Malam Mewah dan Godaan Halus

Antony memarkir mobil sport hitamnya di depan sebuah restoran mewah yang terkenal dengan hidangan kelas atas dan atmosfer elegan. Pelayan valet segera menghampiri, membukakan pintu bagi Antony. Namun, Antony menghentikan mereka dengan lambaian tangan.

"Aku yang akan bukakan," ujar Antony dengan senyum tipis, lalu melangkah ke sisi lain mobil untuk membukakan pintu bagi Mika.

Mika menatap Antony dari dalam mobil, sedikit terkejut oleh sikapnya yang gentleman. Antony mengulurkan tangannya.

"Silakan, Nona. Malam ini kamu tamu istimewaku," katanya dengan nada menggoda.

Mika tersenyum manis, memegang tangan Antony saat ia turun dari mobil. Gaun hitamnya yang elegan dengan belahan di sisi paha dan bahu terbuka menambah pesonanya. Angin malam menyapu rambutnya yang terurai, membuat Mika terlihat semakin memikat di mata Antony.

"Terima kasih," bisik Mika lembut, menikmati perhatian yang ia terima.

Tatapan Antony seakan tak bisa lepas dari Mika. Ia menahan napas sejenak, kagum akan bagaimana gadis yang dulu ia abaikan telah berubah menjadi sosok yang begitu memesona dan sangat cantik.

Mereka memasuki restoran yang dikelilingi kaca, menampilkan pemandangan kota yang gemerlap di malam hari. Lampu gantung kristal berkilauan di atas meja-meja yang tertata rapi dengan lilin dan bunga segar.

Antony menarik kursi untuk Mika.

"Silakan duduk, cantik," katanya sambil memberikan senyum hangat.

Mika duduk dengan anggun, sambil menyadari betapa seriusnya Antony dalam memperlakukannya malam ini. Setelah Antony duduk di seberang, pelayan datang membawa daftar menu dan menyuguhkan anggur merah terbaik.

"Ini benar-benar spesial," ujar Mika sambil menatap sekeliling. "Kamu sering bawa orang ke sini?"

Antony tertawa kecil, menggelengkan kepala. "Nggak, ini pertama kalinya aku bawa seseorang ke sini. Kamu spesial, Mika."

Mika tersenyum kecil, merasa puas mendengar kata-kata Antony. Meski ia tahu ini bagian dari rencana permainannya, ada sedikit bagian di hatinya yang menikmati setiap momen ini.

"Jadi, apa yang kamu harapkan dari pertemuan kita?" tanya Mika, menyesap anggurnya sambil menatap Antony dengan mata yang berkilau penuh arti.

Antony menyandarkan punggungnya di kursi, memainkan gelas anggur di tangannya sambil menatap Mika.

"Aku ingin mengenalmu lagi. Dulu aku bodoh karena nggak pernah melihat kamu dengan benar."

Mika tersenyum sinis dalam hati, namun ia tetap memasang wajah ramah di hadapan Antony. "Yakin kamu nggak menyesal bertemu denganku?"

Antony mencondongkan tubuhnya ke depan, mengurangi jarak di antara mereka.

"Aku nggak pernah seserius ini sebelumnya."

Suasana di antara mereka semakin intim, dengan setiap tatapan dan senyuman membawa godaan tersirat. Antony tampak benar-benar terpikat oleh Mika, dan itu membuat Mika semakin yakin bahwa rencananya akan berjalan lancar.

Mereka menikmati makan malam dengan hidangan mahal—steak wagyu, foie gras, dan dessert dengan taburan emas. Percakapan mengalir tentang masa lalu dan masa kini. Antony bercerita tentang kehidupannya sebagai suami dan ayah, namun dengan nada yang seakan-akan menggambarkan kejenuhan dan keinginannya untuk merasakan sesuatu yang baru.

"Aku kadang merasa terjebak," ungkap Antony pelan. "Kehidupan bisa terlihat sempurna di luar, tapi di dalam... rasanya seperti ada bagian yang hilang."

Mika memiringkan kepalanya, menatap Antony dengan tatapan penuh pengertian.

"Dan kamu berharap aku bisa mengisi bagian yang hilang itu?" tanyanya dengan nada menggoda.

Antony tersenyum, matanya berkilauan. "Mungkin. Tapi aku ingin itu lebih dari sekadar permainan, Mika."

Setelah selesai makan, Antony meminta tagihan dan membantu Mika mengenakan mantelnya. Saat mereka keluar dari restoran, angin malam yang dingin membuat Mika menggigil sedikit. Antony langsung meletakkan tangannya di punggung Mika, memeluknya dengan hangat.

