Dimana uangku?

"Kapan Kalila akan kembali mengurus Ibu dan juga rumah ini, Man? Ibu rasanya sudah tidak tahan lagi. Lia benar-benar tidak bisa diandalkan."

Pertanyaan dari sang Ibu kian menambah daftar panjang persoalan didalam benak Firman. Dia yang baru saja hendak menyendokkan nasi goreng gosong buatan sang istri kedua ke dalam mulut, mendadak urung untuk melanjutkan makannya lagi.

Pagi ini kembali riweuh seperti kemarin. Kalila tetap pada aksi membangkangnya sementara Firman masih dituntut untuk menjadi pihak yang harus mengalah.

Ya, Firman harus mengalah. Kehilangan Kalila dari genggaman, sama saja dengan meruntuhkan harga dirinya sebagai seorang lelaki.

Banyak pihak telah mengetahui soal perselingkuhan dirinya dibelakang Kalila. Dan, terhadap mereka, Firman membual bahwa kedua istrinya kini mampu hidup rukun dan damai tanpa perselisihan.

"Sabar dululah, Bu!" jawab Firman terdengar ketus. "Firman sudah berusaha membujuk Kalila dengan segala cara, tapi Kalila tetap tidak mau berhenti marah. Sepertinya, dia benar-benar sakit hati, Bu."

"Kalila itu terlalu lebay, Man! Kalau dia tetap seperti itu, ya sudah! Kamu ceraikan saja dia! Lama-lama, Ibu juga gedek sama kelakuannya. Dia itu terlalu menganggap dirinya tinggi. Padahal... dimata Ibu, dia itu tak lebih dari sekadar keset yang bisa Ibu injak-injak sesuka hati."

Menceraikan Kalila bukanlah perkara gampang. Banyak kerugian yang akan ditanggung Firman andai hal itu benar-benar terjadi.

Seandainya saja, sang Ibu tahu tentang fakta sebenarnya, mungkin saja wanita itu akan terkena serangan jantung detik ini juga.

"Jangan seperti itulah, Bu! Kan, Firman sudah bilang kalau sampai kapanpun, Firman tidak akan pernah menceraikan Kalila. TITIK!"

Firman bangkit dari kursinya. Ia memilih berangkat ke toko daripada membahas masalah tentang Kalila lagi bersama sang Ibu.

"Loh, Man... Kamu mau kemana? Sarapannya belum habis ini."

"Firman sarapan di jalan aja, Bu! Mau buru-buru ke toko dulu."

"Sayang loh, makanannya, Man!" teriak Bu Midah lagi.

"Ibu aja yang habiskan! Atau, simpan untuk Mbak Fika dan keluarganya," sahut Firman tanpa menoleh.

Buru-buru ia pergi meninggalkan tempat itu. Jika tetap disana, yang ia dapatkan hanyalah keluhan-keluhan yang tidak berujung dari sang Ibu.

Kepala sudah sangat pusing. Masa' harus ditambah dengan sarapan nasi goreng gosong, sih? Firman mana mau.

"Loh, Bu? Mas Firman kemana?" tanya Lia. Setelah memasak sarapan, Lia bergegas ke kamar untuk mandi dan berdandan habis-habisan.

Sayangnya, ketika dia sudah selesai dan keluar, sang suami justru sudah pergi tanpa berpamitan sama sekali.

"Suamimu sudah berangkat kerja." Bu Midah lalu menyuap sesendok nasi goreng buatan menantu barunya ke dalam mulut.

Dan...

Huekk!!!

Makanan itu kembali dimuntahkan oleh Bu Midah.

"Ibu kenapa?" tanya Lia dengan panik.

"Makanan apa ini, Lia?" tanya Bu Midah marah. "Kamu sengaja mau ngeracunin Ibu, ya?"

"Mana mungkin, Bu, " sangkal Lia dengan cepat. "Itu cuma nasi goreng biasa. Nggak Lia campur apa-apa."

"Kalau nggak dicampur apa-apa, kenapa rasanya bisa kayak begini, hah?" tanya Bu Midah dengan mata melotot. "Sebenarnya, kamu masak, dicoba dulu nggak, sih?"

"Memangnya, rasanya kayak gimana, Bu?"

"Nih, coba sendiri!" tukas Bu Midah sembari menyuapkan nasi goreng gosong itu kepada si pembuatnya.

Huek!!

Akhirnya, Lia ikut memuntahkan makanan itu.

"Bagaimana rasanya, hah?" tanya Bu Midah lagi.

"Nggak enak, Bu," jawab Lia.

"Kalau nggak enak, kenapa malah kamu hidangin di meja makan?"

"Ya, mana Lia tahu kalau rasanya bakal kayak gini, Bu," sahut Lia dengan tampang merengut.

