CBT 02

SMA ***

Mia sampai 15 menit sebelum bel berbunyi, dengan perlahan ia menuruni mobil. Besar tubuhnya membuat Mia sulit bergerak, bulir keringat terlihat menghiasi dahinya.

"Makasih ya pak Hasan, nanti aku kasih kabar klo udah pulang."

"Siap Nona Mia."

Mia pun memasuki sekolah dengan riang. Mia menyapa semua guru yang berpapasan dengannya. Selain ramah dan ceria, Mia adalah salah satu murid berprestasi di sekolahnya. Ia tidak pernah sombong meski menyandang nama keluarga besarnya.

"My big girl sudah datang ternyata." Laras berseru.

Mia menoleh dan tersenyum manis, ia tidak pernah tersinggung meski di bilang besar atau sebagainya. Ia selalu beranggapan "Kenapa harus marah jika itu fakta?"

"Iya donk, gendut bukan alasan untuk jadi pemalas!" Celetuk Mia.

"Uhh... Dalam sekali kata-kata lo. Langsung tepat sasaran ke ulu hati gue!"

Mia terkekeh mendengar rajukan sahabatnya ini. Gadis cantik dengan tubuh semampai, yang kadang membuat iri Mia. Mia menatap takjub pada sahabatnya Laras.

"Kenapa ngeliatin gue kaya gitu?"

"Gue pengen punya badan kaya lo, tapi ga bisa... Gue terlalu keji membiarkan coklat-coklat lezat itu nganggur." Mia mendesah pura-pura sedih.

"Hei, Ga sadar lo?. Badan lo tuh enak banget buat di peluk!!! Gue aja pengen peluk lo terus, empuk dan lembut." Laras bergelayut memeluk Mia.

Mia membiarkan Laras memeluknya, sudah kebiasaan Laras melalukan hal itu. Bahkan sempat ramai siswa lain menyebut mereka penyuka sesama jenis.

"Udah ah peluknya, Udah mau masuk kelas!" Mia melepas pelukan Laras yang cemberut.

"Seenak itu meluk Mia?" Haris sang ketua kelas datang saat bel akan berbunyi.

Laras segera membentangkan tangannya "Tidak untuk lo, atau lelaki lain manapun," Laras berdiri di depan Mia seolah menjadi tameng "Kalian para lelaki hanya mau memanfaatkan Mia karena keluarganya yang kaya dan terpandang, gue tau itu."

"Seburuk itu pandangan lo?"

"Kalian sama saja dengan-" Mia membekap mulut Laras dan menggelengkan kepalanya.

"Apa ini karena Farel yang sempat ngedeketin lo? Gue dengar dia taruhan sama teman se gengnya buat jadiin lo pacar, Mia."

"Stsss... Guru udah masuk tuh. Mau berdiri dilapangan lagi? Hem?" Mia menginterupsi, malas membahas yang menurutnya tidak penting.

Mia benar-benar gadis tangguh, tidak pernah mengambil pusing siswa-siswi yang berbicara buruk dibelakangnya. Mengejeknya karena tubuhnya yang gemuk.

"Gue bukan dia dan tidak seperti dia, lo jangan dengarin kata Laras!" Haris masih berbicara sambil berbisik. Laras menatap malas pada Haris.

Mia menganggukkan kepalanya, tentu saja Haris tidak begitu. Mia dan Haris berteman dari Sekolah Dasar, jadi Mia cukup mengenal karakter Haris.

"Hei, boleh kenalan... aku Farel kelas 2A. Kamu yang kemarin menang olimpiade Sains kan?"

"Kamu asik juga ya ternyata, tau gitu kita kenalan dari dulu."

"Aku suka sama kamu... Mau kan jadi pacar aku?!"

"Bercanda kali, mana mau gue sama cewe gendut. Ya ampun, liat dia aja rasanya jadi gerah."

"Pacar asli gue tuh Raisa, liat sendiri kan bodynya sexy banget!. Itu baru namanya cewe cantik!"

Mia memejamkan matanya, saat mengingat semua kenangan buruk yang sebulan lalu dialaminya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, kembali fokus pada pelajaran sambil tersenyum riang.

🌷🌷🌷

Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa keluar dari kelasnya masing-masing.