"Aku pastikan kamu nyaman," bisik Antony pelan di dekat telinganya, membuat Mika merasakan debaran samar di dadanya.

Saat kembali ke mobil, Antony lagi-lagi membukakan pintu untuk Mika. Kali ini, ia menatap Mika lebih dalam sebelum membiarkannya masuk.

"Terima kasih sudah mau ikut denganku malam ini."

Mika tersenyum tipis, menatap Antony dengan mata yang penuh makna. "Terima kasih juga, Antony. Malam ini... sangat menyenangkan."

Saat Antony masuk ke mobil dan mesin dihidupkan, Mika merasa seperti berada di atas kendali permainan. Antony sudah benar-benar terperangkap dalam pesonanya. Ini baru permulaan—dari sini, Mika akan mulai menghancurkan kehidupan Dara dengan cara paling halus namun mematikan.

"Akan ada waktu-waktu menyenangkan lainnya, kan?" tanya Antony saat mereka melaju di jalan malam yang lengang.

Mika menoleh ke arahnya, menyunggingkan senyum penuh arti. "Kita lihat nanti, Antony."

Di dalam hatinya, Mika tahu bahwa ia sudah memegang kendali penuh. Antony adalah bidak utama dalam rencananya, dan ia tidak akan berhenti sampai Dara kehilangan segalanya.

Saat mobil melaju dalam sunyi malam, ponsel Antony berdering. Nama "Dara" terpampang jelas di layar, membuat Antony mendadak kaku. Ia melirik sekilas ke arah Mika yang duduk di sampingnya, menatap keluar jendela dengan tenang.

Antony menghela napas pelan, lalu mengangkat teleponnya dengan hati-hati.

“Halo, sayang?” sapanya, berusaha terdengar biasa saja.

“Kamu di mana?” tanya Dara dari seberang telepon, suaranya terdengar tajam. "Tadi kamu janji mau makan malam sama aku dan Alea, tapi kamu malah nggak ada di rumah."

Antony terdiam sesaat. Ia benar-benar lupa dengan janji yang diucapkannya tanpa pikir panjang saat sedang bersiap menemui Mika. Otaknya berputar mencari alasan cepat.

“Oh, iya... maaf, aku lupa,” jawab Antony dengan nada menyesal yang dibuat-buat. "Aku lagi di luar ketemu klien penting, sayang. Tadi mendadak ada meeting.”

“Kau masih meeting? selama ini?” Dara terdengar semakin kesal dan curiga.

Antony meremas setir mobil dengan gugup, tetapi tetap mencoba menjaga suaranya agar terdengar tenang.

“Iya, ini klien besar. Kalau nggak ketemu sekarang, bisa lepas proyeknya," ucapnya berusaha meyakinkan. "Besok kita makan bareng deh, aku janji.”

Mika yang duduk di sampingnya menangkap ekspresi Antony dari sudut matanya. Meski tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan di telepon, ia bisa menebak percakapan itu melibatkan Dara. Sebuah senyum tipis muncul di sudut bibir Mika—pertanda bahwa Antony semakin terjerat dalam kebohongannya sendiri.

Dara mendengus dari seberang telepon.

“Ini terakhir kalinya kamu ingkar janji sama Alea, Antony. Kalau besok kamu lupa lagi, kamu akan berurusan denganku.”

Antony menelan ludah, menyadari bahwa Dara benar-benar kesal. “Iya, iya. Aku paham. Besok aku bakal tepati janji, oke?”

Telepon pun berakhir, dan Antony menghela napas lega, lalu melirik Mika. Ia berharap Mika tidak merasa terganggu dengan panggilan itu.

“Maaf, tadi istri aku,” ucap Antony sambil memaksakan senyum.

Mika hanya menatapnya dengan tatapan misterius. "Kamu memang selalu pandai merangkai kata, ya," ujarnya dengan nada setengah menggoda. "Dulu waktu SMA, kamu juga sering bikin janji palsu kayak gitu?"

Antony tertawa canggung, merasa sedikit tersindir. "Waktu itu aku masih anak-anak. Sekarang... beda cerita."

Mika tersenyum, tapi dalam hati ia semakin yakin. Antony tidak berubah—ia masih pria yang mudah teralihkan, penuh kebohongan, dan mudah terpikat. Tepat seperti yang Mika harapkan.

Saat mobil berhenti di depan baru baru Mika, Antony cepat-cepat keluar untuk membukakan pintu. Mika turun dengan anggun, gaunnya melambai pelan di tiupan angin malam.

