M'sDL — BAB 07

SEORANG ANAK

2 Tahun Kemudian

Hari demi hari Luna melewatinya, dan iya. Setelah kepergiannya ke Philadelphia, Luna memutuskan pergi rumah panti nya dulu. Bekerja sebagai penjaga anak-anak panti yang mana bayaran di sana tak begitu besar seperti seorang penerjemah. Namun, Luna menjalaninya dengan sangat telaten.

“Uss... Uss.. Uss..!!! Kau anak baik kan... Apa kau lapar sayang?” ucapnya lembut kepada bayi berusia 1 tahun itu. Luna menggendongnya dalam dekapannya layaknya seorang ibu.

Warna mata anak itu begitu indah seperti seorang pria di 2 tahun yang lalu.

Luna berhasil menenangkan bayi itu setelah beberapa jam yang lalu, wanita cantik dengan rambut panjangnya itu menatap lekat wajah mungil, tembem warna merah. “Kau anak yang lucu!” gumam Luna tersenyum simpul.

Kini Luna berada di apartemen sewaannya di salah satu kota, yaitu Boston!

Derrtt!! Derrtt!!! Sebuah dering ponsel memudarkan lamunan Luna saat wanita itu asik memandangi wajah bayi perempuan tadi. Saat Luna melihat nama Biel tercantum di layar ponselnya, tentu saja Luna senang.

[“Luna!!!!!!! ”] seru wanita bernama Biel itu meski lewat ponsel.

Wanita cantik dengan bibir tipis itu tersenyum lebar mendengar suara kawannya yang ternyata tidak marah padanya karena pergi tiba-tiba.

[”Bagaimana keadaan mu, kau baik-baik saja kan?? ”]

[“Hm,iya! Aku baik-baik saja! Bagaimana denganmu?”] Tanya balik Luna hingga kedua wanita tadi menghabiskan perbincangan mereka lewat ponsel dan menghabiskan waktu bermenit-menit untuk melepas kerinduan.

2 Tahun, Luna tak mengabarinya. Bahkan, Biel tak tahu jikalau temannya itu bersama seorang bayi saat ini.

...***...

Milan — Italy

Seorang pria dengan setelan jas serba hitam, berdiri di depan sebuah pemakaman sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana serta memakai kacamata hitam yang menambah kesan ketampanan dan kewibawaan, aura yang sangat kuat.

Tertulis nama di batu nisan. <>

“Addio, padre. (Selamat tinggal, ayah).” Gumam Almo Da Costa. Satu-satunya keluarga dan keturunan asli dari keluarga Da Costa.

Kini kepergian ayahnya membuat dia menjadi seseorang yang sebatang kara. Almo tak menyangka Morrone si mafia itu bisa meninggal.

(“Almo! Segeralah dapatkan seorang keturunan untuk keluarga Da Costa. Kau adalah yang terakhir, jika tidak ada keturunan, maka Da Costa akan mati selamanya.”)

Almo mengingat perkataan terkahir ayahnya sebelum meninggal. Seolah ada pesan yang terselip di dalamnya. Morrone punya alasan tersendiri, kenapa dia harus menyuruh Almo menikah dan mendapatkan keturunan.

(“Aku tidak akan menikah. Tidak perlu keturunan jika aku masih bisa bertahan hidup.”)

(“Jangan katakan itu. Semua orang pasti akan mati. Ada orang lain yang akan merebut semua milik Da Costa, kau akan mengerti nanti.”)

Almo masih terdiam, sorot matanya tertuju ke makan ayahnya yang berada tepat di depannya. Hingga seorang pria berjas rapi lainnya, mendatangi Almo. Dia adalah Enzo, si asisten setia.

“Tuan Almo! Kita harus pergi sekarang.” Ucap Enzo mengingatkan bosnya bahwa dia masih ada urusan lain yang harus di temui.

“Aku akan mengambil benda warisan Da Costa.” Ujar Almo kepada Enzo, yang artinya. Dia akan pergi ke Mansion Da Costa yang ada di Milan.

Setelah mengatakannya, Almo bergegas menuju ke mobilnya dan masuk ke dalam.

.

.

.

