Bab 11 'Geng Cabe'

                 Happy reading!

•••

Pulang dari markas, mereka tidak langsung pulang. melainkan mampir ke red cafe's. cafe milik Alina? yash,

mereka berempat, sampai. lalu disambut baik, dan mereka memilih duduk di pojok.

"kalian laper gak sih?"tanya Elina,

"iyalah,"jawab mereka kompak.

"yaudah sama,"kata Elina.

"lah? ga jelas,"papar Nada.

"emang,"kata Elina lagi.

"jangan debat, gue lagi males. mending lo, panggil waiters."tutur Reva kepada Nada,

Nada pun memanggil waiters, "Mbak sini. saya mau pesan,"

waiters itu, segera menghampiri meja mereka. "mau pesan apa kak?"

"roti bakar 1, nasi goreng seafood 1, sama kopi 1, es teh 1."kata Nada,

membuat mereka bertiga melongo, "buset, gak makan berapa hari lo?"

"bodo amat,"

"yang lain?"tanya waiters itu

"samain aja kak, tapi jangan ditambah roti bakar sama kopi."jelas Reva,

"oke, saya ulang ya kak. pesanan nya, roti bakar 1, nasi goreng seafood 4, kopi 1, es teh 4. adalagi?"sahut waiters, yang mengulang pesanan mereka.

"gak ada kak,"ujar Elina.

"di tunggu saja kak, nanti saya antar."

waiters itu, kembali ke belakang untuk menyiapkan pesanan mereka.

mereka sedang bincang-bincang, pintu cafe terbuka. mereka menatap ke arah sana, yang ternyata ada si kembar dan teman-temannya.

Alina panik, karena dia menampilkan wajah aslinya. dia langsung mengambil kaca mata hitamnya,

salah satu dari mereka menghampiri meja Alina dan teman-temannya. "eh kalian, boleh gabung gak?"tanya Verrel,

"eh Verrel, enggak lah. yakali gabung ogah,"jawab Nada menolak Verrel untuk gabung.

"itu, siapa?"ujar Rava, lalu menunjuk ke arah Alina.

"temen gue, kenapa emang?"Kata Reva ketus,

Mike sedari tadi, memperhatikan ke arah Alina. Alina pun menyadarinya,

Pesanan mereka sudah datang, tapi Alina hendak pergi. karena dia sudah tidak bisa, berada disini lagi.

Alina sudah berdiri dari kursinya, dia hendak pergi. namun, tangannya di cekal oleh seseorang.

"Mau kemana lo?"tanyanya dingin,

"lepasin, gue ada urusan."jawab Alina ketus,

"Udah Fin, lepasin aja."tutur Vero,

tapi Fino masih, mencekal pergelangan tangan Alina. "bayar dulu, abis itu lo pergi."

Alina memberontak, akhirnya dia bisa lepas dari cekalan Fino. lalu dia melempar ATM miliknya,

Alina keluar dari Cafe, diikuti oleh ketiga sahabatnya.

"yes, makan gratis!"senang Verrel,

lalu di Toyor oleh Rava, "makan teross."

yang kini ada di fikiran Mike, dia siapa?

***

Vero mencari keberadaan Veno, sampai dia muter-muter. akhirnya ketemu juga, di roof top. dia menghampiri Veno, yang duduk dengan tatapan kosong ke arah depan.

"Bang,"panggil Vero.

Veno menoleh, "Apa?"

"udah lah, jangan berantem. mending lo minta maaf, jangan gara-gara ini, persahabatan kita hancur."ujar Vero,

Vero malah terkena semprotan oleh Veno, "dia ngehina adik kita, lo bilang masalah sepele? otak lo dimana? dengkul? kalo Mom sama Dad tau, habis kita. apalagi Bang Ryan,"tukas Veno.

"ya gak gitu bang, gue tau lo emosi. gue juga sama, tapi seenggaknya jangan buat Alin kecewa bang."kata Vero,

Veno terdiam sejenak, "anterin gue ke Mike."

lalu mereka berdua turun, dan menghampiri Mike.

"sorry,"kata Veno

"oke gapapa, gue juga mau minta maaf."papar Mike,

Mike dan Veno, sudah akur kembali. "Nah gitu dong, kan liatnya enak."