“Terima kasih untuk malam ini, Antony,” ujar Mika sambil menatapnya dengan mata berkilau.

Antony membalas tatapan itu dengan intens, seakan tak ingin malam berakhir.

“Kamu luar biasa, Mika. Aku nggak tahu kapan terakhir kali merasa seperti ini.”

Mika tersenyum samar, lalu mendekatkan wajahnya sedikit ke Antony, cukup untuk membuat pria itu terdiam. “Hati-hati di jalan,” bisiknya, sebelum berbalik dan melangkah menuju pintu apartemen.

Antony hanya bisa menatapnya dari belakang, terpaku oleh pesona Mika. Saat pintu rumah tertutup, Antony kembali ke mobilnya dengan pikiran yang berkecamuk.

Di dalam rumahnya, Mika tersenyum penuh kemenangan. Antony sudah jelas terperangkap dalam pesonanya, dan semakin lama pria itu larut dalam permainan ini, semakin mudah bagi Mika untuk menghancurkan kehidupan Dara.

Ia duduk di sofa dan membuka ponselnya. Sebuah pesan baru masuk dari Antony:

"Aku nggak sabar ketemu lagi sama kamu."

Mika tersenyum puas.

“Ini baru permulaan,” gumamnya pelan, lalu meneguk segelas anggur.

Di sisi lain, Dara tidak tahu bahwa kehidupan sempurnanya mulai retak. Mika sudah kembali ke kota ini bukan hanya untuk memulai hidup baru, tapi untuk mengambil semua yang dulu pernah diabaikan dan diremehkan—termasuk suaminya sendiri.

