Kalila mengamuk

"Lepas!" Kalila memukul dengan keras tangan Firman hingga pria itu pun akhirnya mau melepaskan cengkeramannya dari tangan Kalila.

Mata wanita itu tajam menantang tatapan Firman yang diselimuti amarah. Tak ada rasa takut, tegang apalagi merasa bersalah disepasang mata indahnya.

Yang ada hanya keberanian, keberanian dan keberanian yang bahkan Firman pun tak tahu darimana asalnya.

"Ka-kamu..." Firman tak sanggup melanjutkan ucapannya.

Pria itu menghela napas kasar lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangan.

"Jawab pertanyaanku tadi, Kalila! Apa kamu, yang sudah mencuri dompet dan menguras habis isi ATMku?"

"Dompet? Ngapain aku ambil dompet kamu, Mas?" Kalila malah balik bertanya. "Memangnya, kamu kehilangan dompet dimana? Dan, soal ATM..."

Kalila melangkah lebih dekat ke depan suaminya. "Memangnya, ATM kamu ada isinya? Bukannya, kamu bilang kalau kamu udah nggak punya simpanan sama sekali di kartu ATM? Semua uang kamu sudah kamu setor ke Ibu, kan?"

Wajah Firman seketika berubah panik. Ia bahkan sengaja menghindari tatapan Kalila yang teramat mengintimidasi.

"I-itu... Aku..." Firman benar-benar kehabisan akal. Entah, harus berkelit seperti apalagi dihadapan sang istri.

"Apa jangan-jangan... selama ini kamu ada simpanan dan sengaja menyembunyikan semuanya dari aku?" lanjut Kalila mencecar sang suami. "Untuk apa kamu sembunyikan, Mas? Apa kamu memang sengaja, tidak ingin memberi nafkah yang layak untuk aku?"

"Bukan seperti itu, Sayang!" Firman mendadak melunak. Walau bagaimanapun, separuh hatinya masih milik Kalila. Dicobanya untuk menggenggam tangan wanita itu. Namun, secepat kilat Kalila malah menepisnya kasar.

"Aku nggak nyangka, kalau kamu bisa setega ini sama aku, Mas! Disaat aku sudah susah payah merawat Ibu dan kamu dengan nafkah yang jauh dari kata layak, kamu justru menyembunyikan uang kamu untuk kamu berikan pada gundikmu itu!"

Suara Kalila menggelegar. Air matanya perlahan mulai menetes di depan Firman.

"Aku bukan gundik!" sergah Lia tak terima.

"Nggak usah akting kamu, Kalila!" Fika turut angkat bicara. "Kami semua tahu, pasti kamu yang sudah mencuri uang milik Firman."

"Uang terus yang kalian bicarakan," balas Kalila. "Aku bahkan nggak pernah tahu berapa banyak uang yang sebenarnya dihasilkan sama Mas Firman. Selama ini, aku bertahan hidup hanya dengan makanan sisa. Sepeserpun, Mas Firman tidak pernah memberikan aku tambahan nafkah."

"Kalau memang bukan uang Firman yang kamu gunakan untuk foya-foya, terus uang darimana, hah? Jual diri?" tanya Fika dengan penuh selidik.

"Aku pakai tabunganku sewaktu masih gadis, Mbak. Apa Mbak puas, sekarang?" jawab Kalila dengan bersungguh-sungguh.

"Tabungan semasih gadis? Nggak salah?" Fika tertawa meremehkan. "Kamu pikir, aku percaya? Ngaca, Kalila! Kamu itu cuma perempuan miskin. Jadi, mana mungkin kamu punya duit tabungan untuk kamu foya-foyakan."

Mendengar itu, Kalila hanya tersenyum sinis. "Mbak lupa, darimana asal modal yang dipakai Mas Firman untuk membuka toko meubel-nya?"

Mata Fika seketika mendelik.

"Itu semua modal dari aku, Mbak! Kalau bukan dari hasil menjual seluruh emas milikku, mungkin sampai detik ini, Mas Firman belum menjadi apa-apa. Dia mungkin saja masih menjadi pengangguran yang melarat dan banyak hutang!"

"Cukup bicaramu, Kalila!" hardik Firman dengan nada tinggi. Ada Lia di sini. Jelas, dia tak mau jika masa lalunya yang sangat memprihatikan sampai diketahui oleh sang istri muda.