"Mia, mau ke kantin gak?" Laras bangkit dari kursinya, karena ia tidak sarapan perutnya jadi keroncongan.

"Hm... Gimana ya. Lagi mau mulai diet." Kekeh Mia.

"Wah, pasti dikit lagi hujan. Lo mau diet? Ga percaya ah!"

"Betul sekali, gue gak mau nyiksa diri. Yuk, ke kantin!"

Laras bersorak riang, ia jadi ada teman makan. Satu yang perlu diketahui, melihat Mia makan dapat membuat nafsu makan kita naik.

Saat berjalan ke kantin tanpa sengaja Mia berpapasan dengan Farel, Farel bersikap seolah tidak pernah mengenal Mia. Ia bersikap acuh sambil menggandeng pacarnya Raisa mesra.

Mia hanya tersenyum manis, sungguh ia tidak ingin perduli pada orang yang hanya menaruh luka padanya.

"Babe, coba lihat kakinya yang besar. Kira-kira berapa ya ukuran sepatunya?" Raisa mengejek saat berjalan melewati Mia.

Laras yang mendengar itu tersulut emosi "Hei, pecundang!"

Langkah Farel dan Raisa terhenti, mereka menoleh ke arah Laras dan Mia. Mia mengurut pangkal hidungnya, akan terjadi perang setelah ini.

"Siapa yang lo sebut pecundang?" Nada suara Farel dingin.

"Pacar lo itu, tolong mulutnya dijaga. Jangan sukanya nyinyir, hati gak sama dengan wajah. Busuk!"

"Kenapa lo yang ribut, yang disindir diam aja tuh!" Celetuk Raisa.

Mia benar-benar malas, ia sama sekali tidak tersinggung. Mia merangkul Laras "Apa yang ia bilang benar, tidak ada yang salah. Udah ya... kita ke kantin saja, gue udah lapar."

"Yah, makanlah yang banyak biar badan lo makin besar." Farel menyahut Raisa terkikik geli dan pergi, Laras sudah dibatas emosinya, dengan sekuat tenaga Mia menahan sahabatnya itu.

"Mia, apa-apaan seh... Jangan diem aja donk di bully gitu. Jadi kebiasaan!"

"Gue ga merasa di bully koq, nanti juga capek sendiri."

Laras hanya bisa pasrah menuruti keinginan Mia. Haris melihat kejadian itu mengepalkan tangannya, ia geram pada Farel yang bukannya minta maaf malah menambah masalah dengan Mia.

Please rate, vote dan likenya yach!

Sertakan commentnya agar aku lebih baik lagi, Enjoy!

Terpopuler

Comments

Ney 🐌

Ney 🐌

ayo harus lindungi mia

2023-09-21

1

noname

noname

sempet pas SMP kek mia gini gendut dibully tp cm bentar beruntung punya temen baik bgt yg selalu belain. dan aku bukti in dgn mnunjukkan prestasi jd yg bully akhirnya pada diem

2021-09-07

2

Efrida

Efrida

pernah diposisi ini....n aku dendam sm smua yg bulli aku, n kabar baiknya smua sdh terbalas saat reuni smp n smea 😅😅😅.

