Kelakuan si miskin

"Kalila, sudah! Tolong jangan bar-bar seperti ini!" peringat Firman. Ia menghampiri Kalila kemudian merebut sebuah cermin kecil yang hampir dilemparkan juga oleh istri tuanya itu.

"Kenapa barang-barang gundik kamu bisa ada didalam kamarku, Mas?" tanya Kalila pada sang suami.

"Itu... Anu..."

"Anu apa, hah?"

"Lia mau tidur di kamar ini. Jadi, tolong kamu mengalah, ya! Kamu tidur di kamar sebelah saja!"

Kalila menatap geram ke arah Firman dan Lia. Kini, Kalila benar-benar mantap untuk membuat Firman dan Lia jadi menderita.

Belum cukup sekadar berselingkuh, kini kedua manusia laknat itu juga berniat merebut kamar milik Kalila. Tempat yang selama ini Kalila jadikan sebagai tempat ternyaman untuk melepaskan beban walau hanya sejenak.

"Atas dasar apa aku harus mengalah?" tanya Kalila yang sedang menahan geram.

"Barang Lia terlalu banyak,Kalila. Kalau dia harus tinggal di kamar sebelah, takutnya nggak akan muat dan terlalu sesak. Jadi, Mas memutuskan untuk membiarkan Lia tidur di sini dan kamu pindah ke kamar sebelah. Toh, barang-barang kamu kan cuma sedikit."

"Jelas sedikit, Mas. Kamu kan nggak pernah beliin aku baju baru," timpal Kalila.

Jleb!

Hati Firman mencelos. Ucapan Kalila sukses menancap tepat di ulu hatinya.

"Nggak usah banyak omong! Mending, kamu cepat pindah deh dari sini! Pergi! Kamar ini sudah bukan kamar kamu lagi. Kamar ini sudah sah jadi milik aku," celetuk Lia mengusir Kalila.

"Oke, nggak masalah. Silakan ambil kamar bekas aku! Bukannya, Kamu memang suka ya, sama barang-barang bekas aku?"

Kalila tersenyum sinis menatap Lia. Ia pun bergegas mengemasi barang-barangnya kemudian segera pindah ke kamar sebelah.

"Siapa juga yang sudi tinggal di kamar yang sudah terpapar najis besar seperti kamar ini?" gumam Kalila dalam hati.

"Hei, urusan kita belum selesai!" kata Lia yang buru-buru menyusul Kalila ke kamar sebelah.

"Apa lagi?" tanya Kalila.

"Ganti rugi semua make-up dan parfum aku yang sudah kamu pecahkan!" pinta Lia.

"Minta sama suami kamu!" jawab Kalila sambil tersenyum mengejek.

prang!

Dibantingnya pintu dengan keras hingga Lia dibuat kaget olehnya.

"Mas... aku nggak mau tahu! Perempuan burik itu harus ganti rugi semua skincare aku!!" rengek Lia.

"Iya, Sayang! Nanti, Mas minta Kalila buat ganti rugi. Oke?"

Lia tersenyum puas. Selama Firman berada di pihaknya, maka tidak ada hal yang perlu ia khawatirkan.

Kini, Lia hanya perlu menyusun rencana untuk membuat Kalila menderita kemudian ditendang keluar dari rumah mewah milik sang suami.

Ya, Lia tak mau menjadi salah satunya. Ia hanya ingin menjadi satu-satunya. Dan, selama ada Kalila maka Lia tak akan pernah merasa puas meski cinta dan perhatian Firman jauh lebih condong ke arah dirinya.

*

"Mas, kenapa kamu nggak cerai aja sih, sama perempuan burik itu?" tanya Lia kepada sang suami.

Saat ini, dia, Firman dan juga keluarga Firman sedang makan bersama.

"Nggak bisa, Sayang," geleng Firman. "Ibu yang ngelarang," lanjutnya.

"Bu..." Lia beralih menatap sang Ibu mertua.

Seketika, Bu Midah menghela napas panjang. Ia meletakkan sendoknya diatas piring sebelum menjawab, "Kalila banyak fungsinya di rumah ini. Selain bersih-bersih, masak dan nyuci baju, dia juga yang ngurusin soal obatnya Ibu.Jadi, kalau mau menyingkirkan dia rasanya tidak mungkin. Ibu tidak mau mengeluarkan uang lebih untuk sekadar membayar pembantu apalagi perawat."

"Uang Mas Firman kan banyak, Bu."

"Memang banyak. Tapi, kalau ada tenaga gratisan yang bisa dipakai, kenapa harus bayar? Kan, sayang uangnya. Daripada buat bayar pembantu, mending duitnya dipake buat shopping-shopping, kan?" timpal Bu Midah.

