Rancangan balas dendam

Puas rasanya melihat suaminya dan perempuan penggoda itu menanggung malu yang sangat luar biasa. Setelah selesai diarak keliling kampung, keduanya langsung dibawa kembali ke rumah kemudian bersiap untuk dinikahkan.

"Mas, aku nggak mau nikah kayak gini. Aku maunya nikah secara besar-besaran, Mas!" rengek Lia kepada Firman.

"Iya, Sayang. Mas pasti akan mewujudkan pernikahan impian kamu. Tapi, untuk sekarang, kita turuti permintaan warga dulu, ya! Kita menikah secara siri dulu. Soal resepsi, biar kita urus nanti."

Wajah Lia masih cemberut. Ia menoleh ke arah lain sambil misuh-misuh tak jelas.

"Eh, pel@cur gratisan! Pake nih baju!" Bu Tuti melemparkan sebuah baju kebaya model lama ke hadapan Lia.

"Baju apaan, nih? Kok jelek banget?"

"Pake aja! Itu buat acara nikah kamu!"

"Mas!!!" Lia meradang. Mana sudi dirinya mengenakan pakaian sejelek itu. Kebaya model lama yang bahkan orangtua pun mungkin sudah enggan untuk mengenakannya.

"Pakai saja, Sayang! Daripada warga marahin kamu lagi!" bujuk Firman.

Sambil menghentakkan kakinya, Lia terpaksa memakai baju tersebut. Sementara, Firman kembali mengenakan kemeja dan celana panjangnya lalu duduk di sebelah Lia menunggu kehadiran keluarga dari kedua belah pihak.

"Ya ampun, Firman!!! Anakku!" pekik Bu Midah yang akhirnya datang juga.

"Ibu," lirih Firman. Ia memeluk sang Ibu dengan erat.

"Kenapa bisa begini, sih, Nak?"

"Nggak tahu, Bu. Firman sama Lia tadi khilaf!" ucap Firman seraya tertunduk dalam.

"Ya ampun, wajah kamu kenapa? Kok lebam begini?" tanya Bu Midah dengan perasaan khawatir.

"Dipukul warga, Bu."

Darah Bu Midah seketika mendidih mendengar pengakuan sang anak. Dia pun berbalik menatap warga satu per satu dengan mata melototnya.

"Kalian benar-benar keterlaluan! Tega sekali kalian memukuli anak saya!"

"Anak sampean memang pantas dipukuli, Bu. Kok berani sekali berbuat zina di siang bolong? Nggak pernah diajarin adab, ya?" sahut seorang bapak-bapak dengan menggebu-gebu.

"Jaga ya, mulut Anda! Jangan sembarangan ngatain anak saya!" sahut Bu Midah emosi. "Lagipula, ngapain sih kalian sibuk banget ngurusin anak saya? Suka-suka dia dong mau ngapain aja. Toh, dia melakukannya juga sama calon istrinya sendiri."

Degh!

Kalila yang mendengar itu pun kembali disengat rasa sakit. Jadi, mertuanya sudah tahu jika Firman telah mendua? Bahkan, secara tidak langsung, wanita paruh baya itu menegaskan bahwa dia telah merestui putranya bersama perempuan itu?

Sungguh, hal itu semakin membuat tekad Kalila untuk membalas dendam semakin menggebu-gebu. Ia tak akan pergi sebelum menancapkan belati di hati setiap orang yang sudah menyakitinya.

"Wah, nggak bener ini! Pantas kelakuan anaknya kayak binatang. Ternyata, karena ada dukungan dari orangtuanya sendiri," seru Bu Tuti yang duduk disebelah Kalila.

Bu Midah pun menoleh ke arah sumber suara. Sedetik berikutnya, ia mulai menyadari bahwa sang menantu ternyata juga ada di tempat yang sama.

"Jadi, kamu ada di sini dan tetap membiarkan suami kamu diarak keliling komplek?" tanya Bu Midah seraya berkacak pinggang.

"Iya, Bu. Sejak tadi saya memang di sini," jawab Kalila.

"Dia yang melaporkan kami, Bu!" adu Lia kepada Bu Midah.

"Oh, ya? Jadi, ini semua perbuatan perempuan miskin ini?"

Bu Midah pun melangkah mendekati Kalila. Dan... plak! Satu tamparan keras ia layangkan ke pipi Kalila.

"Istri durhaka kamu, Kalila! Seharusnya, kamu membantu suami kamu untuk menutupi aibnya. Bukan malah mengumbar aib suami kamu dan berakhir seperti ini. Apa kamu sengaja ingin menghancurkan anakku dan calon mantu kesayanganku, hah?"

Kalila tersenyum sinis. Ia memegang pipinya yang tampak mulai memerah.