Selama di perjalanan. Almo tak bisa fokus dan terus memikirkan seseorang yang Morrone maksud akan merebut kembali Da Costa. Tapi kenapa? Dan siapa orang itu?

“Tuan Almo! Anda baik-baik saja?” tanya Enzo yang sangat pengertian sebagai asisten.

Pria yang duduk di kursi belakang itu, melirik sekilas ke arah spion mobil untuk melihat tatapan mata Enzo yang mengarah ke arah nya. “Hm.” Jawabnya.

...***...

Boston

Di keramaian kota Boston. Luna berjalan sembari menggendong seorang anak yang sama. Terlihat wajahnya yang tak hentinya tersenyum setiap kali dia menatap bayi perempuan itu.

Ya! Luna baru saja berkunjung ke rumah pantinya sekedar untuk mengecek anak-anak sekaligus pengumuman yang ibu panti katakan soal liburan akhir tahun.

“Kita harus cepat pulang, mungkin ayahmu sudah datang!” ucap Luna yang nampak tak sabar. Sementara bayi lucu yang ada di gendongannya itu, menatap balik sambil melumat permen yang Luna bawa.

Langkah Luna terhenti saat dia tak sengaja melewati sebuah arcade bertuliskan <> senyuman Luna menghilang saat dia membaca singkatan D'C.

Entah kenapa Luna malah mengaitkannya dengan nama yang sama seperti pria bernama Almo Da Costa itu. “Lupakan dia.” Gumamnya yang kembali berjalan, namun saat dia melihat anak kecil yang ada di gendongannya.

Luna memperhatikan tatapan mata anak itu. Tatapan yang hampir sama seperti Almo. -‘Itu tidak mungkin, Luna. Hentikan!’ pikirnya mulai konyol.

Dia terus berjalan menyusuri jalanan, hingga naik taxi dan sampailah ke apartemen nya. Namun seorang pria dengan mantel hitam panjang sudah berdiri di depan pintu dan menoleh saat Luna datang bersama dengan anaknya.

“Oh, lihat... Ayah sudah datang!!!” ucap Luna tersenyum lebar sambil berjalan menghampiri pria tampan yang tersenyum ramah dan sangat baik.

Pria itu meraih bayi kecilnya dari Luna, dengan senyuman lebarnya. Mereka terlihat seperti keluarga bahagia. “Sebaiknya kita masuk!” ajak Luna hingga disetujui oleh pria tadi.

Tentu, di turunnya salju, lebih hangat bila berada di dalam rumah dekat perapian sambil memakan biskuit dan cokelat panas bersama keluarga!

...***...

Almo melenggang masuk ke dalam mobilnya sambil menyalakan rokok saat dia tak memperdulikan teriakan seseorang yang terus mencaci makinya karena hendak dibunuh.

“ALMO!!!! ” teriak pria itu saat harus dibakar hidup-hidup oleh Enzo atas perintah Almo.

Yang benar saja. Sudah berapa nyawa yang Enzo habisi dengan tangannya sendiri? Mungkin hampir setara dengan Almo.

Pria itu duduk bersandar dengan jendela mobil terbuka lebar dan memperlihatkan api membesar membakar habis pria malang yang merupakan seorang mata-mata musuh.

“Hfffuuuu....” Asap rokok berterbangan keluar jendela. Wajah santai Almo benar-benar menunjukkan bahwa dia tak memperdulikan nyawa seseorang. Bahkan di telapak tangannya pun terlihat bercak darah musuh.

Tentu, tidak satu orang saja. Ada 3 jasad lainnya yang rupanya sudah menjadi abu dan tercampur oleh pasir salju.

“Semuanya sudah beres Tuan. Sekarang apa yang harus saya lakukan?” tanya Enzo yang kini berdiri di samping jendela mobil.

Almo terdiam sejenak. Dia sendiri tak tahu harus melakukan apa. Suara ayahnya seperti menggentayangi pikirannya, apakah ini efek arwah tidak tenang sampai Almo harus menurutinya.

“Carikan seorang wanita yang mau mengandung anakku.” Pinta Almo.

“Apa Anda akan menikah—”

“NO. (Tidak)." Jawab singkat Almo.