"Huh! Dasar menantu nggak guna! Gusti... Gusti ... kenapa nasibku bisa apes begini, sih? Kok ya, punya dua mantu tapi nggak ada satupun yang bener?"

Bu Midah terus saja mengomel sambil berlalu menuju ke kamarnya. Selera makannya mendadak rusak akibat nasi goreng gosong buatan Lia.

*

"Selamat pagi, Kalila!"

"Selamat pagi, Tuan Kala!"

Kalandra tersenyum. Sesaat setelah sang sekretaris meninggalkan mereka berdua didalam ruangan tersebut, ia langsung berdiri kemudian memeluk Kalila dengan sangat erat.

"Gimana kerjaan kamu? Aman-aman aja, kan?"

"Alhamdulillah, Kak. Aman," jawab Kalila.

"Ada yang berusaha jatuhin kamu, nggak?"

Sebelah alis Kalila terangkat tinggi. Ia menatap sang kakak dengan penuh rasa curiga.

"Bang Kala mata-matain aku lagi, ya?" tebaknya.

"Abang cuma berusaha menjaga kamu, La!" Kalandra membela diri.

"Ada, sih. Tapi nggak masalah. Aku bisa jaga diri sendiri, Bang!" sahut Kalila.

"Gimana sama si pengemis kere itu? Apa dia masih pusing soal duitnya yang tiba-tiba menghilang dari rekening?"

Seketika, Kalila tersenyum miring.

"Dia nggak mungkin berani mengejar soal uang itu, Bang! Lagipula, dia mau ngejar kemana? Bukannya, uang itu sudah Abang transfer ke nomor rekening luar negeri?"

"Ya, kamu benar. Tapi, disaat dia mulai semakin terjepit, dia pasti akan tetap nekat mengejar uang itu, La. Masalahnya, uang segitu bagi pengemis kere seperti dia, pastilah nominal uang yang sangat banyak," ujar Kalandra sambil memainkan pena yang ada ditangannya.

"Aku nggak peduli, Bang. Kalau dia tetap mau mengejar uang itu, silakan! Bukankah memang menyenangkan, melihat tikus yang sudah terjepit tapi tetap berusaha untuk membebaskan diri?"

Kalandra diam sejenak. Ia berdiri kemudian menghampiri sang adik yang berdiri tepat didepan meja kerjanya.

"Kenapa tidak dari dulu, pemikiranmu seperti ini, Kalila?" tanyanya sambil memegang kedua bahu sang adik.

"Dulu aku bodoh, Bang. Dan, aku mengakui itu."

"Ya, kau memang bodoh! Sangat bodoh!"

Kalila berdecak. Ucapan blak-blakan Kalandra sukses membuatnya lagi-lagi merasa sangat tertohok.

"Berkasnya sudah saya berikan. Jadi, saya mohon undur diri, Tuan Kalandra!" pamit Kalila kemudian.

"Hei, mau kemana? Kita masih bisa ngobrol lebih lama, Kalila!" panggil Kalandra.

"Maaf, karyawan biasa seperti saya, tidak punya waktu luang untuk mengobrol dengan Anda, Tuan. Permisi!"

*

Setibanya di toko utama, Firman menjumpai sesuatu yang ganjil dari ekspresi para pegawainya. Kening pria berkulit kecoklatan itu pun mengerut heran. Namun, ia masih enggan untuk bertanya 'kenapa' kepada para pegawai itu.

"Firman!!"

Degh!

Jantung Firman seolah berhenti berdetak. Pada detik berikutnya, tubuhnya juga ikut-ikutan kaku.

"P-Pak Glen!" sapa Firman ketakutan.

"Apa kabar, Firman? Kenapa kau selalu menghindar setiap kali aku mencarimu, hah?"

"Sa-saya... Saya tidak pernah berusaha untuk menghindar dari Anda kok, Pak. Belakangan ini, saya sedang sibuk sekali. Jadi, harap Pak Glen bisa mengerti."

"Sibuk? Sibuk apa?" tanya pria yang dipanggil Glen tersebut.

"Sa-saya..."

"Dimana uang dua ratus jutaku, Firman?"

Glek!

Firman meneguk salivanya susah payah. Dia harus jawab apa sekarang?

"Pak Glen... I-itu..."

"Aku ingin mengambil uangku sekarang juga! Bisa kau siapkan sekarang?"

"Mampus!" gumam Firman dalam hati.