"eh bolos yuk,"ajak Rava.

"kemana?"tanya Mike,

"red cafe's"

"boleh, yuk lah."

"Lo ikut Fin?"tanya Vero,

"hmm,"

mereka cabut, ke arah pintu belakang.

***

Skip keesokan harinya

Saat ini, Alina sedang bersiap-siap untuk kesekolah. dengan pakaian nerd bad girl-nya, ia pun mencepol rambutnya asal, dan ia sedikit memolesi wajahnya dengan bedak, dan lip-blam.

setelah selesai, ia turun kebawah dan disitu sudah berkumpul.

"Gunten Morgen"sapa Alina

"Pagi juga, sayang."jawab mereka serempak,

"Udh nunggunin, Alin lama ya?"tanya Alina,

"Hampir 1 jam"celetuk Vero, dan mendapat tatapan tajam dari Ryan.

"Apaan sih, orang gada satu jam juga, dasar hiperbola!"sinis Alina. jangan heran ya, kalo udah ada dimansion, Alina termasuk anak yang cerewet dan manja.

"Di rumah sama diluar, kok beda banget."cibir Vero,

Vero langsung ditegur oleh Wisnu, "Vero!"

"Eh iya, Dad"kata Vero cengengesan,

awas aja, tunggu pembalasan gue. -Batin Vero.

"Udah yuk, sarapan. jangan debat nanti kesiangan,"ucap ferisha menengahi,

"Iya mom,"kata mereka

Setelah sarapan pun, mereka berangkat tapi kali ini Dewi Fortuna. memihak ke Vero, ia yg kali ini membawa mobilnya.

saat didekat halte, bukannya berhenti malah melajukan mobilnya, sampe gerbang sekolah.

Alina baru menyadarinya,

"Abang, kenapa gak turunin gue"ujar Alina kesal,

"orang lo, gak minta."jawabnya

"seharusnya tau lah, awas aja kalo sampe gue di terkam sama fans-nya lo."kesal Alina,

"gak akan, selagi kamu sama Abang."timpal Veno,

Dan benar, saat alina turun. banyak pasang mata, yg menatap Alina horor, dan juga banyak bisikan-bisikan setan,

*Ih nerd sok cantik

Dasar nerd gatau diri

Kegatelan dasar

Aaa pengen deh bisa satu mobil sama twins

UPS *******,

yang mengucapkan, kata terakhir itu. ia datangi oleh twins, dan Alina. siswi yg terakhir itu, kesenangan. padahal dia tak, tahu akan terjadi sesuatu pada dirinya.

"Ulang kata-kata, lo."perintah Vero

Siswi itu, dengan senang hati mengulang nya. "******,"

Plak

satu tamparan mendarat dipipi siren, dan disaksikan oleh banyak murid.

"Jaga ucapan lo! Sekali lagi, gue denger lo ngomong gitu, gue bakalan ngehancurin keluarga lo"ucap Vero, siren pun pergi, meninggalkan twins, dan Alina. dengan mata berkaca-kaca,

"Dengerin ya, kalo sampe kalian macem-macem sama dia. jangan harap kalian hidup tenang, dan sekarang bubar! dikira lagi nonton pertunjukan apa,"teriak Vero, sedangkan Alina ia hanya menggerutu tidak jelas,

"Abang tuh, apa-apaan sih?! ntar kalo Alin, kena sasaran fans Abang gimana?"gerutu Alina kesal

"Sebut nama, Abang dong 3 kali."kata Vero ngasal,

"Gak waras dih,"ujar Alina meninggalkan twinsss. dan benar dugaan Alina, disepanjang koridor kelas.

ia mendapat cacian, hinaan, dan cibiran oleh makhluk kasat mata. dan ia pun membatin

Coba aja Lo semua tau gue siapa pasti bakalan ramah sama gue dasar fake Friends! -batin Alina

Saat hendak, menaiki tangga menuju ke kelas IPA. ia bertemu dengan Diandra dkk,

"Hai Alin,"sapa Nadila ramah.