“Setelah melahirkan anakku, maka aku akan membunuh ibunya. Lakukan saja.” Ujar Almo tak berbelas kasih.

Terpopuler

Comments

Hamimah Jamal

Hamimah Jamal

waah sekali tembak benih almo lgsg jadi

2025-03-15

1

nobita

nobita

hmm Almo kau itu sangat kejam

2025-01-29

1

Mery Andriayani

Mery Andriayani

gila kau almo, sadis

2025-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 M'sDL — BAB 01 ; Season 1
2 M'sDL — BAB 02
3 M'sDL — BAB 03
4 M'sDL — BAB 04
5 M'sDL — BAB 05
6 M'sDL — BAB 06
7 M'sDL — BAB 07
8 M'sDL — BAB 08
9 M'sDL — BAB 09
10 M'sDL — BAB 10
11 M'sDL — BAB 11
12 M'sDL — BAB 12
13 M'sDL — BAB 13
14 M'sDL — BAB 14
15 M'sDL — BAB 15
16 M'sDL — BAB 16
17 M'sDL — BAB 17
18 M'sDL — BAB 18
19 M'sDL — BAB 19
20 M'sDL — BAB 20
21 M'sDL — BAB 21
22 M'sDL — BAB 22
23 M'sDL — BAB 23
24 M'sDL — BAB 24
25 M'sDL — BAB 25
26 M'sDL — BAB 26
27 M'sDL — BAB 27
28 M'sDL — BAB 28
29 M'sDL — BAB 29
30 M'sDL — BAB 30
31 M'sDL — BAB 31
32 M'sDL — BAB 32
33 M'sDL — BAB 33
34 M'sDL — BAB 34
35 M'sDL — BAB 35
36 M'sDL — BAB 36
37 M'sDL — BAB 37
38 M'sDL — BAB 38
39 M'sDL — BAB 39
40 M'sDL — BAB 40
41 M'sDL — BAB 41
42 M'sDL — BAB 42
43 M'sDL — BAB 43
44 M'sDL —BAB 44
45 M'sDL — BAB 45
46 M'sDL — BAB 46
47 M'sDL — BAB 47
48 M'sDL — BAB 48
49 M'sDL — BAB 49
50 M'sDL — BAB 50
51 M'sDL — BAB 51
52 M'sDL — BAB 52
53 M'sDL — BAB 53
54 M'sDL — BAB 54
55 M'sDL — BAB 55
56 M'sDL — BAB 56
57 M'sDL — BAB 57
58 M'sDL — BAB 58
59 M'sDL — BAB 59
60 M'sDL — BAB 60
61 M'sDL — BAB 61
62 M'sDL — BAB 62
63 M'sDL — BAB 63
64 M'sDL — BAB 64
65 M'sDL — BAB 65
66 M'sDL — BAB 66
67 M'sDL — BAB 67
68 M'sDL — BAB 68
69 M'sDL — BAB 69
70 M'sDL — BAB 70
71 M'sDL — BAB 71
72 M'sDL — BAB 72
73 M'sDL — BAB 73
74 M'sDL — BAB 74
75 M'sDL — BAB 75
76 M'sDL — BAB 76
77 M'sDL —BAB 77
78 M'sDL — BAB 78
79 M'sDL — BAB 79
80 M'sDL — BAB 80
81 M'sDL — BAB 81 ; SEASON 2
82 M'sDL — BAB 82
83 M'sDL — BAB 83
84 M'sDL — BAB 84
85 M'sDL — BAB 85
86 M'sDL — BAB 86
87 M'sDL — BAB 87
88 M'sDL — BAB 88
89 M'sDL — BAB 89
90 M'sDL — BAB 90
91 M'sDL — BAB 91
92 M'sDL — BAB 92
93 M'sDL — BAB 93
94 M'sDL — BAB 94
95 M'sDL — BAB 95
96 M'sDL — BAB 96
97 M'sDL — BAB 97
98 M'sDL — BAB 98
99 M'sDL — BAB 99
100 M'sDL — BAB 100
101 M'sDL — BAB 101
102 M'sDL — BAB 102
103 M'sDL — BAB 103
104 M'sDL — BAB 104
105 M'sDL — BAB 105
106 M'sDL — BAB 106
107 M'sDL — BAB 107
108 M'sDL — BAB 108
109 M'sDL — BAB 109
110 M'sDL — BAB 110
Episodes

