Si berkas yang menumpuk

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 7 malam, namun Thia belum berniat untuk pulang kerumah, dia masih lebih nyaman jika berada di kedai kopi milih Aisha, melayani pelanggan dan membantu sahabatnya itu dia rasa lebih baik daripada harus pulang kerumah.

Coffe shop milik Aisah malam itu sangat ramai pelanggan, sehingga Aisha dan staf nya mengalami sedikit kewalahan jadi dengan hati yang baik Thia pun memutuskan membantu para pelayan. Dia sangat telaten dalam mengantar berbagai jenis pesanan dari pelanggan.

Bahkan tak jarang para pria pria disana menggodanya dengan meminta nomor handphone, namun Thia sendiri menanggapi candaan candaan itu dengan rumor nya juga.

Sungguh suasana yang dapat mengobati luka hati Thia, kalau saja dia menetap dan bertahan di kantor tadi pagi pasti dia sudah bolak-balik 10 kali dari toilet karena menangis akibat perbuatan si CEO itu.

Tepat pukul 9 malam karena jarak rumah Thia agak jauh dari lokasi coffe shop itu dia pun memutuskan untuk pulang, Aisha sebenarnya sudah menyuruhkan pulang sedari tadi namun Thia menolak.

"Sha, gue balik yahhh, semangat!!!" Katanya memberikan semangat pada temannya itu.

"Oke Thia, makasih banyak yahhh, hati-hati kalau udah sampai jangan lupa kabarin gue yahhh" ucap Aisah

Setelah itu Thia langsung bergegas menuju rumahnya karma takut ketahuan kalau dia membolos hari ini.

Sesampainya di rumah dia hanya mendapati Mami nya sedang menonton di ruang tv, dia hanya menyapa dan mencium mami nya lalu berpamitan untuk naik ke lantai 2 dengan alasan akan segera istirahat.

Maminya hanya berdehem karna tahu kalau putrinya itu pasti sudah lelah dengan aktivitas nya hari ini.

Thia masuk ke dalam kamarnya dan langsung melemparkan dirinya ke atas kasur empuk miliknya. Dia menghadap kearah atap kamarnya lalu membayangkan bagaimana nasib nya besok dan drama apalagi yang akan terjadi antara dia dan Tian besok.

"Hufffffffff, rasanya gue mau Gilak kalau ngebayangin wajah pria itu" ucapnya mengeluh

"Kenapa yahh gue harus magang di situ, apa gak boleh di tempat lain aja, atau kalau boleh di perusahaan papi aja" ucapnya berbicara sendiri seperti orang yang benar-benar terlihat stress.

Setelah beberapa saat termenung dan meratapi nasibnya kelamaan, dia tertidur pulas tanpa mandi sama sekali, tampak nya dia sangat kelelahan menjadi waiters tadi.

Malam itu harapan Thia hanya ada satu, dia ingin memimpikan keindahan hidup di esok hari, ketakutan nya untuk datang ke kantor sebenarnya sangat menggebu-gebu apalagi dia bolos bekerja semalam.

Hari pun sangat cepat berlalu dan berganti, malam telah di gantikan cahaya cerah pagi hari dengan hembusan udara yang baru pula.

Thia yang sedang menyikat giginya terlihat lesu didepan cermin, pikirannya sudah membayangkan perkataan-perkataan kotor dari mulut sang CEO itu.

"Pasti gue dimaki maki nanti" ucapnya dalam hatinya. Kemudian Thia kembali bergegas untuk berangkat ke kantor.

Syukurnya pagi itu papi nya belum berangkat sehingga Thia masih mendapatinya di meja makan.

Dengan semangat dia mencium pipi papi dan maminya.

"Pagi papi,, pagi mami"

"Pagi sayang gimana 2 hari ini? Seru tidak?" Tanya papinya

"Emmmm gak ada yang istimewa sih Pi, soalnya anak papi ini malah ngadapin harimau lapar" ucap nya

"Hahahha kamu harus sabar namanya juga proses nanti juga kamu bakal tau kok" kata papi nya

"Iya piii, semoga aja yahh amanah selama 1 tahun ini" ucap Thia tak bersemangat, dia melanjutkan aksi sarapannya yang memakan beberapa lapis roti untuk mengisi perutnya agar siap berperang hari ini.

Setelah selesai sarapan dia pun pamit dan berangkat menuju kantor kematian.

"Gue gak boleh lengah, gue harus lebih brani ngadapin itu cowok, gak boleh nangis gak boleh nangis!!!!! Lo jangan nangis hari ini dan Lo harus memancarkan aura baru seorang Thia" ucapnya menyemangati dirinya sebelum berangkat.

Setelah merasa agak tenang dia pun melajukan mobilnya kearah perusahaan itu.