2021-09-03

2

lihat semua
Episodes
1 CBT 01
2 CBT 02
3 CBT 03
4 CBT 04
5 CBT 05
6 CBT 06
7 CBT 07
8 CBT 08
9 CBT 09
10 CBT 10
11 CBT 11
12 CBT 12
13 CBT 13
14 CBT 14
15 CBT 15
16 CBT 16
17 CBT 17
18 CBT 18
19 CBT 19
20 CBT 20
21 CBT 21
22 CBT 22
23 CBT 23
24 CBT 24
25 CBT 25
26 CBT 26
27 CBT 27
28 CBT 28
29 CBT 29
30 CBT 30
31 CBT 31
32 CBT 32
33 CBT 33
34 CBT 34
35 CBT 35
36 CBT 36
37 CBT 37
38 CBT 38
39 CBT 39
40 CBT 40
41 CBT 41
42 CBT 42
43 CBT 43
44 CBT 44
45 CBT 45
46 CBT 46
47 CBT 47
48 CBT 48
49 CBT 49
50 CBT 50
51 CBT 51
52 CBT 52
53 CBT 53
54 CBT 54
55 CBT 55
56 CBT 56
57 CBT 57
58 CBT 58
59 CBT 59
60 CBT 60
61 CBT 61
62 CBT 62
63 CBT 63
64 CBT 64
65 CBT 65
66 Pengumuman
67 CBT 66
68 CBT 67
69 CBT 68
70 CBT 69
71 CBT 70
72 CBT 71
73 CBT 72
74 CBT 73
75 CBT 74
76 CBT 75
77 CBT 76
78 CBT 77
79 CBT 78
80 CBT 79
81 CBT 80
82 CBT 81
83 CBT 82
84 CBT 83
85 CBT 84
86 CBT 85
87 CBT 86
88 CBT 87
89 CBT 88
90 CBT 89
91 CBT 90
92 CBT 91
93 CBT 92
94 CBT 93
95 CBT 94
96 CBT 95
97 CBT 96
98 CBT 97
99 CBT 98
100 CBT 99
101 CBT 100
102 CBT 101
103 CBT 102
104 CBT 103
105 CBT 104
106 CBT 105
107 CBT 106
108 CBT 107
109 CBT 108
110 CBt 109
111 CBT 110
112 CBT 111
113 CBT 112
114 CBT 113
115 CBT 114
116 CBT 115
117 CBT 116
118 CBT 117
119 CBT 118
120 CBT 119
121 CBT 120
122 CBT 121
123 CBT 122
124 CBT 123
125 CBT 124
126 CBT 125
127 CBT 126
128 CBT 127
129 CBT 128
130 Chitchat
131 New Story
132 Karya Baru
133 Karya Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
CBT 01
2
CBT 02
3
CBT 03
4
CBT 04
5
CBT 05
6
CBT 06
7
CBT 07
8
CBT 08
9
CBT 09
10
CBT 10
11
CBT 11
12
CBT 12
13
CBT 13
14
CBT 14
15
CBT 15
16
CBT 16
17
CBT 17
18
CBT 18
19
CBT 19
20
CBT 20
21
CBT 21
22
CBT 22
23
CBT 23
24
CBT 24
25
CBT 25
26
CBT 26
27
CBT 27
28
CBT 28
29
CBT 29
30
CBT 30
31
CBT 31
32
CBT 32
33
CBT 33
34
CBT 34
35
CBT 35
36
CBT 36
37
CBT 37
38
CBT 38
39
CBT 39
40
CBT 40
41
CBT 41
42
CBT 42
43
CBT 43
44
CBT 44
45
CBT 45
46
CBT 46
47
CBT 47
48
CBT 48
49
CBT 49
50
CBT 50
51
CBT 51
52
CBT 52
53
CBT 53
54
CBT 54
55
CBT 55
56
CBT 56
57
CBT 57
58
CBT 58
59
CBT 59
60
CBT 60
61
CBT 61
62
CBT 62
63
CBT 63
64
CBT 64
65
CBT 65
66
Pengumuman
67
CBT 66
68
CBT 67
69
CBT 68
70
CBT 69
71
CBT 70
72
CBT 71
73
CBT 72
74
CBT 73
75
CBT 74
76
CBT 75
77
CBT 76
78
CBT 77
79
CBT 78
80
CBT 79
81
CBT 80
82
CBT 81
83
CBT 82
84
CBT 83
85
CBT 84
86
CBT 85
87
CBT 86
88
CBT 87
89
CBT 88
90
CBT 89
91
CBT 90
92
CBT 91
93
CBT 92
94
CBT 93
95
CBT 94
96
CBT 95
97
CBT 96
98
CBT 97
99
CBT 98
100
CBT 99
101
CBT 100
102
CBT 101
103
CBT 102
104
CBT 103
105
CBT 104
106
CBT 105
107
CBT 106
108
CBT 107
109
CBT 108
110
CBt 109
111
CBT 110
112
CBT 111
113
CBT 112
114
CBT 113
115
CBT 114
116
CBT 115
117
CBT 116
118
CBT 117
119
CBT 118
120
CBT 119
121
CBT 120
122
CBT 121
123
CBT 122
124
CBT 123
125
CBT 124
126
CBT 125
127
CBT 126
128
CBT 127
129
CBT 128
130
Chitchat
131
New Story
132
Karya Baru
133
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!