"Kenapa, Mas?" tantang Kalila. "Apa kamu malu kalau gundikmu sampai tahu semenyedihkan apa kamu sewaktu miskin dulu?"

"Kalila! Sudah!" cegah Firman. "Lebih baik kamu masuk ke kamar! Masalah ini, kita bicarakan nanti."

"Semuanya harus diselesaikan sekarang! Aku nggak mau dituduh sebagai seorang pencuri."

"Oke. Mas percaya sama kamu. Kamu tidak mungkin berani melakukan hal tercela seperti itu. Jadi, tolong berhenti bicara dan masuk ke dalam kamar kamu sekarang juga!"

Kalila mengusap air matanya dengan kasar. Ia pun berjalan cepat hendak menuju ke kamarnya yang ada dilantai atas.

"Loh, mau kemana, kamu?" cegah Fika. "Masak dulu, gih! Kami lapar."

"Minggir, Mbak!" kata Kalila. "Aku mau naik ke atas!"

"Nggak boleh. Kamu harus masak dulu untuk kami!"

"Minggir atau aku dorong, Mbak!"

Bukannya takut, Fika justru malah tertawa mendengar ancaman dari Kalila.

"Memangnya, kamu berani?" tantang Fika dengan tatapan meremehkan.

Kalila menampilkan senyuman sinis diwajahnya. Tanpa aba-aba, ia langsung mendorong Fika dengan keras hingga terjatuh dan mendarat dilantai yang keras.

"Aduh!"

"Makanya, jangan coba-coba untuk nantangin aku, Mbak!"

Semua orang jelas tercengang melihat pemandangan yang sangat langka itu. Seorang Kalila yang dulu selalu lemah dan pasrah saat ditindas hari ini benar-benar berubah menjadi sosok yang sangat berbeda.

"Fika, kamu nggak apa-apa, Nak?" tanya Bu Midah yang melangkah mendekati sang anak.

"Sakit, Bu," ringis Fika.

"Kok kamu bisa kalah sama si miskin itu, sih?" tanya Bu Midah lagi. Ia sedang berusaha membantu putrinya untuk berdiri kembali.

"Nggak tahu, Bu. Tenaganya kuat sekali."

Bu Midah masih terlihat begitu syok. Sejak tadi, ia memutuskan untuk diam karena benar-benar terkejut akibat perubahan drastis Kalila.

"Bujuk istri tuamu untuk kembali jadi penurut seperti semula, Man!" pinta Bu Midah pada sang putra.

"Iya, Bu," angguk Firman.

"Mas, mau kemana?" tanya Lia saat Firman hendak menyusul Kalila ke lantai atas.

"Mau nyusul Kalila. Kamu tunggu di sini dulu, ya!"

"Mau ikut," rengek Lia dengan manja.

"Nggak usah," geleng Firman. "Kamu di sini saja sama yang lain. Oke?"

Tanpa menunggu persetujuan dari Lia, Firman lekas berlari menaiki anak tangga untuk menyusul Kalila. Sayangnya, belum sampai di lantai atas, suara barang-barang yang dilemparkan secara asal sudah terdengar nyaring dari arah kamarnya dan Kalila.

"Siapa yang menaruh barang-barang sampah ini di kamarku, hah?" teriak Kalila murka.

Glek!

Firman meneguk ludah dengan susah payah. Apakah Kalila kesurupan sehingga berani mengamuk seperti itu?

"Mas, itu suara apa?" tanya Lia yang ikut menyusul ke atas.

Prang!

Suara seperti botol pecah kembali terdengar.

"Jangan-jangan..."Lia tidak melanjutkan ucapannya lagi. Lekas, dia berlari ke atas dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Tidak!! Skincare-ku!! Parfum-ku!!!" pekik Lia saat melihat barang-barang miliknya benar-benar dihancurkan oleh Kalila.

"Berhenti perempuan burik!! Semua itu barang-barang mahal! Kamu mana sanggup ganti itu semua!"

Prang!

Lia seketika mematung. Sepersekian detik yang lalu, Kalila melempar satu botol parfum lagi dan nyaris mengenai kepala nya.

"Beli dari hasil ngangkang didepan suami orang aja, sudah bangga, hah?"