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Firman kamu sudah hidup enak punya toko hidupmu aman dan nyaman malah berulah menikah lagi jadinya begini kan kamu pusing sendiri sama istrimu Kalila tdk mau lagi membantu kehidupan kamu dan keluargamu Firman

2024-11-18

0

Nor Azlin

Nor Azlin

🤣🤣🤣🤣 itu lah ada isteri baik cantik disuruh hadi babu fasar laki2 tidak mengenang budi udah ditolong malah menindas isteri nya maka allah sempitkan pintu rezeki nya lah ...seharusnya isterinya itu diberikan nafkah lahir batin ini tidak penganiayaan yang isteri kamu dspat bukan kamu mau membelanya malah kamu membenarkan perbiatan ibu mu buat menyakiti nya ...nah terimalah nasib mu itu menjadi seoerti sedia kala deh miskin tampa maruah & harga diri....tanggunglah hutang2 mu dengan isteri baru mu kalau perlu kamu jual aja si Lia itu menjadi budak jalang mu biar dia menghasilkan uwang biardia ngangkang di bawsh pria lain mencari uwang buat membantu mu kan selama ini Lia juga yang menghabiskan uwang2 mu bukan ...lanjutkan thor

2025-02-18

1

Sunaryati

Sunaryati

Itu akibat tak tahu diri, lupa asalnya, serakah, dan tak tahu cara bersyukur. Makin pusing kan? Rasakan, ingat, dan jelasin kepada keluarga terutama ibumu asal mulai hartamu, agar tak banyak menuntut dan ajari istri keduamu mengelola rumah tangga