Tanpa butuh waktu lama dia sudah sampai di kantor, dan dengan aura barunya dia menyapa beberapa orang yang berpapasan dengannya.

"Itu anak magang yang jadi asisten pak Tian kan?" Tanya seorang karyawan

"Iyahhh benar, kok dia udah beda aja yah hari ini lebih Fress gitu, padahal semalam nangis" sambung temannya

"Namanya juga masih pagi, nanti juga bakal nangis lagi, udah ahh jangan bahas soal itu nanti ada yang dengar trus ngadu kita lagi yang berurusan sama pak Tian" sambung yang lainnya.

Thia yang sudah siap bertempur pun dengan gegas menuju ke ruangan nya dan ruangan Tian.

Dia berharap atasannya itu belum datang, ketika sudah sampai di depan ruangan nya tanpa mengetuk Thia langsung masuk.

Dan yahhh tidak sesuai dengan yang dia harapkan Tian justru sudah tampak sibuk di meja kerja.

"Sepagi ini dia udah disini? Trus dia istirahat nya kapan coba??" Tanya Thia dalam hatinya.

"Ehhhh bapak udah disini ternyata, selamat pagi pak Tian" sapa nya dengan penuh ramah

"Hemm pagi!" Jawab Tian ketus

Tanpa menjawab lagi Thia langsung menuju ke meja kerjanya dan dia sudah membayangkan betapa membosankan nya dia hari ini.

Tanpa mengganggu pekerjaan Tian dia pun memilih untuk membaca baca beberapa dokumen yang ada di komputer di depannya.

Setidaknya dia memiliki pengetahuan dari apa yang dia baca daripada harus menunggu si CEO itu mengajarinya.

Setelah beberapa jam asik dengan pekerjaannya masing-masing, Tian berjalan kearah meja kerja Thia.

"Ini berkas yang harus Lo cek sesuaikan semuanya dengan file yang udah gue share ke Gmail komputer ini" Pintah nya

"Ouhhh baik pak, terimakasih untuk arahannya" ucap Thia dengan senang hati

"Ingat hari ini harus udah selesai, pisahkan dokumen yang tidak sesuai" ucap nya lagi

"Hah? Hari ini pak?" Tanya Thia

"Hemmmm" jawabnya cuek

Thia langsung lemas melihat tumpukan berkas yang ada di meja nya saat ini.

"Gue sih bosan banget gak ada kerjaan tapi kenapa harus sebanyak ini coba" keluh nya lagi.

Namun setelah itu dia langsung bergerak dan mulai mengerjakan pekerjaan nya sesuai perintah Tian. Sementara tanpa memberitahu Thia, Tian pergi begitu saja membawa beberapa berkas namun jas nya masih tinggal disana, oleh sebab itu Thia berpikir bahwa Tian pasti akan kembali lagi.

Dengan semangat pun Thia mulai memeriksa sati per satu berkas, dan berniat saat Tian nanti kembali semua berkas itu sudah beres.

Hari itu semua karyawan sedikit lega karena tak melihat kejadian di dua hari berturut-turut saat Thia menangis. Mereka berharap agar tidak terjadi lagi hal tersebut pada Thia, apalagi Thia masih menjadi anak magang yang harus di ajari dan diarahkan dalam melakukan pekerjaannya.

Terpopuler

Comments

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Sdh ngak usah dipikirin...bawa aja cemilan,duduk cantik di sana...biarin Ceo gila yg kerja..kmu nonton drakor aja /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-11-14