Terpopuler

Comments

Lisa Icha

Lisa Icha

nah rasain tuh skincare mahalmu hasil Dari ngangkang dihancurin ma Lila

2025-03-21

0

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

mantap Kalila. miskinkan

2025-03-07

0

Yati Syahira

Yati Syahira

gitu kalila cerdas

2025-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Memergoki
3 Pelajaran pertama
4 Rancangan balas dendam
5 Adik kecil
6 Kuras isi ATM ini !
7 Dulu dan sekarang
8 Amarah Kalandra
9 Tuduhan
10 Kalila mengamuk
11 Kelakuan si miskin
12 Surat perjanjian
13 Rasa kehilangan
14 Firman pusing
15 Pasti bisa!
16 Cemburu si pelakor
17 Dimana uangku?
18 Shopping
19 Jendral
20 Fitnah teman kantor
21 Rencana Firman dan Fika
22 Gagal
23 Salah satunya?
24 Menginginkan Kalila
25 Masuk jebakan
26 Jendral yang mana?
27 Siapa Kalandra Hardian?
28 Perubahan rencana Kalila
29 Meminta perhiasan kembali
30 Harapan Firman
31 Menantang cerai
32 Alasan mempertahankan Kalila
33 Senjata baru
34 Ada rahasia?
35 Kebakaran
36 Meminjam kembali
37 Berusaha menghasut
38 Zonk
39 Ancaman Firman
40 Bukan Kakak kandung Kalila?
41 Talak aku!
42 Rencana selanjutnya
43 Vivi si manipulatif
44 Dugaan perselingkuhan
45 Rekaman video
46 Tuntutan di persidangan nanti
47 Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48 Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49 Percaya diri
50 Tak mau membantu
51 Tanah harapan terakhir
52 Ditagih hutang
53 Permintaan Firman
54 Main keroyokan
55 Masukan sesat
56 Selingkuh yang sebenarnya
57 Talak untuk istri kedua
58 Siapa!?
59 Tamu
60 Toko milikku
61 Keadaan Bu Midah
62 Fika dan misinya
63 Jadi makmum saya, mau?
64 Kehadiran Fika
65 Firman pasrah
66 Mendatangi Firman
67 Video yang hilang
68 Dadakan
69 Aku... kangen
70 Modus
71 Penyelamat
72 Selingkuhan yang lain
73 Klarifikasi
74 Mendatangi Lia
75 Nasib Firman
76 Lumpuh
77 menghadapi kenyataan
78 Rekomendasi Kalila
79 Diandra menang
80 Siapa yang ganteng?
81 Saat jatuh
82 Dijenguk Kalila
83 Pertengkaran
84 Memangnya, bisa apa?
85 Aksi Riko
86 Fika ikut-ikutan
87 Istri harus patuh!
88 Jebakan Jendral
89 Kebangkitan Diandra
90 Rapat keluarga Jendral
91 Sebuah pilihan
92 Diusir?
93 Hari terburuk Firman
94 Ingin bantuan Kalila
95 Mau jadi menantu Tante?
96 Bertemu mereka lagi
97 Mengerjai mereka
98 Menyiksa mertua
99 Keluar dari rumah
100 Benalu di rumah Vivi
101 Obat
102 Tekad Firman
103 Gagal traktir
104 Dua wanita
105 Kembali teringat mantan
106 Riko ketahuan selingkuh
107 Inikah rasanya?
108 Kedatangan Tamu
109 Izinkan!
110 Ayo, klarifikasi!
111 Ketakutan
112 Jadi pengemis
113 Perlawanan Fika
114 Kehilangan akal sehat
115 Mengusir anak-anak
116 Ancaman untuk pasangan selingkuh
117 Permintaan Kakak
118 Hasil ngemis
119 Menjelang akad
120 Misi menjodohkan Kalandra
121 Ketiban sialnya saja
122 Terpaksa memilih
123 Fika pergi
124 Mencari tumpangan
125 Bukan perkara sepele
126 Ipar
127 Dihina ternyata menyakitkan
128 Firman pergi
129 Mulai dari awal
130 Kehidupan Riko
131 Harus kemana?
132 Babak bahagia
133 Percaya diri Riko
134 Ingin cerai saja
135 Mengusir mereka