"Hai"balas Alina,

"Mau, ke kelas IPA ya?"tanya Nadila,

"Iya"jawab Alina singkat,

"Kita bareng yuk, aku juga mau kesana kebetulan aku di ipa 1."kata Diandra

"Oke"ujar Alina singkat,

Diandra dkk pun menghela nafas gusar, ternyata susah untuk mengajak Alina berteman,

"Oh iya, nanti istirahat kita kekantin bareng ya."ajak Kezia

"Iya,"kata Alina dengan anggukan,

"Kamu kelas, IPA berapa lin?"tanya Diandra

"IPA 2"jawab Alina,

"Wah ternyata, kita sebelahan ya kelasnya."ujar Diandra senang,

"Yaudah, kita ke kelas ya. aku tunggu kamu nanti jam istirahat,"kata kezia mengingatkan,

Alina pun mengacungkan jempolnya,

"Huh susah ya, ngajak dia berteman"kata Nadila menghela nafas,

"Sabar, mungkin sifatnya emang gitu"ujar Diandra.

"Kita pasti bisa, ayo semangat!"ucap kezia menyemangati sahabatnya,

Kok mereka bertiga pengen jadi temennya Alina? Yaps mungkin menurut mereka, Alina cocok dijadikan teman. tapi mereka harus berusaha keras, agar alina mau diajak berteman.

Sedangkan di sisi lain, Alina masih

menggerutu tidak jelas. yah karena abangnya, dia dikatain nerd yang sksd, dan banyak lagi lah.

dan sampainya dikelas, banyak pasang mata yang menyoroti Alina. dengan tatapan tidak suka banyak ocehan dari makhluk yg kurang belaian,

*Oh jadi itu nerd yg dilindungi twinss

Jadi nerd aja belagu

Gapunya malu apa

Jangan-jangan, dia jadi pemuas nafsu twins lagi.

Oh mungkin aja kan dia dilindungi

Alina menghampiri c*ewek, yang bilang dirinya pemuas nafsu abangnya. ia menatap cewek itu, dengan tatapan datar, dan tajam.

saat ingin bermain-main, dengan cewek itu Alina ditahan Nada.

"Jangan terpancing emosi,"bisik nada,

Alina hanya mengangguk paham, ia mulai membisikan sesuatu ke telinga cewek itu. seketika cewek itu, raut wajahnya berubah menjadi pucat pasi, dan keringat dingin ada dimana-dimana.

Kringgggg bel masuk, dan jam pelajaran pertama dimulai. pak Anto mulai memasuki kelas, dan mulai menerangkan tentang sejarah Belanda dan Indonesia. Menurut Alina, itu hal yang membosankan untuk apa masa lalu dikenang? Bukannya dikubur bersama kenangan buruk atau indahnya. Lebih baik menata masa depan agar jelas arahnya.

Sudah hampir 3 jam, pelajaran sejarah dilalui Alina. Kenapa, tidak usai-usai juga, Alina sudah bosan, dengan ocehan pak Anto yang tak ada hentinya. Yang Alina tunggu hanya satu, yaitu jam istirahat Alina pun mulai menghitung.

Satu

Dua

Tiga

Kringgggg suara bel istirahat berbunyi

"Ya sudah anak-anak kita lanjutkan Minggu depan, yang tadi bapak jelaskan jangan lupa kalian catat ya! atau tidak kalian bisa meminjam buku perpustakaan untuk merangkum. Assalamualaikum"jelas pak Anto

"Iya pak! Walaikumsalm"kata murid dikelas.

setelah pak Anto, keluar banyak murid yg berhamburan menuju ke kantin sekolah. ya karena, cacing mereka sudah pada demo.

saat alina, akan keluar dari kelas dan Sahabatnya, ada diandra dkk yg sudah menunggu Alina didepan kelas Alina pun menghela nafasnya.

"Nekat banget sih tuh anak"gumam Alina pelan

"H-hai alina, Jadi ke kantin bareng?"sapa Diandra grogi, dikarenakan ia harus berhadapan dengan Reva, Nada, dan Elina.

most wanted girl disekolah ini,

"Jadi"jawab Alina singkat.

Alina pun mendapat, tatapan mengintimidasi dari ketiga sahabatnya, dengan tatapan mengisyaratkan.

"gimana ceritanya kok lo ketemu sama mereka!" Alina pun membalas, dengan tatapan. "nanti gue jelasin" mereka bertiga hanya ber-oh ria.