Jika dipikir-pikir, omongan sang Ibu mertua ada benarnya juga. Lia pun tanpa sadar mengangguk setuju.

"Tapi... Lia akan tetap jadi menantu nomor satu kan, dirumah ini?" tanya Lia.

"Tentu saja," angguk Bu Midah. "Kamu satu-satunya menantu kesayangan Ibu. Sementara si miskin itu, dia hanya budak di mata Ibu. Nggak ada harganya sama sekali."

Kedua wanita beda generasi itu tertawa bersama. Keakraban keduanya terbangun sangat mudah karena memang sudah saling mengenal sejak lama.

"Fika udah kenyang, Bu. Mau pulang," kata Fika sambil membanting sendoknya dengan kasar ke atas piring.

"Kenapa buru-buru sekali, Fik? Biasanya, kamu suka nonton tivi dulu baru pulang."

"Fika males di sini. Ada ulat bulu!" jawab Fika sambil menatap sengit ke arah Lia.

Yang ditatap berpura-pura tidak peka. Padahal, Lia tahu betul jika Fika sengaja menyindir dirinya.

"Sana buruan pergi!! Dasar nenek sihir!" gumam Lia dalam hati saat melihat kakak iparnya itu mengajak anak dan suaminya untuk pergi.

*

"Lia, mau kemana, Sayang?"

Firman menahan pergelangan tangan Lia saat wanita itu hendak meninggalkan meja makan begitu saja.

"Mau ke kamar, Mas. Kenapa?"

"Mejanya belum dibersihkan, Sayang. Tolong kamu bersihkan dulu, ya!" pinta Firman dengan lembut.

Wajah Lia langsung merengut.

"Aku bukan babu, Mas," ucapnya dengan nada kesal. "Kenapa nggak suruh si perempuan burik itu aja, sih?"

Firman menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia mana berani meminta Kalila untuk membersihkan meja makan dalam situasi yang masih memanas ini.

"Kamu kan tahu sendiri kalau Kalila lagi marah besar."

"Aku nggak peduli, Mas! Yang jelas, aku nggak mau dijadikan babu. Titik!" tegas Lia dengan penuh penekanan.

"Sudahlah, Man! Kamu panggil Kalila aja, gih! Kenapa mesti takut, sih? Dia kan hanya perempuan lemah. Kamu ancam cerai, pasti dia langsung nurut lagi sama kamu," tutur Bu Midah menengahi.

"Tapi, Bu..."

"Udah, cepetan kamu panggil si Kalila. Nggak usah kebanyakan tapi," potong Bu Midah cepat.

Tampak, Firman menghela napas panjang. Sejujurnya, dia merasa ragu untuk menyuruh Kalila di saat-saat yang masih krusial seperti ini.

Bagaimana jika Kalila bertambah marah? Apa yang harus Firman lakukan?

Namun, pada akhirnya Firman tetap melakukan hal tersebut. Ia kalah oleh desakan Ibu dan juga istri keduanya.

Tok! Tok! Tok!

Firman mengetuk pintu kamar Kalila. Tak berselang lama, yang dicari pun akhirnya muncul dengan wajah datar tak bersahabat.

"Kenapa, Mas?" tanya Kalila.

"Meja makan dibawah kotor sekali. Tolong, kamu bersihkan dulu, ya!" pinta Firman selembut mungkin.

"Yang habis makan, siapa?" tanya Kalila dengan santainya.

"Mas sama yang lain," jawab Firman.

"Aku ikut makan juga, nggak?" tanya Kalila lagi.

Pertanyaan itu membuat Firman kehilangan kesabaran. Ia benar-benar sudah tak tahan lagi dengan sikap keras Kalila yang Firman anggap sebagai bentuk pemberontakan.

"Sudahlah, Kalila! Kamu memang nggak ikut makan. Tapi, wajar kalau kamu yang bersihkan. Itu kan memang sudah jadi tugas kamu sebagai ibu rumah tangga."

"Gundik kamu juga sekarang Ibu rumah tangga, Mas! Kenapa nggak suruh dia aja?"

"Lia itu berbeda," jawab Firman dengan nada keras. "Lia itu perempuan yang terbiasa dimanja oleh orangtuanya. Jadi, dia mana tahu soal urusan pekerjaan rumah."

"Kamu bisa ajari dan didik dia, Mas!"

"Berhenti jadi istri pembangkang, Kalila!" teriak Firman. Nyaris, gendang telinga Kalila jadi pecah karenanya.

"Sekarang juga, Mas minta kamu untuk segera ke dapur dan membereskan semuanya! Ini perintah!!"