Updated 110 Episodes

1
M'sDL — BAB 01 ; Season 1
2
M'sDL — BAB 02
3
M'sDL — BAB 03
4
M'sDL — BAB 04
5
M'sDL — BAB 05
6
M'sDL — BAB 06
7
M'sDL — BAB 07
8
M'sDL — BAB 08
9
M'sDL — BAB 09
10
M'sDL — BAB 10
11
M'sDL — BAB 11
12
M'sDL — BAB 12
13
M'sDL — BAB 13
14
M'sDL — BAB 14
15
M'sDL — BAB 15
16
M'sDL — BAB 16
17
M'sDL — BAB 17
18
M'sDL — BAB 18
19
M'sDL — BAB 19
20
M'sDL — BAB 20
21
M'sDL — BAB 21
22
M'sDL — BAB 22
23
M'sDL — BAB 23
24
M'sDL — BAB 24
25
M'sDL — BAB 25
26
M'sDL — BAB 26
27
M'sDL — BAB 27
28
M'sDL — BAB 28
29
M'sDL — BAB 29
30
M'sDL — BAB 30
31
M'sDL — BAB 31
32
M'sDL — BAB 32
33
M'sDL — BAB 33
34
M'sDL — BAB 34
35
M'sDL — BAB 35
36
M'sDL — BAB 36
37
M'sDL — BAB 37
38
M'sDL — BAB 38
39
M'sDL — BAB 39
40
M'sDL — BAB 40
41
M'sDL — BAB 41
42
M'sDL — BAB 42
43
M'sDL — BAB 43
44
M'sDL —BAB 44
45
M'sDL — BAB 45
46
M'sDL — BAB 46
47
M'sDL — BAB 47
48
M'sDL — BAB 48
49
M'sDL — BAB 49
50
M'sDL — BAB 50
51
M'sDL — BAB 51
52
M'sDL — BAB 52
53
M'sDL — BAB 53
54
M'sDL — BAB 54
55
M'sDL — BAB 55
56
M'sDL — BAB 56
57
M'sDL — BAB 57
58
M'sDL — BAB 58
59
M'sDL — BAB 59
60
M'sDL — BAB 60
61
M'sDL — BAB 61
62
M'sDL — BAB 62
63
M'sDL — BAB 63
64
M'sDL — BAB 64
65
M'sDL — BAB 65
66
M'sDL — BAB 66
67
M'sDL — BAB 67
68
M'sDL — BAB 68
69
M'sDL — BAB 69
70
M'sDL — BAB 70
71
M'sDL — BAB 71
72
M'sDL — BAB 72
73
M'sDL — BAB 73
74
M'sDL — BAB 74
75
M'sDL — BAB 75
76
M'sDL — BAB 76
77
M'sDL —BAB 77
78
M'sDL — BAB 78
79
M'sDL — BAB 79
80
M'sDL — BAB 80
81
M'sDL — BAB 81 ; SEASON 2
82
M'sDL — BAB 82
83
M'sDL — BAB 83
84
M'sDL — BAB 84
85
M'sDL — BAB 85
86
M'sDL — BAB 86
87
M'sDL — BAB 87
88
M'sDL — BAB 88
89
M'sDL — BAB 89
90
M'sDL — BAB 90
91
M'sDL — BAB 91
92
M'sDL — BAB 92
93
M'sDL — BAB 93
94
M'sDL — BAB 94
95
M'sDL — BAB 95
96
M'sDL — BAB 96
97
M'sDL — BAB 97
98
M'sDL — BAB 98
99
M'sDL — BAB 99
100
M'sDL — BAB 100
101
M'sDL — BAB 101
102
M'sDL — BAB 102
103
M'sDL — BAB 103
104
M'sDL — BAB 104
105
M'sDL — BAB 105
106
M'sDL — BAB 106
107
M'sDL — BAB 107
108
M'sDL — BAB 108
109
M'sDL — BAB 109
110
M'sDL — BAB 110

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!