"Yaudah yuk, kita jalan bareng."ujar Nadila senang,

"Sksd banget sih,"cibir Reva, Nadila yg merasa tersindir pun menundukkan kepalanya.

"Kita duluan aja ya, kita nunggu kalian dikantin. soalnya perut aku, udah keroncong hehehe"kata kezia cengengesan

"Hmm,"dehem mereka bertig.a

"Alina, kita duluan yaa."ucap Diandra dengan nada berteriak,

"Iya"ujar Alina, setelah Diandra dkk pergi ketiga sahabat Alina membuka suara.

"Lo hutang, penjelasan sama kita."ungkap mereka, dan meninggalkan Alina di belakang.

***

di kantin,

Kini Alina dkk, masih menyantap makanan kantin, bersama Diandra dkk. itu pun sangat terpaksa, karena meja kantin sudah penuh.

Tiba-tiba kantin, mendadak hening. tak ada yg bersuara, karena ada seorang cewek yang dandannya sangat tebal, menghampiri meja Diandra dkk.

"Eh nerd, beliin kita makan!"perintah cewe itu, yang sering dikenal dengan bullyan-nya. yang tak lain, adalah Kirana.

"I-iya kak tapi aku masih makan."ujar Nadila,

"Itu bisa nanti! Cepetan gue laper"tukas Shasa, teman Kira a.

"I-iya kak,"kata Nadila, hendak beranjak pergi tapi ditahan oleh Reva.

"Duduk!"perintah Reva

"Tap---"ujar Nadila terpotong,

"Gue bilang duduk!"sentak Reva Nadila pun kembali duduk,

"Udah Va, udah."kata Elina menenangkan

"Diem lo, gue gada urusan sama lo semua."sarkas Raya, sebelah Shasa.

"lo fikir, lo pemilik sekolah?"kata Nada, sambil memakan batagornya.

"diem lo *****,"kesal Raya.

"Sadar diri aja, lo sama gue levelnya beda jauh. ***** teriak *****."Sentak Reva.