"Oke. Aku akan bersihkan sampah-sampah kalian! Puas?"

Kalila segera turun ke bawah dengan langkah cepat. Sampai di meja makan, ia tersenyum melihat peralatan makan yang benar-benar sangat berantakan.

"Kamu minta aku bersihkan semua ini kan, Mas? Oke, akan ku lakukan!"

Prang! Prang! Prang!

Sambil tersenyum licik, Kalila melemparkan semua piring-piring kotor itu ke lantai hingga pecah berserakan.

"Apa yang kamu lakukan perempuan miskin??? Beraninya kamu menghancurkan perabotan di rumah ini!?" pekik Bu Midah histeris saat melihat kelakuan menantu pertamanya yang semakin diluar nalar.

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

dosa gasih gibeng ni orang wkwk bener2 ya suami nya gemblung, yg makan siapa yg suruh beberes siapa 😤

2025-03-18

0

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

Kalila: pek en mbak pek en, biar gantian kamu yg di jadiin babu keluarga ini 😝

2025-03-18

0

Lhisa Amira Nhatasya

Lhisa Amira Nhatasya

good job Kalila, jgn mw jd wanita bodoh

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Memergoki
3 Pelajaran pertama
4 Rancangan balas dendam
5 Adik kecil
6 Kuras isi ATM ini !
7 Dulu dan sekarang
8 Amarah Kalandra
9 Tuduhan
10 Kalila mengamuk
11 Kelakuan si miskin
12 Surat perjanjian
13 Rasa kehilangan
14 Firman pusing
15 Pasti bisa!
16 Cemburu si pelakor
17 Dimana uangku?
18 Shopping
19 Jendral
20 Fitnah teman kantor
21 Rencana Firman dan Fika
22 Gagal
23 Salah satunya?
24 Menginginkan Kalila
25 Masuk jebakan
26 Jendral yang mana?
27 Siapa Kalandra Hardian?
28 Perubahan rencana Kalila
29 Meminta perhiasan kembali
30 Harapan Firman
31 Menantang cerai
32 Alasan mempertahankan Kalila
33 Senjata baru
34 Ada rahasia?
35 Kebakaran
36 Meminjam kembali
37 Berusaha menghasut
38 Zonk
39 Ancaman Firman
40 Bukan Kakak kandung Kalila?
41 Talak aku!
42 Rencana selanjutnya
43 Vivi si manipulatif
44 Dugaan perselingkuhan
45 Rekaman video
46 Tuntutan di persidangan nanti
47 Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48 Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49 Percaya diri
50 Tak mau membantu
51 Tanah harapan terakhir
52 Ditagih hutang
53 Permintaan Firman
54 Main keroyokan
55 Masukan sesat
56 Selingkuh yang sebenarnya
57 Talak untuk istri kedua
58 Siapa!?
59 Tamu
60 Toko milikku
61 Keadaan Bu Midah
62 Fika dan misinya
63 Jadi makmum saya, mau?
64 Kehadiran Fika
65 Firman pasrah
66 Mendatangi Firman
67 Video yang hilang
68 Dadakan
69 Aku... kangen
70 Modus
71 Penyelamat
72 Selingkuhan yang lain
73 Klarifikasi
74 Mendatangi Lia
75 Nasib Firman
76 Lumpuh
77 menghadapi kenyataan
78 Rekomendasi Kalila
79 Diandra menang
80 Siapa yang ganteng?
81 Saat jatuh
82 Dijenguk Kalila
83 Pertengkaran
84 Memangnya, bisa apa?
85 Aksi Riko
86 Fika ikut-ikutan
87 Istri harus patuh!
88 Jebakan Jendral
89 Kebangkitan Diandra
90 Rapat keluarga Jendral
91 Sebuah pilihan
92 Diusir?
93 Hari terburuk Firman
94 Ingin bantuan Kalila
95 Mau jadi menantu Tante?
96 Bertemu mereka lagi
97 Mengerjai mereka
98 Menyiksa mertua
99 Keluar dari rumah
100 Benalu di rumah Vivi
101 Obat
102 Tekad Firman
103 Gagal traktir
104 Dua wanita
105 Kembali teringat mantan
106 Riko ketahuan selingkuh
107 Inikah rasanya?
108 Kedatangan Tamu
109 Izinkan!
110 Ayo, klarifikasi!
111 Ketakutan
112 Jadi pengemis
113 Perlawanan Fika
114 Kehilangan akal sehat
115 Mengusir anak-anak
116 Ancaman untuk pasangan selingkuh
117 Permintaan Kakak
118 Hasil ngemis