Episodes
1 Luka yang mengakar
2 Kepergian yang membekas
3 Mulai dari awal
4 Wajah Lama
5 Iri dengki
6 Malam Reuni
7 Momen pertemuan yang dinanti
8 Pertemuan Pandang
9 Bara Kecemburuan di Tengah Kemewahan
10 Tatapan dan Senyuman yang Mengusik
11 Di Balik Kehidupan yang Sempurna
12 Membangun Jembatan
13 Langkah Baru
14 Izin orang tua
15 Pesan yang mengganggu
16 Pertemuan yang Tak Terelakkan
17 Malam Mewah dan Godaan Halus
18 Malam yang berapi api
19 Rencana apa yang dia pikirkan
20 Kebimbangan Raka dan Ambisi Mika
21 Di Antara Keraguan dan Kejujuran
22 Pertemuan Tak Terduga dengan Raka
23 Pesan yang Mengusik
24 Godaan Berbahaya
25 Debar yang Tak Terhindarkan
26 Kebenaran yang Mengintai
27 Kehadiran Tak Terduga
28 Bukan sembarangan pria
29 Gosip Panas di Malam yang Larut
30 Kecemburuan
31 Kecurigaan yang membuat terpecah
32 Mengabaikan semuanya demi bersamanya
33 Di abaikan
34 Pengintaian
35 Berjanji
36 Malam mengesankan
37 Kebimbangan Hati
38 Tidak terduga
39 Tidak Percaya Diri
40 Kau tidak akan lepas dariku
41 Rayuan maut
42 Kegelisahan
43 Kecurigaan yang mudah di tutupi
44 Kecemburuan yang salah
45 Liburan
46 Bermain Belakang
47 Gangguan
48 Kepedulian
49 Kau sangat penting
50 Bertemu Teman Lama
51 Makan Malam Berkesan
52 Permainan Antony
53 Rasa penasaran Raka
54 Raka mengetahui ?
55 Meminta penjelasan
56 Kekhawatiran
57 Coklat yang sama
58 Melanggar perjanjian
59 Kesedihan di atas kebahagiaan
60 Perhatian Raka
61 Kepingan Rahasia
62 Penghianatan
63 Rayuan Maut Lelaki
64 Kebetulan yang bagus
65 Makan Malam Menegangkan
66 Janji Kosong
67 Jejak Lipstik
68 Melabrak
69 Pembelaan
70 Terulang Kembali
71 Menusuk Teman
72 Kepalsuan
73 Permintaan Maaf
74 Penolakan
75 Siapa Itu?
76 Menyelidiki
77 citra keluarga no 1
78 Celah Kecil
79 Malam Terakhir
80 Berbalik Arah
81 Selalu ada
82 Semakin Rumit
83 Mencari Celah
84 Menyusun Rencana
85 Langkah selanjutnya
86 Mulai!
87 Masuk Perangkap
88 Ketegangan
89 Situasi yang rumit
90 Pendekatan
91 Ancaman
92 Menyelidiki
93 Kesepakatan
94 DI Bawah Kendali
95 Eksekusi
96 Siaran Langsung
97 PENGHIANAT!
98 Terbalaskan
99 Dunia penuh kejutan
100 Menyadari
101 Kenyataan menyakitkan
102 Menggores Kepercayaan Diri
103 Tidak Pernah Ada di Dalam Hatimu...
104 Bukti Masa Lalu
105 Pengaruh
106 Lepaskanlah!
107 Apa Tujuanmu?
108 Melabrak
109 Pertengkaran
110 Sekutu yang berbahaya
111 Kecurigaan Raka
112 Kekecewaan
113 Awal Kehancuran Dara
114 Dara Terjebbak
115 Apa Yang Dia Rencanakan?
116 Adu Domba
117 Kegilaan Nisa
118 Manipulatif
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Luka yang mengakar
2
Kepergian yang membekas
3
Mulai dari awal
4
Wajah Lama
5
Iri dengki
6
Malam Reuni
7
Momen pertemuan yang dinanti
8
Pertemuan Pandang
9
Bara Kecemburuan di Tengah Kemewahan
10
Tatapan dan Senyuman yang Mengusik
11
Di Balik Kehidupan yang Sempurna
12
Membangun Jembatan
13
Langkah Baru
14
Izin orang tua
15
Pesan yang mengganggu
16
Pertemuan yang Tak Terelakkan
17
Malam Mewah dan Godaan Halus
18
Malam yang berapi api
19
Rencana apa yang dia pikirkan
20
Kebimbangan Raka dan Ambisi Mika
21
Di Antara Keraguan dan Kejujuran
22
Pertemuan Tak Terduga dengan Raka
23
Pesan yang Mengusik
24
Godaan Berbahaya
25
Debar yang Tak Terhindarkan
26
Kebenaran yang Mengintai
27
Kehadiran Tak Terduga
28
Bukan sembarangan pria
29
Gosip Panas di Malam yang Larut
30
Kecemburuan
31
Kecurigaan yang membuat terpecah
32
Mengabaikan semuanya demi bersamanya
33
Di abaikan
34
Pengintaian
35
Berjanji
36
Malam mengesankan
37
Kebimbangan Hati
38
Tidak terduga
39
Tidak Percaya Diri
40
Kau tidak akan lepas dariku
41
Rayuan maut
42
Kegelisahan
43
Kecurigaan yang mudah di tutupi
44
Kecemburuan yang salah
45
Liburan
46
Bermain Belakang
47
Gangguan
48
Kepedulian
49
Kau sangat penting
50
Bertemu Teman Lama
51
Makan Malam Berkesan
52
Permainan Antony
53
Rasa penasaran Raka
54
Raka mengetahui ?
55
Meminta penjelasan
56
Kekhawatiran
57
Coklat yang sama
58
Melanggar perjanjian
59
Kesedihan di atas kebahagiaan
60
Perhatian Raka
61
Kepingan Rahasia
62
Penghianatan
63
Rayuan Maut Lelaki
64
Kebetulan yang bagus
65
Makan Malam Menegangkan
66
Janji Kosong
67
Jejak Lipstik
68
Melabrak
69
Pembelaan
70
Terulang Kembali
71
Menusuk Teman
72
Kepalsuan
73
Permintaan Maaf
74
Penolakan
75
Siapa Itu?
76
Menyelidiki
77
citra keluarga no 1
78
Celah Kecil
79
Malam Terakhir
80
Berbalik Arah
81
Selalu ada
82
Semakin Rumit
83
Mencari Celah
84
Menyusun Rencana
85
Langkah selanjutnya
86
Mulai!
87
Masuk Perangkap
88
Ketegangan
89
Situasi yang rumit
90
Pendekatan
91
Ancaman
92
Menyelidiki
93
Kesepakatan
94
DI Bawah Kendali
95
Eksekusi
96
Siaran Langsung
97
PENGHIANAT!
98
Terbalaskan
99
Dunia penuh kejutan
100
Menyadari
101
Kenyataan menyakitkan
102
Menggores Kepercayaan Diri
103
Tidak Pernah Ada di Dalam Hatimu...
104
Bukti Masa Lalu
105
Pengaruh
106
Lepaskanlah!
107
Apa Tujuanmu?
108
Melabrak
109
Pertengkaran
110
Sekutu yang berbahaya
111
Kecurigaan Raka
112
Kekecewaan
113
Awal Kehancuran Dara
114
Dara Terjebbak
115
Apa Yang Dia Rencanakan?
116
Adu Domba
117
Kegilaan Nisa
118
Manipulatif

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!