2024-11-18

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Memergoki
3 Pelajaran pertama
4 Rancangan balas dendam
5 Adik kecil
6 Kuras isi ATM ini !
7 Dulu dan sekarang
8 Amarah Kalandra
9 Tuduhan
10 Kalila mengamuk
11 Kelakuan si miskin
12 Surat perjanjian
13 Rasa kehilangan
14 Firman pusing
15 Pasti bisa!
16 Cemburu si pelakor
17 Dimana uangku?
18 Shopping
19 Jendral
20 Fitnah teman kantor
21 Rencana Firman dan Fika
22 Gagal
23 Salah satunya?
24 Menginginkan Kalila
25 Masuk jebakan
26 Jendral yang mana?
27 Siapa Kalandra Hardian?
28 Perubahan rencana Kalila
29 Meminta perhiasan kembali
30 Harapan Firman
31 Menantang cerai
32 Alasan mempertahankan Kalila
33 Senjata baru
34 Ada rahasia?
35 Kebakaran
36 Meminjam kembali
37 Berusaha menghasut
38 Zonk
39 Ancaman Firman
40 Bukan Kakak kandung Kalila?
41 Talak aku!
42 Rencana selanjutnya
43 Vivi si manipulatif
44 Dugaan perselingkuhan
45 Rekaman video
46 Tuntutan di persidangan nanti
47 Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48 Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49 Percaya diri
50 Tak mau membantu
51 Tanah harapan terakhir
52 Ditagih hutang
53 Permintaan Firman
54 Main keroyokan
55 Masukan sesat
56 Selingkuh yang sebenarnya
57 Talak untuk istri kedua
58 Siapa!?
59 Tamu
60 Toko milikku
61 Keadaan Bu Midah
62 Fika dan misinya
63 Jadi makmum saya, mau?
64 Kehadiran Fika
65 Firman pasrah
66 Mendatangi Firman
67 Video yang hilang
68 Dadakan
69 Aku... kangen
70 Modus
71 Penyelamat
72 Selingkuhan yang lain
73 Klarifikasi
74 Mendatangi Lia
75 Nasib Firman
76 Lumpuh
77 menghadapi kenyataan
78 Rekomendasi Kalila
79 Diandra menang
80 Siapa yang ganteng?
81 Saat jatuh
82 Dijenguk Kalila
83 Pertengkaran
84 Memangnya, bisa apa?
85 Aksi Riko
86 Fika ikut-ikutan
87 Istri harus patuh!
88 Jebakan Jendral
89 Kebangkitan Diandra
90 Rapat keluarga Jendral
91 Sebuah pilihan
92 Diusir?
93 Hari terburuk Firman
94 Ingin bantuan Kalila
95 Mau jadi menantu Tante?
96 Bertemu mereka lagi
97 Mengerjai mereka
98 Menyiksa mertua
99 Keluar dari rumah
100 Benalu di rumah Vivi
101 Obat
102 Tekad Firman
103 Gagal traktir
104 Dua wanita
105 Kembali teringat mantan
106 Riko ketahuan selingkuh
107 Inikah rasanya?
108 Kedatangan Tamu
109 Izinkan!
110 Ayo, klarifikasi!
111 Ketakutan
112 Jadi pengemis
113 Perlawanan Fika
114 Kehilangan akal sehat
115 Mengusir anak-anak
116 Ancaman untuk pasangan selingkuh
117 Permintaan Kakak
118 Hasil ngemis
119 Menjelang akad
120 Misi menjodohkan Kalandra
121 Ketiban sialnya saja
122 Terpaksa memilih
123 Fika pergi
124 Mencari tumpangan
125 Bukan perkara sepele
126 Ipar
127 Dihina ternyata menyakitkan
128 Firman pergi
129 Mulai dari awal
130 Kehidupan Riko
131 Harus kemana?
132 Babak bahagia
133 Percaya diri Riko
134 Ingin cerai saja
135 Mengusir mereka
136 Tidak diakui
137 Bukan anakku?
138 Hasil test DNA
139 Merebut segalanya
140 Kena tipu
141 Menolak membantu
142 Ending
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal
2
Memergoki
3
Pelajaran pertama
4
Rancangan balas dendam
5
Adik kecil
6
Kuras isi ATM ini !
7
Dulu dan sekarang
8
Amarah Kalandra
9
Tuduhan
10
Kalila mengamuk
11
Kelakuan si miskin
12
Surat perjanjian
13
Rasa kehilangan
14
Firman pusing
15
Pasti bisa!
16
Cemburu si pelakor
17
Dimana uangku?
18
Shopping
19
Jendral
20
Fitnah teman kantor
21
Rencana Firman dan Fika
22
Gagal
23
Salah satunya?
24
Menginginkan Kalila
25
Masuk jebakan
26
Jendral yang mana?
27
Siapa Kalandra Hardian?
28
Perubahan rencana Kalila
29
Meminta perhiasan kembali
30
Harapan Firman
31
Menantang cerai
32
Alasan mempertahankan Kalila
33
Senjata baru
34
Ada rahasia?
35
Kebakaran
36
Meminjam kembali
37
Berusaha menghasut
38
Zonk
39
Ancaman Firman
40
Bukan Kakak kandung Kalila?
41
Talak aku!
42
Rencana selanjutnya
43
Vivi si manipulatif
44
Dugaan perselingkuhan
45
Rekaman video
46
Tuntutan di persidangan nanti
47
Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48
Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49
Percaya diri
50
Tak mau membantu
51
Tanah harapan terakhir
52
Ditagih hutang
53
Permintaan Firman
54
Main keroyokan
55
Masukan sesat
56
Selingkuh yang sebenarnya
57
Talak untuk istri kedua
58
Siapa!?
59
Tamu
60
Toko milikku
61
Keadaan Bu Midah
62
Fika dan misinya
63
Jadi makmum saya, mau?
64
Kehadiran Fika
65
Firman pasrah
66
Mendatangi Firman
67
Video yang hilang
68
Dadakan
69
Aku... kangen
70
Modus
71
Penyelamat
72
Selingkuhan yang lain
73
Klarifikasi
74
Mendatangi Lia
75
Nasib Firman
76
Lumpuh
77
menghadapi kenyataan
78
Rekomendasi Kalila
79
Diandra menang
80
Siapa yang ganteng?
81
Saat jatuh
82
Dijenguk Kalila
83
Pertengkaran
84
Memangnya, bisa apa?
85
Aksi Riko
86
Fika ikut-ikutan
87
Istri harus patuh!
88
Jebakan Jendral
89
Kebangkitan Diandra
90
Rapat keluarga Jendral
91
Sebuah pilihan
92
Diusir?
93
Hari terburuk Firman
94
Ingin bantuan Kalila
95
Mau jadi menantu Tante?
96
Bertemu mereka lagi
97
Mengerjai mereka
98
Menyiksa mertua
99
Keluar dari rumah
100
Benalu di rumah Vivi
101
Obat
102
Tekad Firman
103
Gagal traktir
104
Dua wanita
105
Kembali teringat mantan
106
Riko ketahuan selingkuh
107
Inikah rasanya?
108
Kedatangan Tamu
109
Izinkan!
110
Ayo, klarifikasi!
111
Ketakutan
112
Jadi pengemis
113
Perlawanan Fika
114
Kehilangan akal sehat
115
Mengusir anak-anak
116
Ancaman untuk pasangan selingkuh
117
Permintaan Kakak
118
Hasil ngemis
119
Menjelang akad
120
Misi menjodohkan Kalandra
121
Ketiban sialnya saja
122
Terpaksa memilih
123
Fika pergi
124
Mencari tumpangan
125
Bukan perkara sepele
126
Ipar
127
Dihina ternyata menyakitkan
128
Firman pergi
129
Mulai dari awal
130
Kehidupan Riko
131
Harus kemana?
132
Babak bahagia
133
Percaya diri Riko
134
Ingin cerai saja
135
Mengusir mereka
136
Tidak diakui
137
Bukan anakku?
138
Hasil test DNA
139
Merebut segalanya
140
Kena tipu
141
Menolak membantu
142
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!