119 Menjelang akad
120 Misi menjodohkan Kalandra
121 Ketiban sialnya saja
122 Terpaksa memilih
123 Fika pergi
124 Mencari tumpangan
125 Bukan perkara sepele
126 Ipar
127 Dihina ternyata menyakitkan
128 Firman pergi
129 Mulai dari awal
130 Kehidupan Riko
131 Harus kemana?
132 Babak bahagia
133 Percaya diri Riko
134 Ingin cerai saja
135 Mengusir mereka
136 Tidak diakui
137 Bukan anakku?
138 Hasil test DNA
139 Merebut segalanya
140 Kena tipu
141 Menolak membantu
142 Ending
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal
2
Memergoki
3
Pelajaran pertama
4
Rancangan balas dendam
5
Adik kecil
6
Kuras isi ATM ini !
7
Dulu dan sekarang
8
Amarah Kalandra
9
Tuduhan
10
Kalila mengamuk
11
Kelakuan si miskin
12
Surat perjanjian
13
Rasa kehilangan
14
Firman pusing
15
Pasti bisa!
16
Cemburu si pelakor
17
Dimana uangku?
18
Shopping
19
Jendral
20
Fitnah teman kantor
21
Rencana Firman dan Fika
22
Gagal
23
Salah satunya?
24
Menginginkan Kalila
25
Masuk jebakan
26
Jendral yang mana?
27
Siapa Kalandra Hardian?
28
Perubahan rencana Kalila
29
Meminta perhiasan kembali
30
Harapan Firman
31
Menantang cerai
32
Alasan mempertahankan Kalila
33
Senjata baru
34
Ada rahasia?
35
Kebakaran
36
Meminjam kembali
37
Berusaha menghasut
38
Zonk
39
Ancaman Firman
40
Bukan Kakak kandung Kalila?
41
Talak aku!
42
Rencana selanjutnya
43
Vivi si manipulatif
44
Dugaan perselingkuhan
45
Rekaman video
46
Tuntutan di persidangan nanti
47
Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48
Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49
Percaya diri
50
Tak mau membantu
51
Tanah harapan terakhir
52
Ditagih hutang
53
Permintaan Firman
54
Main keroyokan
55
Masukan sesat
56
Selingkuh yang sebenarnya
57
Talak untuk istri kedua
58
Siapa!?
59
Tamu
60
Toko milikku
61
Keadaan Bu Midah
62
Fika dan misinya
63
Jadi makmum saya, mau?
64
Kehadiran Fika
65
Firman pasrah
66
Mendatangi Firman
67
Video yang hilang
68
Dadakan
69
Aku... kangen
70
Modus
71
Penyelamat
72
Selingkuhan yang lain
73
Klarifikasi
74
Mendatangi Lia
75
Nasib Firman
76
Lumpuh
77
menghadapi kenyataan
78
Rekomendasi Kalila
79
Diandra menang
80
Siapa yang ganteng?
81
Saat jatuh
82
Dijenguk Kalila
83
Pertengkaran
84
Memangnya, bisa apa?
85
Aksi Riko
86
Fika ikut-ikutan
87
Istri harus patuh!
88
Jebakan Jendral
89
Kebangkitan Diandra
90
Rapat keluarga Jendral
91
Sebuah pilihan
92
Diusir?
93
Hari terburuk Firman
94
Ingin bantuan Kalila
95
Mau jadi menantu Tante?
96
Bertemu mereka lagi
97
Mengerjai mereka
98
Menyiksa mertua
99
Keluar dari rumah
100
Benalu di rumah Vivi
101
Obat
102
Tekad Firman
103
Gagal traktir
104
Dua wanita
105
Kembali teringat mantan
106
Riko ketahuan selingkuh
107
Inikah rasanya?
108
Kedatangan Tamu
109
Izinkan!
110
Ayo, klarifikasi!
111
Ketakutan
112
Jadi pengemis
113
Perlawanan Fika
114
Kehilangan akal sehat
115
Mengusir anak-anak
116
Ancaman untuk pasangan selingkuh
117
Permintaan Kakak
118
Hasil ngemis
119
Menjelang akad
120
Misi menjodohkan Kalandra
121
Ketiban sialnya saja
122
Terpaksa memilih
123
Fika pergi
124
Mencari tumpangan
125
Bukan perkara sepele
126
Ipar
127
Dihina ternyata menyakitkan
128
Firman pergi
129
Mulai dari awal
130
Kehidupan Riko
131
Harus kemana?
132
Babak bahagia
133
Percaya diri Riko
134
Ingin cerai saja
135
Mengusir mereka
136
Tidak diakui
137
Bukan anakku?
138
Hasil test DNA
139
Merebut segalanya
140
Kena tipu
141
Menolak membantu
142
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!