1

Berda Neli

Berda Neli

Paling juga ujung nya jadi cinta/Smile/

2024-12-02

0

🎧✏📖

🎧✏📖

💪💪💪👍👍🙏

2024-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Cynthia dipanggil Thia
2 Thia dan Tian
3 Bentakan Keras!
4 Nangis lagi
5 Si berkas yang menumpuk
6 Hari penuh rapat
7 Dua keluarga berbeda
8 Mulai Akrab
9 Ribut Lagi
10 Dianggap Utang
11 Tangisan
12 Ada rasa
13 Makin dekatttt
14 Mulai Ada Rasa??
15 Thia dan Maya
16 Pelukan Pertama:)
17 Mulai confess
18 Tidak pasti
19 First Kissss!!!
20 Hari 1 Bekerja setelah Resmi
21 Punya Sahabat Lemot
22 Sisi gelap Tian
23 Hanya mainan?
24 Dibalas dengan sisi lain Thia
25 Cemburu
26 Cinta jadi Benci???
27 BIMBANG
28 Putus
29 Brukkkkkk
30 Penyesalan
31 Kabar tidak baik lagi
32 Sahabat Sejati
33 Kebenaran Terungkap
34 Argghhhhhh
35 Dijodohin
36 Kenapa Harus Lo???!!!
37 Bentakan
38 Sahhh
39 Malam pertama
40 Fakta Grace
41 10 Menit
42 Sateee
43 Jangan terlalu Percaya Diri
44 Menyesal
45 Cesil
46 Makin rumit
47 Pulang
48 Akhirnya...
49 Pelakor
50 Tian Menyadarinya
51 Kejadian tak terduga..
52 Ada yang tidak beres
53 Apakah Grace?
54 Haus Harta
55 Tidak ada rasa bersalah #1
56 Tak ada rasa bersalah #2
57 Hukuman Seumur Hidup
58 Thia ingin Mati
59 Kecewa
60 Hanya kamu yang aku punya
61 Tian si Harimau Gila
62 Tidak Setuju
63 Celaka Lagi
64 Thia Hamil
65 Operasi Tian berhasil
66 Siuman
67 iLY
68 Rumah tangga yang diharapkan
69 Siapa sebenarnya Tian?
70 Terulang lagi
71 Map berisi foto
72 Apa hubungannya dengan papi Thia??
73 Ibu kandung dan Ayah angkat??
74 Mulai terungkap
75 Papi Thia dalangnya?
76 Berdamai
77 Apa yang telah dilakukan papi thia?
78 Tian Pergi
79 Parah sekali papi thia
80 Hukuman yang setimpal
81 Kembali
82 Waduhhh
83 Meninggal
84 Hari penuh tangis
85 Mulai membaik
86 Hari yang di tunggu Tian
87 Mood ibu Hamil
88 Berpamitan
89 Pasangan baru
90 Bulan Keempat
91 Sehari sebelum berangkat
92 Hidup Baru
93 Tujuh bulanan
94 Bahasa cinta
95 Aurora cahaya baru
96 Cucu pertama oma
97 Randy & Nita Sah
98 Berkunjung lagi
99 Kembali
100 Liburan akhir tahun
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Cynthia dipanggil Thia
2
Thia dan Tian
3
Bentakan Keras!
4
Nangis lagi
5
Si berkas yang menumpuk
6
Hari penuh rapat
7
Dua keluarga berbeda
8
Mulai Akrab
9
Ribut Lagi
10
Dianggap Utang
11
Tangisan
12
Ada rasa
13
Makin dekatttt
14
Mulai Ada Rasa??
15
Thia dan Maya
16
Pelukan Pertama:)
17
Mulai confess
18
Tidak pasti
19
First Kissss!!!
20
Hari 1 Bekerja setelah Resmi
21
Punya Sahabat Lemot
22
Sisi gelap Tian
23
Hanya mainan?
24
Dibalas dengan sisi lain Thia
25
Cemburu
26
Cinta jadi Benci???
27
BIMBANG
28
Putus
29
Brukkkkkk
30
Penyesalan
31
Kabar tidak baik lagi
32
Sahabat Sejati
33
Kebenaran Terungkap
34
Argghhhhhh
35
Dijodohin
36
Kenapa Harus Lo???!!!
37
Bentakan
38
Sahhh
39
Malam pertama
40
Fakta Grace
41
10 Menit
42
Sateee
43
Jangan terlalu Percaya Diri
44
Menyesal
45
Cesil
46
Makin rumit
47
Pulang
48
Akhirnya...
49
Pelakor
50
Tian Menyadarinya
51
Kejadian tak terduga..
52
Ada yang tidak beres
53
Apakah Grace?
54
Haus Harta
55
Tidak ada rasa bersalah #1
56
Tak ada rasa bersalah #2
57
Hukuman Seumur Hidup
58
Thia ingin Mati
59
Kecewa
60
Hanya kamu yang aku punya
61
Tian si Harimau Gila
62
Tidak Setuju
63
Celaka Lagi
64
Thia Hamil
65
Operasi Tian berhasil
66
Siuman
67
iLY
68
Rumah tangga yang diharapkan
69
Siapa sebenarnya Tian?
70
Terulang lagi
71
Map berisi foto
72
Apa hubungannya dengan papi Thia??
73
Ibu kandung dan Ayah angkat??
74
Mulai terungkap
75
Papi Thia dalangnya?
76
Berdamai
77
Apa yang telah dilakukan papi thia?
78
Tian Pergi
79
Parah sekali papi thia
80
Hukuman yang setimpal
81
Kembali
82
Waduhhh
83
Meninggal
84
Hari penuh tangis
85
Mulai membaik
86
Hari yang di tunggu Tian
87
Mood ibu Hamil
88
Berpamitan
89
Pasangan baru
90
Bulan Keempat
91
Sehari sebelum berangkat
92
Hidup Baru
93
Tujuh bulanan
94
Bahasa cinta
95
Aurora cahaya baru
96
Cucu pertama oma
97
Randy & Nita Sah
98
Berkunjung lagi
99
Kembali
100
Liburan akhir tahun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!