Tangan Kirana sudah terangkat, hendak menampar Reva. tapi di tahan oleh Alina,

"Jangan bikin, gue berbuat kasar sama lo."ungkap Alina,

"oh jadi ini? nerd yang dijagain, sama pangeran sekolah?"papar Kirana,

"masalah buat lo? iri kan lo!"kata Elina,

"Ya gak pantes lah, dia mah pantesnya diginiin,"kata Kirana mengambil jus dan

Byur

Terpopuler

Comments

Prolice Sadarita

Prolice Sadarita

nerd apa sih

2022-10-26

0

альфа

альфа

waaah Kirana

sekarang lo dalam masalah besar udah berani bermain sama Alina

2020-09-26

0

Rahma

Rahma

agak ngeri juga yaa, d rumah manja, diluar rumah wow, makin penasaran

2020-09-26

4

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Prolog 2
3 Bab 1 'Welcome Indonesia'
4 Bab 2 "Dia"
5 Bab 3 "CEO"
6 Bab 4"CEO (2)"
7 Bab 5 'Grup Chat'
8 Bab 6 'Hangout'
9 Bab 7 "Queen racing back"
10 Bab 8 'Back to school'
11 Bab 9 'Penghianat'
12 Bab 10 'Leader BDS'
13 Bab 11 'Geng Cabe'
14 Bab 12 'Hukuman'
15 Bab 13 'Nyaman'
16 Bab 14 'Misi'
17 Bab 15 'Khawatir'
18 Bab 16 'Bully'
19 Bab 17 'teman baru'
20 Bab 18 'meeting'
21 Bab 19 'Pertemuan'
22 Bab 20 'Sakit'
23 Bab 21 'Jenguk'
24 Bab 22 'Keterlaluan!'
25 bab 23 'Terbongkar'
26 Bab 24 'Koma'
27 Bab 25 'Menunggu'
28 Bab 26 'Masa lalu'
29 Bab 27 'Masa lalu (2)'
30 Bab 28 'Sadar'
31 Bab 29 'Pengakuan'
32 Bab 30 'Pengakuan Kirana dkk'
33 Bab 31 ' Tak sengaja bertemu'
34 Bab 32 'Rencana Alika'
35 Bab 33 'Markas Bds diserang?'
36 Bab 34 'Bang Marvin?'
37 Bab 35 'Sebuah rasa'
38 Bab 36 'Rencana dimulai'
39 Bab 37 'Murid baru'
40 Bab 38 'Kecewa'
41 Bab 39 'Salah'
42 Bab 40 'Benci'
43 Bab 41 'Terluka'
44 Bab 42 'Will you be mine?'
45 Bab 43 'Alina diculik?'
46 Bab 44 'Menghilang'
47 Bab 45 'Tak ada kabar'
48 Bab 46 'Sebuah kode?'
49 Bab 47 'Hampir saja'
50 bab 48 'Trauma'
51 Bab 49 'Pernyataan Alina'
52 Bab 50 'Berhasil'
53 Bab 51 'Dibenci'
54 Bab 52 'Korupsi'
55 Bab 53 'Dibunuh'
56 Bab 54 'Terbongkar'
57 Bab 55 'Sebuah surat'
58 Bab 56 'Rindu'
59 Bagian 57 'Surat ancaman'
60 Bab 58 'Misi besar'
61 Bab 59 'Kabar duka'
62 Bab 60 'Dari Alina'
63 Bab 61 'Diskotik'
64 Bab 62 'Kenyataan yang sebenarnya'
65 Bab 63 'Untuk Kezia'
66 Bab 64 'Bunuh diri'
67 Bab 65 'Puncak Diesnatalis (End)
68 extra part 1
69 extra part 2
70 epilog
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Prolog 2
3
Bab 1 'Welcome Indonesia'
4
Bab 2 "Dia"
5
Bab 3 "CEO"
6
Bab 4"CEO (2)"
7
Bab 5 'Grup Chat'
8
Bab 6 'Hangout'
9
Bab 7 "Queen racing back"
10
Bab 8 'Back to school'
11
Bab 9 'Penghianat'
12
Bab 10 'Leader BDS'
13
Bab 11 'Geng Cabe'
14
Bab 12 'Hukuman'
15
Bab 13 'Nyaman'
16
Bab 14 'Misi'
17
Bab 15 'Khawatir'
18
Bab 16 'Bully'
19
Bab 17 'teman baru'
20
Bab 18 'meeting'
21
Bab 19 'Pertemuan'
22
Bab 20 'Sakit'
23
Bab 21 'Jenguk'
24
Bab 22 'Keterlaluan!'
25
bab 23 'Terbongkar'
26
Bab 24 'Koma'
27
Bab 25 'Menunggu'
28
Bab 26 'Masa lalu'
29
Bab 27 'Masa lalu (2)'
30
Bab 28 'Sadar'
31
Bab 29 'Pengakuan'
32
Bab 30 'Pengakuan Kirana dkk'
33
Bab 31 ' Tak sengaja bertemu'
34
Bab 32 'Rencana Alika'
35
Bab 33 'Markas Bds diserang?'
36
Bab 34 'Bang Marvin?'
37
Bab 35 'Sebuah rasa'
38
Bab 36 'Rencana dimulai'
39
Bab 37 'Murid baru'
40
Bab 38 'Kecewa'
41
Bab 39 'Salah'
42
Bab 40 'Benci'
43
Bab 41 'Terluka'
44
Bab 42 'Will you be mine?'
45
Bab 43 'Alina diculik?'
46
Bab 44 'Menghilang'
47
Bab 45 'Tak ada kabar'
48
Bab 46 'Sebuah kode?'
49
Bab 47 'Hampir saja'
50
bab 48 'Trauma'
51
Bab 49 'Pernyataan Alina'
52
Bab 50 'Berhasil'
53
Bab 51 'Dibenci'
54
Bab 52 'Korupsi'
55
Bab 53 'Dibunuh'
56
Bab 54 'Terbongkar'
57
Bab 55 'Sebuah surat'
58
Bab 56 'Rindu'
59
Bagian 57 'Surat ancaman'
60
Bab 58 'Misi besar'
61
Bab 59 'Kabar duka'
62
Bab 60 'Dari Alina'
63
Bab 61 'Diskotik'
64
Bab 62 'Kenyataan yang sebenarnya'
65
Bab 63 'Untuk Kezia'
66
Bab 64 'Bunuh diri'
67
Bab 65 'Puncak Diesnatalis (End)
68
extra part 1
69
extra part 2
70
epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!