
Ingin cerai saja
135
Mengusir mereka
136
Tidak diakui
137
Bukan anakku?
138
Hasil test DNA
139
Merebut segalanya
140
Kena tipu
141
Menolak membantu
142
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!