"Ya, saya sengaja, Bu!" angguk Kalila.

"Kurang ajar!" Bu Midah kembali mengangkat telapak tangannya. Bersiap untuk memberi tamparan kedua untuk Kalila.

"Jangan berbuat onar di sini! Cukup, Bu!" hardik seorang pria dengan peci hitam yang menghiasi kepalanya. Beliau adalah ketua RT di lingkungan tersebut.

"Saya harus memberi pelajaran untuk menantu dan istri durhaka ini, Pak! Bisa-bisanya, dia melaporkan suaminya sendiri seperti ini!"

"Anak Ibu yang salah! Jadi, dia pantas mendapatkannya," sahut Kalila.

"Anak saya yang salah?" Bu Midah tertawa mengejek. "Hei, Kalila! Sadar diri, dong! Lelaki tidak mungkin berpaling kalau istrinya bisa menjaga penampilan dengan sangat baik. Sementara kamu? Apa kamu sadar, kalau kamu benar-benar sangat jelek, burik dan bau?" Bu Midah kembali tertawa lebar.

"Sadar diri, hei!" Wanita itu menjentikkan jarinya didepan wajah Kalila. "wajar Firman berpaling karena tidak tahan sama perempuan spek pembantu macam kamu."

"Sebelum saya jadi jelek, burik dan bau, saya juga pernah sangat cantik, modis dan wangi, Bu. Seharusnya, Ibu sama anak Ibu instrospeksi diri! Saya jadi seperti sekarang, semua karena kalian! Kalian yang tidak pernah memberi saya uang untuk sekadar membeli pakaian atau perawatan ke salon!"

"Oh, makin kurang ajar kamu, ya! Sekarang, kamu mau fitnah saya dan anak saya?" Bu Midah berkacak pinggang. Bola matanya seolah hendak keluar dari tempatnya.

"Fitnah?" Kalila menyeringai sinis. "Saya tidak pernah memfitnah. Yang saya ucapkan fakta."

"Kamu..."

"Sudah, Bu! Sudah, Kalila!" ujar Firman menengahi. Pria itu sadar bahwa bidikan kamera semakin banyak terarah kepada mereka.

Jika rahasia keluarganya terbongkar dan menjadi konsumsi publik, maka reputasi Firman akan semakin hancur.

"Lebih baik, kalian berdua diam! Masalah ini, biar kita selesaikan di rumah saja!"

"Kalau begitu, aku pulang duluan, Mas! Selamat menjalankan pernikahan keduamu! Semoga langgeng, ya!" pamit Kalila.

Tatapan matanya terlihat sangat dingin. Tak ada cinta maupun kelembutan yang terpancar disepasang mata itu. Hal yang membuat Firman seketika merasa sangat takut.

Firasat Firman mengatakan bahwa sesuatu yang jauh lebih buruk mungkin saja akan terjadi.

"Bagus! Sana kamu pergi! Pulang bereskan rumah dan siapkan kamar pengantin untuk Firman dan Lia! Jangan lupa, masak juga untuk makan siang mereka!" titah Bu Midah dengan angkuhnya.

Dia berpikir bahwa Kalila masih menantunya yang dulu. Menantu yang mau-mau saja disuruh melakukan apapun.

"Kenapa harus disiapkan kamar pengantin, Bu? Bukankah mereka bisa melakukannya di semua tempat? Mungkin, besok-besok Mas Firman dan gundiknya mau melakukan hal itu dihalaman rumah?" sindir Kalila.

"Kalila! Jangan semakin keterlaluan!" hardik Firman.

Sayangnya, Kalila sama sekali tidak takut. Sebaliknya, perempuan itu semakin tertantang untuk meruntuhkan keangkuhan manusia-manusia itu.

"Nggak usah marah-marah, Mas! Santai, dong!" ujar Kalila sebelum berlalu pergi dengan langkah pasti.

Tidak! Ia sudah bersumpah untuk tidak menangis lagi. Kalila yang dulu sangat bodoh karena mencintai Firman yang ternyata begitu sangat kejam, sudah ia kubur dalam-dalam.

Kini, hanya ada Kalila yang akan berpikir dengan logika. Bukan dengan mengandalkan kemauan hati lagi.

*

"Boleh saya bertemu dengan Bapak Kalandra?" tanya Kalila begitu ia tiba disebuah gedung perkantoran yang sangat megah.

"Sudah ada janji?" tanya wanita yang berdiri dibelakang meja resepsionis.

"Belum."

"Maaf, jika tak ada janji, Anda tak bisa menemui Tuan Kalandra. Silakan Anda kembali jika sudah membuat janji dengan beliau!"