136 Tidak diakui
137 Bukan anakku?
138 Hasil test DNA
139 Merebut segalanya
140 Kena tipu
141 Menolak membantu
142 Ending
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal
2
Memergoki
3
Pelajaran pertama
4
Rancangan balas dendam
5
Adik kecil
6
Kuras isi ATM ini !
7
Dulu dan sekarang
8
Amarah Kalandra
9
Tuduhan
10
Kalila mengamuk
11
Kelakuan si miskin
12
Surat perjanjian
13
Rasa kehilangan
14
Firman pusing
15
Pasti bisa!
16
Cemburu si pelakor
17
Dimana uangku?
18
Shopping
19
Jendral
20
Fitnah teman kantor
21
Rencana Firman dan Fika
22
Gagal
23
Salah satunya?
24
Menginginkan Kalila
25
Masuk jebakan
26
Jendral yang mana?
27
Siapa Kalandra Hardian?
28
Perubahan rencana Kalila
29
Meminta perhiasan kembali
30
Harapan Firman
31
Menantang cerai
32
Alasan mempertahankan Kalila
33
Senjata baru
34
Ada rahasia?
35
Kebakaran
36
Meminjam kembali
37
Berusaha menghasut
38
Zonk
39
Ancaman Firman
40
Bukan Kakak kandung Kalila?
41
Talak aku!
42
Rencana selanjutnya
43
Vivi si manipulatif
44
Dugaan perselingkuhan
45
Rekaman video
46
Tuntutan di persidangan nanti
47
Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48
Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49
Percaya diri
50
Tak mau membantu
51
Tanah harapan terakhir
52
Ditagih hutang
53
Permintaan Firman
54
Main keroyokan
55
Masukan sesat
56
Selingkuh yang sebenarnya
57
Talak untuk istri kedua
58
Siapa!?
59
Tamu
60
Toko milikku
61
Keadaan Bu Midah
62
Fika dan misinya
63
Jadi makmum saya, mau?
64
Kehadiran Fika
65
Firman pasrah
66
Mendatangi Firman
67
Video yang hilang
68
Dadakan
69
Aku... kangen
70
Modus
71
Penyelamat
72
Selingkuhan yang lain
73
Klarifikasi
74
Mendatangi Lia
75
Nasib Firman
76
Lumpuh
77
menghadapi kenyataan
78
Rekomendasi Kalila
79
Diandra menang
80
Siapa yang ganteng?
81
Saat jatuh
82
Dijenguk Kalila
83
Pertengkaran
84
Memangnya, bisa apa?
85
Aksi Riko
86
Fika ikut-ikutan
87
Istri harus patuh!
88
Jebakan Jendral
89
Kebangkitan Diandra
90
Rapat keluarga Jendral
91
Sebuah pilihan
92
Diusir?
93
Hari terburuk Firman
94
Ingin bantuan Kalila
95
Mau jadi menantu Tante?
96
Bertemu mereka lagi
97
Mengerjai mereka
98
Menyiksa mertua
99
Keluar dari rumah
100
Benalu di rumah Vivi
101
Obat
102
Tekad Firman
103
Gagal traktir
104
Dua wanita
105
Kembali teringat mantan
106
Riko ketahuan selingkuh
107
Inikah rasanya?
108
Kedatangan Tamu
109
Izinkan!
110
Ayo, klarifikasi!
111
Ketakutan
112
Jadi pengemis
113
Perlawanan Fika
114
Kehilangan akal sehat
115
Mengusir anak-anak
116
Ancaman untuk pasangan selingkuh
117
Permintaan Kakak
118
Hasil ngemis
119
Menjelang akad
120
Misi menjodohkan Kalandra
121
Ketiban sialnya saja
122
Terpaksa memilih
123
Fika pergi
124
Mencari tumpangan
125
Bukan perkara sepele
126
Ipar
127
Dihina ternyata menyakitkan
128
Firman pergi
129
Mulai dari awal
130
Kehidupan Riko
131
Harus kemana?
132
Babak bahagia
133
Percaya diri Riko
134
Ingin cerai saja
135
Mengusir mereka
136
Tidak diakui
137
Bukan anakku?
138
Hasil test DNA
139
Merebut segalanya
140
Kena tipu
141
Menolak membantu
142
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!