Perpisahan

"Apa Ken Dedes sama cantiknya dengan Intan?" tanyaku penasaran

"Iya, hanya saja Intan menutupi kecantikannya dengan kerudung, kalau dia membuka jilbabnya mereka seperti pinang dibelah dua, dan aku yakin di kehidupan ini Dedes akan mendapatkan cinta sejatinya yang benar-benar mencintainya seumur hidup dan tidak akan menduakannya seperti Kanda Prabu Ken Arok. Sudah cukup penderitaan yang dialami Dedes dimasa lalu aku berharap dia akan mendapatkan kebahagiaan di kehidupan yang sekarang," ucap Umang begitu bijaksana membuatku semakin mengaguminya

"Bagaimana kalau aku adalah jodoh sejati Intan?" tanyaku membuat Umang langsung menghentikan langkahnya dan menatapku lekat

"Kenapa, apa kau tidak rela jika aku menjadi pasangan Ken Dedes seutuhnya dikehidupan sekarang?" tanyaku lagi

"Tentu saja aku ikhlas Kanda, siapapun jodoh kamu di kehidupan yang sekarang aku akan menerimanya dengan legawa. Tapi satu pesanku Kanda, janganlah kau melakukan kesalahan yang sama dimasa lalu. Menikahlah dengan wanita yang benar-benar kau cintai hingga kau tidak akan menyesali keputusanmu, dan kau tidak akan poligami lagi seperti dahulu. Karena itu sangat menyakitkan Kanda," ujar Umang berkaca-kaca.

"Tentu saja tidak Dinda, bukankah aku sudah bilang padamu kalau aku akan menikah sekali seumur hidupku. Aku hanya akan menikah dengan wanita yang bisa membuat jantungku berdegup kencang, dan ia juga bisa membuat aku selalu merasa nyaman jika berada disampingnya. Dia selalu membuat aku merindu untuk selalu berada disampingnya, dia juga yang akan membuat aku tidak akan bisa memikirkan wanita lain setelah mengenalnya," ucapku sambil membayangkan sosok wanita yang sempurna yang tidak mungkin aku jumpai di dunia ini.

"Apakah aku masuk dalam kriteria itu Kanda?" tanya Umang dengan polosnya membuat aku terkekeh mendengarnya

"Kamu ini ngomong apa toh Dinda, ingat kita ini beda alam jadi tidak mungkin bisa bersatu. Aya-aya wae!" seruku sambil mencubit pipinya

"Btw kita ini kaya pacaran ya, kamu manggil aku Kanda aku manggil kamu Dinda, so sweat banget gak sih?" tanyaku menatap wajahnya

"So sweat itu apa sih Kanda?" tanyanya membuat aku terkekeh

"Astoge, lupa aku kalau kamu itu dari tahun 1200an yang tidak tahu bahasa gaul. Jadi So sweat itu sama dengan manis sekali," aku mencoba menjelaskan kepada Umang

"Oh begitu," jawabnya mengangguk

"Ngomong-ngomong sebenarnya kamu itu sejenis, hantu, demit, siluman atau bidadari?" tanyaku penasaran.

Umang tertawa mendengar pertanyaan dariku hingga membuat aku semakin penasaran.

"Kenapa kamu tertawa?"

"Kamu itu lucu Kanda, tentu saja aku ini manusia sama sepertimu. Hanya saja aku dari dimensi yang berbeda dan terdampar di masa sekarang karena telah melewati lorong waktu atas izin Sang Hyang Widhi Wasa," jawabnya sambil tersenyum

"Masa sih, bukannya kamu sejenis lelembut, jin atau roh penasaran?"

"Aku manusia Kanda," tegasnya lagi

"Jika kau ini manusia biasa sepertiku, berarti orang lain bisa melihatmu juga dong?"

"Tentu saja."

"Tapi kenapa kau selalu datang menolongku jika aku dalam bahaya, dan kau akan muncul tiba-tiba seperti jalangkung, yang datang tak di jemput pulang tidak diantar,"

Lagi-lagi Umang tertawa mendengar perkataan ku.

"Itu karena aku dan kamu itu memiliki ikatan batin yang kuat Kanda. jadi aku bisa merasakan apa yang kau rasakan." jawab Umang

"Waduh bahaya dong, berarti kalau aku lagi mules-mules karena diare kamu bisa tahu juga dong?"

"Tidak, bukan seperti itu Kanda. Maksudnya aku bisa merasakan semua perasaan kamu misalnya saat Kanda sedang menyukai sesuatu, Kanda merasa takut, gelisah, marah, dan bila kamu dalam bahaya, secara otomatis otakku langsung bisa tahu, dan segera melakukan sesuatu untukmu,"

"Ok aku paham, tapi apa kau juga memilikinya kesaktian seperti di alam mu juga,"

"Tentu saja aku masih memiliki ilmu Kanuragan tapi tidak sehebat jika aky berada di duniaku, dan aku akan kembali ke alamku jika tugasku sudah selesai," jawab Ken Umang

"Memangnya apa tugasmu?"

"Menyampaikan pesan untukmu Kanda, dan aku akan memastikan kau melaksanakan semua pesanku itu," jawabnya sambil menutup payung karena hujan telah berhenti.

"Pasti pesan agar aku tidak poligami kan?" tanyaku sambil terkekeh

"Salah satunya, tapi kau juga akan tahu semuanya nanti,"

Aku berhenti sejenak ketika melewati rumah Kyai Sholeh, aku hanya ingin melihat keadaan Intan saja, apa dia baik-baik saja atau masih bersedih.

Kyai Sholeh tampak tidak suka dengan kehadiranku di sana. Ia menatap sinis kearahku, seakan mengusirku dari tempat itu.

"Untuk apa kau datang kesini Gilang, apa kamu mau membawa Intan pergi lagi!" ujar Kyai Sholeh

"Tidak Kyai, saya cuma ingin tahu saja apa Intan baik-baik saja, karena aku khawatir dia kenapa-napa," jawabku

"Kau tidak usah khawatir dengannya, dia akan aman bersamaku. Dan justru ia akan celaka bila berada di dekatmu, pergi sekarang jangan ganggu dia, karena ia akan hidup bahagia bersama orang terkaya di Singosari ini," tambah Kyai Sholeh

"Baik, aku akan pergi. Sampaikan salamku pada Intan, agar sabar dalam menjalankan semua ini. Karena Gusti Allah akan selalu melindunginya dari orang-orang yang akan berbuat jahat padanya," ujarku

"Sudahlah maling seperti dirimu tidak pantas menasihati putriku. Perbaiki dulu akhlak mu, baru kau menasihati orang lain!" seru Kyai Sholeh

"Terima kasih atas pesan anda Kyai. Saya adalah orang yang sangat mengagumi Anda, dan saya harap Kyai bisa menjadi orang tua yang bijak yang tidak akan memaksakan kehendaknya kepada putri semata wayangnya, hanya karena silau dengan harta. Intan juga berhak bahagia, jadi jangan paksa dia menikah dengan orang yang dia cinta." Aku langsung bergegas pergi meninggalkan rumah Kyai sholeh.

Intan sepertinya mendengar semua pembicaraan aku dengan Kyai Sholeh, gadis itu langsung berlari mengejarku namun Kyai Sholeh langsung menariknya agar kembali ke kamarnya.

Lagi-lagi aku tidak tega melihat tatapan sedih Intan yang membuat hatiku juga ikut merasakan kesedihannya.

"Masuklah ke kamar kamu Intan, jadilah anak yang berbakti kepada orang tuamu, jangan membantahnya hanya karena lelaki yang kau cinta. Percayalah kau akan segera bertemu dengan lelaki yang kau cintai dan kalian akan menikah dan hidup bahagia. Aku akan selalu mendoakan agar kau selalu mendapatkan kebahagiaan dalam setiap hembusan nafasmu. Sekarang masuklah ke kamar kamu!" Intan langsung mengangguk dan masuk ke kamarnya.

"Terima kasih Gilang," ucap Kyai Sholeh menepuk pundakku.

Aku segera mengajak Umang menuju ke rumah Aki Janitra. Tapi gadis itu menolak saat aku mengajaknya menginap di rumah Aki Janitra .

"Aku tidak bisa ikut kanda, aku akan kembali ke rumahku di candi telih. Jika kau ingin bertemu dengan aku maka datanglah ke sana!" ujarnya kemudian menghilang dari pandanganku

Terpopuler

Comments

Ass Yfa

Ass Yfa

kayaknya Gilang udah lupa Uma deh,, ya dicinta Intan apa Uma

2024-01-30

0

Sumawita

Sumawita

Penasaran jodohnya hilang intan apa Uma ya

2022-09-28

0

Panji Saputra

Panji Saputra

tetap semangat thor

2022-05-01

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!