Meski kata-katanya terdengar sangat sopan, namun pandangan petugas resepsionis itu jelas sekali tengah merendahkan Kalila.

"Lusuh!"

Satu kata itu akhirnya terdengar saat Kalila berbalik. Langkahnya pun terhenti. Ia berbalik menatap resepsionis itu kemudian melakukan panggilan dengan handphone bututnya.

"Aku dibawah."

Tak berselang lama, telepon di meja resepsionis berdering. Wajah petugas resepsionis itu mendadak pias saat mendengar makian dari ujung sana.

"Ma-maaf, Pak," ucap sang resepsionis ketakutan.

"Apa kata Tuan Kalandra?" tanya Kalila.

"Anda boleh langsung ke ruangan beliau!"

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

sesama isteri sah bisa ngomong gini 😭 kalo suami anda yg begituan masih bisa ngomong gini ga buk 🙈

2025-03-18

1

guntur 1609

guntur 1609

bodoh Kalila. tampar balik calon mantan mertuamu

2025-01-24

0

Natasia Wang

Natasia Wang

Jangan² kluarganya sultan ni Lila lebih mantab bls dndamnya

2025-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Memergoki
3 Pelajaran pertama
4 Rancangan balas dendam
5 Adik kecil
6 Kuras isi ATM ini !
7 Dulu dan sekarang
8 Amarah Kalandra
9 Tuduhan
10 Kalila mengamuk
11 Kelakuan si miskin
12 Surat perjanjian
13 Rasa kehilangan
14 Firman pusing
15 Pasti bisa!
16 Cemburu si pelakor
17 Dimana uangku?
18 Shopping
19 Jendral
20 Fitnah teman kantor
21 Rencana Firman dan Fika
22 Gagal
23 Salah satunya?
24 Menginginkan Kalila
25 Masuk jebakan
26 Jendral yang mana?
27 Siapa Kalandra Hardian?
28 Perubahan rencana Kalila
29 Meminta perhiasan kembali
30 Harapan Firman
31 Menantang cerai
32 Alasan mempertahankan Kalila
33 Senjata baru
34 Ada rahasia?
35 Kebakaran
36 Meminjam kembali
37 Berusaha menghasut
38 Zonk
39 Ancaman Firman
40 Bukan Kakak kandung Kalila?
41 Talak aku!
42 Rencana selanjutnya
43 Vivi si manipulatif
44 Dugaan perselingkuhan
45 Rekaman video
46 Tuntutan di persidangan nanti
47 Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48 Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49 Percaya diri
50 Tak mau membantu
51 Tanah harapan terakhir
52 Ditagih hutang
53 Permintaan Firman
54 Main keroyokan
55 Masukan sesat
56 Selingkuh yang sebenarnya
57 Talak untuk istri kedua
58 Siapa!?
59 Tamu
60 Toko milikku
61 Keadaan Bu Midah
62 Fika dan misinya
63 Jadi makmum saya, mau?
64 Kehadiran Fika
65 Firman pasrah
66 Mendatangi Firman
67 Video yang hilang
68 Dadakan
69 Aku... kangen
70 Modus
71 Penyelamat
72 Selingkuhan yang lain
73 Klarifikasi
74 Mendatangi Lia
75 Nasib Firman
76 Lumpuh
77 menghadapi kenyataan
78 Rekomendasi Kalila
79 Diandra menang
80 Siapa yang ganteng?
81 Saat jatuh
82 Dijenguk Kalila
83 Pertengkaran
84 Memangnya, bisa apa?
85 Aksi Riko
86 Fika ikut-ikutan
87 Istri harus patuh!
88 Jebakan Jendral
89 Kebangkitan Diandra
90 Rapat keluarga Jendral
91 Sebuah pilihan
92 Diusir?
93 Hari terburuk Firman
94 Ingin bantuan Kalila
95 Mau jadi menantu Tante?
96 Bertemu mereka lagi
97 Mengerjai mereka
98 Menyiksa mertua
99 Keluar dari rumah
100 Benalu di rumah Vivi
101 Obat
102 Tekad Firman
103 Gagal traktir
104 Dua wanita
105 Kembali teringat mantan
106 Riko ketahuan selingkuh
107 Inikah rasanya?
108 Kedatangan Tamu
109 Izinkan!
110 Ayo, klarifikasi!
111 Ketakutan
112 Jadi pengemis
113 Perlawanan Fika
114 Kehilangan akal sehat
115 Mengusir anak-anak
116 Ancaman untuk pasangan selingkuh
117 Permintaan Kakak
118 Hasil ngemis
119 Menjelang akad
120 Misi menjodohkan Kalandra
121 Ketiban sialnya saja
122 Terpaksa memilih
123 Fika pergi
124 Mencari tumpangan
125 Bukan perkara sepele
126 Ipar
127 Dihina ternyata menyakitkan
128 Firman pergi
129 Mulai dari awal
130 Kehidupan Riko
131 Harus kemana?
132 Babak bahagia
133 Percaya diri Riko
134 Ingin cerai saja
135 Mengusir mereka
136 Tidak diakui
137 Bukan anakku?
138 Hasil test DNA
139 Merebut segalanya
140 Kena tipu
141 Menolak membantu
142 Ending
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal
2
Memergoki
3
Pelajaran pertama
4
Rancangan balas dendam
5
Adik kecil
6
Kuras isi ATM ini !
7
Dulu dan sekarang
8
Amarah Kalandra
9
Tuduhan
10
Kalila mengamuk
11
Kelakuan si miskin
12
Surat perjanjian
13
Rasa kehilangan
14
Firman pusing
15
Pasti bisa!
16
Cemburu si pelakor
17
Dimana uangku?
18
Shopping
19
Jendral
20
Fitnah teman kantor
21
Rencana Firman dan Fika
22
Gagal
23
Salah satunya?
24
Menginginkan Kalila
25
Masuk jebakan
26
Jendral yang mana?
27
Siapa Kalandra Hardian?
28
Perubahan rencana Kalila
29
Meminta perhiasan kembali
30
Harapan Firman
31
Menantang cerai
32
Alasan mempertahankan Kalila
33
Senjata baru
34
Ada rahasia?
35
Kebakaran
36
Meminjam kembali
37
Berusaha menghasut
38
Zonk
39
Ancaman Firman
40
Bukan Kakak kandung Kalila?
41
Talak aku!
42
Rencana selanjutnya
43
Vivi si manipulatif
44
Dugaan perselingkuhan
45
Rekaman video
46
Tuntutan di persidangan nanti
47
Pembalasan untuk Sindi bag. 1
48
Pembalasan untuk Sindi bag. 2
49
Percaya diri
50
Tak mau membantu
51
Tanah harapan terakhir
52
Ditagih hutang
53
Permintaan Firman
54
Main keroyokan
55
Masukan sesat
56
Selingkuh yang sebenarnya
57
Talak untuk istri kedua
58
Siapa!?
59
Tamu
60
Toko milikku
61
Keadaan Bu Midah
62
Fika dan misinya
63
Jadi makmum saya, mau?
64
Kehadiran Fika
65
Firman pasrah
66
Mendatangi Firman
67
Video yang hilang
68
Dadakan
69
Aku... kangen
70
Modus
71
Penyelamat
72
Selingkuhan yang lain
73
Klarifikasi
74
Mendatangi Lia
75
Nasib Firman
76
Lumpuh
77
menghadapi kenyataan
78
Rekomendasi Kalila
79
Diandra menang
80
Siapa yang ganteng?
81
Saat jatuh
82
Dijenguk Kalila
83
Pertengkaran
84
Memangnya, bisa apa?
85
Aksi Riko
86
Fika ikut-ikutan
87
Istri harus patuh!
88
Jebakan Jendral
89
Kebangkitan Diandra
90
Rapat keluarga Jendral
91
Sebuah pilihan
92
Diusir?
93
Hari terburuk Firman
94
Ingin bantuan Kalila
95
Mau jadi menantu Tante?
96
Bertemu mereka lagi
97
Mengerjai mereka
98
Menyiksa mertua
99
Keluar dari rumah
100
Benalu di rumah Vivi
101
Obat
102
Tekad Firman
103
Gagal traktir
104
Dua wanita
105
Kembali teringat mantan
106
Riko ketahuan selingkuh
107
Inikah rasanya?
108
Kedatangan Tamu
109
Izinkan!
110
Ayo, klarifikasi!
111
Ketakutan
112
Jadi pengemis
113
Perlawanan Fika
114
Kehilangan akal sehat
115
Mengusir anak-anak
116
Ancaman untuk pasangan selingkuh
117
Permintaan Kakak
118
Hasil ngemis
119
Menjelang akad
120
Misi menjodohkan Kalandra
121
Ketiban sialnya saja
122
Terpaksa memilih
123
Fika pergi
124
Mencari tumpangan
125
Bukan perkara sepele
126
Ipar
127
Dihina ternyata menyakitkan
128
Firman pergi
129
Mulai dari awal
130
Kehidupan Riko
131
Harus kemana?
132
Babak bahagia
133
Percaya diri Riko
134
Ingin cerai saja
135
Mengusir mereka
136
Tidak diakui
137
Bukan anakku?
138
Hasil test DNA
139
Merebut segalanya
140
Kena tipu
141
Menolak membantu
142
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!