Pagi kembali menyapa, udara masih terasa sangat dingin. Sinta menggeliat di balik selimutnya. Matanya masih terasa berat untuk di buka mungkin karna baru dini hari tidur.
Dengan langkah kaki gontai ia bergegas melaksanakan kewajiban dua rakaat. Baru berkutat di dapur.
Tak ada seorang pun yang bangun,mungkin karan masih mengantuk pikir Sinta. Derel dan anak - anak yang tadi sudah bangun kembali memilih tidur kembali setelah sholat subuh.
Sinta membuka kulkas tidak ada bahan - bahan yang mau di masak. Yang tersisa hanya telur beserta sayuran.
Ia memutuskan mengolah apa yang ada saja. Nasi plus telur dadar dan sayuran pun jadi. Setelah selesai memasak Sinta lalu bersih - bersih karan badanya rasanya lengket dan bau bawang.
Karna udara masih dingin,air terasa seperti air es. Terpaksa Sinta memasak air untuk mandi.
"Bang,bangun . Ayo sarapan." Sinta m3mbanginlan suaminya lembut.
"Jam berapa dek?" tanya Derel.
"Pukul tujuh,bang."
"Kamu udah masak?"
"Sudah bang, tapi seadanya."jawab Sinta,karna ga mungkin subuh - subuh ia ke pasar.
Derel mencuci mukanya lalu kembali ke meja makan." Mercy udah bangun?"
"Belum bang,mungkin masih ngantuk,kebetulan juga libur bang." "Jawab Sinta membesarkan hati suaminya.
"Anak - maka ga di bangunin sekalian?"
"Biar aja mereka tidur bang. Nanti juga bangun sendiri." Sinta mengisi piring suaminya dengan nasi dan lauk.
"Wah kaya enak nih." celetuk Mercy yang sudah duduk di samping Derel.
"Baru bangun?udah cuci jigong belum?" sindir Derel yang tidak suka melihat kelakuan jorok adiknya.
"Nanti aja,bang. Cacing di perutku sudah meronta - ronta minta di isi." kekeh Mercy langsung menyantap makanan yang sudah terisi di piringnya.
Mercy sangat menikmati sarapannya. Ia makan seperti orang kelaparan.
"Kenyang, makasih teh. Masakan teteh dari dulu memang enak." puji Mercy.
Setelah kenyang Mercy langsung kabur tanpa mau membereskan piring bekas makannya. Sinta hanya tersenyum melihat tingkah iparnya.
Derel menyudahi sarapannya. "Dek,kopi abang letakkan di meja depan ya." perintah Derel.
"Baik,bang." Sinta melaksanakan perintah suaminya baru kembali membereskan sisa sarapan mereka tadi.
"Abang kapan datang. " Rafi mencium tangan abangnya.
"Tadi malam." jawab Derel.
"Abang sudh sarapan?" tanya Rafi.
"Sudah ,tadi teteh udah masak. Kamu kalau lapar sono gih sarapan dulu. " suruh Derel.
"Nanti aja ,bang. Aku belum lapar." Rafi duduk disamping Derel.
"Gani mana?" tanya Derel.
"Nanti setelah pulang dari pasar langsung kesini,bang."
"Kamu kapan pulang dari lombok?" tanya Derel sambil meminum kopinya yang sudah mulai agak dingin.
"Dua hari yang lalu , bang."
"Kapan balik."
"Aku pengennya di jakarta aja,bang. Malas aku balik lagi kesana." Ada gurat kesedihan di mata adik bungsu Derel.
"Kenapa?"
"Kontraknya ga sesuai ,bang. Aku pengen mencari yang lebih di jakarta."
"Apa sudh ada yang menghubungi kamu?" tanya Derel.
"Sudah,bang. Ini lagi nego. Jika cocok aku ambil."
"Abang harap kamu tidak terlalu buru - buru mengambil keputusan. Pikirkan jangka panjangnya,jangan hanya karan uang yang tidak seberapa kamu malah rugi nantinya." Derel berusah memberi nasehat untuk adik bungsunya.
Rafi adalah seorang atlet futsal yang sudah beberapa tahun ini di kontrak sebuah club yang cukup terkenal. Mungkin disana ia sudah muali merasa bosan dan bermaksud mencari suasana yang baru.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selamat sore kk,up lagi ya.
Terimakasih sudah menunggu,jangan lupa pencet tombol like dan komennya serta votenya agar thor makin semangat 😊😘😘🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments